Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Stabilitas Kapal
2016
BAB I
DASAR TEORI
1.1. Stabilitas
1.1.1. Pengertian Dasar
Sebuah kapal dapat mengoleng disebabkan karena kapal mempunyai kemampuan
untuk
pengaruh luar yang bekerja pada kapal. Beberapa contoh pengaruh luar yang dimaksud
adalah: arus, ombak, gelombang, angin dan lain sebagainya. Dari sifat olengnya apakah
sebuah kapal mengoleng terlau lamban, ataukah kapal mengoleng dengan cepat atau
bahkan terlau cepat dengan gerakan yang menyentak-nyentak, atau apakah kapal
mengoleng dengan enak.
2016
Sebuah kapal yang stabilitasnya terlalu kecil atau yang disebut langsar itu untuk
keadaan-keadaan tertentu mungkin berakibat fatal, sebab kapal dapat terbalik.
Kemungkinan demikian dapat terjadi, oleh karena sewaktu kapal akan menegak kembali
pada waktu kapal menyenget tidak dapat berlangsung, hal itu dikarenakan misalnya oleh
adanya pengaruh luar yang bekerja pada kapal, sehingga kapal itu akan menyenget lebih
besar lagi. Apabila proses semacam itu terjadi secara terus menerus, maka pada suatu
saat tertentu kapal sudah tidak memiliki kemampuan lagi untuk menegak kembali.
Jelaslah kiranya bahwa apabila hal itu terjadi, maka sudah dapat dipastikan bahwa kapal
akan terbalik. Sebuah kapal yang kaku dapat berakibat :
1. Kapal tidak nyaman sebagai akibat dari berolengnya kapal yang secara cepat dan
menyentak-nyentak itu, sehingga mungkin sekali terjadi semua awak kapalnya
(terlebih-lebih para penumpang) menjadi mabok, sebab dapat dikatakan bahwa tidak
ada satu saatpun kapal itu dalam keadaan tenang
2. Sebagai akibat dari gerakannya yang menyentak-nyentak dandengan cepat itu maka
konstruksi kapal dibangunan-bangunan atasnya akan sangat dirugikan, misalnya
sambungan-sambungan antara suku-suku bagian bangunan atas akan menjadi longgar,
sebab paku-paku kelingnya atau las-lasannya akan menjadi longgar.
Akibat lain yang mungkin juga terjadi adalah longsornya muatan yang dipadat
didalam ruang-ruang dibawah. Longsornya muatan itu dapat membawa akibat yang
sangat fatal (kapal dapat terbalik).
Sebuah kapal yang stabilitasnya kecil atau yang disebut langsar yang disebabkan
karena bobot diatas kapal dikonsetrasikan dibagian atas kapal.
Sebuah kapal dapat bersifat kaku, oleh karena pemadatan muatan dikapal itu
dilakukan secara tidak benar, yakni bobot-bobot dikonsentrasikan di bawah, sehingga
kedudukan titik beratnya terlalu rendah.
Pada pokoknya, stabilitas kapal dapat digolongkan didalam 2 jenis stabilitas yaitu :
1. Stabilitas kapal dalam arah melintang (stabilitas melintang)
2. Stabilitas kapal dalam arah membujur (stabilitas membujur)
2016
2016
: Letak / kedudukan titik berat kapal suatu kapal akan tetap bila tidak
terdapat penambahan, pengurangan, atau penggeseran bobot diatas kapal
dan akan berpindah tempatnya bila terdapat penambahan, pengurangan
:Titik tekan = titik apung = centre of buoyency Sebuah titik di kapal yang
merupakan titik tangkap Resultan semua gaya tekanan keatas air yang
bekerja pada bagian kapal yang terbenam didalam air.
Arah kerja
Kedudukan :Kedudukan titik tekan sebuah kapal senantiasa berpindah pindah searah
dengan menyengetnya kapal, maksudnya bahwa kedudukan titik tekan
itu akan berpindah kearah kanan apabila kapal menyenget ke kanan dan
akan berpindah ke kiri apabila kapal menyenget ke kiri, sebab titik berat
bagian kapal yang terbenam berpindah-pindah sesuai dengan arah
sengetnya kapal.
Jadi dengan berpindah-pindahnya kedudukan titik tekan sebuah kapal sebagai akibat
menyengetnya kapal tersebut akan membawa akibat berubah-ubahnya stabilitas kapal
tersebut.
3. Titik metasentrum (M / Metacentre)
Definisi
: Titik Metasentrum sebuah kapal adalah sebuah titik dikapal yang
merupakan titik putus yang busur ayunannya adalah lintasan yang dilalui
Arah kerja
2016
Besarnya kemampuan untuk menegak kembali kapal itu adalah sebesar = W x GZ.
Atau jika dituangkan dalam bentuk rumus akan berbentuk:
Mp = W x GZ
Dimana:
Mp adalah Momen penegak
Ditinjau dari hubungan-hubungan yang ada antara kedudukan titik berat (G) dan
Metasentrumnya (M), sebuah kapal mungkin memiliki stabilitas sebagai berikut:
1. Stabilitas mantap (stabilitas positif), apabila kedudukan metasentrumnya (M) lebih
tinggi dari pada kedudukan titik beratnya (G), Sebuah kapal yang memiliki stabilitas
mantap sewaktu kapal menyenget, kapal memiliki kemampuan untuk menegak
kembali.
2. Stabilitas goyah (stabilitas negatif), apabila kedudukan metasentrumnya (M) lebih
rendah dari pada kedudukan titik beratnya (G). Sebuah kapal yang memiliki stabilitas
goyah (stabilitas negatif) ini sewaktu kapal menyenget. Kapal tidak memiliki
kemampuan untuk menegak kembali, tetapi bahkan sengetnya semakin besar.
Rogit Billy Daichi
21090113120044
2016
tertentu.
Pada prinsipnya harga k ini dapat diperoleh sebagai berikut. Kita tinjau suatu kapal
dengan sudut oleng =
perubahan
volume di bawah tiap garis terhadap garis sumbu UU serta volume displasementnya.
K = momen
terhadap UU
2016
Garis air penuh WL memotong sumbu tegak dititik 0. Dengan pusat K buatlah
busur lingkaran diluar gambar station station tersebut dan pada busur lingkaran itu
tentukan sudut 10O,20O,30O,40O,50O,60O.
Pada sumbu OK kita bagi menjadi empat bagian yang sama yaitu KA, AB, BC,
CO. Lalu pada kertas putih yang terpisah kita gambarkan garis sumbu UU, kira-kira
sepanjang mistar dari integrator. Kertas putih ini dapat digeser dibawah gambar station
station pada kertas kalkir, sehingga sumbu UU akan melalui titik K dan membentuk
sudut oleng yang dikehendaki.
Kemudian kita tarik dengan pensil pada kertas kalkir enam buah garis air yang
tegak lurus sumbu UU dan melalui titik K, A, B, C, O dan D.
Garis air yang dilalui D harus mempunyai volume dibawah garis air yang tidak
lebih kecil dari volume kapal dibawah garis air muatan penuh (WL) pada saat kapal
tegak.
Bila hal ini terjadi, maka jarak OD akan kita perbesar. Pelaksanaan di atas ini
hanya sesuai untuk perhitungan stabilitas dengan sudut-sudut oleng sampai 60o atau 75o..
Karena untuk sudut oleng yang lebih besar dari 60 oatau 75o kita akan mendapatkan
harga-harga k untuk beberapa harga yang terlalu berdekatan, sedangkan untuk sudut
oleng 90o hanya menghasilkan satu harga K karena garis K, A, B, C, O, D yang tegak
lurus sumbu UU akan terletak pada satu garis sehingga hanya terbentuk satu garis air
saja.
1.2.2. Metode Planimeter Dari Doyere, Middendorf Dan Liddell.
Panjang kapal (Lpp) kita bagi atas beberapa penampang melintang (station). Tiap
tiap station kita gambar secara utuh dalam satu gambar body plan. Ukur kertas kita
sedemikian sehingga pada saat planimeter digunakan, roda planimeter tidak keluar dari
kertas gambar.
Bagian kapal yang ada dibawah garis air kita bagi menjadi beberapa bagian
memanjang yang tegak lurus garis air tersebut menurut garis tegak lurus O,A,B,C dan D.
Dari bagian O-A, O-B, O-C dan O-D kita hitung luas stationnya dengan
menggunakan alat planimeter, sehingga mendapat volume bagian O-A,O-B,O-C,O-D.
Volume bagian O B kita gambarkan sebagian ordinat pada titik B tegak lurus
absis W L
2016
Hal yang saa kita lakukan untuk setiap pembagian volume.Ordinat titik awal di O
mempunyai volume bagian nol meter kubik.
Sedangkan ordinat D (ordinat akhir), merupakan volume bagian kapal yang ada
dibawah garis air W L
menggunakan plani meter dan dengan membagi hasil tersebut dengan volume kapal
denga dibawah garis air.
Untuk ini dapat kita ulangi lagi dengaan cara yang sama untuk setiap sudut oleng
dan beberapa garis air, sehingga didapat beberapa hubungan antara K, dan
Hubungan hubungan tersebut dapat kita gambarkan dalam suatu diagram panto carane.
2016
V 1 V 2
Aw
Atau secara singkat di dalam perhitungan dengan cara metode ini kita dapat
menggunakan tabel III.7;III.8 dan III.9. Dimana tabel III.7 berguna untuk menghitung
titik berat garis air yang baru terhadap sumbu putar yaitu e dan MB.
Tabel III.8 berguna untuk menghitung harga lengan stabilitas bentuk I. Dan dari
harga-harga I dapat digambar lengan stabilitas bentuk. Dimana diagram lengan stailitas
bentuk ini akan digunakan untuk menentukan lengan stabilitas untuk displacement yang
sesuai dan harga ini dimasukan ke dalam tabel 3.9.
Tabel III.9 berguna untuk menghitung lengan stabilitas statis h dan lengan stabilitas
dinamis d.
Dan harga-harga h dan d untuk bermacam-macam sudut oleng dapat oleng dapat kita
gambarkan lengkung lengan stabilitas statis dan lengkung lengan stabilitas dinamis.
1.3.
2016
BAB II
PERHITUNGAN UMUM
Sebelum perhitungan-perhitungan stabilitas sebuah kapal mulai dikerjakan, kedudukan
titik berat (G) kapal dalam kedaan kosong atau kedudukan titik berat pada saat itu, tergantung
pada keadaan sebelum perhitungan-perhitungan itu dilakukan. Kedudukan titik berat setiap
muatan yang dibongkar atau yang muat dikapal harus diketahui secara tepat (disamping harus
diketahui juga bobot setiap muatan yang dimuat atau yang dibongkar itu, sebab setiap adanya
perubahan bobot di kapal akan mengakibatkan berubahnya kedudukan titik berat kapal
semula (sebelum dilakukan kegiatan bongkar-muat). Didalam praktek, pada umumnya tidak
mungkin dapat mengetahui baik bobot maupun kekdudukan titik berat setiap muatan yang
dimuat maupun yang dibongkar secara tepat benar. Sekalipun demikian, kita harus dapat
memperkirakan kedudukan titik berat setiap muatan (bobot) yang dimuat dan dibongkar itu
sedemikan rupa, sehingga nilai-nilainya yang diperkirakan itu sedekat mungkin mendekati
kebenaran, sebab apabila nilai-nilainya yang diperkirakan itu jauh dari kenyataannya, maka
akan mengakibatkan salah perhitungan yang sangat berarti, sehingga kesalahan yang terjadi
tidak dapat diabaikan.
2.1. Perhitungan LWT
2.1.1. Pengertian Umum
Merupakan berat komponen kapal yang bersifat tetap. Pada umumnya dapat dibagi
menjadi tiga bagian besar, yaitu:
a. Berat baja badan kapal (berat korpus) yaitu berat badan kapal, bangunan atas
(superstructure) dan perumahan geladak (deck house)
b. Berat peralatan yaitu berat dari seluruh peralatan antara lain jangkar, rantai jangkar,
mesin jangkar, tali temali, capstan, mesin kemudi, mesin winch, derrick boom, mast,
ventilasi, alat-alat navigasi, life boat, davit, perlengkapan dan peralatan dalam kamarkamar, dll.
c. Berat mesin penggerak beserta instalasi pembantunya yaitu berat motor induk, motor
Bantu, ketel, pompa-pompa, separator, botol angin, cooler, intermediate shaft,
propeller shaft, bantalan-bantalan poros, reduction gear, dan keseluruhan peralatan
yang ada di kamar mesin.
10
2016
Perhitungan berat kapal kosong (LWT) pada saat kapal akan diluncurkan meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.
Perhitungan penyebaran berat dengan metode Lloyds Register 1964, dibagi menjadi dua
bagian, yaitu:
a. Penyebaran berat sampai geladak teratas.
b. Penyebaran berat bagian khusus.
2.1.2. Perhitungan LWT Kapal
Data kapal:
Type
: General Cargo
Lpp
: 169,17 m
Lwl
: 177,62 m
B
: 26,89 m
H
: 14,37 m
T
: 10,05 m
Cb
: 0,75
Vs
: 16,44 knot
Berat kapal kosong (Light Weight Tonnage) pada saat akan diluncurkan meliputi:
a. Berat baja kapal dari lunas sampai geladak teratas.
b. Berat poop deck.
c. Berat forecastle.
d. Berat mesin.
e. Berat baling baling dan poros diluar kamar mesin.
Perhitungan penyebaran berat dengan Metode Lloyds Register 1964, dibagi menjadi dua
bagian yaitu:
a. Penyebaran berat sampai geladak teratas.
b. Penyebaran berat bagian khusus.
2.1.2.1.
bagian yaitu:
a. Penyebaran berat pada AP sampai dengan FP.
b. Penyebaran berat pada bagian luar pada bagian AP sampai dengan FP.
2.1.2.2.
Rogit Billy Daichi
21090113120044
11
2016
12
2016
13
2016
14
2016
2.1.2.3.
Tabel
luas
poop
deckdeck
bagian
bawah
Tabel2.2
2.2Perhitungan
Perhitungan
luas
poop
bagian
bawah
15
2016
16
2016
17
2.1.2.4.
2016
18
2016
19
2016
20
2016
21
2016
2.1.2.6.
22
2.1.2.7.
2016
2.1.2.8.
23
2016
2.1.2.9.
24
2016
25
2016
26
2016
Tabel 2.11 Perhitungan Simpson Tanki Ceruk
Buritan
27
2016
LPP
= 71,25 m
Skala Dis.Hidrostatic
= 3000 ton
= 1,025 ton/ m3
= 22,702 m
2.2.
Perhitungan Ya Dan Yb
2.2.1. Pengertian Umum
Meupakan Metode pengukuran sudut oleng kapal yang ditinjau biasanya meliputi
100, 200, 300, 400, 500, 600, 700, 800, dan 900.Diawali dengan menentukan harga 1 = NB sin .
Untuk mendapatkan 1 = NB sin untuk setiap sudut-sudut lanjut pada metode ini
didasarkan pada displacement yang tetap (constant). Maka untuk setiap sudut oleng yang
digambar harus dikoreksi garis airnya, sehingga garis air pada setiap sudut oleng
mempunyai displacement yang sama Perhitungan Ya & Yb.
28
2016
29
2016
30
2016
31
2016
Kita gambarkan garis air bantu W1 L1 yang membentuk sudut 100 dengan W0 L0 pada
titik O. Dari titik O ini kita lakukan pengukuran harga Ya dan Yb untuk setiap station dan
dimasukan didalam tabel perhitungan untuk sudut 100.Tarik garis air W1L1 melalui B
sejajar garis air bantu W1L1. Ukurkan OC sama dengan e dan tarik CO W1L1
sehingga memotong W1L1 di O.Tarik garis air bantu W2L2 melalui O membentuk 100
dengan garis air W1L1.Hal tersebut diatas kita ulangi lagi hingga semua garis air sampai
dengan sudut 900.Perhitungan MB ini kita lakukan untuk keempat macam keadaan sarat
yang telah dipilih pada butir 2. Untuk satu sarat kita gunakan 10 buah tabel yaitu untuk 00
sampai dengan 900.Jadi untuk empat macam keadaan dibutuhkan 40 lembar tabel
perhitungan.
Gambar 2.18:Gambar garis air bantu dan garis air sebenarnya untuk suatu displacement
yang tertentu dari 00sampai dengan 900
32
2016
33
2016
34
2016
35
2016
36
2016
37
2016
38
2016
39
2016
40
2016
41
2016
42
2016
43
2016
44
2016
45
2016
46
2016
47
2016
48
2016
49
2016
50
2016
51
2016
52
2016
53
2016
54
2016
55
2016
56
2016
57
2016
58
2016
59
2016
60
2016
61
2016
62
2016
63
2016
64
2016
65
2016
66
2016
67
2016
68
2016
69
2016
70
2016
71
2016
72
2016
73
2016
74
2016
2.3.
Perhitungan Tangki Dan Ruang Muat
2.3.1. Pengertian umum
Merupakan suatu bagian ruangan (compartement) dimana ruangan tersebut dapat
berupa ruang muat yang berfungsi untuk menyimpan muatan yang di angkut kapal
tersebut. Selain itu terdapat tangki tangki pada kapal, contohnya :
a.
b. Tangki Fresh Water : berfungi menyimpan air bersih untuk konsumsi awak kapal.
c. Tangki FOT,DOT,LOT: berfungsi menyimpan bahan bakar main engine, mesin bantu
dan menyimpan minyak pelumas.
d. Tangki AP dan FP: merupakan tangki yang letaknya di bagian buritan dan haluan
kapal.
2.3.2. Perhitungan tangki dan ruang muat
Tangki-tangki dan ruang muat yang dihitung adalah:
FOT (Fuel Oil Tank)
DOT (Diesel Oil Tank)
LOT (Lubrication Oil Tank)
FWT (Fresh Water Tank)
WBT (Water Ballast Tank)
AP Tank
FP Tank
Cargo Oil Tank
Masa jenis dari fuel oil diambil 0,95 ton/m3, untuk diesel oil diambil 0,85 ton/m3,
untuk lubrication oil diambil 0,9 ton/m3, untuk fresh water tank diambil 1,00
ton/m3,untuk massa jenis muatan 0,737 ton/m3 untuk Cargo Oil Tank I-VII berupa
Gasoline serta untuk AP dan FP tank diambil 1,025 ton/m3.
75
2016
Posisi Tangki Dan Ruang Muat
76
2016
77
2016
78
2016
79
2016
80
2016
81
2016
82
2016
83
2016
84
2016
85
2016
86
2016
87
2016
88
2016
89
2016
90
2016
91
2016
92
2016
93
2016
94
2016
95
2016
96
2016
97
2016
98
2016
99
2016
100
2016
101
2016
102
2016
103
2016
104
2016
105
2016
106
2016
107
2016
108
2016
109
2016
110
2016
111
2016
112
2016
113
2016
114
2016
115
2016
116
2016
117
2016
118
2016
119
2016
120
2016
121
2016
122
2016
123
2016
124
2016
125
2016
126
2016
127
2016
128
2016
129
2016
130
2016
131
2016
132
2016
133
2016
134
2016
135
2016
136
2016
137
2016
138
2016
139
2016
140
2016
141
2016
142
2016
143
2016
144
2016
145
2016
146
2016
147
2016
148
2016
2.4.
Perhitungan LC Diagram Kapal
2.4.1. Pengertian umum
Jarak antara gaya berat kapal (berat benaman kapal) dan gaya tekanan keatas itu
disebut Lengan Koppel. Moment koppel adalah sepasang gaya yang sama besarnya tetapi
dengan arah yang berlawanan. Apabila pada sebuah benda bekerja sepasang koppel,
maka benda tersebut akan berputar. Besarnya kemampuan benda itu berputarditentukan
oleh hasil perkalian antara gaya yang membentuk Koppel itu dan jarak antara kedua gaya
tersebut. Apabila sebuah kapal menyenget, pada kapal tersebut akan terjadi sepasang
koppel yang menyebabkan kapal itu memiliki kemampuan untuk menegak kembali atau
bahkan bertambah menyenget lagi.
149
2016
150
2016
151
2016
152
2016
153
2016
154
2016
155
2016
156
2016
157
2016
158
2016
159
2016
160
2016
161
2016
162
2016
163
2016
164
2016
165
2016
166
2016
167
2016
168
2016
169
2016
170
2016
171
2016
172
2016
173
2016
174
2016
175
2016
176
2016
177
2016
178
2016
179
2016
180
2016
181
2016
182
2016
183
2016
184
2016
185
2016
Gambar 2.54:Gambar kondisi lengan kopel kondisi kapal XIV
186
2016
187
2016
188
2016
189
2016
190
2016
BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. LWT yang didapat dari hasil perhitungan yaitu 955,86 ton dan didapat sarat awal (To)
sebesar 1.73164meter.
2. Dari perhitunganYa danYb dihasilkan grafik panto carene untuk setiap sarat pada sudut 090dengan kenaikan sebesar 10. Grafik yang dihasilkan telah memenuhi ketentuan
dikarenakan garis boleh berpotongan atau bersinggungan, serta setiap kenaikan
displacement jarak lengan kopel semakin pendek.
3. Dari perhitungan volume tanki diperoleh Berat, KG, OG ,dan lxx. Akan membentuk grafik
dalam setiap tinggi tanki yang dihitung.
4. Dari perhitungan stabilitas diperoleh grafik lengan kopel untuk stabilitas dinamis,
stabilitas statis, MG,dan MG untuk setiap sudut oleng berdasarkan kondisi-kondisi yang
telah direncanakan. Dalam setiap kondi sigrafik yang diperoleh menunjukkan stabilitas
kapal dalam keadaan yang cukup baik apabila muatan tidak terisi penuh.
5. Pada LC diagram untuk kondisi muatan penuh pada metode xxx kapal mulai labil pada
800. Untuk kondisi yang lain memiliki stabilitas relatiF sama.
6. Perbedaan tersebut terjadi karena adanya perbedaan dalam metode yang di pakai, dalam
kondisi kapal penuh (100%) kapal berada pada titik kritis dalam stabilitasnya, sehingga
kapal relative labil.
7. Sebuah kapal yang mengoleng terlalu lamban, maka hal ini menandakan bahwa
kemampuan untuk menegak kembali sewaktu kapal menyenget adalah terlalu kecil. Kapal
yang pada suatu saat mengoleng demikian dikatakan bahwa stabilitas kapal itu kurang atau
kerap kali juga disebut bahwa kapal itu langsar .Sebuah kapal yang mengoleng secara
cepat dan dengan menyentak-nyentak, maka hal itu menandakan bahwa kapal
kemampuannya untuk menegak kembali sewaktu kapal menyenget adalah terlalu besar.
Kapal yang dalam keadaan demikian itu dikatakan bahwa stabilitas kapal itu terlalu besar
atau seringkali disebut bahwa kapal itu Kaku.Sebuah kapal yang mengoleng
denganenak, maka hal itu menandakan bahwa kemampuannya untuk menegak kembali
sewaktu kapal menyenget adalah sedang. Kapal yang dalam keadaan demikian itu sering
kali disebut sebuah kapal yang mempunyai stabilitas yang baik.
191
192
2016
INDEKS
Lpp
: Panjang antara kedua garis tegak buritan dan garis tegak haluan yang diukur pada
garis air muat.
LWL : Jarak mendatar antara ujung garis muat (garis air), yang diukur dari titik potong
dengan linggi buritan sampai titik potongnya dengan linggi haluan dan diukur pada
bagian luar linggi buritan dan linggi haluan.
B
: Lebar kapal.
H
: Tinggi kapal diukur dari lunas sampai geladag utama.
T
: Sarat kapal.
Cb : koefisien block.
Vs : kecepatan service.
AP : Garis tegak buritan ( After perpendicular ).
FP : garis tegak haluan (fore perpendicular).
M : titik putus yang berfungsi untuk mengetahui arah gerak tekan kapal (metasentra).
G
: titik berat (gravity).
B
:titik bouyancy (titik tekan ke atas).
LCG : longitudinal center of bouyancy,titik tekan keatas yang diukur dari midship kapal.
KG : jarak titik berat dari keel.
KB : jarak titik tekan keatas dari keel.
W : berat muatan.
LWT : light weight tonnage,berat kapal saat keadaan kosong.
e
: jarak titik berat ke sumbu perhitungan.
Io
: momen inersia.
Ikor : koreksi dari momen inersia.
MBj : jarak metasentra dari bouyancy pada sudut tertentu.
Ta : trim buritan.
Tf : trim haluan.
g/ : berat jenis muatan.
TKM : Transverse of Keel to Metacenter, titik metasentra melintang terhadap lunas kapal
untuk tiap-tiap water line-nya.
MTC : Moment to change Trim one Centimeter, momen yang diperlukan untuk mengadakan
trim sebesar 1 cm. Satuannya dalam Ton meter.
Lc : lengan koppel.
Ixx : momen inersia.
OG : jarak titik berat dari midship.
Tr : perbandingan anatara displacement dengan perkalian Cb,LPP,B.
G : longitudinal centre of gravity,jarak titik berat ke midship.
F : longitudinal centre of floatation, Jarak titik berat luas garis air teratas ke midship.
B :longitudinal centre of bouyancy, Jarak titik tekan keatas ke midship.
193
2016
DAFTAR PUSTAKA
1. BKI 2014 Vol.II.
2. Filosofi Stabilitas Kapal
3. Lloyds Register 1964.
4. Ship Knowladge a Modern Encyclopedia.
5. Ship Stability For Master and Mates.
6. SMK Teknik Konstruksi Kapal Baja Jilid 1 dan 2.
194
2016
195