Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN BBL,BAYI,BALITA,KB DAN LANSIA

DI KOMUNITAS
Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas
mata kuliah
Asuhan Kebidanan Komunitas
Dosen pengampu : Anik Kurniawati M.Keb

Disusun Oleh :
Hardini

NIM

: P27224016017

Idha Suparwati
P27224016018

NIM

Indrawati Marzuqoh
P27224016019

NIM

Ismi Sulistyowati
P27224016020

NIM

Jiyem
P27224016021

NIM

Kristuti Catur S

NIM

P27224016022
Marlina Heni S

NIM

:P27224016023

Maryani

NIM

:P27224016024

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN
KEBIDANAN
D-IV ALIH JENJANG
TAHUN 2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena atas rahmat-NYA kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini membahas tentang Asuhan Kebidanan Bayi
Baru Lahir, Bayi, Balita ,KB dan Lansia di Komunitas. Makalah ini dibuat guna
memenuhi tugas dari mata kuliah Sauhan Kebidanan Komunitasl. Semoga dapat
memberikan manfaat bagi penyusun pada khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Tidak lupa penyusun sampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Ibu Triwik Sri Mulati M.Mid. selaku Kaprodi D IV Kebidanan Alih Jenjang
2. Ibu Anik Kurniawati M.Keb selaku pengampu Mata Kuliah Asuhan Kebidanan
Komunitasl.
3. Teman teman seperjuangan mahasiswa D IV Kebidanan Alih Jenjang Poltekes
Surakarta.
Kami menyadari teknik menyusun dan kelengkapan materi yang kami sajikan
ini

masih banyak kekurangan dan perlu perbaikan. Untuk itu kami sangat

mengharapkan kritik, saran


perbaikan.

dan masukan yang membangun dari pembaca guna

A. ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS DI KOMUNITAS


a. Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir di komunitas
Pelaksanaan asuhan BBL mengacu pada pedoman Asuhan Persalinan
Normal, pemberi pelayanan dapat dilaksanakan dokter,bidan atau perawat.
Dapat dilaksanakan dalam ruangan yang sama dengan ibunya atau
terpisah dengan ibunya pada kondisi2 tertentu.
Asuhan bayi baru lahir bertujuan untuk mengetahui secara dini
kemungkinan kelainan,masalah atau penyulit pada BBL.
Resiko terbesar BBL biasa terjadi pada 24 jam pertama kehidupan,
sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap
tinggal di fasilitas kesehatan minimal 24 jam pertama setelah lahir.
Asuhan bayi baru lahir meliputi :
1. Pencegahan infeksi
2. Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi
3. Pemotongan dan perawatan tali pusat
4. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
5. Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6 jam,
kontak kulit bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi.
6. Pencegahan perdarahan pada BBL dengan pemberian inj vit K 1
(phytomenadion) dosis tunggal dipaha kiri.
7. Pemberian immunisasi Hb 0 pada BBL dipaha kanan(min 1-2 jam
setelah vit K)
8. Pencegahan infeksi mata bayi dengan pemberian salep mata dosis
tunggal
9. Pemberian ASI eksklusif

b. Pelaksanaan Asuhan Neonatus di Komunitas.


1) Kunjungan neonatal Adalah pelayanan kesehatan kepada neonatus
sedikitnya 3 kali yaitu:
Kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam sampai dengan 48 jam setelah
lahir
Kunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke 3 s/d 7 hari
Kunjungan neonatal III (KN3) pada hari ke 8 28 hari
Kunjungan neonatus bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus
terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin
komplikasi yang terjadi pada bayi sehingga dapat segera ditangani dan
bila tidak dapat ditangani maka dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap
untuk mendapatkan perawatan yang optimal
Pelayanan kesehatan diberikan oleh dokter/bidan/perawat, dapat
dilaksanakan dipuskesmas, PKD atau melalui kunjungan
rumah.Pelayanan yang diberikan mengacu pada pedoman
ManajemenTerpadu Balita Sakit(MTBS) pada algoritma bayi muda
(ManajemenTerpadu Bayi Muda/MTBM).
2) Pemeriksaan menggunakan pendekatan MTBM Pemeriksaan
tanda bahaya seperti :
1. kemungkinan infeksi bakteri,
2. ikterus,
3. diare,
4. berat badan rendah
5. Masalah pemberian ASI.
6. PemberianVitamin K1, Imunisasi Hepatitis B-0 bila belum diberikan
7. pada waktu perawatan bayi baru lahir
8. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI
eksklusif,

