Siklus Sulfur
Kerak Bumi
Dekomposisi
Senyawa
Organik
Atmosfer
Sulfida S2
dan H2S
Reaksi oksidasi
SO2(g)
dan H2S
(g)
Sulfat (SO4)
Tumbuhan
Energi
kimia/makanan
(Protein)
Konsumen
Tingkat I, II, dan
III
Energi
kimia/makanan
(Protein)
Rantai Makanan
Manusia
Energi kimia Energi Panas Energi Listrik Energi Gerak
(Obat Kulit)
( Memasak)
(Baterai)
(Bensin)
Dekomposer
Energi kimia
untuk fiksasi
CO2 menjadi
KH
Proses kimia terjadi ketika sulfat mengendap di dalam permukaan tanah hasil dari
pengoksidasian mineral sulfida (batuan plutonik). misalnya mineral besi sulfida.
2 FeS2 + 7 O2 + 2 H2O 2 Fe2+ + 4 SO42 + 4 H+
Proses kimia terjadi ketika gas SO2 terbentuk melalui pembakaran hasil emisi
pembakaran gas belerang atau aktivitas gunung berapi. Persamaan reaksinya:
S (s) + O2 (g) SO2 (g)
Proses kimia terjadi ketika gas H2S terbentuk melalui aktivitas biologis ketika
bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen.
1S -2(s) + 2H+ (g) H2S (g)
Proses kimia terjadi ketika bakteri belerang (Thiobacillus)
melakukan kemosintesis untuk menghasilkan senyawa organik berupa
karbonhidrat. Thiobacillus memperoleh energi dengan cara
mengoksidasi H2S. Reaksinya sebagai berikut:
2H2S + O2 2H2O + 2S + Energi
Selanjutnya energi tersebut digunakan untuk fiksasi CO2 menjadi gula
(karbonhidrat), reaksinya:
CO2 + 2 H2S CH2O + 2S + H2O
Proses kimia juga terjadi ketika di atmosfer terdapat gas SO2 yang berlebih, hal ini
dapat menimbulkan hujan asam, dimana kadar pH air hujan < 5,6. Berikut adalah
reaksi-reaksi kimia pada hujan asam:
Terakhir proses kimia terjadi di dalam sel tubuh makhluk hidup seperti tumbuhan,
hewan, dan manusia. Dimana senyawa belerang dibutuhkan untuk membuat asam
amino asensial sebagai bahan sintesis protein. Contoh pada gambar yaitu
pembentukkan asam amino sistin.