Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DESINFEKTAN ALAT

Makalah
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Manajemen Patient
Safety

disusun oleh:
Ahmad Fauzi Rohman
Astri Nuraeni
Cici Sri Setianingsih
Cucu Kurniawati
Eva Nurlativah A
Fanny Julianti
Fitria palka
Hilda Widyaningsih
Kasih Eli Gulo
Lestari Indah Putri
Nisa Infanteriani P

043-315-15-0-002
043-315-15-0-005
043-315-15-0-007
043-315-15-0-009
043-315-15-0-011
043-315-15-0-013
043-315-15-0-015
043-315-15-0-017
043-315-15-0-019
043-315-15-0-021
043-315-15-0-023

PROGRAM STUDI D3 TINGKAT II KEPERAWATAN


STIKEP PPNI JAWA BARAT
BANDUNG
2016

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat
dan karunia-Nya, makalah yang berjudul KONSEP DESINFEKTAN ALAT
dapat diselesaikan.
Ucapan terimakasih kepada dosen pembimbing Mata Kuliah Manajemen
Patient Safety Ibu Nyanyu Nina PC, S.Kep., Ners., M.Kep dan kepada pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini serta dari referensi buku-buku
sumber dan media internet yang berkaitan dengan pembuatan makalah ini.
Harapan dari dibuatnya makalah ini semoga dapat membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi mahasiswa, dan lingkungan sekitar kampus.
Disadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna , baik dalam penyusunannya
maupun dalam tata bahasa yang dipergunakan serta isinya. Kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat diharapkan agar dapat menjadikan makalah ini
lebih baik lagi.

Bandung, September 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I...................................................................................................... 1
PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A.

Latar Belakang.................................................................................. 1

D.

Manfaat........................................................................................... 2

BAB II..................................................................................................... 3
PEMBAHASAN......................................................................................... 3
A.

Konsep Dasar Desinfektan....................................................................3


1.

B.

Pengertian Desinfektan.....................................................................3
Pengunaan Dan Penggolongan Desinfektan Alat.........................................3

1.

Penggunaan Desinfektan...................................................................3

2.

Penggolongan Jenis-Jenis Desinfektan..................................................4

C.

Pengelolaan Dan Cara Penyimpanan Desinfektan Alat.................................5


1.

Pengelolaan Barang-Barang Desinfektan Berbahaya.................................5

2.

Penyimpanan Desinfektan.................................................................8

BAB III.................................................................................................... 9
PENUTUP................................................................................................. 9
A.

Kesimpulan...................................................................................... 9

B.

Saran.............................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 10

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hampir semua rumah sakit harus menerapkan patient safety, ini
menjadi sangat penting untuk menurunkan angka kematian pasien akibat
kecelakaan yang terjadi di rumah sakit. Alat medis yang tidak
terdesinfektan atau tidak steril adalah satu penyebabnya. Pasien bisa
terkena infeksi silang atau bahkan bisa menyebab kematian.
Desinfektan alat adalah cara untuk menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme berbahaya penyebab penyakit dari peralatan kesehatan
yang sudah terpakai dan dikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk
membunuh kuman pada alatalat medis. Hal ini penting agar
mikroorganisme dari pasien yang satu tidak menyebar ke pasien yang lain,
karena banyak kasus yang disebabkan oleh tertularnya mikroorganisme
berbahaya dari dari seorang pasien ke pasien yang lain, seperti
HIV/AIDS,TBC, hepatitis B,dll.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari konsep desinfektan alat?
2. Bagaimana pengunaan dan penggolongan desinfektan alat?
3. Bagaimana pengelolaan dan cara penyimpanan desinfektan alat?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian
dari konsep desinfektan alat, penggunaan, penggolongan, serta
pengelolaan dan cara penyimpanan desinfektan alat.

D. Manfaat
Manfaat dari makalah ini, yaitu untuk memberikan informasi kepada
perawat, agar lebih memperhatikan keselamatan pasien juga keselamatan
perawat sebagai alat pelindung diri dalam melakukan tindakan. Serta
memberikan pengetahuan mengenai hal tersebut kepada siapapun yang
membacanya.
1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Desinfektan
1. Pengertian Desinfektan
Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh
fisika yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran
jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau
menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya.
Walaupun kita sering menggunakan produk desinfektan, sebagian besar
orang tentunya belum mengenal jenis bahan kimia apa yang ada dalam
produk tersebut. Padahal bahan kimia tertentu merupakan zat aktif dalam
proses desinfeksi dan sangat menentukan efektivitas dan fungsi serta target
mikroorganime yang akan dimatikan.

B. Pengunaan Dan Penggolongan Desinfektan Alat


1. Penggunaan Desinfektan
Desinfektan sangat penting bagi rumah sakit dan klinik. Desinfektan
akan membantu mencegah infeksi terhadap pasien yang berasal dari
peralatan maupun dari staf medis yang ada di rumah sakit / klinik dan juga
membantu mencegah tertularnya tenaga medis oleh penyakit pasien. Perlu
diperhatikan bahwa desinfektan harus digunakan secara tepat (Imbang,
2009).
Desinfektan tingkat rendah dapat dibagi menjadi 2 golongan :
a. Golongan pertama
Desinfektan yang tidak membunuh virus HIV dan Hepatitis B.
1) Klorhexidine (Hibitane, Savlon).
2) Cetrimide (Cetavlon, Savlon).
3) Fenol-fenol (Dettol).
Desinfektan golongan ini tidak aman untuk digunakan :
1) Membersihkan cairan tubuh (darah, feses, urin dan dahak).
2) Membersihkan peralatan yang terkena cairan tubuh misalnya
sarung tangan yang terkena darah.
3) Klorheksidine dan Cetrimide dapat digunakan sebagai desinfekan
kulit
4) fenol-fenol dapat digunakan untuk membersihkan lantai dan
perabot seperti meja
b.

dan almari namun penggunaan air dan

sabun sudah dianggap memadai.


Golongan kedua
Desinfektan yang membunuh Virus HIV dan Hepatistis B.
1) Desinfektan yang melepaskan klorin.
Contoh : Natrium hipoklorit (pemutih, eau de javel), Kloramin
(Natrium tosilkloramid, Kloramin T) Natrium Dikloro isosianurat
(NaDDC), Kalsium hipoklorit (soda terklorinasi, bubuk pemutih)
2) Desinfektan yang melepaskan Iodine misalnya : Povidone Iodine
(Betadine, Iodine lemah)
a) Alkohol : Isopropil alkohol, spiritus termetilasi, etanol.

b) Aldehid : formaldehid (formalin), glutaraldehid (cidex).


c) Golongan lain misalnya : Virkon dan H2O2.
2. Penggolongan Jenis-Jenis Desinfektan
Dalam proses desinfeksi sebenarnya dikenal dua cara, cara fisik
(pemanasan) dan cara kimia (penambahan bahan kimia). Banyak
bahan kimia yang dapat berfungsi sebagai desinfektan, tetapi
umumnya dikelompokkan ke dalam golongan aldehid atau golongan
pereduksi, yaitu bahan kimia yang mengandung gugus -COH;
golongan alkohol, yaitu senyawa kimia yang mengandung gugus -OH;
golongan halogen atau senyawa terhalogenasi, yaitu senyawa kimia
golongan

halogen

atau

yang

mengandung

gugus

-X;

golongan fenol dan fenol terhalogenasi, golongan garam amonium


kuarterner, golongan pengoksidasi, dan golongan biguanida. Supaya
fungsi desinfektan menjadi efektif, maka ada beberapa faktor yang
harus diperhatikan dalam pemilihan produk desinfektan, yakni harus
dapat digunakan dalam spektrum dan aktivitas penggunaan yang luas,
menunjukkan daya reduksi/bunuh terhadap mikroorganisme hidup
pada saat berkontak, dapat bekerja pada rentang pH dan suhu yang
luas, dapat bekerja dengan adanya senyawa organik, waktu
paparan/kerja yang cukup singkat, batas konsentrasi yang kecil, dan
stabilitas senyawa.
Selain itu, untuk aplikasi di lapangan terdapat kecenderungan
konsumen untuk memilih desinfektan yang aman bagi lingkungan,
mudah untuk digunakan, daya aksi yang cepat serta murah. Tetapi
faktor harga terkadang menjadi batasan tersendiri. Sebagai contoh
banyak konsumen menggunakan desinfektan gas klor (klorin) untuk
proses desinfeksi air. Bahan tersebut bekerja dengan baik untuk
membunuh bakteri, fungi dan virus, tetapi bahan ini mempunyai efek
merusak/korosif pada kulit dan peralatan. Selain itu gas klorin juga
berpotensi merusak sistem pernapasan bagi manusia dan binatang.

a.
b.
c.
d.

Golongan alkohol Alkohol 70 %


Golongan Phenol - Lysol Kreolon
Gologan Chloro Xylenol
Golongan Chlorin aktif-Hypochlorite

dan

Na-Dichloro

Icocynaturat
e. Golongan senyawa Amonium kwartener-DET
f. Gologan formaldehide konsentrasi 1 mg/I
C. Pengelolaan Dan Cara Penyimpanan Desinfektan Alat
1. Pengelolaan Barang-Barang Desinfektan Berbahaya
a. Proses desinfektan tingkat tinggi (DTT) menggunakan energi panas
yang berasal dari air dengan cara sebagai berikut:
1) Dengan cara merebus
a) Gunakan sebuah bejana yang ada tutupnya.
b) Isi dengan air, dan rendam peralatan logam dengan baik.
c) Catat waktu air mendidih, dan rebus selama 20 menit.
d) Pindahkan peralatan yang telah di-DDT ke dalam sebuah
kontainer yang telah di DDT pula apabila tidak segera
digunakan.
2) Dengan cara mengukus
a) Menggunakan satu set panci (2-4 buah panci), panci paling
bawah digunakan untuk merebus air.
b) Panci-panci yang ada di atas mempunyai lubang untuk
mengalirkan uap air ke atas serta agar air dapat turun ke
bawah kembali.
c) Jumlah panci berlubang yang digunakan sesuai dengan
kebutuhan, dan panci tertas selalu memakai tutup selama
dalam proses.
d) Proses pegukusan

selama

20

menit

terhitung

saat

dimulainya air mendidih.


e) Tempat peralatan medis dalam panci berlubang, dan kukus
sesuaidengan waktu yang telah ditentukan.
f) Agar peralatan medis cepat kering, dan tetap terhindar
darikotaminasi, pindahkan panci berlubang (yang berisi
peralatan medis) diatas panci tidak berlubang lainnya,
sehingga air panas akan turun ke bawah.
g) Pindahkan peralatan medis siap pakai ini kedalam kontainer
lain yang telah di DDT.

Dengan demikian dikenal dua cara disinfeksi yaitu dengan


cara kimiawi, dan dengan cara memanfaatkan energi panas.
Dengan memperhatikan spektrum microba patogen yang
akan terbunuh oleh adanya proses disinfeksi, maka ada tiga
tingkat kategori disinfeksi yaitu:
(1) Disinfeksi tingkat rendah
(2) Disinfeksi tingkat menengah
(3) Disinfeksi tingkat tinggi
b. Mendesinfeksi alat-alat kesehatan dari logam.
Prosedur pelaksanaan:
1) Setelah di pergunakan, bilas semua alat di bawah air mengalir,
kemudian rendam dalam larutan lysol 2% dalam 2 jam (bekas
penakit menular direndam dalam 24 jam)
2) Kemudian cuci setiap alat dengan sabun, bilas sampai bersih
3) Setelah dibersihkan, masukkan ke dalam sterilisator setelah air
di dalamnya mendidih selama 15 20 menit, sedangkan untuk
alat alat logam, seperti pisau, gunting dsb, masukkan setelah
air mendidih selama 3 5 menit
4) Setelah alat alat steril, angkat dengan korentang steril, lalu
simpan dan atur dalam baki steril atau masukkan ke dalam
instrument vloistof.
5) Bereskan alat alat dan simpan di tempat semula.
c. Mendesinfeksi alat- alat kesehatan dari karet
1) Bersihkan alat alat dan bersihkan bekas plester dengan
bensin.
2) Setelah direndam dalam larutan lisol 2 % selama 2 jam, bilas
kateter, sonde dan cuci dengan sabun. Bersihkan bagian
dalamnya dengan spuit / semprit atau dengan air mengalir
sambil dipijit sampai bersih.
3) Setelah itu, rebus selama 3 5 menit dalam air mendidih
(masukkan alat alat setelah air mendidih).
4) Bereskan alat alat dan disimpan di tempat semula.
Pengendalian mikrobial melalui kewaspadaan standar merupakan
tindakan yang mutlak dikerjakan oleh setiap unit pelayanan medis.
6

Hal ini terkait dengan pemanfaatan desinfektan yang merupakan


salah satu bagian dalam upaya pencegahan melalui berbagai
prosedur, dan tindakan medis, dan perawatan.
2. Penyimpanan Desinfektan
Alat desinfektan yang telah disterilkan akan di simpan pada tempattempat khusus seperti lemari khusus atau oven pengering, biasanya alat
yang disterilkan dan akan dipakai ditutup dengan kain steril berwarna
hijau.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat desinfektan adalah salah satu penunjang bagi pelayanan
kesehatan, harus sangat diperhatikan. Desinfektan akan membantu
mencegah infeksi terhadap pasien yang berasal dari peralatan maupun dari
staf medis yang ada di rumah sakit atau klinik dan juga membantu
mencegah tertularnya tenaga medis oleh penyakit pasien. Perlu
diperhatikan bahwa desinfektan harus digunakan secara tepat (Imbang,
2009).
B. Saran
Sebagai Mahasiswa keperawatan kita perlu mengetahui alat
desinfektan, apa saja golongannya, bagaimana cara pakai alat tersebut, dan
penyimpanannya agar saat kita praktik di rumah sakit atau di klinik kita
sudah tahu dan memahaminya.

DAFTAR PUSTAKA
http://dokumen.tips/documents/makalah-desinfektan.html
Imbang (2009).
Suparyanto, 2012. Konsep Desinfektan .(online)`
Saifuddin, 2005. Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan

Kesehatan

dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Signaterdadies, 2009. Desinfektan. (Online),
Septiari, Bety Bea, 2012.Infeksi nosokomial. Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai