Faridakart 15340 1 Tesis... K
Faridakart 15340 1 Tesis... K
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
S-2
Program
Studi
Magister
Administrasi
Pembangunan
vi
vii
Penulis
menyadari
bahwa
karya
ini
masih
jauh
dari
konstruktif
dari
pembaca
akan
sangat
dihargai
sehingga
penyempurnaan dan perbaikan Tesis ini dapat dilakukan baik masa kini
maupun di masa yang akan datang.
Akhirnya semoga segala kebaikan yang telah diberikan kepada
penulis mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT dan semoga
tulisan ini bermanfaat, terimakasih.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................
ii
ABSTRACT ........................................................................................
iii
ABSTRAK ...........................................................................................
iv
viii
xi
xii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................
12
12
13
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Efektivitas .......................................................
14
14
16
ix
26
26
34
35
41
56
62
64
66
66
67
67
68
69
70
72
72
76
82
84
85
2. Produktivitas ..............................................................
94
PENUTUP
A. Kesimpulan 108
B. Saran ............................................................................. 109
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar
Judul Gambar
Halaman
1.
35
2.
37
3.
45
4.
63
5.
73
6.
78
7.
8.
93
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel
Judul Tabel
Halaman
1.
10
2.
40
3.
82
4.
83
5.
89
6.
89
7.
95
8.
9.
96
xiii
98
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
penyelenggaraan
kehidupan
berbangsa,
pemerintah
seluruh
rakyat
Indonesia.
Untuk
mewujudkan
hal
tersebut,
itu,
pemerintah
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan
membutuhkan juga barang dan jasa, untuk itu perlu pengadaan barang
dan jasa.
Pengadaan barang dan jasa dimulai dari adanya transaksi
pembelian/penjualan barang di pasar secara langsung (tunai), kemudian
berkembang ke arah pembelian berjangka waktu pembayaran, dengan
membuat dokumen pertanggungjawaban (pembeli dan penjual), dan pada
akhirnya melalui pengadaan melalui proses pelelangan. Dalam prosesnya,
pengadaan barang dan jasa melibatkan beberapa pihak terkait sehingga
perlu ada etika, norma, dan prinsip pengadaan barang dan jasa untuk
dapat
Yohanes Sogar Simamora, Disertasi : Prinsip Hukum Kontrak dalam Pengadaan Barang dan Jasa oleh
melalui
kebijakan/peraturan
yang
efektif,
efisien
dan
Adrian Sutedi, 2010, Aspek Hukum Pengadaan Barang dan Jasa dan Berbagai Permasalahannya,
Jakarta : Sinar Grafika, hal 3.
demi
tercapainya
tata
pemerintahan
yang
baik/good
pengadaan
barang
dan
jasa
oleh
pemerintah
dengan
Pasal 3 huruf c UU No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Lembaran Berita Negara
Nomor 4846 Tahun 2008.
4
Pasal 4 Angka (I) UU No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik.
sehingga
diharapkan
dapat
mencerminkan
Presiden
Nomor
80
Tahun
2003
tentang
Pedoman
pengadaan
dilakukan
secara
barang/jasa
elektronik
pemerintah
yang
berbasis
yang
pelaksanaannya
web/internet
dengan
Dasar Hukum pembentukan LKPP adalah Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa.
penting,
penerapan
e-procurement
secara
otomatis
telah
LKPP, http://www.lkpp.go.id/v2/content.php?mid=8474545499
pula memberikan dokumen penawaran dan data lain yang terkait dalam
bentuk cetak hard copy kepada offeree. Akseptasi terjadi pada saat
dikeluarkannya Surat Keputusan Penetapan Penyedia Barang dan Jasa
(SKPPBJ) yang menunjuk salah seorang peserta lelang/offeror sebagai
pemenang lelang. Dengan kata lain, e-procurement masih menekankan
kepada physical form (bentuk nyata dan konkret) atau paper based
transaction yaitu belum murni menjalankan perdagangan secara elektronik
layaknya e-commerce, sehingga kaidah hukum perjanjian tetap berlaku7.
Menyangkut
e-procurement,
Presiden
Susilo
Bambang
dapat
mencegah
berbagai
kebocoran
dan
pemborosan
Baiq
Dewi
Yustisia,
Pengadaan
Barang
oleh
Pemerintah
melalui
E-Procurement,
Http://Adln.Lib.Unair.Ac.Id/
8
Penjabaran dari Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.
9
Lampiran Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 17 Tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Tahun 2012.
dengan
baik,
penghematannya
akan
terjadi
secara
barang/jasa
pemerintah
adalah
dengan
diterbitkannya
Pemerintah
oleh
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
10
Berdasarkan data dari KPK, sekitar 80% kasus yang ditangani oleh KPK merupakan kasus pengadaan
barang dan jasa pemerintah. Dimana selama periode 2005-2009 jumlah pengaduan yang diterima sebanyak
2100 kasus dan menimbulkan potensi kerugian Negara sekitar 35% atau Rp. 700 miliar dengan modus
operandi 94% penunjukan langsung dan sisanya 6% berupa penggelembungan harga.
e-procurement
dalam
pengadaan
barang/jasa.
E-
Walhasil,
e-procurement
akan
meningkatkan
kunci
Surabaya
terjadi efisiensi anggaran sebesar 10,70 persen dari 235 paket pekerjaan
yang dilelang dengan total anggaran 133.9 milyar.
Setelah setahun menggunakan sistem yang dikembangkan oleh
Pemerintah kota Surabaya dengan semi elektronik, sistem tersebut dinilai
masih terdapat beberapa kelemahan, sehingga Pemerintah Kabupaten
Luwu Utara tepatnya pada tanggal 18 Februari 2010 memutuskan untuk
migrasi ke sistem full elektronik yang dikembangkan oleh Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dengan alamat
www.lpse.luwuutara.go.id. Dengan terbentuknya Layanan Pengadaan
Secara Elektronik (LPSE) menggunakan e-procurement, maka tahun
2010 terjadi efisiensi anggaran sebesar 6,71 persen dari 97 paket
pekerjaan
yang
dilelang
dengan
total
anggaran
83,88
milyar,
No
Uraian
2009
2010
235
2011
Jumlah Tender/Paket
Paket Selesai
133.872.896.797
89.922.078.179 150.485.423.096
119.543.280.204
83.886.381.683 133.083.220.150
14.329.616.592
152.795.482.082
196
10,70
97
226
90.247.078.179 151.282.923.096
96
222
6.035.696.496
17.402.203.046
6,71
11,56
10
Kolusi
Nepotisme.
Apabila
nilai-nilai
tersebut
tolak
dari
latar
belakang
tersebut,
penerapan
e-
11
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, kiranya dapat
dirumuskan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu :
Apakah penerapan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Secara
Elektronik (e-procurement) di Kabupaten Luwu Utara sudah berjalan
secara efektif ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah penelitian yang dirumuskan di atas, maka
yang menjadi tujuan penelitian ini, yaitu : Untuk menganalisis dan
mendeskripsikan efektivitas pengadaan barang dan jasa pemerintah
secara elektronik (e-procurement) di Kabupaten Luwu Utara.
12
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Manfaat Akademik
Secara akademik diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan
salah satu pijakan bagi penelitian selanjutnya, terutama yang
berhubungan dengan penerapan ide-ide baru bidang pengadaan
barang
dan
jasa
di
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Efektivitas
1.
Pengertian Efektivitas
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti
berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah
popular mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna
atau menunjang tujuan.
Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran
yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program.
Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah
ditentukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Emerson yang menyatakan bahwa
Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.11
Sedangkan
Georgopolous
dan
Tannembaum
(1985:50),
mengemukakan :
Efektivitas ditinjau dari sudut pencapaian tujuan, dimana keberhasilan
suatu organisasi harus mempertimbangkan bukan saja sasaran
organisasi tetapi juga mekanisme mempertahankan diri dalam mengejar
sasaran. Dengan kata lain, penilaian efektivitas harus berkaitan dengan
masalah sasaran maupun tujuan.
11
Handayaningrat, Soewarno, 1994, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, Jakarta : Haji
Masagung, hal 16.
14
Hidayat, 1986, Teori Efektivitas dalam Kinerja Karyawa, Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
15
kegiatan dikatakan efisien apabila dikerjakan dengan benar dan sesuai dengan
prosedur sedangkan dikatakan efektif bila kegiatan tersebut dilaksanakan
dengan benar dan memberikan hasil yang bermanfaat.
2.
Ukuran Efektivitas
Mengukur efektivitas organisasi bukanlah suatu hal yang sangat
sederhana, karena efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan
tergantung pada siapa yang menilai serta menginterpretasikannya. Bila
dipandang dari sudut produktivitas, maka seorang manajer produksi memberikan
pemahaman bahwa efektivitas berarti kualitas dan kuantitas (output) barang dan
jasa.
Tingkat efektivitas juga dapat diukur dengan membandingkan antara
rencana yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan.
Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak tepat
sehingga menyebabkan tujuan tidak tercapai atau sasaran yang diharapkan,
maka hal itu dikatakan tidak efektif.
Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif atau
tidak, sebagaimana dikemukakan oleh S.P. Siagian (1978:77), yaitu :
a)
b)
16
c)
d)
e)
f)
g)
pelaksanaan
organisasi
semakin
didekatkan
pada
tujuannya.
h)
menuntut
terdapatnya
pengendalian.
17
system
pengawasan
dan
Pendekatan
efektivitas
Sumber
dari
input.
(resource
approach)
Pendekatan
yakni
mengukur
mengutamakan
adanya
3.
Produktivitas
2.
3.
Kepuasan kerja
4.
Kemampuan berlaba
5.
13
Martani dan Lubis , 1987, Teori Organisasi,Bandung : Ghalia Indonesia, hal 55.
14
Tangkilisan, Nogi Hessel, 2005, Manajemen Publik, Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia, hal 141.
18
Berdasarkan
Pengadaan
Barang
kriteria
dan
diatas
Jasa
maka
akan
Pemerintah
diukur
secara
efektivitas
Elektronik
(e-
tetapi
berupaya
untuk
lebih
mengefisienkan
anggaran
Pemerintah Kabupaten Luwu Utara dalam proses lelang barang dan jasa.
Atas dasar itulah maka penulis hanya menggunakan empat kriteria
tersebut diatas untuk melihat sejauhmana efektivitas Pengadaan Barang
dan Jasa Pemerintah secara Elektronik (e-procurement) di Kabupaten
Luwu Utara yaitu:
1.) Kemampuan adaptasi atau fleksibilitas
Kemampuan adaptasi atau fleksibilitas merupakan kemampuan dari
suatu organisasi untuk mengikuti, mengantisipasi dan memanfaatkan perubahanperubahan yang terjadi di dalam suatu lingkungan. Hesselbein, Goldsmith dan
Beekhard dalam The Organization of the Future
15
15
Hesselbeil, Frances, Goldsmith, Marshall, Beckhard, Richard, 1998, The Organization of
the Future, Joey Biss Publishers
19
kehidupannya
(survive).
Perubahan
lingkungan
bukan
langkah-langkah
strategis
yang
dapat
mempertahankan
Pearce II, John A. dan Robinson, Richard B. Jr. 1997. Manajemen Stratejik : Formulasi,
Implementasi dan Pengendalian, Jilid satu, Grogol Jakarta Barat. Binarupa Aksara.
20
lain,
yakni
Jones
mengemukakan
bahwa
dalam
kemampuannya
(core
competencies)
didalam
perubahan
pemecahan
dan
merencanakan
memajukan organisasi.
21
langkah-langkah
yang
dapat
2.) Produktivitas
Pengertian produktivitas menurut T.Hani Handoko dalam Manajemen
Edisi 2 (2000:114) adalah rasio antara masukan dengan keluaran organisasi.
Sedangkan pendapat Sondang P. Siagian :18 Produktivitas ialah terdapatnya
korelasi terbalik antara masukan dan luaran. Artinya, suatu sistem dapat
dikatakan produktif apabila masukan yang diproses semakin sedikit untuk
menghasilkan luaran yang semakin besar. Produktivitas sering pula dikaitkan
dengan cara dan sistem kerja yang efisien sehingga proses produksi
berlangsung tepat waktu dan dengan demikian tidak diperlukan kerja lembur
dengan segala implikasinya, terutama implikasi biaya. Agar produktif, organisasi
harus mampu memanfaatkan sumber daya secara efisien, yaitu modal, tenaga
kerja, gedung, sarana dan informasi.
Kemampuan dari suatu organisasi
yang terjadi dilingkungan eksternal dan melakukan manajemen yang efisien atas
sumber daya yang dimiliki sangat menentukan tingkat produktivitasnya.
Kemajuan-kemajuan yang tercapai dalam meningkatkan produktivitas organisasi
dilakukan secara bertahap, dimana setiap
17
Jones, Gareth R. 1994. Organizational Theory, Text and Cases. USA. Wesley Publishing Company,
Reading Massachusets.
18
22
sumberdaya
yang
ada
dalam
organisasi.
Pemanfaatan
23
kondisi psikologis ini akan termanifestasi pada sikap kerja individu yang
selanjutnya akan berpengaruh pada prestasi kerja.
T. Hani Handoko (2000:193-194) berpendapat bahwa Kepuasan
Kerja (Job Satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan
atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang
pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang
terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif karyawan terhadap
pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi dilingkungan kerjanya.
Kepuasan kerja adalah merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi prestasi kerja pegawai. Apabila prestasi kerja pegawai
menurun, maka produktivitas organisasi akan rendah yang akhirnya akan
berpengaruh pada efektivitas organisasi. T. Hani Handoko (2000:93)
berpendapat bahwa karyawan bekerja dengan produktif atau tidak
tergantung pada motivasi, kepuasan kerja, tingkat stress, kondisi fisik
pekerjaan, sistem kompensasi, desain pekerjaan dan aspek-aspek
ekonomis, tekhnis serta keperilakuan lainnya.
Tingkat kepuasan kerja pegawai perlu diperhatikan karena
berpengaruh langsung pada efektivitas organisasi. Dalam hal ini pimpinan,
baik itu kepala dinas, kabag tata usaha maupun bagian personalia harus
tanggap dalam mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi pada setiap
pegawai. Kepuasan kerja pegawai tidak cukup hanya dengan diberikan
insentif akan tetapi pegawai juga membutuhkan motivasi, pengakuan dari
atasan atas hasil pekerjaannya, situasi kerja yang tidak monoton dan
24
Menurut
teori
motivasi
prestasi
dari Mc.
4.)
yang saling
berhubungan, yaitu :
a) Kemampuan mengintegrasikan berbagai sub system sehingga
mampu mengkoordinasikan dengan tepat dan mengarah pada
tujuan organisasi dengan efektif.
b) Penetapan dan pemeliharaan pedoman-pedoman kebijakan
yang mendukung peningkatan efektivitas kerja mereka.
19
Umar, Husein, 2000, Riset Sumber Daya Manusia, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,
hal 39.
25
barang
dan
jasa.
Dalam
penelitian
ini,
penulis
Adapun
melaksanakan
penyedia
barang
pemasokan
dan
atau
jasa
adalah
mewujudkan
pihak
yang
barang
atau
pengadaan
barang
dan
jasa
pemerintah
dapat
28
1. Efisien
Efisien berarti pengadaan barang dan jasa harus diusahakan
dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkatsingkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan dari
prinsip
efisien
adalah
untuk
menghindari
tindakan
perhitungan,
sehingga
setiap
penggunaan
dan
29
2. Efektif
Efektif berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan
kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran
yang ditetapkan.
