Anda di halaman 1dari 5

A.

Materialitas
Materialitas merupakan dasar penerapan standar auditing, terutama standar pekerjaan
lapangan dan standar pelaporan. Oleh karena itu, materialitas mempunyai pengaruh yang
mencakup semua aspek audit dalam audit atas laporan keuangan.
Materialitas Dalam Konteks Audit
Kerangka pelaporan keuangan pada umumnya menjelaskan bahwa:
Kesalahan penyajian, termasuk penghilangan, dianggap material bila kesalahan
penyajian tersebut, secara individual atau agregat, diperkirakan dapat memengaruhi
keputusan ekonomi yang diambil berdasarkan laporan keuangan oleh pengguna
laporan keuangan tersebut.
Pertimbangan tentang materialitas dibuat dengan memperhitungkan berbagai kondisi
yang melingkupinya dan dipengaruhi oleh ukuran atau sifat kesalahan penyajian atau
kombinasi keduannya; dan
Pertimbangan tentang hal-hal yang material bagi pengguna laporan keuangan
didasarkan pada pertimbangan kebutuhan informasi keuangan yang umum
diperlukan oleh pengguna laporan keuangan sebagai suatu grup.
B. Materialitas Untuk Laporan Keuangan Secara Keseluruhan
Standar auditing (SA 320.10) menyatakan bahwa pada saat menetapkan strategi audit
secara keseluruhan, auditor harus menentukan materialitas untuk laporan laporan
keuangan secara keseluruhan. Disebut demikian karena meskipun opini ditetapkan
secara profesional, namun hal itu bisa berubah ketika pengauditan sedang berlangsung.
Kebijakan awal ini harus didokumentasikann dalam file audit.
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada Kebijakan Awal Materialitas
1. Konsep materialitas adalah relative, bukan absolute
2. Diperlukan dasar tertentu untuk mengevalusi materialitas
3. Faktor kualitatif juga mempengaruhi materialitas
Penggunaan Tolak Ukur Dalam Menentukan Materialitas Untuk Laporan
Keuangan Secara Keseluruhan
Faktor-faktor yang dapat memengaruhi proses indentifikasi suatu tolak ukur yang tepat
mencakup:
Unsur-unsur laporan keuangan
Apakah terdapat unsur-unsur yang menjadi perhatian khusus para pengguna
laporan keuangan suatu entitas tertentu

Sifat entitas,posisi entitas dalam siklus hidupnya, dan industry serta lingkungan
ekonomi yang didalamnya entitas tersebut beroperasi
Struktur kepemilikan dan pendanaan entitas
Fluktuasi relatif tolak ukur tersebut.
C. Menentukan Materialitas Pelaksanaan
Materialitas pelaksanaan adalah suatu jumlah yang ditetapkan oleh auditor, pada tingkat
yang lebih rendah daripada materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan,
untuk mengurangi ke tingkat rendah yang semestinya kemungkinan kesalahan penyajian
yang tidak dikoreksi dan yang tidak terdeteksi yang secara agregat melebihi materialitas
untuk laporan keuangan secara keseluruhan.
Penentuan materialitas pelaksanaan diperlukan karena auditor mengumpulkan bukti per
segmen bukan untuk laporan keuangan secara keseluruhan, dan tingkat materialitas
pelaksanaan membantu mereka dalam menentukan bukti audit yang tepat yang harus
dikumpulkan. Penentuan materialitas pelaksanaan bukan merupakan suatu perhitungan
mekanis yang sederhana dan membutuhkan adanya pertimbangan professional.
Penentuan ini dipengaruhi oleh pemahaman auditor atas entitas, yang dimutahirkan
selama pelaksanaan prosedur penilaian risiko; dan sifat serta luasnya kesalahan penyajian
yang terdeteksi dalam audit sebelumnya serta harapan auditor berkaitan dengan kesalahan
penyajian dalam periode berjalan.
D. Memperkirakan Kesalahan Penyajian Dan Membandingkan Dengan Kebijakan
Awal
Pada saat auditor melaksanakan prosedur audit untuk setiap segmen audit, auditor
mendokumentasikan semua kesalahan penyajian yang ditemukannya. Kesalahan
penyajian dalam suatu akun bisa terdiri dari dua tipe, yaitu: (1) kesalahan penyajian
diketahui (known misstatement) ;(2) dan kesalahan penyajian diperkirakan (likely
misstatement). Kesalahan penyajian diketahui adalah kesalahan penyajian dalam akun
yang bisa ditentukan jumlahnya. Ada dua tipe kesalahan penyajian diperkirakan. Pertama
adalah kesalahan penyajian yang timbul dari perbedaan pertimbangan yang dibuat auditor
dengan pertimbangan manajemen dalam menaksir saldo akun. Kedua, adalah proyeksi
kesalahan penyajian yang didasarkan pada pengujian auditor atas suatu sampel dari
populasi.

E. Risiko Audit
Standar audit (SA 315) mewajibkan auditor untuk mendapatkan pemahaman tentang
entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal, untuk menetapkan risiko
kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan klien.
Model Risiko Audit Untuk Perencanaan
Risiko kesalahan penyajian material didefinisikan dalam standar audit sebagai : Risiko
bahwa laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian material sebelum audit
dilakukan. Risiko kesalahan penyajian material dapat di dua tingkat:
Tingkat laporan keuangan secara keseluruhan; dan
Tingkat asersi untuk golongan transaksi, saldo, akun, dan pengungkapan
Risiko kesalahan penyajian material pada tingkat laporan keuangan secara keseluruhan
mengacu ke risiko kesalahan penyajian material yang berdampak luas (pervasif) terhadap
laporan keuangan secara keseluruhan dan berpotensi memengaruhi banyak asersi.
F. Komponen-Komponen Model Risiko Audit
Resiko Deteksi adalah resiko yang timbul karena bukti audit tidak berhasil mendeteksi
kesalahan penyajian yang melebihi kesalahan penyajian yang bisa ditoleransi.
Resiko Inheren adalah penilaian auditor mengenai kemungkinan adanya kesalahan
penyajian material yang disebabkan karena kekeliruan atau kecurangan sebelum
mempertimbangkan efektivitas pengendalian internal.
Resiko Pengendalian mengukur penilaian auditor tentang apakah kesalahan penyajian
yang melebihi jumlah kesalahan penyajian bisa ditoleransi pada suatu segmen dapat
dicegah secara tepat waktu oleh sistem pengendalian intern perusahaan.
Resiko Audit adalah ukuran seberapa besar auditor bersedia untuk menerima bahwa
laporan keuangan mungkin mengandung kesalahan penyajian material setelah audit
selesai memberinya pendapat wajar tanpa pengecualian.
G. Menetapkan Risiko Audit Bisa Diterima
Auditor harus memutuskan risiko audit yang bisa diterima untuk suatu audit, terutama
pada tahap perencanaan audit. Pertama-tama auditor harus menetapkan risiko penugasan
dan selanjutnya menggunakan resiko penugasan untuk risiko audit. Para auditor berbeda
pendapat tentang apakah resiko penugasan perlu dipertimbangkan atau tidak dalam
perencanaan audit. Para penentang berargumentasi bahwa auditor tidak memberi

pendapat audit untuk berbagai tingkat keyakinan sehingga oleh karenanya tidak perlu
memberi keyakinan lebih atau kurang karena adanya risiko penugasan.
H. Menilai Risiko Inheren
Dimasukannya risiko inheren ke dalam model risiko audit berarti bahwa auditor harus
berusaha memprediksi dimana kesalahan penyajian paling mungkin dan mana paling
kecil kemungkinannya dalam laporan keuangan. Hal tersebut mempengaruhi banyaknya
audit yang perlu dikumpulkan auditor, staf audit yang akan diberi penugasan, dan review
atas kertas kerja audit. Factor-faktor yang mempengaruhi risiko inheren, yaitu :
(1) Sifat bisnis klien ; (2) Hasil audit periode sebelumnya; (3) Penugasan baru atau
penugasan ulangan; (4) Pihak-pihak yang berelasi; (5) Transaksi-transaksi non rutin; (6)
Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun dan transaksi dengan benar; (7)
Pembentuk populasi; (8) Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecurangan pelaporan
keuangan; (9) Faktor-faktor yang berhubungan dengan penyalahgunaan asset.

I. Hubungan Risiko Dengan Bukti Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Gambar 7-5 Hubungan Antara factor-faktor yang mempengaruhi Risiko dengan risiko dan risiko dengan
bukti direncanakan.

Keterangan:
L = Langsung, K = Kebalikan
*) Faktor risiko kecurangan. Bisa juga mempengaruhi risiko audit bisa diterima dan risiko
pengendalian.

J. Risiko Signifikan
Risiko signifikan adalah suatu risiko kesalahan penyajian material yang diidentifikasi
dan dinilai yang dalam pertimbangan audit khusus (SA 315.(e)). Risiko signifikan sering
berkaitan dengan transaksi nonrutin yang signifikan atau hal-hal yang memerlukan
pertimbangan. Transaksi non rutin adalah transaksi yang tidak biasa, karena ukuran
maupun sifatnya, dan oleh karena itu jarang terjadi. Hal-hal yang memerlukan
pertimbangan dapat mencakup penyusunan estimasi akuntansi yang di dalamnya
terkandung ketidak pastian pengukuran yang signifikan. Kecil kemungkinannya transaksi
rutin dan nonkompleks yang harus melalui suatu pengolahan sistematis mengakibatkan
timbulnya risiko signifikan.

Anda mungkin juga menyukai