8.6. Porselin
Porselin adalan bahan isolasi kelompok keramik yang sangat penting dan luas
penggunaanya. Bahan dasar porselin adalah tanah liat. Pada gambar 8.4. dapat dilihat
beberapa jenis isolator yang sering digunakan pada jaringan listrik.
Umumnya produk porselin mempunyai toleransi yang masih dapat diterima yaitu
Pada tabel berikut dapat dilihat sifat dielektrik beberapa jenis isolator keramik. Kekuatan
dielektrik adalah gradien tegangan yang menghasilkan tegangan tembus listrik melalui
isolator. Umumnya konstanta dielektrik nilainya lebih tinggi sedikit pada bahan keramik,
karena ion, dan bukan dwikutub molekuler yang dipengaruhi oleh medan listrik.
Konstanta dielektrik seperti juga isolator dan polimer peka terhadap frekuensi. Akan
tetapi, dalam daerah suhu biasanya hanya ada sedikit variasi pada isolator keramik.
Sarjana listrik juga harus memperhitungkan faktor kerugian, dan tan bila
mendesain rangkaian listrik. Hasil kali konstanta dielektrik relatif dan faktor kerugian k
dan tan , merupakan ukuran dari energi listrik yang terpakai oleh kapasitor dalam
rangkaian arus bolak-balik sehingga alumina atau gelas dirancang untuk pemakaian
listrik.
Tabel 1
larutan
padat tertentu dapat mencapai 4%/oC. Kepekaan ini dapat dimamfaatkan untuk
pengukuran suhu dengan tepat dan terciptalah alat yang disebut termistor yang
digunakan untuk mengukur suhu.
Tabel 2
Tahanan semikonduktor keramik
Keramik piezoelektrik. Beberapa jenis kristal keramik tidak memiliki simetri. Disini tidak
akan dibahas ciri-ciri kristalografik, akan tetapi akan dibahas pengaruh kristal ion. Pusat
muatan positif dan negatif tidak identik. Akibatnya, setiap sel satuan berperan sebagai
dwikutub listrik kecil dengan ujung positiof dan negatif.
Pada gambar 8.6 terlihat bahwa titik pusat muatan positif dan negatif terpisah sejauh d,
yaitu panjang dwikutub.
BaTiO3 berubah dimensinya bila berada dalam medan listrik karena muatan negatif akan
tertarik kearah elektroda positif, dan muatan positif akan tertarik kearah elektroda
negatif, sehingga panjang dwikutub d bertanbah besar. Efek beruntun tersebut diatas
dapat digunakan untuk merubah energi mekanik menjadi energi listrik dan sebaliknya.
Perhatikan gambar 8.6 untuk menjelaskan gejala ini. Dari gambar 8.6 tersebut akan
terjadi regangan e, besar e tergantung pada modulus elastisitas. Regangan ini merubah
panjang dwikutub d dan secara langsung mempengaruhi polarisasi (=Qd/V) karena Q
dan V tetap konstan. Bila polarisasi kecil (akibat kompressi), terdapat kelebihan muatan
pada kedua ujung kristal.
Keramik magnetik
Magnet logam kurang baik untuk penggunaan dalam rangkaian UHF dan VHF.
Frekuensi tinggi menimbulkan imbas, oleh karena itu menimbulkan rugi daya didalam
inti logam. Ahli metalurgi memanfaatkan gejala ini untuk mencairkan paduan bermutu
tinggi. Kehilangan daya yang berubah menjadi panas tidak boleh terjadi dalam
rangkaian elektronik. Untunglah senyawa keramik yang mengandung atom magnetik
yang bersifat magnetik dan sekaligus tidak menghantarkan listrik.
Magnit lunak dan keras. Kebanyakan magnetisasi Fe3O4 hilang setelah medan magnit
dihapuskan. Hal ini disebabkan oleh karena orientasi magnetik kooperatip dari setiap
atom tunggal yang hilang. Sifat lunak ini memang disyaratkan untuk transformator dan
atau inti magnit tabung TV, karena magnetisasi akan mengikuti arus bolak-balik.