Prinsip efektif menunjuk pada segi kemanfaatan, artinya
proyek pengadaan yang telah dibiayai oleh uang Negara
tidak boleh menjadi sesuatu yang mubazir atau sia-sia.
Efektif atau tidaknya suatu proses pengadaan ditentukan
oleh proses perencanaan yang matang dan berorientasi
pada kepentingan/kebutuhan yang ada. Kegagalan dalam
merencanakan kebutuhan akan berdampak pada rendahnya
tingkat kemanfaatan yang dicapai dari proyek pengadaan
tersebut, dan hal itu akan menimbulkan kerugian bagi
Negara, karena adanya pembiayaan terhadap hasil yang
tidak sebanding dengan target dan kemanfaatannya.
3. Transparan
Transparan berarti semua ketentuan dan informasi mengenai
pengadaan barang/jasa bersifat jelas dan dapat diketahui
oleh
penyedia barang/jasa
yang
berminat serta
oleh
30
sehingga
kecurigaan-kecurigaan
pelaksanaan
dapat
dari
pengadaan
meminimalisir
masyarakat
dilakukan
timbulnya
bahwa
secara
proses
manipulatif.
penyedia
barang/jasa
yang
memenuhi
dalam
proses
pelaksanaan
pekerjaan
31
akan
mempengaruhi
proses
pelaksanaan
pekerjaan
barang/jasa
yang
setara
dan
memenuhi
yang
sehat
akan
menghasilkan
penyedia
yang
menyingkirkan
tidak
penyedia
sehat
akan
barang/jasa
membatasi
yang
dan
sebenarnya
32
33
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Tahap
penyerahan
penawaran
penawaran
10.
11.
12.
34
dan
pembukaan
13.
14.
15.
manual yang
Gambar 1
Proses Procurement Konvensional
35
terpenting penerapan e-
dan
mengurangi
kebutuhan
personel,
rendah
dan
tranparansi
yang
lebih besar17.
Perusahaan
Majdalawieh, Munir dan Bateman, Robert, 2008, Tejari and E-Procurement : Moving to Paperless
Business Processes , Journal of Information Technology Case and Aplication Research. V 10, hal. 54
16
17
Pearce, Down H, et.al, 2008, Using Elektronik Procurement In American State Governments : An
Exploration, American Journal of Business. V.23.
Hawking, Paul, et.al, 2004, E-Procurement: Is The Ugly Duckling Actually a Swan Down Under ? .
Asia Paciifik Journal of Marketing and Logis- tics. V.16, hal. 3.
18
Majdalawieh, Munir dan Bateman, Robert, 2008, Tejari and E-Procurement : Moving to Paperless
Business Processes , Journal of Information Technology Case and Aplication Research. V 10, hal. 54.
19
36
Gambar 2
Proses E-Procurement
e-Sourcing
adalah
proses
otomatis
dimana
organisasi
merupakan
tahapan
yang
meliputi
proses
analisis
37
atau
menyampaikan
pelelangan
tawaran,
via
internet
negosiasi
meliputi
kontrak,
serta
tiga
langkah,
evaluasi
dan
dari
proses
manual,
dari
identifikasi kebutuhan ke
38
marketplace
yang sekaligus
juga
menggantikan permintaan
otomatisasi
proses
transaksi
bisnis,
baik
di
dalam
sebagai
e-marketplace,
seperti
yang
dikemukakan
dengan fokus pada tiga variabel, yakni fungsi utama e-Proc, dampak
terhadap biaya, dan dampak
Tabel 2
Klasifikasi Sistem e-Procurement
Majdalawieh, Munir dan Bateman, Robert, 2008, Tejari and E-Procurement : Moving to Paperless
Business Processes , Journal of Information Technology Case and Aplication Research. V 10, hal. 54.
20
Vaidya, Kishor, et.al, Critical Factors That Influence E-Procurement Implementation Succes In The
Public Sector , Journal Of Public Procurement, V.6 hal 72.
