Anda di halaman 1dari 195

Tugas Merancang Kapal IV

Stabilitas Kapal

2016

BAB I
DASAR TEORI
1.1. Stabilitas
1.1.1. Pengertian Dasar
Sebuah kapal dapat mengoleng disebabkan karena kapal mempunyai kemampuan
untuk

menegak kembali sewaktu kapal menyenget yang dikarenakan oleh adanya

pengaruh luar yang bekerja pada kapal. Beberapa contoh pengaruh luar yang dimaksud
adalah: arus, ombak, gelombang, angin dan lain sebagainya. Dari sifat olengnya apakah
sebuah kapal mengoleng terlau lamban, ataukah kapal mengoleng dengan cepat atau
bahkan terlau cepat dengan gerakan yang menyentak-nyentak, atau apakah kapal
mengoleng dengan enak.

Gambar 1.1:Pengaruh angin terhadap stabilitas kapal

Dibawah ini diterangkan karakteristik umum dari stabilitas sebuah kapal.


1. Sebuah kapal yang mengoleng terlalu lamban, maka hal ini menandakan bahwa
kemampuan untuk menegak kembali sewaktu kapal menyenget adalah terlalu kecil.
Kapal yang pada suatu saat mengoleng demikian dikatakan bahwa stabilitas kapal itu
kurang atau kerapkali juga disebut bahwa kapal itu langsar.
2. Sebuah kapal yang mengoleng secara cepat dan dengan menyentak-nyentak, maka hal
itu menandakan bahwa kapal kemampuannya untuk menegak kembali sewaktu kapal
menyenget adalah terlalu besar atau kelewat besar. Kapal yang dalam keadaan
demikian itu dikatakan bahwa stabilitas kapal itu terlalu besar atau seringkali disebut
bahwa kapal itu kaku.
3. Sebuah kapal yang mengoleng dengan enakmaka hal itu menandakan bahwa
kemampuannya untuk menegak kembali sewaktu kapal menyenget adalah sedang.
Kapal yang dalam keadaan demikian itu sering kali disebut sebuah kapal yang
mempunyai stabilitas yang baik

Rogit Billy Daichi


21090113120044

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Sebuah kapal yang stabilitasnya terlalu kecil atau yang disebut langsar itu untuk
keadaan-keadaan tertentu mungkin berakibat fatal, sebab kapal dapat terbalik.
Kemungkinan demikian dapat terjadi, oleh karena sewaktu kapal akan menegak kembali
pada waktu kapal menyenget tidak dapat berlangsung, hal itu dikarenakan misalnya oleh
adanya pengaruh luar yang bekerja pada kapal, sehingga kapal itu akan menyenget lebih
besar lagi. Apabila proses semacam itu terjadi secara terus menerus, maka pada suatu
saat tertentu kapal sudah tidak memiliki kemampuan lagi untuk menegak kembali.
Jelaslah kiranya bahwa apabila hal itu terjadi, maka sudah dapat dipastikan bahwa kapal
akan terbalik. Sebuah kapal yang kaku dapat berakibat :
1. Kapal tidak nyaman sebagai akibat dari berolengnya kapal yang secara cepat dan
menyentak-nyentak itu, sehingga mungkin sekali terjadi semua awak kapalnya
(terlebih-lebih para penumpang) menjadi mabok, sebab dapat dikatakan bahwa tidak
ada satu saatpun kapal itu dalam keadaan tenang
2. Sebagai akibat dari gerakannya yang menyentak-nyentak dandengan cepat itu maka
konstruksi kapal dibangunan-bangunan atasnya akan sangat dirugikan, misalnya
sambungan-sambungan antara suku-suku bagian bangunan atas akan menjadi longgar,
sebab paku-paku kelingnya atau las-lasannya akan menjadi longgar.
Akibat lain yang mungkin juga terjadi adalah longsornya muatan yang dipadat
didalam ruang-ruang dibawah. Longsornya muatan itu dapat membawa akibat yang
sangat fatal (kapal dapat terbalik).
Sebuah kapal yang stabilitasnya kecil atau yang disebut langsar yang disebabkan
karena bobot diatas kapal dikonsetrasikan dibagian atas kapal.
Sebuah kapal dapat bersifat kaku, oleh karena pemadatan muatan dikapal itu
dilakukan secara tidak benar, yakni bobot-bobot dikonsentrasikan di bawah, sehingga
kedudukan titik beratnya terlalu rendah.
Pada pokoknya, stabilitas kapal dapat digolongkan didalam 2 jenis stabilitas yaitu :
1. Stabilitas kapal dalam arah melintang (stabilitas melintang)
2. Stabilitas kapal dalam arah membujur (stabilitas membujur)

Gambar 1.2: Kapal kondisi even keel

Rogit Billy Daichi


21090113120044

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 1.3: Stabilitas memanjang

Gambar 1.4:Stabilitas melintang

1.1.2. Stabilitas Awal


Stabilitas awal sebuah kapal adalah kemampuan dari kapal itu untuk kembali
kedalam kedudukan tegaknya semula sewaktu kapal menyenget pada sudut-sudut kecil
( = 6 ). Pada umumnya stabilitas awal ini hanya terbatas pada pembahasan pada
stabilitas melintang saja.
Stabilitas kapal dipengarhui oleh tiga titik, antara lain :
1. Titik berat kapal (G / Gravity)
Definisi
:Titik berat kapal adalah sebuah titik di kapal yang merupakan titik
tangkap dari Resultan semua gaya berat yang bekerja di kapal itu, dan
dipengaruhi oleh konstruksi kapal.
Arah kerja : Arah bekerjanya gaya berat kapal adalah tegak lurus kebawah.
Kedudukan : Titik berat kapal dari suatu kapal yang tegak terletak pada bidang
simetris kapal yaitu bidang yang dibuat melalui linggi depan, linggi
belakang dan lunas kapal.
Rogit Billy Daichi
21090113120044

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal
Sifat

2016

: Letak / kedudukan titik berat kapal suatu kapal akan tetap bila tidak
terdapat penambahan, pengurangan, atau penggeseran bobot diatas kapal
dan akan berpindah tempatnya bila terdapat penambahan, pengurangan

atau penggeseran bobot di kapal itu.


2. Titik tekan (B / Bouyancy)
Definisi

:Titik tekan = titik apung = centre of buoyency Sebuah titik di kapal yang
merupakan titik tangkap Resultan semua gaya tekanan keatas air yang
bekerja pada bagian kapal yang terbenam didalam air.

Arah kerja

: Arah bekerjanya gaya tekan adalah tegak lurus keatas.

Kedudukan :Kedudukan titik tekan sebuah kapal senantiasa berpindah pindah searah
dengan menyengetnya kapal, maksudnya bahwa kedudukan titik tekan
itu akan berpindah kearah kanan apabila kapal menyenget ke kanan dan
akan berpindah ke kiri apabila kapal menyenget ke kiri, sebab titik berat
bagian kapal yang terbenam berpindah-pindah sesuai dengan arah
sengetnya kapal.
Jadi dengan berpindah-pindahnya kedudukan titik tekan sebuah kapal sebagai akibat
menyengetnya kapal tersebut akan membawa akibat berubah-ubahnya stabilitas kapal
tersebut.
3. Titik metasentrum (M / Metacentre)
Definisi
: Titik Metasentrum sebuah kapal adalah sebuah titik dikapal yang
merupakan titik putus yang busur ayunannya adalah lintasan yang dilalui
Arah kerja

oleh titik tekan kapal.


: Titik Metasentrum sebuah kapal dengan sudut-sudut senget kecil
terletak pada perpotongan garis sumbu dan, arah garis gaya tekan keatas

sewaktu kapal menyenget.


Kedudukan : Untuk sudut-sudut senget kecil kedudukan Metasentrum dianggap
tetap, sekalipun sebenarnya kekududkan titik itu berubah-ubah sesuai
dengan arah dan besarnya sudut senget. Oleh karena perubahan letak
yang sangat kecil, maka dianggap tetap.

