Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia Farmasi Analisa
Dosen Pengajar
Lina Elfita, M.Si, Apt
11151020000067
2. Shella Desilia P.
11151020000071
3. Nailul Muna
11151020000077
4. Elfhira Rosalia
11151020000083
5. Dhimaz Aryo P.
11151020000085
11151020000088
11151020000094
11151020000095
9. Tina Yuliyana
11151020000098
11151020000104
11151020000109
KELAS 3 BD
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas Kimia Farmasi Analisa tentang Identifikasi Golongan Alkaloid. Selain itu tujuan
dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan
Kimia Farmasi Analisa secara meluas.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lina Elfita, M.Si, Apt selaku
dosen Kimia Farmasi Analisa, yang telah membimbing kami agar dapat
menyelesaikan makalah ini. Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima
kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu
kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 3
A. Pengertian Alkaloid ............................................................................................ 3
B. Sifat Sifat Alkaloid.......................................................................................... 4
C. Klasifikasi atau Penggolongan Alkaloid ............................................................ 5
D. Identifikasi Alkaloid........................................................................................... 8
E. Reaksi Reaksi Gugus Fungs .......................................................................... 10
F. Jenis Jenis Alkaloid ....................................................................................... 12
BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 37
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 37
B. Saran ................................................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam dunia medis dan kimia organik, istilah alkaloid telah lama menjadi
bagian penting dan tak terpisahkan dalam penelitian yang telah dilakukan selama ini,
baik untuk mencari senyawa alkaloid baru ataupun untuk penelusuran bioaktifitas.
Senyawa alkaloid merupakan senyawa organik terbanyak ditemukan di alam. Hampir
seluruh alkaloid berasal dari tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis
tumbuhan. Secara organoleptik, daun-daunan yang berasa sepat dan pahit, biasanya
teridentifikasi mengandung alkaloid. Selain daun-daunan, senyawa alkaloid dapat
ditemukan pada akar, biji, ranting, dan kulit kayu.
Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau
alkali dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam molekul
senyawa tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam dosis
kecil dapat memberikan efek farmakologis pada manusia dan hewan.
Alkaloid juga adalah suatu golongan senyawa organic yang terbanyak
ditemukan di alam. Hampir seluruh senyawa alkaloida berasal dari tumbuh-tumbuhan
dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloida mengandung paling
sedikit satu atom nitrogen. Hampir semua alkaloida yang ditemukan di alam
mempunyai keaktifan biologis tertentu, ada yang sangat beracun tetapi ada pula yang
sangat berguna dalam pengobatan. Misalnya kuinin, morfin dan stiknin adalah
alkaloida yang terkenal dan mempunyai efek sifiologis dan fisikologis. Alkaloida
dapat ditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan seperti biji, daun, ranting dan kulit
batang. Alkaloida umunya ditemukan dalam kadar yang kecil dan harus dipisahkan
dari campuran senyawa yang rumit yang berasal dari jaringan tumbuhan.
Berdasarkan literatur, diketahui bahwa hampir semua alkaloid di alam
mempunyai keaktifan biologis dan memberikan efek fisiologis tertentu pada mahluk
hidup. Sehingga tidaklah mengherankan jika manusia dari dulu sampai sekarang selalu
mencari obat-obatan dari berbagai ekstrak tumbuhan. Fungsi alkaloid sendiri dalam
1
tumbuhan sejauh ini belum diketahui secara pasti, beberapa ahli pernah
mengungkapkan bahwa alkaloid diperkirakan sebagai pelindung tumbuhan dari
serangan hama dan penyakit, pengatur tumbuh, atau sebagai basa mineral untuk
mempertahankan keseimbangan ion.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Alkaloid?
2. Apa Saja Sifat Sifat Golongan Alkaloid?
3. Bagaimana Klasifikasi atau Penggolongan Alkaloid?
4. Bagaimana Identifikasi Golongan Alkaloid?
5. Apa Saja Reaksi Reaksi Gugus Fungsional?
6. Apa Saja Jenis-Jenis Akaloid?
C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Pengertian Alkaloid
2. Untuk Mengetahui Sifat Sifat Golongan Alkaloid
3. Untuk Mengetahui Klasifikasi Penggolongan Alkaloid
4. Untuk Mengetahui Idenifikasi Golongan Alkaloid
5. Untuk Mengetahui Reaksi-Reaksi Gugus Fungsional
6. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Alkaloid
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ALKALOID
Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang banyak ditemukan
dialam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas
dalam berbagai jenis tumbuhan tingkat tinggi. Sebagian besar alkaloid terdapat pada
tumbuhan dikotil sedangkan untuk tumbuhan monokotil dan pteridofida mengandung
alkaloid dengan kadar yang sedikit.
Pengertian lain Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat
basa atau alkali dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam
molekul senyawa tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam
dosiskecil dapat memberikan efek farmakologis pada manusia dan hewan. Sebagai
contoh,morfina sebagai pereda rasa sakit, reserfina sebagai obat penenang, atrofina
berfungsi sebagai antispamodia, kokain sebagai anestetik lokal, dan strisina sebagai
stimulan syaraf (Ikan,1969). Selain itu ada beberapa pengecualian, dimana termasuk
golongan alkaloid tapi atom N (Nitrogen) nya terdapat di dalam rantai lurus atau
alifatis.
Meyers Conversation Lexicons tahun 1896 dinyatakan bahwa alkaloid terjadi
secara karakteristik di dalam tumbuh- tumbuhan, dan sering dibedakan berdasarkan
kereaktifan fisiologi yang khas. Senyawa ini terdiri atas karbon, hidrogen, dan
nitrogen,sebagian besar diantaranya mengandung oksigen. Sesuai dengan namanya
yang mirip denganalkali (bersifat basa) dikarenakan adanya sepasang elektron bebas
yang dimiliki oleh nitrogen sehingga dapat mendonorkan sepasang elektronnya.
Kesulitan mendefinisikan alkaloid sudah berjalan bertahun-tahun.
Definisi tunggal untuk alkaloid belum juga ditentukan. Trier menyatakan
bahwa sebagai hasil kemajuan ilmu pengetahuan, istilah yang beragam senyawa
alkaloid akhirnya harus ditinggalkan (Hesse, 1981).Garam alkaloid dan alkaloid bebas
biasanya berupa senyawa padat, berbentuk kristal tidak berwarna (berberina dan
serpentina berwarna kuning).Alkaloid sering kali optik aktif, dan biasanya hanya satu
dari isomer optik yang dijumpai dialam, meskipun dalam beberapa kasus dikenal
campuran rasemat, dan pada kasus lain satu tumbuhan mengandung satu isomer
B. SIFAT ALKALOID
1. Sifat-Sifat Fisika
Umumnya mempunyai 1 atom N meskipun ada beberapa yang memiliki lebih
dari 1 atom N seperti pada Ergotamin yang memiliki 5 atom N. Atom N ini dapat
berupa amin primer, sekunder maupun tertier yang semuanya bersifat basa (tingkat
kebasaannya tergantung dari struktur molekul dan gugus fungsionalnya) Kebanyakan
alkaloid yang telah diisolasi berupa padatan kristal tidak larut dengan titik lebur yang
tertentu atau mempunyai kisaran dekomposisi. Sedikit alkaloid yang berbentuk amorf
dan beberapa seperti; nikotin dan koniin berupa cairan. Kebanyakan alkaloid tidak
berwarna, tetapi beberapa senyawa yang kompleks, species aromatik berwarna (contoh
berberin berwarna kuning dan betanin berwarna merah). Pada umumnya, basa bebas
alkaloid hanya larut dalam pelarut organik, meskipun beberapa pseudoalkalod dan
protoalkaloid larut dalam air. Garam alkaloid dan alkaloid quartener sangat larut
dalam air.
2. Sifat-Sifat Kimia
Kebanyakan alkaloid bersifat basa. Sifat tersebut tergantung pada adanya
pasangan elektron pada nitrogen.Jika gugus fungsional yang berdekatan dengan
nitrogen bersifat melepaskan elektron, sebagai contoh; gugus alkil, maka ketersediaan
elektron pada nitrogen naik dan senyawa lebih bersifat basa. Hingga trietilamin lebih
basa daripada dietilamin dan senyawa dietilamin lebih basa daripada etilamin.
Sebaliknya, bila gugus fungsional yang berdekatan bersifat menarik elektron (contoh;
gugus karbonil), maka ketersediaan pasangan elektron berkurang dan pengaruh yang
ditimbulkan alkaloid dapat bersifat netral atau bahkan sedikit asam. Contoh ; senyawa
yang mengandung gugus amida.
Kebasaan alkaloid menyebabkan senyawa tersebut sangat mudah mengalami
dekomposisi, terutama oleh panas dan sinar dengan adanya oksigen. Hasil dari reaksi
ini sering berupa N-oksida. Dekomposisi alkaloid selama atau setelah isolasi dapat
menimbulkan berbagai persoalan jika penyimpanan berlangsung dalam waktu yang
lama. Pembentukan garam dengan senyawa organik (tartarat, sitrat) atau anorganik
(asam hidroklorida atau sulfat) sering mencegah dekomposisi. Itulah sebabnya dalam
perdagangan alkaloid lazim berada dalam bentuk garamnya.
b. Golongan Pyrrolidine
Pyrrolidine, juga dikenal sebagai tetrahidropirola, merupakan senyawa organik
dengan rumus kimia C4H9N. Ia merupakan senyawa amina siklik dengan
cincin beranggora lima yang terdiri dari empat atom karbon dan satu atom
nitrogen. Ia berupa cairan bening dengan aroma tidak sedap seperti amonia.
Pyrrolidine ditemukan secara alami pada daun tembakau dan wortel. Struktur
cincin pyrolidina dapat ditemukan pada banyak alkaloid alami, seperti nikotina
dan higrina. Ia juga dapat ditemukan pada banyak obat-obatan farmasi seperti
prosiklidina dan bepridil. Ia juga menjadi dasar senyawa rasetam (misalnya
pirasetam dan anirasetam).
Contohnya: Hygrine, cuscohygrine, nikotina
c.
Golongan Isokulina
Contohnya : Alkaloid Opium (papaverine, narcotine, narceine), sanguinarine,
hydrastine, berberine, emetine, berbamine, oxyacanthine.
d. Golongan Kuinolina
Contohnya: Kuinina, kuinidina, dihidrokuinina, dihidrokuinidina,strychnine, br
ucine, veratrine, cevadine.
e. Golongan Tropane
Contohnya : atropine, kokaina, ecgonine, scopolamine, catuabine
f. Golongan Indola
2.
ditemukan pada suatu jenis tumbuhan. Berdasarkan cara ini, alkaloida dapat dibedakan
atas beberapa jenis yaitu aklakoida tembakau, alkaloida amaryllidaceae, alkaloida
erythrine dan sebagainya. Cara ini mempunyai kelemahan, yaitu : beberapa alkaloida
yang berasal dari tumbuhan tertentu dapat mempunyai struktur yang berbeda-beda.
3.
a) Alkaloida alisiklik yang berasal dari asam-asam amino ornitin dan lisin.
b) Alkaloida aromatik jenis fenilalanin yang berasal dari fenilalanin, tirosin dan
3,4 dihidrofenilalanin.
c) Alkaloida aromatik jenis indol yang berasal dari triptopan.
D. IDENTIFIKASI ALKALOID
1. Reaksi Pengendapan
a) Reaksi Mayer : HgI2
Cara : zat + pereaksi Mayer timbul endapan kuning atau larutan kuning bening
+ alakohol endapannya larut. Reaksi dilakukan di objek glass lalu Kristal
dapat dilihat di mikroskop. Jika dilakukan di tabung reaksi lalu dipindahkan,
Kristal dapat rusak. Tidak semua alkaloid mengendap dengan reaksi mayer.
Pengendapan yang terjadi akibat reaksi mayer bergantung pada rumus bangun
alkoloidnya.
b) Reaksi Bouchardat
2. Reaksi Warna
a) Reaksi dengan asam kuat
Asam kuat seperti H2SO4 pekat dan HNO3pekat menghasilkan warna kuning
atau merah.
b) Reaksi Marquis
Pereaksi marquis mengandung formaldehid (1 bagian) dan H2SO4 pekat (9
bagian). Sampel ditambah pereaksi marquis akan menghasilkan warna jingga.
c) Reaksi Warna AZO
Sampel ditambah diazo A (4 bagian) dan diazo B (1 bagian), ditambah NaOH,
dipanaskan lalu ditambah amyl alkohol menghasilkan warna merah.
d) Reaksi Frohde
Pereaksi frohde mengandung larutan 1% NH4 molibdat dalam H2SO4 pekat.
Sampel ditambah pereaksi frohde menghasilkan warna kuning kehijauan.
e) Reaksi Mandelin
Pereaksi mandelin mengandung amonium vanadat dalam air ditambah
H2SO4 pekat. Sampel ditambah pereaksi mandelin berwarna kuning kehijauan.
3. Reaksi Kristal
a) Reaksi Dragendorf
Pereaksi dragendorf mengandung bismut nitrat dan merkuri klorida dalam
nitrit berair. Ketika suatu alkaloid ditambahkan pereaksi dragendorf maka akan
menghasilkan endapan jingga.
b) Reaksi Meyer
Pereaksi meyer mengandung kalium iodida dan merkuri klorida. Ketika sampel
ditambah pereaksi meyer maka akan timbul endapan kuning atau larutan
kuning bening lalu ditambah alkohol endapannya larut. Tidak semua alkaloid
mengendap dengan reaksi mayer. Pengendapan yang terjadi akibat reaksi
mayer bergantung pada rumus bangun alkoloidnya.
c) Reaksi Bauchardat
Pereaksi bauchardat mengandung kalium iodida dan iood. Sampel ditambah
pereaksi bauchardat menghasilkan endapan coklat merah lalu ditambah alkohol
endapannya larut.
d) Reaksi Fe-complex & Cu-complex:
Pada objek glass, gas ditetesi dengan Fe-compleks dan Cu-complex lalu tutup
dengan cover glass panaskan sebentar, lalu lihat Kristal yang terbentuk.
Pada objek glass, zat + asam lalu ditaburkan serbuk sublimat dengan spatel,
sedikit saja digoyangkan di atasnya Kristal terlihat.
Reaksi Iodoform : zat ditetesi NaOH sampai alkali + sol. Iodii lalu dipanaskan
hingga berwarna kuning (terbentuk iodoform), lalu lihat Kristal bunga sakura
di mikroskop.
Reaksi Herapatiet. (reagen : air + spirtus + asam cuka biang + sedikit H2SO4
dan aqua iod sampai agak kuning pada objek glass). Zat + 1 tetes reagen
kristal lempeng (coklat/violet).
Hasil lambat ditunjukkan oleh Efedrin, Beta eucain, Emetin, Colchisin dan
Physostigmin.
2. Gugus Metoksi
dengan
reaksi
SCHIFF. Kelebihan
Kalium
10
Hasil positif untuk Morfin, Heroin, Veratrin, Kodein, Pronin, Dionin, dan
Parakonidin.
4. Gugus Formilen
5. Gugus Benzoil
Reaksi bau : Esterifikasi dengan alcohol + Asam Sulfat pekat = bau ester.
Hasil positif untuk Kokain, Tropakain, Alipin, Stivakain, Beta eukain, dan
lain-lain.
6. Reaksi GUERRT
7. Reduksi Semu
8. Gugus Kromofor
11
F. JENIS-JENIS ALKALOID
1. Anaesthesin Benzocain
Organoleptis:
2. Anthipyrin
Organoleptis :
serbuk hablur tidak berwarna atau putih, tidak berbau dan agak pahit
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol dan
kloroform, agak sukar larut dalam eter
Reaksi untuk identifikasi:
Larutan dalam air bersifat netral
+ aq.brom : terbentuk endapan putih
Reaksi Mayer : (+)
Zat + HCl 0,5 N + pereaksi (HgCl2 + KI + aquadest) timbul endapan
kuning
Reaksi Bouchardat : (+), pereaksi harus banyak
Reaksi Marquis : jingga terang
pereaksi Millon : Larutan zat dalam air + pereaksi Millon : berwarna kuninghijau
12
3. Acidum Nicotinium
Organoleptis:
Kristal putih tak berwarna
Titik leleh 236
Dapat disublimasikan
Reaksi identifikasi:
4. Apomorphin
molekul 268.3298
Secara historis , apomorphine telah dicoba untuk berbagai kegunaan termasuk
perawatan psikiatris homoseksuallitas pada di awal abad 20 , dan baru-baru ini
digunakan dalam mengobati disfungsi ereksi. Saat ini apomorphinedigunkan dalam
pengobatan penyakit parkinson.
Reagen
Reaksi
Hasil pengamatan
13
Marquis
Ungu biru
pekat
Frohde
Ungu hijau
Mandellin
Zat +
Biru ungu
Zat + +
Lar dalam eter
Merah
Hijau
pekat
Grimpert dan Leclere
Zat +
pekat
+ NaA(panaskan
Vitally
Zat +
Putih
Zat +
Hitam
Zat +
berasap ,
Merah
5. Amefetamin
Amphetamine adalah obat golongan stimulansia ( hanya dapat diperoleh dangan resep
14
( 545 538
Amfetamin
Metamfetamin
Metilendoksimetamfetamin
Reagen
Reaksi
Hasil pengamatan
Marquis
Orange
Simon
Uji Chen
6. Berberin
15
Reaksi
Zat + 4 tetes formalin + 1
ml
Hasil pengamatan
Kuning coklat
pekat
Bouchardat
Muncul endapan
kristalisasi yang dengan
penambahan spir menjadi
kristal jarum panjang
Klunge
Mandelin
Zat +
Frohde
Edmann
Hijau Olive
Formilen
(+)
a.
b.
Frohde : larutan 1%
Coklat ungu
Hijau Kuning
Zat +
Reaksi Kristal
Hijau kuning
/ NaBr
Jarum
Kristal
molibdat dalam
16
7. Kinin (Chininum)
Organoleptis :
Hablur putih, pahit.
Kelarutan : dalam air (1:4800), spiritus (1:1). Dalam H2SO4 berfluoresensi
biru kuat.
Reaksi Identifikasi:
Reaksi Thalleiochin hijau zamrud (warna ini dapat dihasilkan pula jika
dikocok dengan kloroform).
Reaksi ini positif terhadap :
o cinchonin & cinchonidin endapan putih
o codein merah rosa
o morfin coklat merah
o Antipyrin mengganggu reaksi ini
Reaksi Erytrochin lapisan CHCl3 berwarna merah.
Reaksi Sanchetz ungu tua, asamkan dengan H2SO4 jingga
Reaksi Herapathiet :
zat + 1 tetes reagen kristal platces (coklat/violet), spesifik untuk kinin.
Reaksi Kristal :
Zat + ammonium oksalat endapan (+) hanya pada kinin
Zat + pereaksi mayer endapan (+)
Zat + pereaksi bouchardat endapan (+)
8. Kinkonin (Chinchonin)
Organoleptis :
kristal jarum ortokrombik
Kelarutan : Larut dalam alkohol (1:60), alkohol panas (1:2), kloroform (1:110),
eter (1:500), praktis tidak larut dalam air
Reaksi Identifikasi:
17
Reaksi Fluoresensi
= Papaver somniferum
o BM
= 317,4
o Bentuk
TL = 154 157 oC
18
panas
Reaksi Identifikasi:
o Larutan zat dalam air dinetralkan dengan NH4OH encer + AgNO3
endapan kuning perak fosfat yang larut dalam HNO3 encer & dalam
NH4OH encer.
o Larutan zat dalam HNO3 encer + amonium molibdat dihangatkan
endapan kuning kenari terang.
c. Papaverin HCl
Organoleptis
Reaksi Identifikasi:
19
Kafein adalah zat alkaloid yang di temukan pada berbagai jenis tanaman
terutama tanaman kopi, cola, teh dan lain sebagainya. Kafein berfungsi sebagai zat
stimulan untuk sistem syaraf pusat, zat perangsang serta dapat menangkal katuk dan
mengembalikan kewaspadaan. Tetapi efek sampingnya, kafein memiliki potensi
menyebabkan penyimpangan kromoson yang bersifat mutagenik.
Kafein dalam bentuk ekstraksinya berupa kristal putih panjang tanpa warna
dan berasa pahit. Kafein pertama kali di temukan dalam biji kopi oleh seorang
ilmuwan Jerman, Friedrich Ferdinand Runge, pada tahun 1819. Disebut kafein karena
zat ini di temukan pada tanaman kopi. Sedangkan zat serupa yang di temukan pada
tanaman gurana di sebut guaranina. Yang di temukan pada tanaman teh di sebut teina.
Karena begitu banyak naman yang di gunakan padahal merujuk pada zat yang sama
sehingga dapat menyebabkan kerancuan, maka akhirnya zat tersebut secara aklamasi
20
di sebut dengan kafein, sebagai komponen yang paling banyak di temukan pada biji
kopi.
Organoleptis :
o Serbuk atau bentuk jarum mengkilat biasanya menggumpal.
o Berwarna putih
o Rasanya pahit,
o Tidak berbau
o Bersifat netral terhadap kertas lakmus.
Kelarutan :
o Dalam air = 1:50, mudah larut dalam spiritus dan CHCl3, sukar larut
dalam eter, agak sukar larut dalam etanol 95%.
Reaksi Identifikasi:
Reaksi Murexide :
Violet. Warna ini akan hilang jika ada penambahan larutan alkali.
o Larutan zat dalam air + I2 tidak terjadi nedapan; + HCl endapan
Coklat, larut dalam NaOH
o Larutan zat + larutan tannin dalam air endapan putih dalam reagen
berlebih
o Larutan jenuh + larutan HgCl2 5% endapan putih, rekristal dengan
pemanasan akan tampak kristal jarum panjang
o Reaksi Zwikker: 1 ml Pyridin 10 % +CuSO4 larut dalam air : batang
panjang tidak berwarna.
21
11. Cocainum
Kokain adalah zat yang adiktif yang sering disalahgunakan dan merupakan zat
yang sangat berbahaya. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman
belukar Erythroxylon coca,yang berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari
tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk
mendapatkan efek stimulan.Saat ini Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal,
khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena efek
vasokonstriksifnya juga membantu. Kokain diklasifikasikan sebagai suatu narkotik,
bersama dengan morfin dan heroin karena efek adiktif dan efek merugikannya telah
dikenali.
Organoleptis :
o Serbuk putih tidak berwarna tidak berbau sedikit rasa pahit
o T.L : 96 98 oC
o Kelarutan : sedikit larut dalam air
Reaksi :
o Garam HCl nya digerus dengan calomol, mereduksi : hitam
o Reaksi BIAL : 10 mg zat + 5 ml H2SO4 pekat + dipanaskan +
diencerkan debgan 2 ml air: bau methyl benzoat dan mengkristal
o Reaksi gugusan benzoil : (+)
o Reaksi BOSMAN : larutan dalam H2SO4 dilarutkan + KMnO4 +
dikocok dengan CHCl : lapisan Khloroformnya berwarna violet setelah
beberapa waktu menghilang.
12.Opiat
22
Opiat adalah campuran dari heroin HCl, thobain, codein HCL, papaverin HCl,
NaCl, narcotin HCl, morphin HCl. Organoleptis opial adalah berbentuk bubuk putih
dan larut dalam air.
Reagen
Marquis
Reaksi
Zat + 4 tetes formalin + 1
Hasil Pengamatan
Jingga merah-purper
ml H2SO4 pekat
Frohde
hijau)
(+)
FeCl3
Zat + FeCl3
(+)
Na
Zat + Na
(+)
HCl2
Zat + HCl2
Pesez
(+)
dipanaskan
Reaksi Kristal
a. Dragendorf
b. HgCl2
c. Asam pikrolon
23
Nama
kimia
papaverin
yaitu
1-(3,4-Dimethoxybenzyl
-6,7
Reaksi
Zat + H2SO4 pekat
Hasil Pengamatan
Ungu (kadang-kadang
hijau)
Erdman
Ungu
Frohde
Ungu merah
24
Mandellin
Hijau biru-biru
Mayer
Endapan putih
Pereaksi mayer
Uji identifikasi
Coklat merah
Marquis
berwarna
mikroskop
Coralyn
Fluoresensi kuning
kehijauan
sulfat pekat
14. Phenacetin
Organoleptis: berbentuk bubuk hablur, warna putih, rasa pahit. Kelarutan air
0,06 , spir 6,7 , eter 1,5. Titik lelehnhya 134C-136C
Reagen
Bouchardat
Reaksi
Zat + Pereaksi
Hasil pengamatan
(+)
bouchardat
KmnO
Larutan +KMnO
-Negatif : negatif
-H2SO4 : warna hilang
- NaHCO3 : negatif
25
- Na2CO3 : pelan-pelan
cokelat
-NaOH : oopat jadi hijau
Osterfikari
Etil asetat
Didorkoral
Ungu
15. Pyramidon
Sifat Pyramidon:
o Bentuk bubuk hablur putih
o Tidak berbau
o Kelarutan dalam air 1 : 18.
o Kelarutan dalam spiritus 1 : 15
o Larut baik dalam eter dan kloroform
Reaksi Pengendapan :
1. Reaksi Mayer
Perlakuan : Pyramidon + HCl 0,5 N + reagen (HgCl2 + KI + aquadest)
menghasilkan endapan berwarna kuning
2. Reaksi Bouchardart
Perlakuan : sama seperti Reaksi Mayer. Namun, dapat larut lagi dalam spiritus
berlebih
3. Asam Pikrat
Perlakuan : larutan asam pikrat dalam air (1 : 1000) akan menghasilkan
endapan alkaloid pekat
Reaksi Warna:
1. Dengan FeCl3 campuran menghasilkan warna ungu dan jika ditambakan H2SO4
maka warna berubah menjadi merah-darah-violet.
2. Dengan AgNO3 campuran menghasilkan warna biru-ungu dengan endapan
berwarna abu-abu
3. Dengan HNO3 pekat campuran menghasilkan warna kuning-hijau tua yang jika
ditambahkan berlebihan maka warna akan menghilang
4. Dengan Aqua Brom menghasilkan endapan
26
16. Phenetidin
Sifat Phenetidin :
o Berat Molekul = 137
o Bentuk Cairan dan jika terkena udara teroksidasi menjadi warna coklat
o Larut dalam alkohol dan larut dalam air
Reaksi Warna
1. Dengan FeCl3 campuran perlahan berubah menjadi warna ungu
2. Dengan HCl campuran perlahan berubah menjadi warna merah keunguan
3. Dengan HCl yang ditambahkan dengan K2CrO7 campuran berubah menjadi
warna ungu.
Reaksi
1. Reaksi Vlezenbeek
Perlakuan : larutan zat ditambahkan sedikit rosarsin dan ditambahkan NaOH
lalu ditambahkan I2 0,1 N terbentuk reazuurine sebagai hasil oksidasi resorsin
berwarna ungu. Bila diasamkan dengan HCl berlebih menghasilkan campuran
yang berwarna kuning.
2. Reaksi Ekkert
Perlakuan : larutan zat ditambahkan resorsin dan ditambahkan H2SO4 pekat
dan dipanaskan di atas ai kecil mendidih lalu didinginkan setelag itu
ditambahkan air ,resorsin dan NaOH + I2 menghasilkan warna ungu merah dan
jika berfluor akan menghasilkan wana merah coklat.
Bentuk bubuk
27
Reaksi-Reaksi
o Dengan reagen Marquis campuran menghasilkan warna ungu muda dalam 5
menit
o Dengan reagen fluoride campuran menghasilkan warna hijau kotor
o Dengan FeCl3 campuran akan menghasilkan warna merah jingga
Reaksi gugus fungsionil
Mementukan gugus fungsi gugusan metoxil (-OCH3) didapatkan hasil
yang positif. Reaksi ini dapat dilakukan dengan mencmpurkan larutan di dalam
H2SO4 yang ditambahkan dengan KmnO4 dan akan terjadi pembentukan
formaldehid.
Reaksi golongan opium menunjukan hasil yang positif pada pulvis
dovari. Di bawah mikroskop terdapat amilum dari radix Ipecao yang apabila
ditetesi dengan aqua iod akan menghasilkan warna biru.
Reaksi biru berlin menghasilkan warna biru berlin yang dapat
dilakukan dengan mencampurkan larutan dengan K3Fe(CN)6 + FeCl2 yang
akan menghasilkan warna biru.
Pemerian:
o Berbentuk Kristal putih
o Tidak berbau
o Rasa pahit - asam
Kelarutan :
o Dalam air 1 : 12
o Dalam spir 1 : 6
28
o Dalam CHCl 1 : 3
Reaksi
o Mayer (+)
o Bouchardat (+)
o Zat + 1 tetes dinitrobenzene -> di aduk = ungu kecoklatan
o Larutan dalam air + NaOH = endapan seperti minyak tidak berwarna dan
ketika di gosok dengan batang pengaduk menjadi Kristal.
o Larutan + asam pikrat = Kristal kuning.
o Aqua brom = jingga seperti tetes minyak.
19. Morphinun
Pemerian
o Bubuk Kristal putih
o Berbentuk Kristal jarum
o Rasa pahit
o BM = 375,5
Kelarutan
o Dalam air 1 : 22
o Spir 1 : 55
Reaksi
o Mayer (+)Frohde = ungu hijau
o Marquis = ungu (segera)
o Sancez, King, Pesez = (+)
o Larutan dalam H2SO4 + KI + CHCl3 -> dikocok -> ungu
o + K2Fe(CN)6 + FeCl3 = biru
o Reaksi Huseman
29
o Zat + H2SO4 pekat + dipanaskan di atas api + HNO3 65% + KNO3 Padat =
violet merah merah darah
20. Nicotin
Pemerian
o Cairan mudah menguap
o Rasa pedas
o Bau spesifik seperti tembakau
o Titik didih = 247 Celcius
Reaksi
o Larutan dalam spir + beberapa butir 2,4 dinitriklorobenzen dipanaskan di atas
waterbath. Sesudah dingin + spir KOH = merah ungu
o Sanchez = Vanillin HCl 25% = merah rose, jika dipanaskan warnanya semakin
intensif.
o P-DAB HCl = merah ungu
Reaksi Kristal
a. K2Fe(CN)6
b. DRGENDORF
c. HgCl2
d. Asam pikrolon
21.Eukinin
Organoleptis : Hablur putih, berbentuk bulu atau jarum, tidak berbau, tidak
berasa, jika dikunyah agak pahit
Kelarutan
30
Zat ditaburkan pada H2SO4 pada objek glas dilihat dibawah mikroskop, maka
akan timbul gas.
Zat + 10 ml HCl (p) 0,25%, kocok kuat, saring. Pada 5 ml filtrat tambahkan 23 tetes brom dan 1 ml NH4OH (e) terjadi warna hijau
Zat + 10 ml KOH (p) 2,5% dalam etanol mula-mula larut, berangsurangsur terbentuk endapan putih
22. Ergotamin
Rumus Kimia:
31
Reaksi
Zat + FROHDE
Hasil
Jingga
muda,
hijau,
Zat + MARQUIS
H2SO4 pekat
HNO3 Pekat
FeCl3
Negative
AgNO3
Negative
24. Ergometrin
Organoleptis :
berfluorisensi biru.
25. Emetin
32
Organoleptis :
+HCL pekat + H2O2 lalu di panaskan, larutan akan menjadi kuning jingga
26. Ephendrin
Organoleptis :
27. Heroin
33
HCL2
IRADFNDORF
28. Hydrastin
Reaksi :
MANDELLIN=merah jingga
+ KmnO4: BIRU
Reaksi kristal:
Asam piknolon
K4f(cn)6
29. Hyoscyamin
34
Reaksi kristal:
30. Theobromin
Raksi Murexide ( + )
Parri (- )
Zat + larutan tannian Endapan putih
Zat + HCl + Aq. Iod Endapan coklat hijau tua
Reaksi Kristal
31. Strychnine
Organoleptis :
Berwarna putih atau translucent Kristal atau serbuk kristalin, rasa masam
Reaksi Identifikasi :
35
36
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Alkaloid adalah Kelompok senyawa yang mengandung nitrogen dalam bentuk
gugus fungsi amin. Pada umumnya, alkaloid mencakup senyawa bersifat basah
yang mengandung 1/ lebih atom nitrogen,
2. Alkaloida tidak mempunyai tatanama sistematik. Oleh karena itu suatu
alkaloida dinyatakan dengan nama trivial, misalnya kuinin,morfin, dan stiknin.
3. Umumnya mempunyai 1 atom N meskipun ada beberapa yang memiliki lebih
dari 1 atom N seperti pada Ergotamin yang memiliki 5 atom N. Atom N ini
dapat berupa amin primer, sekunder maupun tertier yang semuanya bersifat
basa (tingkat kebasaannya tergantung dari struktur molekul dan gugus
fungsionalnya)
4. Klasifikasi alkaloid dapat berdasarkan taksonomi, berdasarkan Biosintesis dan
berdasrkan klasifikasi kimia (nonheterosiklik alkaloid, herodinine (Horedeum
Vulgare) Ephedrine (Ephendragerardiana), gentaecea, heterosiklik alkaloida).
B. SARAN
Saran yang dapat diberikan yaitu ada baiknya pemberian petunjuk untuk
mendapatkan literatur, dan menyamakan persepsi terlebih dahulu. Agar materi
yang dirujuk sesuai dengan apa yang mestinya di sampaikan.
37
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. 1982. Card System dan Reaksi Warna. Ars-praeparandi : Institut
Teknologi Bandung. Bandung.
2.
iv