Pada magnit permanen atau keras megnetisasi tetap ada setelah medan magnit
ditiadakan. Sifat ini memang diperlukan pada keadaan tertentu. Sebagai contoh dapat
disebutkan magnit permanen yang banyak diperjual belikan dan digunakan sehari-hari.
Bagian dari motor listrik, lapisan pada pita kaset audio dan video.
Senyawa terdiri dari susunan atom atau ion yang berlainan. Untuk senyawa antar logam
telah dibahas pada bab terdahulu, namun dalam fase keramik, kation dikoordinir oleh
anion dan anion dikoordinir oleh kation. Hal ini memang wajar, oleh karena ion tak
sejenis dan ion sejenis tolak menolak. Proses slip dalam arah mendatar dihindarkan
dalam
menolak coulomb, sistem slip yang sedikit dan jarak pergeseran yang lebih besar,
maka kramik kristalin mempunyai ketahanan terhadap deformasi plastik yang
lebih besar dari pada logam. Perbedaan ini akan lebih menonjol dalam fasa
keramik yang lebih kompleks seperti silikat dan spinel.
Kekerasan. Fasa keramik keras karena biasanya tidak mengalami deformasi plastik.
Bahan amplas sepert emery terdiri dari Al 2O3 biasanya tercampur dengan Fe2O3. Karbida
silikon (SiC) dan TiC merupakan bahan gosok dan pemotong logam yang penting.
Sifat keramik yang umumnya keras dapat dikaitkan secara langsung dengan
strukturnya. Talk, lempung dan mika adalah lunak karena mempunyai struktur lempeng.
Ikatan dalam lempeng itu sendiri kuat, akan tetapi ikatan antar lempeng adalah ikatan
sekunder yang lemah.
Peka takik. Suatu takik atau retak merupakan penyebab timbulnya tegangan.
Pengaruhnya sangat besar. Tegangan sebenarnya terdapat pada pangkal takik
atau cacat dan berkaitan dengan tegangan nominal s, kedalaman retak c, dan jarijari lengkung r
s2 c / r
8.1
Bila melampaui kekuatan luluh bahan ulet, maka pangkal takik akan bertambah
besar, dan konsentrasi gaya akan berkurang. Bila takik berada dalam bahan tidak
ulet maka jari-jari lengkung mendekati diameter atomik (0,1 nm). Jadi suatu retak
dengan kedalaman 0,1 m sampai dengan 10 m, akan mempunyai faktor
konsentrasi tegangan; /s sebesar 102 atau 103.
Retak yang lebih dalam akan lebih berbahaya. Meskipun keramik tahan terhadap
geseran, konsentrasi tegangan dapat melampaui ikatan antar atom. Jadi retak tersebut
dapat merambat. Berarti c menjadi lebih besar, sehingga persamaan diatas
memperlihatkankonsentrasi tegangan yang bertambah. Sampai terjadi perpatahan.
Bahan keramik umumnya memiliki kekuatan tarik yang rendah karena
ketahanan
terhadap geseran pada pangkal retak. Faktor yang sama, kekuatan geser, membuat
keramik tahan terhadap tekanan. Beban tekan dapat dipikul tanpa menyebabkan
membesarnya retakan.
Kaca
Kaca adalah substansi yang dibuat dengan pendinginan bahan-bahan yang dilelehkan,
tidak dalam bentuk kristal tetapi dalam bentuk berongga.
Kaca pada umumnya terdiri dari campuran silikat dan beberapa senyawa antara
lain, borat, pospat. Kaca dibuat dengan cara melelehkan beberapa senyawa silikat
(pasir), alkali (Na dan K) dengan bahan lain (kapur, oksida timah hitam). Karena itu
sifat dari kaca tergantung dari komposisi bahan-bahan pembentuknya tersebut.
Massa jenis kaca berkisar antara 2 dan 8,1 g/cm3, kekuatan tekanannya 6000
hingga 21000 kg/cm2, kekuatan tariknya 100 hingga 300 kg/cm 2. Karena kekuatan
tariknya relatif kecil, maka kaca adalah termasuk bahan yang regas.
Walaupun kaca merupakan substansi berongga, tetapi tidak mempunyai titik leleh
yang tegas, karena pelelehannya adalah perlahan-lahan ketika suhu pemanasan
dinaikkan. Titik pelembekan kaca berkisar antara 500 hingga 1700 o C. Makin
sedikit kandungan SiO2 nya makin rendah titik pelembekan suatu kaca.
Demikian pula dengan muai panjang, makin besar kadar SiO2 yang dikandungnya,
akan makin kecil muai panjangnya. Muai panjang untuk kaca berkisar antara
5,5x10-7 hingga 150x10-7 per derajat celcius.
Nilai dari angka muai panjang adalah sangat penting bagi kaca dalam hubungannya
dengan kemampuan kaca untuk menahan panas.
Piranti dari kaca yang dipanaskan atau didinginkan secara tiba-tiba akan meregang. Hal
ini disebabkan distribusi suhu tidak merata pada lapisan luarnya dan keadaan tersebut
menyebabkan retaknya piranti.
Jika kekuatan tarik dari piranti lebih rendah dari kekuatan tekannya, maka pendinginan
yang mendadak pada permukaan akan lebih memungkinkan terjadinya keretakan
dibandingkan dengan pemanasan tiba-tiba. Kaca silika jenis Red-Hot akan lebih
aman dalam pendinginan atau pemanasan tiba-tiba karena kaca jenis ini
mempunyai muai panjang yang sangat rendah.
Piranti kaca yang dindingnya tipis, ketahanannya tergadap perubahan panas mendadak
lebih baik dibandingkan dengan piranti kaca yang dindingnya tebal. Hal ini karena
dipengaruhi faktor kerataan pemuaian kaca bagian luar dan dalam dinding piranti adalah
tidak sama dipanaskan atau didinginkan secara tiba-tiba akan meregang. Hal ini
disebabkan distribusi suhu tidak merat pada lapisan luarnya dan keadaan tersebut
menyebabkan retaknya piranti.
Jika kekuatan tarik dari piranti lebih rendah dari kekuatan tekannya, maka pendinginan
yang mendadak pada permukaan akan lebih memungkinkan terjadinya keretakan
dibandingkan dengan pemanasan tiba-tiba. Kaca silika jenis Red-Hot akan lebih aman
dalam pendinginan atau pemanasan tiba-tiba karena kaca jenis ini mempunyai muai
panjang yang sangat rendah.
Piranti kaca yang dindingnya tipis, ketahanannya tergadap perubahan panas mendadak
lebih baik dibandingkan dengan piranti kaca yang dindingnya tebal. Hal ini karena
dipengaruhi faktor kerataan pemuaian kaca bagian luar dan dalam dinding piranti adalah
tidak sama. Kaca yang digunakan untuk suatu perangkat dan pada perangkat tersebut
terdapat juga logam misalnya, lampu pijar, tabung sinar katode, maka nila muai
panjangnya harus disesuaikan, yaitu harus rendah karena selalu bekerja pada suhu
tinggi.
Kemampuan larut kaca terhadap bahan lain akan bertambah sesuai dengan kenaikan
suhunya. Kaca yang mempunyai kekuatan hidrolitik rendah ketahanan permukaannya
pada media yang lembab akan kecil. Kaca silika mempunyai ketahanan hidrolitik paling
tinggi.
Kaca yang digunakan untuk teknik listrik pada suhu normal digunakan syaratsyarat sebagai berikut : resistivitas berkisar antara 10 8 hingga 1017 Ohm-cm,
permitivitas relatif berkisar antara 3,8 hingga 16,2 kerugian sudut dielektriknya
0,00003 hingga 0,01, tegangan break-down 25 hingga 50 KV/mm.
Kaca silika mempunyai sifat kelistrikan paling baik, pada suhu kamar besarnya
resistivitas adalah 107 Ohm-cm, permitivitas relatif 3,8 dan dan kerugian sudut
dielektriknya 1 MHz adalah 0,0003. Jika kaca ditambhakan bahan natrium dan
kalium, maka resistivitasnya akan menurun.
Gambar Resistivitas sebagai fungsi komposisi (%) Na2O dan KaO.