Rogit Billy Daichi


21090113120044

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 1.5:Posisi titik B, G, dan M sebelum dan sesudah rolling

Dengan berpindahnya kedudukan titik tekan B dari kedudukannya semula yang


tegak lurus dibawah titik berat G itu akan menyebabkan terjadinya sepasang koppel,
yakni dua gaya yang sama besarnya tetapi dengan arah yang berlawanan, yang satu
merupakan gaya berat kapal itu sendiri sedang yang lainnya adalah gaya tekanan keatas
yang merupakan resultan gaya tekanan keatas yang bekerja pada bagian kapal yang
berada didalam air yang titik tangkapnya adalah titik tekan. Dengan terbentuknya
sepasang koppel tersebut akan terjadi momen yang besarnya sama dengan berat kapal
dikalikan jarak antara gaya berat kapal dan gaya tekanan keatas.

Gambar 1.6:Momen kopel

Besarnya kemampuan untuk menegak kembali kapal itu adalah sebesar = W x GZ.
Atau jika dituangkan dalam bentuk rumus akan berbentuk:

Mp = W x GZ
Dimana:
Mp adalah Momen penegak
Ditinjau dari hubungan-hubungan yang ada antara kedudukan titik berat (G) dan
Metasentrumnya (M), sebuah kapal mungkin memiliki stabilitas sebagai berikut:
1. Stabilitas mantap (stabilitas positif), apabila kedudukan metasentrumnya (M) lebih
tinggi dari pada kedudukan titik beratnya (G), Sebuah kapal yang memiliki stabilitas
mantap sewaktu kapal menyenget, kapal memiliki kemampuan untuk menegak
kembali.
2. Stabilitas goyah (stabilitas negatif), apabila kedudukan metasentrumnya (M) lebih
rendah dari pada kedudukan titik beratnya (G). Sebuah kapal yang memiliki stabilitas
goyah (stabilitas negatif) ini sewaktu kapal menyenget. Kapal tidak memiliki
kemampuan untuk menegak kembali, tetapi bahkan sengetnya semakin besar.
Rogit Billy Daichi
21090113120044

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

3. Stabilitas netral, apabila kedudukan titik beratnya berimpit dengan kedudukan


metasentrumnya. Sebuah kapal yang memiliki stabilitas netral ini sewaktu menyenget,
kapal tidak memiliki kemampuan untuk menegak kembali demikian pula tidak
bertambah menyenget lagi.
Perbedaan terhadap jenis stabilitas sebagaimana tersebut diatas hanya berlaku
didalam hal stabilitas awal saja. Mengapa demikian, sebab sudah jelas bahwa kapal yang
menyenget dengan sudut-sudut yang besar, pada akhirnya kapal akan menjadi goyah dan
terbalik.
1.2. Metode-Metode Perhitungan Stabilitas
1.2.1. Metode Integrator Dari Fellows - Schulz
K adalah jarak titik keel ke garis kerja gaya tekan ke atas atau dapat kita katakan k
adalah jarak horizontal dari titik tekan B

ke garis UU untuk suatu sudut oleng

tertentu.
Pada prinsipnya harga k ini dapat diperoleh sebagai berikut. Kita tinjau suatu kapal
dengan sudut oleng =
perubahan

. Untuk tiap-tiap perubahan garis air akan mengakibatkan

dan letak titik tekan B .

Sehingga untuk tiap tiap sudut


berlainan.Harga k atau NK sin

yang berlainan kita dapatkan harga k yang

ini dapat dicari bila mengetahui momen dari pada

volume di bawah tiap garis terhadap garis sumbu UU serta volume displasementnya.
K = momen

terhadap UU

Momen volume terhadap sumbu UU dan volumenya dapat diperoleh dengan


mempergunakan alat integrator.
Pelaksanaan:
Tiap tiap station menurut pembagian Tchebycheff atau simpson kita gambarkan
utuh pada selembar kertas kalkir. Untuk memudahkan melihatnya, maka antara station di
depan dan di belakang midship di bedakan, misalnya untuk station yang didepan midship
digambar dengan garis penuh, dan untuk yang dibelakang midship dengan garis putus
putus.
Rogit Billy Daichi
21090113120044

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Garis air penuh WL memotong sumbu tegak dititik 0. Dengan pusat K buatlah
busur lingkaran diluar gambar station station tersebut dan pada busur lingkaran itu
tentukan sudut 10O,20O,30O,40O,50O,60O.
Pada sumbu OK kita bagi menjadi empat bagian yang sama yaitu KA, AB, BC,
CO. Lalu pada kertas putih yang terpisah kita gambarkan garis sumbu UU, kira-kira
sepanjang mistar dari integrator. Kertas putih ini dapat digeser dibawah gambar station
station pada kertas kalkir, sehingga sumbu UU akan melalui titik K dan membentuk
sudut oleng yang dikehendaki.
Kemudian kita tarik dengan pensil pada kertas kalkir enam buah garis air yang
tegak lurus sumbu UU dan melalui titik K, A, B, C, O dan D.
Garis air yang dilalui D harus mempunyai volume dibawah garis air yang tidak
lebih kecil dari volume kapal dibawah garis air muatan penuh (WL) pada saat kapal
tegak.
Bila hal ini terjadi, maka jarak OD akan kita perbesar. Pelaksanaan di atas ini
hanya sesuai untuk perhitungan stabilitas dengan sudut-sudut oleng sampai 60o atau 75o..
Karena untuk sudut oleng yang lebih besar dari 60 oatau 75o kita akan mendapatkan
harga-harga k untuk beberapa harga yang terlalu berdekatan, sedangkan untuk sudut
oleng 90o hanya menghasilkan satu harga K karena garis K, A, B, C, O, D yang tegak
lurus sumbu UU akan terletak pada satu garis sehingga hanya terbentuk satu garis air
saja.
1.2.2. Metode Planimeter Dari Doyere, Middendorf Dan Liddell.
Panjang kapal (Lpp) kita bagi atas beberapa penampang melintang (station). Tiap
tiap station kita gambar secara utuh dalam satu gambar body plan. Ukur kertas kita
sedemikian sehingga pada saat planimeter digunakan, roda planimeter tidak keluar dari
kertas gambar.
Bagian kapal yang ada dibawah garis air kita bagi menjadi beberapa bagian
memanjang yang tegak lurus garis air tersebut menurut garis tegak lurus O,A,B,C dan D.
Dari bagian O-A, O-B, O-C dan O-D kita hitung luas stationnya dengan
menggunakan alat planimeter, sehingga mendapat volume bagian O-A,O-B,O-C,O-D.
Volume bagian O B kita gambarkan sebagian ordinat pada titik B tegak lurus
absis W L

Rogit Billy Daichi


21090113120044

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Hal yang saa kita lakukan untuk setiap pembagian volume.Ordinat titik awal di O
mempunyai volume bagian nol meter kubik.
Sedangkan ordinat D (ordinat akhir), merupakan volume bagian kapal yang ada
dibawah garis air W L

Lengkung volume dari O-D dapat dihitung dengan

menggunakan plani meter dan dengan membagi hasil tersebut dengan volume kapal
denga dibawah garis air.
Untuk ini dapat kita ulangi lagi dengaan cara yang sama untuk setiap sudut oleng
dan beberapa garis air, sehingga didapat beberapa hubungan antara K, dan

Hubungan hubungan tersebut dapat kita gambarkan dalam suatu diagram panto carane.

1.2.3. Metode Krylov


Metode ini mula-mula akan dicari bukan harga K, tetapi I =NB sin . Untuk
mendapatkan I=NB sin untuk sudut-sudut lanjut pada metode ini didasarkan pada
displacement yang tetap. Maka untuk setiap sudut oleng yang digambar harus dikoreksi
garis airnya, sehingga garis air pada setiap sudut oleng mempunyai displacement yang
sama.Untuk menggambarkan garis air tersebut, ada 2 cara salah satunya adalah sebagai
berikut:
Untuk membuat garis air pada sudut oleng d yang sebenarnya pertama-tama kita
lukis garis air bantu pada sudut oleng kemiringan d yaitu garis air W 1L1. Garis air
W1L1 ini memotong garis air W0L0 menurut sumbu memanjang kapal yang melalui
titik berat F dari garis air W0L0
Kemudian baru dilukiskan garis air pada kemiringan d yang sebenarnya yaitu
W1L1 dimana garis air ini sejajar garis air W 1 L1 pada jarak t. Jadi displacement kapal
dibawah garis air W1L1 adalah sama dengan displacement kapal di bawah garis air
W0L0.
Volume lapisan antara W1L1 dan W1L1 = txAw
t = tebal lapisan antara W1L1 dan W1 L1
Aw= luas garis air
Dimana volume lapisan antara W1L1 dan W1 L1 adalah sama dengan selisih
volume baja dan baja keluar = V1 V2
V1= Volume baja yang masuk ke dalam air
Rogit Billy Daichi
21090113120044

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

V2= Volume baja yang keluar dari air


Jadi : t x Aw = V1 V2
t=

V 1 V 2
Aw
Atau secara singkat di dalam perhitungan dengan cara metode ini kita dapat

menggunakan tabel III.7;III.8 dan III.9. Dimana tabel III.7 berguna untuk menghitung
titik berat garis air yang baru terhadap sumbu putar yaitu e dan MB.
Tabel III.8 berguna untuk menghitung harga lengan stabilitas bentuk I. Dan dari
harga-harga I dapat digambar lengan stabilitas bentuk. Dimana diagram lengan stailitas
bentuk ini akan digunakan untuk menentukan lengan stabilitas untuk displacement yang
sesuai dan harga ini dimasukan ke dalam tabel 3.9.
Tabel III.9 berguna untuk menghitung lengan stabilitas statis h dan lengan stabilitas
dinamis d.
Dan harga-harga h dan d untuk bermacam-macam sudut oleng dapat oleng dapat kita
gambarkan lengkung lengan stabilitas statis dan lengkung lengan stabilitas dinamis.
1.3.

Langkah Perhitungan Stabilitas

1.3.1. Metode Krylov


Dalam pengerjaan metode ini ada beberapa langkah perhitungan, diantaranya:
1. Perhitungan LWT kapal dan titik berat bagian LWT kapal, sehingga akan di dapat
sarat kapal kosong.
2. Perhitungan Ya dan Yb.
3. Perhitungan Volume tangki.
4. Penentuan kondisi dan grafik LC
1.3.2. Metode Software Maxsurf
Metode numerik yang di gunakan adalah dengan menggunakan software
Hydromax. Tahapan- tahapan pengerjaannya adalah:
1. Pembuatan model.
2. Pembuatan input tangki.
3. Penentuan loadcase.
4. Penentuan sudut oleng.
5. Running stabilitas analisis.
Rogit Billy Daichi
21090113120044

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

BAB II
PERHITUNGAN UMUM
Sebelum perhitungan-perhitungan stabilitas sebuah kapal mulai dikerjakan, kedudukan
titik berat (G) kapal dalam kedaan kosong atau kedudukan titik berat pada saat itu, tergantung
pada keadaan sebelum perhitungan-perhitungan itu dilakukan. Kedudukan titik berat setiap
muatan yang dibongkar atau yang muat dikapal harus diketahui secara tepat (disamping harus
diketahui juga bobot setiap muatan yang dimuat atau yang dibongkar itu, sebab setiap adanya
perubahan bobot di kapal akan mengakibatkan berubahnya kedudukan titik berat kapal
semula (sebelum dilakukan kegiatan bongkar-muat). Didalam praktek, pada umumnya tidak
mungkin dapat mengetahui baik bobot maupun kekdudukan titik berat setiap muatan yang
dimuat maupun yang dibongkar secara tepat benar. Sekalipun demikian, kita harus dapat
memperkirakan kedudukan titik berat setiap muatan (bobot) yang dimuat dan dibongkar itu
sedemikan rupa, sehingga nilai-nilainya yang diperkirakan itu sedekat mungkin mendekati
kebenaran, sebab apabila nilai-nilainya yang diperkirakan itu jauh dari kenyataannya, maka
akan mengakibatkan salah perhitungan yang sangat berarti, sehingga kesalahan yang terjadi
tidak dapat diabaikan.
2.1. Perhitungan LWT
2.1.1. Pengertian Umum
Merupakan berat komponen kapal yang bersifat tetap. Pada umumnya dapat dibagi
menjadi tiga bagian besar, yaitu:
a. Berat baja badan kapal (berat korpus) yaitu berat badan kapal, bangunan atas
(superstructure) dan perumahan geladak (deck house)
b. Berat peralatan yaitu berat dari seluruh peralatan antara lain jangkar, rantai jangkar,
mesin jangkar, tali temali, capstan, mesin kemudi, mesin winch, derrick boom, mast,
ventilasi, alat-alat navigasi, life boat, davit, perlengkapan dan peralatan dalam kamarkamar, dll.
c. Berat mesin penggerak beserta instalasi pembantunya yaitu berat motor induk, motor
Bantu, ketel, pompa-pompa, separator, botol angin, cooler, intermediate shaft,
propeller shaft, bantalan-bantalan poros, reduction gear, dan keseluruhan peralatan
yang ada di kamar mesin.

Rogit Billy Daichi


21090113120044

10

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Perhitungan berat kapal kosong (LWT) pada saat kapal akan diluncurkan meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.

Berat baja kapal dari lunas sampai geladak teratas.


Berat superstructure.
Berat forecastle deck dan permesinan utamanya.
Berat kamar mesin.
Berat baling-baling dan poros diluar kamar mesin.

Perhitungan penyebaran berat dengan metode Lloyds Register 1964, dibagi menjadi dua
bagian, yaitu:
a. Penyebaran berat sampai geladak teratas.
b. Penyebaran berat bagian khusus.
2.1.2. Perhitungan LWT Kapal
Data kapal:
Type
: General Cargo
Lpp
: 169,17 m
Lwl
: 177,62 m
B
: 26,89 m
H
: 14,37 m
T
: 10,05 m
Cb
: 0,75
Vs
: 16,44 knot
Berat kapal kosong (Light Weight Tonnage) pada saat akan diluncurkan meliputi:
a. Berat baja kapal dari lunas sampai geladak teratas.
b. Berat poop deck.
c. Berat forecastle.
d. Berat mesin.
e. Berat baling baling dan poros diluar kamar mesin.
Perhitungan penyebaran berat dengan Metode Lloyds Register 1964, dibagi menjadi dua
bagian yaitu:
a. Penyebaran berat sampai geladak teratas.
b. Penyebaran berat bagian khusus.

2.1.2.1.

Berat Baja Kapal Dari Lunas Sampai Geladak Teratas


Penyebaran berat kapal sampai dengan geladak teratas terdiri dari dua

bagian yaitu:
a. Penyebaran berat pada AP sampai dengan FP.
b. Penyebaran berat pada bagian luar pada bagian AP sampai dengan FP.
2.1.2.2.
Rogit Billy Daichi
21090113120044

Berat Antara AP Sampai FP

11

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

12

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.1 Perhitungan Berat antara AP sampai FP

Rogit Billy Daichi


21090113120044

13

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.1 Perhitungan Berat di Belakang AP

Rogit Billy Daichi


21090113120044

14

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.2 Perhitungan Berat di Depan FP

2.1.2.3.

Berat Poop Deck

Gambar 2.3 Perhitungan Berat Poop Deck

Tabel
luas
poop
deckdeck
bagian
bawah
Tabel2.2
2.2Perhitungan
Perhitungan
luas
poop
bagian
bawah

Rogit Billy Daichi


21090113120044

15

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

16

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.3 Perhitungan luas poop deck bagian tengah

Tabel 2.4 Perhitungan luas poop deck bagian atas

Tabel 2.5 Perhitungan volume poop deck

Rogit Billy Daichi


21090113120044

17

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2.1.2.4.

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

Berat Forecastle Deck

18

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.4 Perhitungan Berat Forecastle Deck

Tabel 2.6 Perhitungan luas forecastle deck bagian bawah

Tabel 2.7 Perhitungan luas forecastle deck bagian tengah

Tabel 2.8 Perhitungan luas forecastle deck bagian atas

Rogit Billy Daichi


21090113120044

19

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.9 Perhitungan volume forecastle deck

Rogit Billy Daichi


21090113120044

20

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

21

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal
2.1.2.5.

2016

Berat Mesin Dan Kamar Mesin

2.1.2.5.1. Penentuan spesifikasi dan berat mesin

2.1.2.5.2. Penentuan berat mesin dan kamar mesin

2.1.2.6.

Rogit Billy Daichi


21090113120044

Berat Baling-Baling Dan Poros Diluar Kamar Mesin

22

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2.1.2.7.

2016

Berat Ruangan Dibawah Boat Deck

Gambar 2.5 Perhitungan Berat Ruangan di bawah Boat Deck

2.1.2.8.

Rogit Billy Daichi


21090113120044

Berat Ruangan Dibawah Bridge Deck

23

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.6 Perhitungan Berat Ruangan di bawah Bridge Deck

2.1.2.9.

Berat Ruangan Dibawah Navigation Deck

Gambar 2.7 Perhitungan Berat Ruangan di bawah Navigation Deck

2.1.2.10. Berat Ruangan Dibawah Top Deck

Rogit Billy Daichi


21090113120044

24

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.8 Perhitungan Berat Ruangan di bawah Top Deck

2.1.2.11. Berat Peralatan Diujung Depan

2.1.2.12. Berat Peralatan Diujung Belakang

2.1.2.13. Berat Tanki Ceruk Haluan

Rogit Billy Daichi


21090113120044

25

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.9 Dimensi Tanki Ceruk Haluan

Tabel 2.10 Perhitungan Simpson Tanki Ceruk


Haluan

2.1.2.14. Berat Tanki Ceruk Buritan

Gambar 2.10 Dimensi Tanki Ceruk Buritan

Rogit Billy Daichi


21090113120044

26

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016
Tabel 2.11 Perhitungan Simpson Tanki Ceruk
Buritan

2.1.2.15. Perhitungan Berat Total

Tabel 2.12 Perhitungan Berat Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

27

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

LPP

= 71,25 m

Skala Dis.Hidrostatic

= 3000 ton

Massa Jenis Air Laut

= 1,025 ton/ m3

Panjang garis di LPP

= 22,702 m

Tabel 2.13 Koreksi LWT

2.2.
Perhitungan Ya Dan Yb
2.2.1. Pengertian Umum
Meupakan Metode pengukuran sudut oleng kapal yang ditinjau biasanya meliputi
100, 200, 300, 400, 500, 600, 700, 800, dan 900.Diawali dengan menentukan harga 1 = NB sin .
Untuk mendapatkan 1 = NB sin untuk setiap sudut-sudut lanjut pada metode ini
didasarkan pada displacement yang tetap (constant). Maka untuk setiap sudut oleng yang
digambar harus dikoreksi garis airnya, sehingga garis air pada setiap sudut oleng
mempunyai displacement yang sama Perhitungan Ya & Yb.

Gambar 2.11:Lines plan

Rogit Billy Daichi


21090113120044

28

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.12:Contoh perhitungan Ya dan Yb

Berikut langkah pengerjaan metode ini:


1. Panjang kapal (Lpp) kita bagi atas beberapa penampang melintang (station) menurut
dalil Simpson atau Tchebycheff. Menurut pembagian di atas, tiap-tiap station kita
gambar secara utuh dalam satu gambar bodyplan.

Gambar 2.13:Gambar body plan digambar secara utuh


2. Untuk pembuatan lengan stabilitas bentuk dengan ordinat sama dengan 1 = NB sin ,
maka paling sedikit dibutuhkan empat keadaan displacement. Displacement ini dapat
dipilih pada sarat dimana kapal dengan muatan penuh, sarat pada saat kapal kosong ,
dan dua sarat lagi yang terletak di antara kedua sarat penuh dan kosong.

Rogit Billy Daichi


21090113120044

29

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.14:Penentuan empat keadaan sarat


3. Biasanya sudut oleng yang ditinjau biasanya meliputi 100, 200, 300, 400, 500, 600, 7 00, 8 00,
dan 900. Untuk memperoleh perhitungan yang lebih teliti sudut oleng dapat diambil
tiap perbedaan 50.Maka untuk menentukan titik berat garis air yang merupakan sumbu
putar dan harga MB untuk suatu keadaan tertentu digunakan tabel perhitungan
untuk:
a. Luas garis air
b. Momen statis
c. Momen inersia
d. Titik berat garis air
e. Momen inersia garis air
4. Setelah penggunaan tabel perhitungan diatasatau sebelumnya (butir 3), maka sekarang
akan kita terangkan cara mengukur Ya dan Yb.Untuk ini akan lebih jelas kalau kita
melihat contoh gambar-gambar dibawah ini untuk beberapa macam keadaan.

Rogit Billy Daichi


21090113120044

30

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.15:Gambar contoh-contoh pembacaan Ya ; Yb ; Ya : Yb


Hasil pengukuran Ya Yb kita masukan dalam perhitungan tabel. Nantinya kita akan
mendapatkan harga MB. Untuk kapal yang dalam kedudukan tegak harga e = 0. Dari
hasil perhitungan tabel ini maka kita dapat memperoleh untuk notasi II suatu harga e.

Gambar 2.16:Gambar penggambaran garis air pada displacement yang sebenarnya


Dari titik berat garis air W0L0, yaitu O kita ukurkan OB = e pada W oLo (lihat gambar
diatas). Bila harga e positif maka OB diukurkan ke arah bagian yang masuk (ke
kanan/kearah Ya), sedang bila harga e negative maka OB diukurkan ke bagian yang
keluar (ke kiri/kearah Yb) bila letak Ya dan Yb seperti tertera pada gambar.

Gambar 2.17:Gambar penggambaran garis air bantu


Rogit Billy Daichi
21090113120044

31

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Kita gambarkan garis air bantu W1 L1 yang membentuk sudut 100 dengan W0 L0 pada
titik O. Dari titik O ini kita lakukan pengukuran harga Ya dan Yb untuk setiap station dan
dimasukan didalam tabel perhitungan untuk sudut 100.Tarik garis air W1L1 melalui B
sejajar garis air bantu W1L1. Ukurkan OC sama dengan e dan tarik CO W1L1
sehingga memotong W1L1 di O.Tarik garis air bantu W2L2 melalui O membentuk 100
dengan garis air W1L1.Hal tersebut diatas kita ulangi lagi hingga semua garis air sampai
dengan sudut 900.Perhitungan MB ini kita lakukan untuk keempat macam keadaan sarat
yang telah dipilih pada butir 2. Untuk satu sarat kita gunakan 10 buah tabel yaitu untuk 00
sampai dengan 900.Jadi untuk empat macam keadaan dibutuhkan 40 lembar tabel
perhitungan.