9. pencegahan hipotermi
10. melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah termasuk
11. perawatan tali pusat
12. Skrining Hipothiroid Kongenital
13. Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.
3). Standart tempat dan alat asuhan BBL dan Neonatus di Komunitas:
a, Tempat
Saat melakukan asuhan Neonatus atau KN pastikan bahwa tempat atau
ruangan

yang kita gunakan bersih, tidak berisik cahaya atau penerangan

cukup disarankan penerangan dari cahaya matahari. Juga ketersediaan sarana


cuci tangan.
b, Peralatan
Timbangan bayi, pengukur PB,metline, thermometer, stopwatch atau jam tgn
dengan jarum detik, sarung tangan, lampu atau senter salep mata, vaksin hb 0 ,
gentian violet, oralit, penurun panas(parasetamol )obat Kotrimoksasol susp dan
anti konvulsan (dengan SK dokter/Kapusk) juga form yang diperlukan spt
MTBS, Kartu nasehat,form SHK, kohort ,buku bantu , form rujukan dll

B. ASUHAN KEPADA BAYI DAN BALITA DI KOMUNITAS BERKAITAN DENGAN


PROGRAM PEMERINTAH
1). Untuk meningkatkan kesehatan dan kwalitas kesehatan bayi dan balita
dilakukan upaya pelayanan kesehatan yang komprehensip.
Asuhan kepada bayi dan balita di komunitas bertujuan untuk :
1. Meningkatkan akses bayi dan balita terhadap pelayanan kesehatan dasar.
2. Mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi dan balita
sehingga segera mendapat pertolongan,pemeliharaan kesehatan
3. Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita.
4. Pencegahan penyakit melalui pemantauan tumbuh kembang dan
immunisasi.
5. Meningkatkan kwalitas hidup bayi dan balita dengan stimulasi tumbuh
kembang.
6. Memenuhi hak anak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan,

1.
2.
3.
4.
5.

2) Asuhan atau pelayanan kesehatan pada bayi dan balita meliputi :


Pemberian immunisasi dasar lengkap sebelum usia 1 tahun
Pemberian immunisasi booster sebelum 3 tahun
SDIDTK stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang
Pemberian vit A tiap 6 bulan
Konseling ASI eksklusif , PMBA dan mempertahankan menyusui sampai

usia 2tahun atau lebih.


6. KIE tanda bahaya/ sakit dan perawatan dirumah,hiegene personal,
kesehatan lingkungan dll
7. Penanganan dan pelayanan rujukan jika diperlukan.
3). Jadwal kunjungan/pelayanan bayi :
1.
2.
3.
4.
4)

1 x usia 29hari-2bln
1x usia 3bln 5 bln
1x usia 6 bln 8 bln
1x usia 9bln 11 bln
Jadwal kunjungan/pelayanan balita (Pelaporan):
1x dalam 1 tahun( timbang min 8x,SDIDTK ,vit A)

5) Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan/ deteksi dini


Pertumbuhan(Growth) berkaitan dengan perubahan
ukuran,besar,jumlah atau demensi tingkat sel dan organ maupun
individu yang biasa diukur dengan satuaan berat,panjang dll.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan skill dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks,dengan pola yang teratur dan
dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan.
Deteksi tumbuh kembang bayi dan balita adalah ,kegiatan
pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan
pada bayi dan balita.Dengan ditemukannya penyimpangan secara dini
maka intervensi akan lebih mudah dilakukan, tenaga kesehatan
mempunyai waktu untuk membuat rencana tindakan atau intervensi
yang tepat.
Ada 3 jenis deteksi tumbuh kembang yabg dapat dilakukan tenaga
kesehatan di tingkat puskesmas dan jejaringnya,yaitu:
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan.

Yaitu untuk mengetahui atau menemukan status gizi kurang atau


buruk, stunting, mikriatau makro chepal dll.
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan.
Yaitu untuk mengetahui gangguan perkembangan /keterlambatan
gangguan daya lihat dan gangguan daya dengar.
3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional,
Yaitu untuk mengetahui masalah mental emosional, autism dan
GPPH (gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas).
SDIDTK atau stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang,
dianjurkan dilakukan setiap 3bln pada usis 3 bln-2tahun, dan setiap 6
bulan pada umur 2-6tahun.
6) Program immunisasi
Immunisasi merupakan upaya pencegahan penyakit tertentu dengan cara
pemberian vaksin kepada bayi/balita agar tubuh membentuk kekebalan,
Di Indonesia immunisasi yang diprogramkan pemerintah adalah:
1. HB0
Diberikan kepada bayi usia 0-7hari, yang berguna untuk pencagahan
penyakit hepatitis B. diberikan sekali secara IM dipaha kanan.
2. BCG
Diberikan diusia 1bulan,untuk pencegahan penyakit TBC yang parah
diberikan secara IC di lengan kanan atas.
3. POLIO
Biberikan dengan cara tetes/oral atau dengan injeksi. Dimulai usia bayi
1 bln ,4 kali pemberian dengan interval min 4mgg, untuk mencegah
penyakit polio atau kelumpuhan,
4. DPT_HB_HIB
Diberikan dengan cara suntikan IM dipaha sebanyak 4kali dimulai usia
2bln dengan interval min 4mgg dan pemberian booster di usia 18 bln..
Untuk pencegahan penyakit depteri,portusis,tetanus,hepatitis B dan
infeksi HIB yang bisa mengakibatkan meningitis.
5. CAMPAK
Diberikan pada usia 9bulan dan booster usia 2 tahun dengan sintikan
secara subcutan di lengan kiri,untuk pencegahan terhadap penyakit
campak.
C. PELAYANAN KONTRASEPSI DAN KB DI MASYARAKAT.
Tujuan dari program KB di Indonesia adalah:
Tujuan Umum:

Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarha dalam rangka


mewujudkan NKKBS yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat
yang sejahtera melalui pengendalianpertumbuhan penduduk.
Tujuan Khusus:
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat dan keluarga mengenai
penggunaan kontrasepsi.
2. Menurunkan angka kelahiran
3. Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dan
keluarga dengan cara penjarangan kehamilan.
Sasaran pelayanan KB di komunitas:
Pasangan yang menjadi sasaran program KB dibedakan menjadi 3,yaitu:
1. Masa menunda kehamilan, pada pasangan dengan usia ibu/istri
<dari 20tahun.KB yang dianjurkan adalah yang efektif dan tingkat
reversibilitas yang tinggi mis: pil, AKDR mini (jika ada kontra indikasi
pil),kondom,dan metode KB alamiah.
2. Masa mengatur kesuburan/menjarangkan kehamilan. Rentang usia
20-30th metode KB yang dianjurkan adalah yang efektif dan tingkat
reversibilitas tinggi, misalnya: AKDR,suntik, pil dan inplant.
3. Masa mengakhiri kesuburan, pada pasangan dengan jumlah anak
sdh cukup, usia ibu sdh lebih dari35th, ibu dengan penyakit kronis
atau akut yang parah, riwayat obstetric yang buruk dan komplikasi
obstetric,metode yang dianjurka adalah yang efektif jangka
panjang,reversibilitas rendah dan tidak memperburuk kondisi ibu.
Metode yang dianjurkan antara lain : MOW,MOP,AKDR,Inplant,
suntik KB.
Tugas bidan di komunitas kaiatannya dengan program KB:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mengkaji kebutuhan pelayanan KB pada PUS/klien.


Menentukan diagnose dan kebuuhan/pelayanan untk klien
Menyusun rencana pelayanan KB bersama klien
Melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana
Mengevaluasi asuhan yang sudah diberikan
Membuat asuhan tindak lanjut bersama klien
Membuat pencatatan dan pelaporan.

D. PELAYANAN LANSIA YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN


REPRODUKSI DI MASYARAKAT.
Pelayanan kepada lansia di masyarakat yang berkaitan dengan reproduksi
adalah asuhan yang lebih berfokus pada wanita dengan menopause,
Menopause adalah berhentinya menstruasi secara permanan. Sedangkan
menurut Varnay 2006 menopouse menggambarkanbukan situasi dan kondisi
tapi lebih pada perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada masa tertentu
dalam kehidupan wanita.sedangkan klimakterium adalah sebutan untuk periode
transaksi secara keseluruhan, didefinisikan sebagai fase proses penuaan yang
yang dilewati wanita selama tahap reproduksi ke nonreproduksi.sedangkan
istilah pramenopouse adalah bagian dari masa klimakterium sebelum
terjadimenopause atau masa ketika siklus haid cenderung tidak teratur dan
muncul gejala yang lain seperti hotflash dll.
Dan pasca menopause adalah fase setelah menopause terjadi sehingga tidak
timbul gejala /keluhan lagi.lagi.
Tugas bidan dikomunitas dalam pelayanan wanita dengan menopause,yaitu:
1. Mengkaji status kesehatan klien
2. Menentukan diagnose dan kebutuhan klien
3. Menyusun rencana asuhan bersama klien
4. Melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana
5. Mengevaluasi asuhan yang sudah dilakukan
6. Membuat rencana tindaklanjut bersama klien
7. Menbuat pencatatan dan pelaporan.

Daftar pustaka:
Rahayu budi utami, asuhan antenatal,intranatal,kontrasepsi dan lansia
dikomunitas, Pusdiklatnakes BPPSDM, 2015

Anda mungkin juga menyukai