Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Uraian Tanaman Zaitun


Pohon zaitun memiliki keistimewaan yaitu mempunyai umur yang

panjang, umurnya dapat mencapai 600 tahun. Satu pohon zaitun bisa
membuahkan 15-20 kg zaitun per tahun. Spanyol, Italia, Yunani, Turki, Tunisia,
Portugis, Maroko, Suriah, Aljazair, Argentina, dan Prancis adalah negara-negara
penghasil minyak zaitun.
Zaitun biasanya berbunga antara bulan Juni hingga Oktober. Minyak
zaitun dapat berkualitas baik setelah 6-8 bulan dari masa berbunga. Saat itu, buah
zaitun berwarna hitam sebagai tanda telah matang sempurna. Untuk masa panen,
biasanya dimulai dari bulan September hingga bulan Maret tahun berikutnya.
2.1.1 Jenis-jenis Pohon Zaitun
Ada beberapa jenis pohon zaitun, diantaranya :
1. Pohon zaitun darat, biasanya tumbuh di daerah laut Mediterania dan
memberikan minyak yang melimpah.
2. Pohon zaitun Eropa. Ini mencakup 3 zaitun yang terkenal, yaitu :
a. Olea Eoupe Ewawediteuarea.
b. Lape vini.
c. Vari
Tinggi pohon zaitun bisa mencapai 15 meter. Tetapi, kebanyakan para
petani zaitun memotong dahan-dahannya hingga tingginya tidak mencapai 1
meter. Ini dilakukan agar mudah dipetik dan dipanen. Pohon zaitun tahan panas
dan mudah dalam perawatannya.

Universitas Sumatera Utara

2.1.2

Kandungan dan manfaat minyak zaitun (Olea europae)


Minyak zaitun terdiri dari zat-zat minyak yang dinamakan glesiredat

(ester) dengan persentase 97% dan zat-zat minyak lainnya. Minyak zaitun juga
mengandung berbagai vitamin (seperti vitamin A, B, C, D, dan vitamin E), zat-zat
pewarna (seperti klorofil, xanthophyll), serta berbagai zat aromatic yang
menimulkan aroma dan rasa yang khas. Terakhir minyak zaitun mengandung
sejumlah kecil mineral (besi, magnesium, dan kalsium), koloid, resin, dan air.
Secara umum, asam-asam lemak dalam minyak zaitun dibagi menjadi dua
bagian, yaitu :
a. Asam lemak tak jenuh dengan kadar 70-80%. Asam jenis ini memiliki
keistimewaan yakni menjadi cair pada suhu normal. Asam lemak ini dibagi
menjadi asam oleat dan asam linoleat.
b. Asam lemak jenuh dengan kadar 8-10%. Asam jenis ini memiliki
kelebihan memadat pada suhu normal. Asam lemak ini dibagi menjadi
asam palmitat dan asam stearat.
Setiap 100 gram zaitun mengandung zat-zat sebagai berikut : 90 gram
protein, 61 mg kalsium, 22 mg magnesium, 17 mg fosfor, 1 mg besi, 0,22 mg
tembaga, 36 mg klorin, 4,4 gram serat, 180 g beta karotin, 3-30 mg vitamin K.
Menurut Surtiningsih (2005) minyak zaitun selain digunakan untuk
berbagai masakan juga berkhasiat untuk perawatan kecantikan. Minyak zaitun
kaya vitamin E yang merupakan anti penuaan dini. Minyak zaitun juga bermanfaat
untuk menghaluskan dan melembabkan permukaan kulit tanpa menyumbat pori.
Minyak zaitun merupakan pelembab yang baik untuk

Universitas Sumatera Utara

melembabkan kulit wajah dan tubuh. Selain itu, minyak zaitun bermanfaat untuk
melepaskan lapisan sel-sel kulit mati.
2.1.3 Macam Minyak Zaitun
Minyak zaitun adalah minyak yang dihasilkan dari perasan buah zaitun
yang masih segar (baru). Minyak jenis ini dibagi menjadi :
a. Minyak zaitun virgin (virgin Olive oil)
Diolah dengan metoda mekanika-fisika sederhana tanpa transaksi termal
atau kimia. Minyak ini langsung dikonsumsi apa adanya.
-

Extra olive oil : minyak zaitun virgin yang memiliki aroma dan rasa
yang enak, keasamannya tidak lebih dari 1%.

Fine virgin olive oil : karakteristiknya sama dengan minyak


sebelumnya, tetapi keasamannya 1,5%.

Semi-fine virgin olive oil : karakteristiknya sama dengan sebelumnya,


tetapi keasamannya mencapai 3%.

Virgin olive oil lampante : untuk jenis ini tidak baik dikonsumsi
langsung karena rasa dan aromanya kurang enak, tingkat keasamannya
juga lebih dari 3,3%. Minyak jenis ini disebut juga dengan lampante
(minyak lampu) dan harus melalui proses penjernihan.

b. Minyak zaitun sulingan (refined olive oil)


Minyak jenis ini dihasilkan dari penjernihan virgin olive oil secara
berulang yang tidak mempengaruhi struktur kimianya.
c. Minyak zaitun extra virgin (extra virgin olive oil)
d. Minyak zaitun murni (pure olive oil)
Minyak ini dihasilkan dari campuran refined olive oil dan virgin olive oil.

Universitas Sumatera Utara

2.2

Kulit
Kulit adalah suatu shell yang fleksibel, mudah melentur, protektif,

mengatur diri sendiri yang melindungi sistem kita. Kulit tersusun oleh banyak
macam jaringan, termasuk pembuluh darah, kelenjar lemak, kelenjar keringat,
organ pembuluh perasa dan urat syaraf, jaringan pengikat, otot polos dan lemak
(Moh. Anief, 1997).
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa sekitar 1,5 m dengan berat
kira-kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta
merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis
dan sensitif, serta bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan lokasi tubuh.
(Wasitaatmadja, 1997).
2.2.1 Fungsi kulit
Kulit merupakan selimut yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki
fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan
luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti
pembentukan lapisan tanduk secara terus-menerus (keratinisasi dan pelepasan selsel yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan
keringat, dan pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya
ultra violet matahari, sebagai peraba dan perasa, serta pertahanan terhadap tekanan
dan infeksi dai luar.
Kulit melindungi bagian dalam tubuh manusia terhadap gangguan fisik
maupun mekanik, misalnya tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi, seperti
zat-zat kimia iritan (lisol, karbol, asam atau basa kuat lainnya), gangguan panas

Universitas Sumatera Utara

atau dingin, gangguan sinar radiasi atau sinar ultraviolet, gangguan kuman, jamur,
bakteri atau virus.
Ganguan fisik dan mekanik ditanggulangi dengan adanya bantalan lemak
subkutis, tebalnya lapisan kulit dan serabut penunjang yang berfungsi sebagai
pelindung bagian luar tubuh. Gangguan sinar ultraviolet diatasi oleh sel melanin
yang menyerap sebagian sinar tersebut. Gangguan kimiawi ditanggulangi dengan
adanya lemak permukaan kulit yang berasal dari kelenjar palit kulit yang
mempunyai pH 5,0-6,5.
Kulit sebagai organ tubuh yang paling penting mempunyai fungsi sebagai berikut:

Kulit sebagai filter dan pelindung.


Kulit mempunyai kemampuan untuk memilih bahan-bahan yang penting
bagi tubuh sehingga dapat mencegah bakteri dan zat kimia masuk kedalam
tubuh. Selain itu, kulit dapat melindungi tubuh terhadap benturan fisik,
sinar matahari, panas dan dingin.

Kulit menjaga kelembaban dengan mencegah keluarnya cairan dalam


jaringan tubuh.
Lapisan kulit bersifat padat dan kencang terutama dari dalam tubuh. Kulit
mempunyai ikatan yang kuat terhadap air. Apabila kulit mengalami luka
atau retak daya ikat terhadap air akan berkurang.

Kulit mengatur suhu tubuh.


Kulit membantu dan menjaga suhu tubuh agar tetap normal dengan cara
melepaskan keringat ketika tubuh terasa panas. Keringat tersebut menguap
sehingga tubuh terasa dingin. Demikian pula sebaliknya, bila seseorang

Universitas Sumatera Utara

merasa kedinginan, pembuluh darah dalam kulit akan menyempit sehingga


tubuh akan tertahan.

Kulit sebagai sistem syaraf yang sensitif


Kulit terdiri dari sistem syaraf yang peka terhadap ancaman dari luar,
seperti dingin, panas, sentuhan, dan tekanan. Oleh karena itu, kulit segera
memberikan reaksi setelah ada peringatan awal dari sistem syaraf tersebut
(Wirakusumah, 1994).

2.2.2 Struktur Kulit


Kulit terdiri dari tiga lapisan jaringan yang mempunyai fungsi berbeda.
Ketiga lapisan tersebut yaitu: lapisan epidermis, lapisan dermis dan lapisan
hipodermis (subkutan).
a. Lapisan Epidermis (kutikel)
Lapisan ini terletak paling atas, tahan akan air, tipis dan sebagian besar terdiri
dari sel-sel mati. Lapisan ini terdiri dari lima lapisan sel yaitu:
Lapisan tanduk (stratum korneum)
Adalah lapisan yang paling luar dan terdiri dari beberapa sel-sel gepeng
yang mati, tidak berinti dan protoplasmanya telah berubah menjadi
keratin (zat tanduk).
Lapisan rintangan (stratum lusidum)
Terdapat dibawah lapisan tanduk, merupakan lapisan sel-sel gepeng
tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang
disebut eleidin. Lapisan tersebut tampak jelas di telapak tangan dan kaki.
Lapisan butir (stratum granulosum)

Universitas Sumatera Utara

Merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar


dan terdapat inti diantaranya.
Lapisan tajuk (stratum spinosum)
Terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya
berbeda-beda karena adanya proses mitosis.
Lapisan tunas (stratum basale)
Terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang tersusun vertikal pada
pembatasan demo-epidermal berbasis seperti pagar (palisade). Lapisan
tuna juga termasuk sel-sel yang disebut melanocytes, yaitu sel-sel yang
memproduksi pigmen melanin.
b. Lapisan Dermis
Merupakan lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal dari pada
epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastis dan fibrosa dengan elemenelemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi 2
bagian:
1. Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol kedalam epidermis, berisi ujung
serabut saraf dan pembuluh darah.
2. Pars retikulare, yaitu bagian bawahnya yang menonjol kearah subkutan,
bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya serabut
kolagen elastis dan retikulin.
c. Lapisan Subkutan
Lapisan subkutan adalah kelanjutan dermis atas jaringan ikat longgar,
berisi sel-sel lemak didalamnya. Fungsi dari lapisan hipodermis yaitu
membantu melindungi tubuh dari benturan-benturan fisik dan mengatur panas

Universitas Sumatera Utara

tubuh. Jumlah lemak pada lapisan ini akan meningkat apabila makan
berlebihan. Jika tubuh memerlukan energi ekstra maka lapisan ini akan
memberikan

energi

dengan

cara

memecah

simpanan

lemaknya

(Wirakusumah, 1994).
2.2.3 Jenis Kulit
Ditinjau dari sudut pandang perawatan, kulit terbagi atas tiga bagian :
1. Kulit Normal
Merupakan kulit ideal yang sehat, tidak kusam dan mengkilat, segar dan
elastis dengan minyak dan kelembaban yang cukup.
2. Kulit Berminyak
Adalah kulit yang mempunyai kadar minyak dipermukaan kulit yang
berlebihan sehingga tampak mengkilap, kotor, kusam, biasanya pori-pori kulit
lebar sehingga kesannya kasar dan lengket.
3. Kulit Kering
Adalah kulit yang mempunyai lemak permukaan kulit yang kurang ataupun
sedikit lepas dan retak, kaku, tidak elastis dan terlihatnya kerutan
(Wasitaatmadja, 1997).
2.3 Emulsi
Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak
tercampur, biasanya air dan minyak, dimana cairan yang satu terdispersi menjadi
butir-butir kecil dalam cairan lain. Dispersi ini tidak stabil, butir- butir ini
bergabung dan membentuk dua lapisan air dan minyak yang terpisah. Emulsi
dapat di stabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok.

Universitas Sumatera Utara

Zat pengemulsi (emulgator) merupakan komponen yang paling penting


agar memperoleh emulsi yang stabil. Semua emulgator bekerja dengan
membentuk film (lapisan) disekeliling butir-butir tetesan yang terdispersi dan film
ini berfungsi agar mencegah terjadinya koalesen atau terpisahnya cairan dispers
sebagai fase terpisah. Terbentuk dua macam tipe emulsi yaitu emulsi tipe M/A
dimana tetes minyak terdispersi dalam fase air dan tipe A/M dimana fase intern
adalah air dan fase extern adalah minyak (Anief, 2004).
Emulsi dinyatakan sebagai sistem minyak dalam air (m/a), jika fase
dispersi merupakan fase yang tidak campur dengan air, dan air merupakan fase
kontinyu. Jika terjadi sebaliknya maka emulsi tersebut dinyatakan emulsi air
dalam minyak (a/m). Dalam sediaan emulsi kosmetika, biasanya fase air dan fase
minyak bukan merupakan komponen tunggal, tetapi dalam setiap fase tersebut
kemungkinan mengandung beberapa macam komponen. Pada umumnya, sebagian
besar kosmetika yang beredar adalah sistem minyak dalam air, karena mudah
menyebar pada permukaan kulit. Dengan pemilihan formula yang tepat, akan
diperoleh emulsi yang tidak berlemak dan tidak lengket (Ditjen POM, 1985).
Keuntungan dari tipe emulsi m/a menurut Voight,1995 adalah:
1. Mampu menyebar dengan baik pada kulit
2. Memberi efek dingin terhadap kulit
3. Tidak menyumbat pori-pori kulit
4. Bersifat lembut
5. Mudah dicuci dengan air sehingga dapat hilang dengan mudah dari kulit.

Universitas Sumatera Utara

2.4 Krim
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini
secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai
konsistensi relatif cair di formulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak
dalam air. Sekarang ini batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri
dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau
alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat di cuci dengan air dan lebih di
tujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika (Ditjen POM, 1995).
Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak
kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaiaan luar (Ditjen POM, 1979).
Ditinjau dari sifat fisiknya, krim dapat dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu:
a. Emulsi air dalam minyak atau emulsi W/O
b. Emulsi minyak dalam air atau O/W seperti
Basis yang dapat dicuci dengan air adalah emulsi minyak dalam air, dan
dikenal dengan sebagai krim. Basis vanishing cream termasuk golongan ini
(Lachman, 1994).
Basis krim (vanishing cream) disukai pada penggunaan sehari-hari karena
memiliki keuntungan yaitu memberikan efek dingin pada kulit, tidak berminyak
serta memiliki kemampuan penyebaran yang baik. Vanishing cream mengandung
air dalam persentase yang besar dan asam stearat. Humektan (gliserin,
propilenglikol, sorbitol) sering ditambahkan pada vanishing cream dan emulsi o/w
untuk mengurangi peguapan air dari permukaan basis (Voigt, 1995).

Universitas Sumatera Utara

2.5.

Kosmetik
Kosmetik menurut Peraturan Menteri kesehatan RI No.445/MenKes/1998

adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar
badan (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi dan
rongga mulut untk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan,
melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak
dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.
Dalam definisi kosmetik diatas, yang dimaksudkan dengan tidak
dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan penyakit adalah sediaan
tersebut seyogyanya tidak mempengaruhi struktur dan faal kulit (Tranggono dan
Latifah, 2007).
Namun ternyata tidak mudah membedakan antara kosmetik dan obat yang
pemakaiannya topikal pada kulit seperti salep, krim, bedak, pasta, atau losio.
Pengguanaan kosmetik juga diharapkan untuk menghasilkan suatu perubahan baik
dalam struktur maupun faal sel kulit. Misalnya, perubahan susunan sel kulit yang
tua ke arah yang lebih muda, atau perubahan produksi kelenjar keringat yang
membentuk minyak permukaan kulit.
Kadang-kadang kosmetik dicampur dengan bahan-bahan yang berasal dari
obat topikal yang dapat mempengaruhi struktur dan faal sel kulit. Bahan-bahan
tersebut misalnya: antijerawat (sulfur, resorsin), antipengeluaran keringat
(aluminium klorida), plasenta, atau hormon (estrogen). Bahan-bahan inilah yang
kemudian dikenal sebagai kosmedik atau kosmeto-medik (Wasitaadmadja, 1997).

Universitas Sumatera Utara

2.5.1. Kosmetika Pelembab


Kosmetik pelembab (moisturizers) termasuk kosmetik perawatan yang
bertujuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit dari berbagai pengaruh
seperti udara kering, sinar matahari terik, umur lanjut, berbagai penyakit kulit
maupun penyakit dalam tubuh yang mempercepat penguapan air sehingga kulit
menjadi lebih kering (Wasitaatmadja, 1997).
Secara alamiah kulit telah berusaha untuk melindungi diri dari kekeringan
dengan adanya tabir lemak di atas kulit yang diperoleh dari kelenjar lemak dan
sedikit kelenjar keringat dari kulit serta adanya lapisan kulit luar yang berfungsi
sebagai sawar kulit. Namun dalam kondisi tertentu faktor perlindungan alamiah
tersebut tidak mencukupi. Oleh karena itu, dibutuhkan perlindungan tambahan
non alamiah yaitu dengan cara memberikan kosmetik pelembab kulit
(Wasitaatmadja, 1997).
2.5.2. Alasan kulit dilembabkan
Secara garis besar, retak-retak pada stratum korneum akan menimbulkan
gangguan kulit yang lebih serius. Jika celah-celah berbentuk V itu berkembang
dan bahan-bahan asing seperti sisa sabun, kotoran dan sisa mikroorganisme
masuk, maka kulit yang menjadi kering dan retak-retak itu akan menimbulkan
iritasi dan peradangan atau keratinisasi abnormal yang juga akan melemahkan
kulit. Di sinilah perlunya kosmetik pelembab kulit untuk mencegah dehidrasi kulit
yang menyebabkan kekeringan dan retak-retak pada kulit serta akibat-akibat
buruknya.