Gambar 2.18:Gambar garis air bantu dan garis air sebenarnya untuk suatu displacement
yang tertentu dari 00sampai dengan 900

Rogit Billy Daichi


21090113120044

32

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

2.2.2. Perhitungan Ya dan Yb Kapal


Tabel 2.14: Tabel Ya Yb Sudut 0 sarat 1.73164m (Belakang)

Tabel 2.15: Tabel Ya Yb Sudut 0 sarat 1.73164m (Tengah)

Tabel 2.16: Tabel Ya Yb Sudut 0 sarat 1.73164m (Depan)

Tabel 2.17: Tabel Ya Yb Sudut 0 sarat 2,3878 m (Belakang)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

33

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.18: Tabel Ya Yb Sudut 0 sarat 2,3878 m (Tengah)

Tabel 2.19: Tabel Ya Yb Sudut 0 sarat 2,3878 m (Depan)

Tabel 2.20: Tabel Ya Yb Sudut 0 sarat 3,0439 m (Belakang)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

34

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.21: Tabel Ya Yb Sudut 0 sarat 3,0439 m (Tengah)

Tabel 2.22: Tabel Ya Yb Sudut 0 sarat 3,0439 m (Depan)

Tabel 2.23: Tabel Ya Yb Sudut 0 sarat 3,7 m (Belakang)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

35

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.24: Tabel Ya Yb Sudut 0 sarat 3,7 m (Tengah)

Tabel 2.25: Tabel Ya Yb Sudut 0 sarat 3,7 m (Depan)

Tabel 2.26: Tabel Ya Yb Sudut 10 sarat 1.73164m (Belakang)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

36

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.27: Tabel Ya Yb Sudut 10 sarat 1.73164m (Tengah)

Tabel 2.28: Tabel Ya Yb Sudut 10 sarat 1.73164m (Depan)

Tabel 2.29: Tabel Ya Yb Sudut 10 sarat 2,3878 m (Belakang)

Tabel 2.30: Tabel Ya Yb Sudut10 sarat 2,3878 m (Tengah)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

37

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.31: Tabel Ya Yb Sudut 10 sarat 2,3878 m (Depan)

Tabel 2.32: Tabel Ya Yb Sudut 10 sarat 3,0439 m (Belakang)

Tabel 2.33: Tabel Ya Yb Sudut 10 sarat 3,0439 m (Tengah)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

38

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.34: Tabel Ya Yb Sudut 10 sarat 3,0439 m (Depan)

Tabel 2.35: Tabel Ya Yb Sudut 10 sarat 3,7 m (Belakang)

Tabel 2.36: Tabel Ya Yb Sudut 10 sarat 3,7 m (Tengah)

Tabel 2.37: Tabel Ya Yb Sudut 10 sarat 3,7 m (Depan)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

39

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.38: Tabel Ya Yb Sudut 20 sarat 1.73164m (Belakang)

Tabel 2.39: Tabel Ya Yb Sudut 20 sarat 1.73164m (Tengah)

Tabel 2.40: Tabel Ya Yb Sudut 20 sarat 1.73164m (Depan)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

40

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.41: Tabel Ya Yb Sudut 20 sarat 2,3878 m (Belakang)

Tabel 2.42: Tabel Ya Yb Sudut 20 sarat 2,3878 m (Tengah)

Tabel 2.43: Tabel Ya Yb Sudut 20 sarat 2,3878 m (Depan)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

41

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.44: Tabel Ya Yb Sudut 20 sarat 3,0439 m (Belakang)

Tabel 2.45: Tabel Ya Yb Sudut 20 sarat 3,0439 m (Tengah)

Tabel 2.46: Tabel Ya Yb Sudut 20 sarat 3,0439 m (Depan)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

42

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.47: Tabel Ya Yb Sudut 20 sarat 3,7 m (Belakang)

Tabel 2.48: Tabel Ya Yb Sudut 20 sarat 3,7 m (Tengah)

Tabel 2.49: Tabel Ya Yb Sudut 20 sarat 3,7 m (Depan)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

43

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.50: Tabel Ya Yb Sudut 30 sarat 1.73164m (Belakang)

Tabel 2.51: Tabel Ya Yb Sudut 30 sarat 1.73164m (Tengah)

Tabel 2.52: Tabel Ya Yb Sudut 30 sarat 1.73164m (Depan)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

44

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.53: Tabel Ya Yb Sudut 30 sarat 2,3878 m (Belakang)

Tabel 2.54: Tabel Ya Yb Sudut 30 sarat 2,3878 m (Tengah)

Tabel 2.55: Tabel Ya Yb Sudut 30 sarat 2,3878 m (Depan)

Tabel 2.56: Tabel Ya Yb Sudut 30 sarat 3,0439 m (Belakang)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

45

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.57: Tabel Ya Yb Sudut 30 sarat 3,0439 m (Tengah)

Tabel 2.58: Tabel Ya Yb Sudut 30 sarat 3,0439 m (Depan)

Tabel 2.59: Tabel Ya Yb Sudut 30 sarat 3,7 m (Belakang)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

46

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.60: Tabel Ya Yb Sudut 30 sarat 3,7 m (Tengah)

Tabel 2.61: Tabel Ya Yb Sudut 30 sarat 3,7 m (Depan)

Tabel 2.62: Tabel Ya Yb Sudut 40 sarat 1.73164m (Belakang)

Tabel 2.63: Tabel Ya Yb Sudut 40 sarat 1.73164m (Tengah)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

47

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.64: Tabel Ya Yb Sudut 40 sarat 1.73164m (Depan)

Tabel 2.65: Tabel Ya Yb Sudut 40 sarat 2,3878 m (Belakang)

Tabel 2.66: Tabel Ya Yb Sudut 40 sarat 2,3878 m (Tengah)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

48

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.67: Tabel Ya Yb Sudut 40 sarat 2,3878 m (Depan)

Tabel 2.68: Tabel Ya Yb Sudut 40 sarat 3,0439 m (Belakang)

Tabel 2.69: Tabel Ya Yb Sudut 40 sarat 3,0439 m (Tengah)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

49

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.70: Tabel Ya Yb Sudut 40 sarat 3,0439 m (Depan)

Tabel 2.71: Tabel Ya Yb Sudut 40 sarat 3,7 m (Belakang)

Tabel 2.72: Tabel Ya Yb Sudut 40 sarat 3,7 m (Tengah)

Tabel 2.73: Tabel Ya Yb Sudut 40 sarat 3,7 m (Depan)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

50

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.74: Tabel Ya Yb Sudut 50 sarat 1.73164m (Belakang)

Tabel 2.75: Tabel Ya Yb Sudut 50 sarat 1.73164m (Tengah)

Tabel 2.76: Tabel Ya Yb Sudut 50 sarat 1.73164m (Depan)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

51

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.77: Tabel Ya Yb Sudut 50 sarat 2,3878 m (Belakang)

Tabel 2.78: Tabel Ya Yb Sudut 50 sarat 2,3878 m (Tengah)

Tabel 2.79: Tabel Ya Yb Sudut 50 sarat 2,3878 m (Depan)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

52

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.80: Tabel Ya Yb Sudut 50 sarat 3,0439 m (Belakang)

Tabel 2.81: Tabel Ya Yb Sudut 50 sarat 3,0439 m (Tengah)

Tabel 2.82: Tabel Ya Yb Sudut 50 sarat 3,0439 m (Depan)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

53

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.83: Tabel Ya Yb Sudut 50 sarat 3,7 m (Belakang)

Tabel 2.84: Tabel Ya Yb Sudut 50 sarat 3,7 m (Tengah)

Tabel 2.85: Tabel Ya Yb Sudut 50 sarat 3,7 m (Depan)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

54

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.86: Tabel Ya Yb Sudut 60 sarat 1.73164m (Belakang)

Tabel 2.87: Tabel Ya Yb Sudut 60 sarat 1.73164m (Tengah)

Tabel 2.88: Tabel Ya Yb Sudut 60 sarat 1.73164m (Depan)

Tabel 2.89: Tabel Ya Yb Sudut 60 sarat 2,3878 m (Belakang)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

55

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.90: Tabel Ya Yb Sudut 60 sarat 2,3878 m (Tengah)

Tabel 2.91: Tabel Ya Yb Sudut 60 sarat 2,3878 m (Depan)

Tabel 2.92: Tabel Ya Yb Sudut 60 sarat 3,0439 m (Belakang)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

56

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.93: Tabel Ya Yb Sudut 60 sarat 3,0439 m (Tengah)

Tabel 2.94: Tabel Ya Yb Sudut 60 sarat 3,0439 m (Depan)

Tabel 2.95: Tabel Ya Yb Sudut 60 sarat 3,7 m (Belakang)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

57

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.96: Tabel Ya Yb Sudut 60 sarat 3,7 m (Tengah)

Tabel 2.97: Tabel Ya Yb Sudut 60 sarat 3,7 m (Depan)

Tabel 2.98: Tabel Ya Yb Sudut 70 sarat 1.73164m (Belakang)

Tabel 2.99: Tabel Ya Yb Sudut 70 sarat 1.73164m (Tengah)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

58

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.100: Tabel Ya Yb Sudut 70 sarat 1.73164m (Depan)

Tabel 2.101: Tabel Ya Yb Sudut 70 sarat 2,3878 m (Belakang)

Tabel 2.102: Tabel Ya Yb Sudut 70 sarat 2,3878 m (Tengah)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

59

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.103: Tabel Ya Yb Sudut 70 sarat 2,3878 m (Depan)

Tabel 2.104:Tabel Ya Yb Sudut 70 sarat 3,0439 m (Belakang)

Tabel 2.105: Tabel Ya Yb Sudut 70 sarat 3,0439 m (Tengah)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

60

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.106: Tabel Ya Yb Sudut 70 sarat 3,0439 m (Depan)

Tabel 2.107: Tabel Ya Yb Sudut 70 sarat 3,7 m (Belakang)

Tabel 2.108: Tabel Ya Yb Sudut 70 sarat 3,7 m (Tengah)

Tabel 2.109: Tabel Ya Yb Sudut 70 sarat 3,7 m (Depan)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

61

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.110: Tabel Ya Yb Sudut 80 sarat 1.73164m (Belakang)

Tabel 2.111: Tabel Ya Yb Sudut 80 sarat 1.73164m (Tengah)

Tabel 2.112: Tabel Ya Yb Sudut 80 sarat 1.73164m (Depan)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

62

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.113: Tabel Ya Yb Sudut 80 sarat 2,3878 m (Belakang)

Tabel 2.114: Tabel Ya Yb Sudut 80 sarat 2,3878 m (Tengah)

Tabel 2.115: Tabel Ya Yb Sudut 80 sarat 2,3878 m (Depan)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

63

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.116:Tabel Ya Yb Sudut 80 sarat 3,0439 m (Belakang)

Tabel 2.117: Tabel Ya Yb Sudut 80 sarat 3,0439 m (Tengah)

Tabel 2.118: Tabel Ya Yb Sudut 80 sarat 3,0439 m (Depan)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

64

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.119: Tabel Ya Yb Sudut 80 sarat 3,7 m (Belakang)

Tabel 2.120: Tabel Ya Yb Sudut 80 sarat 3,7 m (Tengah)

Tabel 2.121: Tabel Ya Yb Sudut 80 sarat 3,7 m (Depan)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

65

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.122: Tabel Ya Yb Sudut 90 sarat 1.73164m (Belakang)

Tabel 2.123: Tabel Ya Yb Sudut 90 sarat 1.73164m (Tengah)

Tabel 2.124: Tabel Ya Yb Sudut 90 sarat 1.73164m (Depan)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

66

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.125: Tabel Ya Yb Sudut 90 sarat 2,3878 m (Belakang)

Tabel 2.126: Tabel Ya Yb Sudut 90 sarat 2,3878 m (Tengah)

Tabel 2.127: Tabel Ya Yb Sudut 90 sarat 2,3878 m (Depan)

Tabel 2.128:Tabel Ya Yb Sudut 90 sarat 3,0439 m (Belakang)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

67

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.129: Tabel Ya Yb Sudut 90 sarat 3,0439 m (Tengah)

Tabel 2.130: Tabel Ya Yb Sudut 90 sarat 3,0439 m (Depan)

Tabel 2.131: Tabel Ya Yb Sudut 90 sarat 3,7 m (Belakang)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

68

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.132: Tabel Ya Yb Sudut 90 sarat 3,7 m (Tengah)

Tabel 2.133: Tabel Ya Yb Sudut 90 sarat 3,7 m (Depan)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

69

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.134:Tabel perhitungan LC sarat


1.73164m

Tabel 2.135:Tabel perhitungan LC sarat 2,3878 m

Rogit Billy Daichi


21090113120044

70

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.136:Tabel perhitungan LC sarat 3,0439 m

Tabel 2.137:Tabel perhitungan LC sarat 3,7 m

Rogit Billy Daichi


21090113120044

71

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.138:Tabel LC diagram

Rogit Billy Daichi


21090113120044

72

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.139:Tabel interpolasi

Rogit Billy Daichi


21090113120044

73

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.19: Gambar Diagram panto carene

Rogit Billy Daichi


21090113120044

74

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

2.3.
Perhitungan Tangki Dan Ruang Muat
2.3.1. Pengertian umum
Merupakan suatu bagian ruangan (compartement) dimana ruangan tersebut dapat
berupa ruang muat yang berfungsi untuk menyimpan muatan yang di angkut kapal
tersebut. Selain itu terdapat tangki tangki pada kapal, contohnya :
a.

Tangki Ballast: berfungsi untuk menyeimbangkan kapal saat mengangkut muatan


penuh maupun tidak penuh. Tangki ballast diisi dengan air laut.

b. Tangki Fresh Water : berfungi menyimpan air bersih untuk konsumsi awak kapal.
c. Tangki FOT,DOT,LOT: berfungsi menyimpan bahan bakar main engine, mesin bantu
dan menyimpan minyak pelumas.
d. Tangki AP dan FP: merupakan tangki yang letaknya di bagian buritan dan haluan
kapal.
2.3.2. Perhitungan tangki dan ruang muat
Tangki-tangki dan ruang muat yang dihitung adalah:
FOT (Fuel Oil Tank)
DOT (Diesel Oil Tank)
LOT (Lubrication Oil Tank)
FWT (Fresh Water Tank)
WBT (Water Ballast Tank)
AP Tank
FP Tank
Cargo Oil Tank
Masa jenis dari fuel oil diambil 0,95 ton/m3, untuk diesel oil diambil 0,85 ton/m3,
untuk lubrication oil diambil 0,9 ton/m3, untuk fresh water tank diambil 1,00
ton/m3,untuk massa jenis muatan 0,737 ton/m3 untuk Cargo Oil Tank I-VII berupa
Gasoline serta untuk AP dan FP tank diambil 1,025 ton/m3.

Rogit Billy Daichi


21090113120044

75

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016
Posisi Tangki Dan Ruang Muat

Gambar 2.20:Posisi tanki dan ruang muat di kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

76

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.140:Perhitungan Lubricant Oil Tank 1

Tabel 2.141:Perhitungan Lubricant Oil Tank 2


Rogit Billy Daichi
21090113120044

77

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.142:Perhitungan Lubricant Oil Tank 3

Rogit Billy Daichi


21090113120044

78

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

79

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.21: Perhitungan lubricant oil tank

Tabel 2.143:Perhitungan After Peak Tank 1


Rogit Billy Daichi
21090113120044

80

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.144:Perhitungan After Peak Tank 2

Rogit Billy Daichi


21090113120044

81

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.145:Perhitungan After Peak Tank 3


Rogit Billy Daichi
21090113120044

82

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

83

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.22: Perhitungan after peak tank

Tabel 2.146:Perhitungan Fore Peak Tank 1

Rogit Billy Daichi


21090113120044

84

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.147:Perhitungan Fore Peak Tank 2

Rogit Billy Daichi


21090113120044

85

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.148:Perhitungan Fore Peak Tank 3

Rogit Billy Daichi


21090113120044

86

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

87

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.23: Perhitungan fore peak tank

Tabel 2.149:Perhitungan Diesel Oil Tank 1

Rogit Billy Daichi


21090113120044

88

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.150:Perhitungan Diesel Oil Tank 2


Rogit Billy Daichi
21090113120044

89

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.151:Perhitungan Diesel Oil Tank 3


Rogit Billy Daichi
21090113120044

90

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

91

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.24: Perhitungan diesel oil tank

Tabel 2.152:Perhitungan Fuel Oil Tank 1


Rogit Billy Daichi
21090113120044

92

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.153:Perhitungan Fuel Oil Tank 2


Rogit Billy Daichi
21090113120044

93

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.154:Perhitungan Fuel Oil Tank 3


Rogit Billy Daichi
21090113120044

94

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

95

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.25: Perhitungan fuel oil tank

Tabel 2.155:Perhitungan Cargo Oil Tank I (1)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

96

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.156:Perhitungan Cargo Oil Tank I (2)


Rogit Billy Daichi
21090113120044

97

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.157:Perhitungan Cargo Oil Tank I (3)


Rogit Billy Daichi
21090113120044

98

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

99

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.26: Perhitungan Cargo Oil Tank I

Tabel 2.158:Perhitungan Cargo Oil Tank II (1)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

100

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.159:Perhitungan Cargo Oil Tank II (2)


Rogit Billy Daichi
21090113120044

101

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.160:Perhitungan Cargo Oil Tank II (3)


Rogit Billy Daichi
21090113120044

102

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

103

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.27: Perhitungan Cargo Oil Tank II

Tabel 2.161:Perhitungan Cargo Oil Tank III (1)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

104

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.162:Perhitungan Cargo Oil Tank III (2)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

105

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.163:Perhitungan Cargo Oil Tank III (3)


Rogit Billy Daichi
21090113120044

106

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

107

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.28: Perhitungan Cargo Oil Tank III

Tabel 2.164:Perhitungan Cargo Oil Tank IV (1)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

108

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.165:Perhitungan Cargo Oil Tank IV (2)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

109

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.166:Perhitungan Cargo Oil Tank IV (3)


Rogit Billy Daichi
21090113120044

110

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

111

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.29: Perhitungan Cargo Oil Tank IV

Tabel 2.167:Perhitungan Cargo Oil Tank V (1)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

112

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.168:Perhitungan Cargo Oil Tank V (2)


Rogit Billy Daichi
21090113120044

113

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.169:Perhitungan Cargo Oil Tank V (3)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

114

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

115

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.30: Perhitungan Cargo Oil Tank V

Tabel 2.170:Perhitungan Cargo Oil Tank VI (1)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

116

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.171:Perhitungan Cargo Oil Tank VI (2)


Rogit Billy Daichi
21090113120044

117

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.172:Perhitungan Cargo Oil Tank VI (3)


Rogit Billy Daichi
21090113120044

118

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

119

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.31: Perhitungan Cargo Oil Tank VI

Tabel 2.173:Perhitungan Ballast Tank I (1)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

120

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.174:Perhitungan Ballast Tank I (2)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

121

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.175:Perhitungan Ballast Tank I (3)


Rogit Billy Daichi
21090113120044

122

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

123

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.32: Perhitungan Ballast Tank I

Tabel 2.176:Perhitungan Ballast Tank II (1)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

124

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.177:Perhitungan Ballast Tank II (2)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

125

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.178:Perhitungan Ballast Tank II (3)


Rogit Billy Daichi
21090113120044

126

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

127

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.33: Perhitungan Ballast Tank II

Tabel 2.179:Perhitungan Ballast Tank III (1)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

128

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.180:Perhitungan Ballast Tank III (2)


Rogit Billy Daichi
21090113120044

129

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.181:Perhitungan Ballast Tank III (3)


Rogit Billy Daichi
21090113120044

130

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

131

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.34: Perhitungan Ballast Tank III

Tabel 2.182:Perhitungan Ballast Tank IV (1)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

132

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.183:Perhitungan Ballast Tank IV (2)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

133

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.184:Perhitungan Ballast Tank IV (3)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

134

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

135

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.35: Perhitungan Ballast Tank IV

Tabel 2.185:Perhitungan Ballast Tank V (1)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

136

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.186:Perhitungan Ballast Tank V (2)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

137

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.187:Perhitungan Ballast Tank V (3)


Rogit Billy Daichi
21090113120044

138

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

139

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.36: Perhitungan Ballast Tank V

Tabel 2.188:Perhitungan Ballast Tank VI (1)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

140

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.189:Perhitungan Ballast Tank VI (2)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

141

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.190:Perhitungan Ballast Tank VI (3)


Rogit Billy Daichi
21090113120044

142

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

143

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.37: Perhitungan Ballast Tank VI

Tabel 2.191:Perhitungan Fresh Water Tank (1)

Rogit Billy Daichi


21090113120044

144

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.192:Perhitungan Fresh Water Tank (2)


Rogit Billy Daichi
21090113120044

145

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.193:Perhitungan Fresh Water Tank (3)


Rogit Billy Daichi
21090113120044

146

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

147

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.38: Perhitungan Fresh Water Tank

Rogit Billy Daichi


21090113120044

148

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

2.4.
Perhitungan LC Diagram Kapal
2.4.1. Pengertian umum
Jarak antara gaya berat kapal (berat benaman kapal) dan gaya tekanan keatas itu
disebut Lengan Koppel. Moment koppel adalah sepasang gaya yang sama besarnya tetapi
dengan arah yang berlawanan. Apabila pada sebuah benda bekerja sepasang koppel,
maka benda tersebut akan berputar. Besarnya kemampuan benda itu berputarditentukan
oleh hasil perkalian antara gaya yang membentuk Koppel itu dan jarak antara kedua gaya
tersebut. Apabila sebuah kapal menyenget, pada kapal tersebut akan terjadi sepasang
koppel yang menyebabkan kapal itu memiliki kemampuan untuk menegak kembali atau
bahkan bertambah menyenget lagi.

Gambar 2.39:Gambar moment kopel pada kapal

Dibawah ini merupakan contoh LC gambar, dan dijadikan sebagai referensi


pembanding dalam perhitungan LC gambar pada laporan ini.

Rogit Billy Daichi


21090113120044

149

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.40:Contoh output perhitungan LC


2.4.2. Perhitungan LC diagram kapal
Pada perhituangan ini, kapal dikondisikan menjadi 16 kondisi, dengan rincian
sebagai berikut:

Rogit Billy Daichi


21090113120044

150

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.194: 16 Kondisi Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

151

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.195:Tabel perhitungan kondisi kapal I

Rogit Billy Daichi


21090113120044

152

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.41:Gambar kondisi lengan kopel kondisi kapal I

Rogit Billy Daichi


21090113120044

153

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.196:Tabel perhitungan kondisi kapal II

Rogit Billy Daichi


21090113120044

154

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.42:Gambar kondisi lengan kopel kondisi kapal II

Rogit Billy Daichi


21090113120044

155

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.197:Tabel perhitungan kondisi kapal III

Rogit Billy Daichi


21090113120044

156

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

157

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.43:Gambar kondisi lengan kopel kondisi kapal III

Rogit Billy Daichi


21090113120044

158

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.198:Tabel perhitungan kondisi kapal IV

Rogit Billy Daichi


21090113120044

159

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

160

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.44:Gambar kondisi lengan kopel kondisi kapal IV

Rogit Billy Daichi


21090113120044

161

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.199:Tabel perhitungan kondisi kapal V

Rogit Billy Daichi


21090113120044

162

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

163

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.45:Gambar kondisi lengan kopel kondisi kapal V

Rogit Billy Daichi


21090113120044

164

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.200:Tabel perhitungan kondisi kapal VI

Rogit Billy Daichi


21090113120044

165

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

166

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.46:Gambar kondisi lengan kopel kondisi kapal VI

Rogit Billy Daichi


21090113120044

167

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.201:Tabel perhitungan kondisi kapal VII

Rogit Billy Daichi


21090113120044

168

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

169

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.47:Gambar kondisi lengan kopel kondisi kapal VII

Rogit Billy Daichi


21090113120044

170

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.202:Tabel perhitungan kondisi kapal VIII

Rogit Billy Daichi


21090113120044

171

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

172

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.48:Gambar kondisi lengan kopel kondisi kapal VIII

Rogit Billy Daichi


21090113120044

173

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.203:Tabel perhitungan kondisi kapal IX

Rogit Billy Daichi


21090113120044

174

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.49:Gambar kondisi lengan kopel kondisi kapal IX

Rogit Billy Daichi


21090113120044

175

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.204:Tabel perhitungan kondisi kapal X

Rogit Billy Daichi


21090113120044

176

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.50:Gambar kondisi lengan kopel kondisi kapal X

Rogit Billy Daichi


21090113120044

177

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.205:Tabel perhitungan kondisi kapal XI

Rogit Billy Daichi


21090113120044

178

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.51:Gambar kondisi lengan kopel kondisi kapal XI

Rogit Billy Daichi


21090113120044

179

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.206:Tabel perhitungan kondisi kapal XII

Rogit Billy Daichi


21090113120044

180

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.52:Gambar kondisi lengan kopel kondisi kapal XII

Rogit Billy Daichi


21090113120044

181

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.207:Tabel perhitungan kondisi kapal XIII

Rogit Billy Daichi


21090113120044

182

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.53:Gambar kondisi lengan kopel kondisi kapal XIII

Rogit Billy Daichi


21090113120044

183

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.208:Tabel perhitungan kondisi kapal XIV

Rogit Billy Daichi


21090113120044

184

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

185

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016
Gambar 2.54:Gambar kondisi lengan kopel kondisi kapal XIV

Rogit Billy Daichi


21090113120044

186

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.209:Tabel perhitungan kondisi kapal XV

Rogit Billy Daichi


21090113120044

187

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.55:Gambar kondisi lengan kopel kondisi kapal XV

Rogit Billy Daichi


21090113120044

188

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Tabel 2.210:Tabel perhitungan kondisi kapal XVI

Rogit Billy Daichi


21090113120044

189

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

Gambar 2.56:Gambar kondisi lengan kopel kondisi kapal XVI

Rogit Billy Daichi


21090113120044

190

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. LWT yang didapat dari hasil perhitungan yaitu 955,86 ton dan didapat sarat awal (To)
sebesar 1.73164meter.
2. Dari perhitunganYa danYb dihasilkan grafik panto carene untuk setiap sarat pada sudut 090dengan kenaikan sebesar 10. Grafik yang dihasilkan telah memenuhi ketentuan
dikarenakan garis boleh berpotongan atau bersinggungan, serta setiap kenaikan
displacement jarak lengan kopel semakin pendek.
3. Dari perhitungan volume tanki diperoleh Berat, KG, OG ,dan lxx. Akan membentuk grafik
dalam setiap tinggi tanki yang dihitung.
4. Dari perhitungan stabilitas diperoleh grafik lengan kopel untuk stabilitas dinamis,
stabilitas statis, MG,dan MG untuk setiap sudut oleng berdasarkan kondisi-kondisi yang
telah direncanakan. Dalam setiap kondi sigrafik yang diperoleh menunjukkan stabilitas
kapal dalam keadaan yang cukup baik apabila muatan tidak terisi penuh.
5. Pada LC diagram untuk kondisi muatan penuh pada metode xxx kapal mulai labil pada
800. Untuk kondisi yang lain memiliki stabilitas relatiF sama.
6. Perbedaan tersebut terjadi karena adanya perbedaan dalam metode yang di pakai, dalam
kondisi kapal penuh (100%) kapal berada pada titik kritis dalam stabilitasnya, sehingga
kapal relative labil.
7. Sebuah kapal yang mengoleng terlalu lamban, maka hal ini menandakan bahwa
kemampuan untuk menegak kembali sewaktu kapal menyenget adalah terlalu kecil. Kapal
yang pada suatu saat mengoleng demikian dikatakan bahwa stabilitas kapal itu kurang atau
kerap kali juga disebut bahwa kapal itu langsar .Sebuah kapal yang mengoleng secara
cepat dan dengan menyentak-nyentak, maka hal itu menandakan bahwa kapal
kemampuannya untuk menegak kembali sewaktu kapal menyenget adalah terlalu besar.
Kapal yang dalam keadaan demikian itu dikatakan bahwa stabilitas kapal itu terlalu besar
atau seringkali disebut bahwa kapal itu Kaku.Sebuah kapal yang mengoleng
denganenak, maka hal itu menandakan bahwa kemampuannya untuk menegak kembali
sewaktu kapal menyenget adalah sedang. Kapal yang dalam keadaan demikian itu sering
kali disebut sebuah kapal yang mempunyai stabilitas yang baik.

Rogit Billy Daichi


21090113120044

191

Tugas Merancang Kapal IV


2016
Stabilitas Kapal
8. Kapal tidak nyaman sebagai akibat dari olengnya kapal yang secara cepat dan
menyentaknyentak itu,sehingga mungkin sekali terjadi semua awak kapalnya (terlebih
lebih para penumpang) menjadi mabok, sebab dapat dikatakan bahwa tidak ada satu
satupun kapal itu dalam keadaan tenang. Sebagai akibat dari gerakannya yang
menyentak-nyentak dan dengan cepat itu maka konstruksi kapal dibangunan bangunan
atasnya akan sangat dirugikan, misalnya sambungan-sambungan antara suku-suku bagian
bangunan atas akan menjadi longgar, sebab pakupaku kelingnya atau las-lasannya akan
menjadi longgar.
9. Maka perhitungan stabilitas untuk kapal MT. RIMADIN sudah memenuhi sarat yang
ditentukan.

Rogit Billy Daichi


21090113120044

192

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

INDEKS
Lpp

: Panjang antara kedua garis tegak buritan dan garis tegak haluan yang diukur pada
garis air muat.
LWL : Jarak mendatar antara ujung garis muat (garis air), yang diukur dari titik potong
dengan linggi buritan sampai titik potongnya dengan linggi haluan dan diukur pada
bagian luar linggi buritan dan linggi haluan.
B
: Lebar kapal.
H
: Tinggi kapal diukur dari lunas sampai geladag utama.
T
: Sarat kapal.
Cb : koefisien block.
Vs : kecepatan service.
AP : Garis tegak buritan ( After perpendicular ).
FP : garis tegak haluan (fore perpendicular).
M : titik putus yang berfungsi untuk mengetahui arah gerak tekan kapal (metasentra).
G
: titik berat (gravity).
B
:titik bouyancy (titik tekan ke atas).
LCG : longitudinal center of bouyancy,titik tekan keatas yang diukur dari midship kapal.
KG : jarak titik berat dari keel.
KB : jarak titik tekan keatas dari keel.
W : berat muatan.
LWT : light weight tonnage,berat kapal saat keadaan kosong.
e
: jarak titik berat ke sumbu perhitungan.
Io
: momen inersia.
Ikor : koreksi dari momen inersia.
MBj : jarak metasentra dari bouyancy pada sudut tertentu.
Ta : trim buritan.
Tf : trim haluan.
g/ : berat jenis muatan.
TKM : Transverse of Keel to Metacenter, titik metasentra melintang terhadap lunas kapal
untuk tiap-tiap water line-nya.
MTC : Moment to change Trim one Centimeter, momen yang diperlukan untuk mengadakan
trim sebesar 1 cm. Satuannya dalam Ton meter.
Lc : lengan koppel.
Ixx : momen inersia.
OG : jarak titik berat dari midship.
Tr : perbandingan anatara displacement dengan perkalian Cb,LPP,B.
G : longitudinal centre of gravity,jarak titik berat ke midship.
F : longitudinal centre of floatation, Jarak titik berat luas garis air teratas ke midship.
B :longitudinal centre of bouyancy, Jarak titik tekan keatas ke midship.

Rogit Billy Daichi


21090113120044

193

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

2016

DAFTAR PUSTAKA
1. BKI 2014 Vol.II.
2. Filosofi Stabilitas Kapal
3. Lloyds Register 1964.
4. Ship Knowladge a Modern Encyclopedia.
5. Ship Stability For Master and Mates.
6. SMK Teknik Konstruksi Kapal Baja Jilid 1 dan 2.

Rogit Billy Daichi


21090113120044

194

Tugas Merancang Kapal IV


Stabilitas Kapal

Rogit Billy Daichi


21090113120044

2016

195

Anda mungkin juga menyukai