Maitsaa Kaamiliaa
Aditya Wisnu Purbaya
SFSKFJSKFJS
ADAKHAFHAF
AFHAKFHAFA
Rekka Artha Alifiananta
Rahajeng Sari Putri
(4101414011)
(4101414115)
(4401414054)
(7101414064)
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah-Nya dan kesempatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah Hakikat Pendidikan dalam waktu yang telah disediakan. Dan
tak lupa pula rasa penghormatan kami kepada bapak Hendra Dedi Kriswanto selaku
dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan yang telah memberikan tugas ini
kepada kami,
menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran yang membangun
untuk kesempurnaan makalah yang akan datang. Akhirnya kami mengharapkan agar
tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi kami sebagai penyusun khususnya dan
para pembaca umumnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita semua telah menyepakati bahwa Pendidikan merupakan bagian yang
sangat penting bagi kehidupan dan diperlukan oleh semua orang. Dengan adanya
pendidikan derajat manusia lebih tinggi dibandingkan makhluk lainnya. Pada
dasarnya hewan juga belajar, tetapi menggunakan instingnya. Sedangkan manusia
menggunakan akal pikiran yang telah diberikan oleh Allah SWT untuk digunakan
dalam setiap tindakan yang akan lakukan. Pada hakikatnya pendidikan itu sebuah
usaha untuk meningkatkan ilmu pengetahuan baik itu di lingkungan formal maupun
informal. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang sangat universal dalam kehidupan
manusia, karena dimanapun dan kapan pun kita berada terdapat pendidikan. Selain
bersifat universal pendidikan juga bersifat nasional karena dalam setiap kehidupan
kita memilika pandangan hidup atau filsafat yang berbeda-beda dari satu bangsa
dengan bangsa lain atau masyarakat dan bahkan individu sehingga timbulah
perbedaan dalam menyelenggarakan pendidikan. Dari sifat nasional itu akan
mewarnai penyelenggaraan pendidikan dari setiap bangsa.
1.2 Perumusan Masalah
1. Konsepsi pendidikan
2. Pengertian pendidikan
3. Ilmu pendidikan sebagai ilmu yang bersifat deskriptif-normatif
4. Ilmu pendidikan sebgai ilmu yang bersifat teoritis dan praktis pragmatis.
5. Pendidikan sebagai suatu sistem.
6. Unsur-unsur dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsepsi Pendidikan
a. Konsep Dasar Pendidikan
Ada beberapa konsepsi dasar tentang pendidikan yang akan dilaksanakan :
1. Bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup (life long education).
Dalam hal ini berarti bahwa usaha pendidikan sudah dimulai sejak manusia itu
lahir dari kandungan ibunya sampai ia tutup usia, sepanjang ia mampu untuk
menerima pengaruh dan dapat mengembangkan dirinya. Suatu konsekuensi
dari konsep pendidikan sepanjang hayat ialah bahwa pendidikan tidak identik
dengan sekolah. Pendidikan akan berlangsung dalam lingkungan keluarga,
dalam lingkungan sekolah, dan dalam lingkungan masyarakat.
2. Bahwa tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama
antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Pemerintah tidak dapat
memonopoli segalanya, melainkan bersama dengan keluarga dan masyrakat,
berusaha agar pendidikan mencapai tujuan yang telah ditentukan.
3. Bagi manusia, pendidikan itu merupakan suatu keharusan, karena pendidikan,
manusia akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang.
Handerson mengemukakan, bahwa pendidikan merupakan suatu hal yang
tidak dapat dielakan oleh manusia, suatu perbuatan yang tidak boleh, karena
pendidikan itu membimbing generasi muda untuk mencapai suatu generasi
yang lebih baik.
b. Pendidikan Hanya Berlaku bagi Manusia
Dalam arti yang luas pendidikan berisi tiga pengertian, yaitu :
pendidikan, pengajaran, dan pelatihan. Pendidikan menyangkut hati nurani,
nilai-nilai, perasaan, pengetahuan , dan ketrampilan. Dengan pendidikan
manusia ingin atau berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan serta
memperbaiki nilai-nilai, hati nuraninya, perasaanya, pengetahuanya, dan
keterampilannya. Dengan kata lain pendidikan merupakan kegiatan mengolah
lidah dan tangan anak didik agar anak didik menjadi manusia yang beriman,
manusia yang cerdas, dan manusia yang terampil.
nilai
yang
akan
kita
transformasikan
tersebut,
dalam
rangka
dan
dapat
dimintai
dewasa,
ia
tidak
dapat
dimintai
pertanggungjawaban
atas
perbuatannya itu.
3. Telah mampu memahami norma-norma serta moral dalam kehidupan dan
sekaligus berkesanggupan untuk melaksanakan norma serta moral tersebut,
dalam hidup dan kehidupannya yang dimanifestasikan dalam kehidupan
bersama.
f. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat
Dalam perkembangannya, manusia ingin mencapai suatu kehidupan yang
lebih baik. Selama manusia berusaha untuk meningkatkan kehidupannya, baik untuk
meningkatkan pengetahuannya, meningkatkan dan mengembangkan kepribadian
serta kemampuan untuk ketrampilannya, secara sadar atau tidak sadar, maka selama
itulah pendidikan sebetulnya berjalan teus.
Pendidikan lebih luas daripada sekedar kegiatan menyekolahkan anak.
Pendidikan dimulai setelah anak lahir bahkan sebelum anak lahir (pendidikan pre
natal), dan akan berlangsung terus sampai manusia meninggal dunia, sepanjang ia
mampu menerima pengaruh-pengaruh. Oleh karena iu, proses pendidikan dapat
berlangsung dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat.
2. Pengertian Pendidikan
Mendidik dan pendidikan adalah dua hal yang saling berhubungan. Dari segi
bahasa, mendidik adalah kata kerja sedangkan pendidikan adalah kata benda.
Menurut Ki Hajar Dewantara, mendidik adalah menuntun segala kekuatan
kodrat yang ada pada anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
mengatur
dan
suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yag membentuk suatu
kebiasaan atau keseluruhan yang kompleks dan utuh.
Suatu sistem dibedakan menjadi 2 macam yakni terbuka dan tertutup.
Sistem terbuka artinya suatu sistem yang berhubungan dengan lingkungannya,
komponen-komponennya dibiarkan berhubungan dengan komponen diluar
sistem. Sedangkan sistem tertutup dianggap semua komponenya terisolasi dari
pengaruh dari luar, walaupun didalam kenyataannya hampir tidak ada suatu
sistem yang tertutup sama sekali.
6. Unsur-unsur dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan
a. Peserta Didik
1. Lingkungan pendidikan tempat belajar peserta didik bersifat aksidental
(kebetulan) dan insidental (kadang-kadang), sehingga menyebabkan
peserta didik tidak terprogram dalam belajarnya.
2. Lingkungan pendidikan tempat belajar peserta didik terprogram secara
intensional, sengaja atau dikehendaki, sehingga peserta didik lebih
siap dalam belajar.
3. Lingkungan pendidikan tempat belajar peserta didik terprogram sesuai
dengan yang telah ditetapkan.
4. Lingkungan pendidikan tempat belajar peserta didik sangat optimal
dan ideal, sehingga peserta didik dapat melakukan cara-cara belajar
sebagaimana yang diharapkan. Konteks belajar seperti ini akan dapat
menyebabkan peserta didik mampu berkembang secara kreatif dan
optimal.
b. Pendidik
Guru sebagai pendidik meurut jabatan menerima tanggung jawab
mendidik 3 pihak yaitu: 1) orang tua 2) masyarakat dan 3) negara.
Tanggung jawab dari orangtua yang diterima guru atas dasar
kepercayaannya, bahwa guru mampu memberikan pendidikan, pengajaran
dan pelatihan, sesuai dengan perkembangan peserta didik, dan diharapkan
pula dari pribadi guru memancar sikap dan sifat yang normatif baik
sebagai kelanjutan dari sikap dan sifat dari orangtua pada umumnya, yaitu
(1) Kasih Sayang
Atas dasar rasa kasih sayang ini, maka guru dengan sendirinya akan
mudah mengembangkan sifat-sifat baik lainnya, misalnya : membantu,
bersahabat, merasa dekat dan adil.
(2) Bertanggung Jawab
Dorongan rasa tanggung jawab guru diharapkan juga mampu
mengembangkan sifat anak, seperti : tekun, rajin, sopan, riang, sportif
dan terpuji.
c. Tujuan
1. Tujuan Umum
Ialah tujuan di dalam pendidikan yang seharusnya menjadi tujuan
orang tua atau pendidik. Tujuan ini berakar dari tujuan hidup dan
tujuan ini berhubungan dengan pandangan tentang hakikat manusia,
tentang apa tugas dan arah hidup manusia di dunia ini, yakni sebagai
manusia dewasa, susila, mandiri, dan bertanggung jawab.
2. Tujuan Tidak Sempurna
Yang dimaksud dengan tujuan tidak sempurna atau tidak lengkap
adalah tujuan yang menyangkut segi-segi tertentu seperti kesusilaan,
keagamaan, kemasyarakatan, keindahan, seksual dll. Sehubungan
dengan
itu
maka
kita
mengenal
pendidikan
kesusilaan,
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hakikat pendidikan adalah proses menumbuhkembangkan ekstensi peserta
didik yang memasyarakat, membudaya dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal,
nasional, dan global. Hakikat pendidikan sangat ditentukan oleh nilai-nilai, motivasi
dan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Hakikat pendidikan itu akan terwujud melalui
beerbagai
macam
proses
pengajaran,
pembelajaran,
dan
latihan
dengan
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Achmad Munib, S.H., M.Si., dkk Pengantar Ilmu Pendidikan