Universitas Sumatera Utara

2.5.3. Faktor yang menyebabkan dehidrasi kulit


Normalnya, kulit sehat dilindungi dari kekeringan oleh bahan-bahan yang
bisa menyerap air, asam amino, purin, pentose, choline dan derivirat asam fosfat,
yang jumlah totalnya 20% dari berat lapisan stratum korneum. Bahan-bahan yang
larut dalam air tersebut dapat terangkat dari kulit oleh perspirasi atau pencucian
jika bahan-bahan itu dilindungi oleh lapisan lemak tipis yang tidak larut air. Jika
lapisan lemak tipis itu diangkat, bahan-bahan yang dapat larut dalam air itu
terbuka dan siraman air berikutnya akan mengangkat mereka, meninggalkan kulit
yang sebagian atau sepenuhnya kehilangan karakter hidrofilik dan elastisitasnya,
demikianlah penghilangan lapisan lemak kulit menyebabkan dehidrasi kulit.
2.5.4. Macam-macam kosmetik pelembab
Tipe kosmetik pelembab dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1.

Kosmetik pelembab berdasarkan lemak


Kosmetik tipe ini sering disebut moisturizer atau moisturizing cream.

Krim ini membentuk lapisan lemak tipis di permukaan kulit, sedikit


banyak mencegah penguapan air kulit, serta menyebabkan kulit menjadi
lembab dan lembut.
Viskositas lemak tidak boleh terlalu rendah sehingga menyebar
kemana-mana di permukaan kulit, atau terlalu kental sehingga membuat
kulit lengket dan terlalu berminyak. Pelembab ini harus dapat menutup
daerah tertentu permukaan kulit, menutup tepi-tepi tajam sisik stratum
corneum, mencegah masuknya bahan-bahan asing ke dalam kulit, dan
mencegah penguapan air dari kulit.

Universitas Sumatera Utara

2.

Kosmetik pelembab berdasarkan gliserol atau humektan sejenis.


Preparat jenis ini akan mongering di permukaan kulit, membentuk

lapisan yang bersifat higroskopis, yang menyerap uap air dari udara dan
mempertahankannya dipermukaan kulit. Preparat ini membuat kulit
Nampak lebih halus dan mencegah dehidrasi lapisan stratum korneum
kulit (Tranggono dan Latifah, 2007).
2.6.

Bahan-Bahan Sediaan Krim Pelembab


Bahan-bahan yang digunakan mencakup emolien, zat sawar, zat humektan,

zat pengemulsi, zat pengawet, parfum dan zat warna (Ditjen POM, 1985).
a. Emolien
Zat yang paling penting untuk bahan pelembut kulit adalah turunan dari
lanolin dan derivatnya, hidrokarbon, asam lemak, lemak alkohol.
b. Zat sawar
Bahan-bahan yang biasa yang digunakan adalah paraffin wax, asam stearat.
c. Humektan
Humektan adalah suatu zat yang dapat mengontrol perubahan kelembaban
diantara produk dan udara, baik didalam kulit maupun diluar kulit.Biasanya
bahan yang digunakan adalah gliserin yang mampu menarik air dari udara
dan menahan air agar tidak menguap.
d. Zat pengemulsi
Zat pengemulsi adalah bahan yang memungkinkan tercampurnya semua
bahan-bahan secara merata (homogen), misalnya gliseril monostearat,
trietanolamin (Wasitaatmadja, 1997).

Universitas Sumatera Utara

e. Pengawet
Pengawet adalah bahan yang dapat mengawetkan kosmetika dalam jangka
waktu selama mungkin agar dapat digunakan lebih lama. Pengawet dapat
bersifat antikuman sehingga menangkal terjadinya tengik oleh aktivitas
mikroba sehingga kosmetika menjadi stabil. Selain itu juga dapat bersifat
antioksidan yang dapat menangkal terjadinya oksidasi (Wasitaatmadja, 1997).
f. Parfum
Pemilihan parfum yang digunakan pada sediaan krim biasanya didasarkan
atas nilai keindahan, tetapi sudah pasti jika wangi yang ditimbulkan dari
parfum menambah daya tarik dari konsumen untuk memilih produk yang
ditawarkan produsen (Lachman, 1994).

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai