Anda di halaman 1dari 22

MENUJU AMANDEMEN UU DIKDOK

NO 20 / 2013

PB.IDI.
*Disampaikan pada pertemuan dgn Dewan Pertimbangan Presiden pd tgl 28 Januari 2016 dan
Dewan Ketahanan Nasional pd tgl 15 Maret 2016 dan
Komisi IX DPR pada tanggal 23 Mei 2016
Fraksi PKS DPR RI 20 September 2016

PENDAHULUAN

RDP Komisi IX (23 Mei 2016)


IX
DPR
RI
menerima
dan
mengapresiasi paparan IDI sebagai
masukan yang akan ditindaklanjuti.
Mengundang pihak-pihak
terkait
dengan UU Dikdok
Mengusulkan pembentukan Pansus/
Panja (bersama Komisi X) Komisi

RDP dengan Komisi X (30 Mei 2016)


Kesimpulan:
Komisi X DPR RI menerima dan mengapresiasi
paparan IDI sebagai masukan yang akan
ditindaklanjuti.
Bahwa dipandang perlu untuk segera berkoordinasi
dengan Kemristekdikti.
Bahwa dalam rangka menjawab permasalahan
yang ada saat ini, penanganan permasalahan
sementara maka perlu segera membentuk panja
non RUU (bersama dengan dokter gigi).
Idealnya adalah melakukan revisi UU dikdok

o 25 JUNI 2016 PERTEMUAN DGN BALEG DPR


o DISEPAKATI UTK DIAJUKAN SEBAGAI
AMANDEMEN UU DIKDOK PADA PROLEGNAS
2016 ATAU 2017, SEBELUMNYA AKAN
DILAKUKAN DEBAT TERBUKA DGN
STAKEHOLDER LAINNYA
o DIMINTA IDI MEMPERSIAPKAN: POSITION
LETTER, NA, DAN DRAFT RUU AMANDEMEN

KETERLIBATAN IDI DALAM PEMBANGUNAN


PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Tahun 2000, PB IDI telah membentuk Badan Pekerja Akselerasi
Pengembangan Dokter Keluarga Indonesia advokasi IDI
membangun sistem pelayanan kesehatan terpadu berbasis
pelayanan dokter keluarga
Hasilnya adalah SKN 2004, RPJMN 2004-2009 dan sistem
kesehatan daerah provinsi Sumsel, Bontang yang dilanjutkan
dengan bahasan RUU Dikdok.
Pada saat pembahasan RUU Dikdok IDI terlibat, namun pada
prosesnya, terbentuk DLP dengan konsepnya yang belum
matang memperbaiki kualitas dokter dengan pendidikan
yang seragam 2-3 tahun tidak menyelesaikan masalah karena
variasi masalah kesehatan di berbagai daerah bervariasi.
Terjadinya sikap reaktif dari dokter Indonesia IDI bersikap
menolak DLP

DLP

ISU-ISU TENTANG DLP


DLP HADIR KARENA KOMPETENSI DOKTER (LULUSAN
FK) TIDAK CUKUP DI LAYANAN PRIMER PERLU 155
KOMPETENSI LEVEL 4
HANYA YANG DLP YANG BISA KERJASAMA DENGAN
BPJS
DOKTER (UMUM) HARUS SEKOLAH LAGI 2-3 TAHUN
UNTUK DAPAT GELAR DLP
17 FAKULTAS KEDOKTERAN SUDAH
MENDEKLARASIKAN KESIAPAN PENDIDIKAN DLP
DAN BEBERAPA DI ANTARANYA AKAN MULAI PADA
SEPTEMBER 2016

UU No.29 th 2004 ttg


PRAKTIK KEDOKTERAN
Pasal 1 butir 2:
Dokter dan dokter gigi adalah
dokter, dokter spesialis,
dokter gigi, dan dokter gigi
spesialis lulusan pendidikan
kedokteran atau kedokteran gigi
baik di dalam maupun di luar
negeri yang diakui oleh
Pemerintah Republik Indonesia
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

UU No.20 th 2013 ttg


PENDIDIKAN KEDOKTERAN

Pasal 1 butir 9:
Dokter adalah dokter,
dokter layanan primer,
dokter spesialissubspesialis lulusan
pendidikan dokter, baik di
dalam maupun di luar
negeri, yang diakui oleh
Pemerintah.

Dua rezim UU mengkategorikan dokter berbeda, kebingungan hukum.


PERLAWANAN HUKUM (PDUI-Kalah Amar KPK No 122/PUU-XII/2014), usaha lain ?

OUTPUT

+ 1Th

Mahasiswa Baru

PROSES
INPUT

+ 4 Th

Sarjana Kedokteran
(S.Ked)
PDDKN AKADEMIK

DLP

Dokter (Dr)
+ 2 Th

LANJUTAN
PROFESI

Dokter Pasca
Internsip

BME/PGME

Program Internsip adalah program


pemahiran/pendidikan lanjutan yang menjadi
syarat wajib lulusan dokter untuk menjadi DLP.
DLP tetap menjadi pilihan bagi lulusan dokter
yang ingin menjalankan praktik kedokteran di era
JKN. Internsip juga menjadi bagian dari program
penempatan tenaga kerja (hak-hak tenaga kerja
profesional). PASAL 38
Dokter (Non DLP) masih memiliki ruang untuk
menjadi : dokter perusahaan (manajemen),
dokter peneliti, dosen non klinisi, karir struktural
Level KKNI dokter adalah 7, sedangkan DLP
adalah 8

Pada putusan MK, pernyataan DLP sebagai sebagai Profesi baru dijumpai pada hal 143
poin 1, hal 144 poin c, hal 153 sebagai pernyataan/ keterangan resmi PRESIDEN /
pemerintah di hadapan majelis hakim.

Sebagai PROFESI BARU, maka IDI harus menjaga agar profesi yang sudah
ada dan lama eksis serta diakui dan diterima perhimpunannya di
Muktamar IDI TIDAK TERAMBIL KOMPETENSINYA oleh PROFESI BARU ini.
Sebagai Profesi Baru seperti pernyataan resmi PRESIDEN/ pemerintah,
DLP sangat rawan bersinggungan dengan Kompetensi DOKTER KELUARGA
DAN DOKTER (UMUM),

PELAYANAN

PCP

Dokter

PGME

BME

Harus memiliki roadmap mengenai :


- Distribusi
- Pengembangan layanan
- Jasa medik serta insentif sesuai kategori daerah
pelayanan

PMK No 75/2014 (psl 16 ayat 3.a)

IDI MENOLAK DLP


Muncul 3 kelompok dokter yang bekerja di
pelayanan primer yaitu Dokter (umum),
Dokter keluarga dan Dokter Layanan
Primer (DLP) yang sangat berpotensi dapat
terjadinya KONFLIK HORIZONTAL yang
dapat
mengganggu
terwujudnya
peningkatan mutu pelayanan kesehatan
rakyat Indonesia

MATRIK PERBANDINGAN SUBSTANSI DLP


DALAM RPP DENGAN SKDI 2012
SKDI 2012

SUBSTANSI RPP UU DIKDOK


Pasal 15 (ayat 1):
Dokter Layanan Primer yang
selanjutnya disebut DLP adalah
dokter yang mendapatkan
pendidikan setara spesialis yang
menerapkan prinsip ilmu
kedokteran keluarga, ditunjang
dengan ilmu kedokteran
komunitas, dan ilmu kesehatan
masyarakat, serta mampu
memimpin serta
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat primer yang
berkualitas.

Kata dokter layanan primer


ditemukan pada halaman :
Paragraf 1 Hal.18
Paragraf 1 Hal.19
Paragraf 4 Hal.19
Paragraf 2 Hal.20
Bagian II Sistematika Daftar
Masalah Hal.35
Bagian Tujuan Hal.68

DLP/PCP MENURUT BAHASAN IDI


PENDIDIKAN TAMBAHAN
SERTIFIKAT KOMPETENSI TAMBAHAN
PENAMBAHAN LEVELING IV UTK 11
PENYAKIT*
PENAMBAHAN MODUL KEDOKTERAN
KELUARGA
PENAMBAHAN MODUL KEDOKTERAN
KOMUNITAS
PENAMBAHAN MODUL KESEHATAN
MASYARAKAT
DPT DITEMPUH MELALUI PROGRAM P2KB TERSTRUKTUR

PANDANGAN IDI TERHADAP PENDIDIKAN DLP


IDI mendukung adanya peningkatan terhadap kompetensi
dokter di layanan primer, namun beberapa hal berikut
yang menjadi pertimbangan penolakan IDI terhadap DLP
Sebagai Profesi Baru:
1. Belum tampak blueprint dan roadmap yang jelas
mengenai peningkatan Sistem Pelayanan Kesehatan
secara komprehensif, sehingga rancangan program
pendidikan ini dapat terlihat jelas dibutuhkan dan akan
aplikatif saat pendidikan selesai dilaksanakan.
2. Banyak faktor lain selain pendidikan dokter di pelayanan
primer yang perlu diprioritaskan untuk dapat
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

3. Untuk peningkatan kualitas dokter, perlu dievaluasi pula


secara komprehensif mengenai pelaksanaan pendidikan
kedokteran yang sudah berjalan (mulai dari keluaran
apakah kendala utama dari lulusan pada praktik di
layanan primer dan apakah masalahnya sama di
berbagai daerah di Indonesia? preliminary study
4. Versi Kemkes, DLP = dokter keluarga versi Kemkes
konsep pendidikannya yang belum dapat diterima IDI
(bentuk pendidikan yang irisan kompetensi)
Sementara ini sudah ada Perhimpunan Dokter
Keluarga Indonesia (PDKI) di dalam IDI ini harus
diperjelas perbedaannya, jika akhirnya akan melebur,
mengapa istilah yang digunakan bukanlah istilah yang
diakui secara umum yaitu dokter keluarga (Family
Physician)

2.PERBANDINGAN KONSEP PENINGKATAN


KOMPETENSI DLP KEMKES DAN IDI.

Anda mungkin juga menyukai