22
40
internet
(e-Procurement)
merupakan
salah
satu
mekanisme
Oliviera, Luis M.S dan Amorim, Pedro Patricio, 2001, Public E-Procurement, International Financial Law
Review, hal 43.
24
Croom, Simon R dan Brandon-Jones, Alistair, 2005, Key Issues In E-Procurement : Procurement
Implementation And Operation Inn The Public Sector, Journal of Public Procurement V.5, hal 369.
41
organisasi.
Sementara
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Komisi
42
kelemahan
sistem
sebelumnya.
Pengadaan
barang
dan
jasa
menimbulkan berbagai
43
internal organisasi.
akibat
adopsi
e-Procurement,
44
pekerja
yang lebih
tender
dapat
menggunakan sisa
strategis.
Berikut
adalah
gambar
faktor-faktor
positif
yang
Gambar 3
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi e-Procurement
terdapat
delapan manfaat
dari
penerapan e-Procurement
tersebut:
1) Biaya transaksi yang lebih rendah; 2) Pemesanan yang lebih
cepat; 3) Pilihan terhadap vendor yang lebih luas; 4) Proses
yang terstandarisasi sehingga pengadaan barang lebih efisien; 5)
45
insfrastruktur
organisasional
46
yang
meliputi
digital
signature
4 . Aspek peraturan perundangan tentang internet bidding.
Pengembangan e-Procurement disektor publik dapat dianalisis
menggunakan tahapan-tahapan tertentu. Hiller dan Belanger (2001)
(Reddick, 2004) menjelaskan empat tahap pengembagan e -Procurement
yang ia adobsi dari pengembangan e-Government. Tahap pertama adalah
diseminasi informasi. Ini adalah tahap paling
mendasar bagi e-
memungkinkan
suplier
untuk
berkomunikasi
dengan
pelayanan
pengadaan
barang
dan
jasa
telah
terintegrasi.
Hal ini dapat dicapai dengan adanya portal tanda dimana suplier dapat
menggunakannya untuk mengakses kebutuhan departemen atau agen
pemerintah, tidak peduli apakah mereka menawari kepada para suplier
47
lanjut ,
yang
menang.
Prinsip ini
mungkin
merupakan
prinsip
menjadi
pemenang.
Asumsi
yang
mendasari
filosofi
48
49
barang dan jasa) dengan penyedia barang dan jasa (bisnis). Ketika
kontrak disepakati, kantor pengadaan barang dan jasa harus memainkan
peran minimal dan lebih menjadi fasilitator hubungan antara agen
pemerintah dengan penyedia barang dan jasa melalui tim kerja lintas
fungsi.
Meniadakan hubungan antara pengguna dan penyedia barang
dan jasa dapat menyebabkan kegagalan inisiasi e-commerce dalam
beberapa hal : Too often, e-government initiatives run aground...due to
a lack of regard for the end users, either through failure to consult them
during the design and implementation phases or through inadequate
training on new technology.
Menurut MacManus, hubungan yang lebih banyak
antara
pengguna dan penyedia barang dan jasa merupakan hal yang penting
sekali untuk dilakukan jika kita ingin meningkatkan kompetisi dengan
memperluas jaringan penyedia barang dan
dan jasa.
akan
kebutuhan
pemerintah,
secara
berkelanjutan
pemerintah
yang
berbasis
pengetahuan.
Manajemen
untuk
melihat
kecenderungan
dan
nilai
dengan vendor akan sulit untuk diubah. Ironisnya, hal ini akan
tergantung pada pembuktian keberhasilan antara prinsip best value
melawan low bid win. Ini mungkin akan menjadi resistensi yang paling
kuat dalam transisi di kantor pengadaan barang dan jasa.
Ketiga, prinsip kontrak dengan bentuk dan harga tetap. Kontrak
dengan harga tetap yang telah ditentukan didasarkan pada persetujuanberbasis biaya per unit untuk tiap unit barang dan jasa yang dipilih. NIGP
Dictionary of Govrnmental Purchasing Terms mendefinisikan firm fixed
price contract sebagai kontrak yang menyediakan bagi harga perusahaan
atau harga yang mungkin disesuaikan hanya jika sesuai dengan klausul
kontrak yang memungkinkan revisi
sesuatu hal itu bersifat publik, maka ia harus dapat diakses oleh
masyarakat dan pers. Tetapi, dengan e-commerce, kemanan
dan
Hal tersebut
dianggap muncul
untuk
menentang prinsip
hukum
untuk
pengadaan
54
pengadaan
perubahan
manajerial
seperti
dan
cenderung
efisiensi
dan
mengharagai
efektifitas.
Ini
pemerintahan.
Pemerintahan
yang
lebih
aktif
lebih
mudah
dilakukan
dengan
tingkat
resistensi
administrasi yang rendah. Pendapat Moon diperkuat oleh Liao & Cheng
(dalam Croom & Brandon Jones, 2005), yang berdasarkan studi kasus
yang mereka lakukan pada pengadaan barang Industri Militer Taiwan,
menyatakan
bahwa
Procurement adalah
tantangan
utama
terhadap
penerapan
e-
55
Percepatan
Pemberatasan
Korupsi
yang
kemudian
masih
banyaknya
persoalan
di
dalam
upaya
56
mengimplementasikan
e-Procurement
di
Indonesia,
LKPP
merupakan
Lembaga
Pemerintah
Non
kebijakan
pengadaan
barang/jasa
pemerintah
termasuk
57
pendapat,
rekomendasi
hukum
untuk
membantu
menyelesaikan
hukum
LKPP
adalah
Peraturan
Presiden
ujung
pencegahan
KKN
dalam
pelaksanaan
untuk
menyelenggarakan
system
pelayanan
instansi
dan
pemerintah
kepada
portal
pengadaan nasional.
Adapun fungsi dibentuknya LPSE adalah sebagai berikut :
1) Mengelola system e-Procurement
2) Menyediakan
pelatihan
kepada
PPK/Panitia
dan
pendaftaran
dan
verifikasi
terhadap
untuk
menjamin
keberlangsungan
59
aplikasi
oleh
SPSE.
pusat
Aplikasi
SPSE
pengembangan
sendiri
kebijakan
60
lelang
karena
system
dan
software
dan
jasa
tanggungjawab
yang
penyedia
diadakan
barang
dan
dan
menjamin
jasa
karena
umum
tahapan
Pengadaan
Barang
dan
Jasa
61
4. Pemasukan penawaran,
5. Pembukaan penawaran,
6. Evaluasi penawaran,
7. Evaluasi kualifikasi,
8. Pembuktian kualifikasi,
9. Penetapan pemenang,
10. Pengumuman pemenang,
11. Masa sanggah,
12. Surat Penunjukan Penyedia Barang dan Jasa.
C. Kerangka Pikir
Efektivitas pengadaan barang dan jasa pemerintah secara
elektronik (e-procurement) dapat terlaksana apabila unsur yang terlibat
dalam
proses
Kesatupaduan
pengadaan
pelaksanaannya
unsur-unsur
barang
dan
dapat
tersebut
jasa
berperan
akan
pemerintah
dengan
menentukan
secara
baik.
efektifnya
elektronik
(e-
procurement).
Menurut R.M.Steers terdapat 5 (lima) kriteria yang digunakan
untuk mengukur efektivitas, yaitu kemampuan adaptasi atau fleksibilitas,
produktivitas, kepuasan kerja, kemampuan berlaba dan pencarian
sumber daya.
Mengingat Kantor Layanan Pengadaan Secara Elektronik dan
62
digunakan
adalah
kemampuan
adaptasi
atau
fleksibilitas,
Pengadaan
barang dan
jasa
pemerintah
secara
elektronik
Efektivitas
Pengadaan
Barang dan
Jasa
Pemerintah
secara
Elektronik
63
D. Fokus Penelitian
Fokus penelitian merupakan penjelasan dari kerangka pikir.
Adapun dalam pengukuran efektivitas akan diukur dengan indikator
menurut R.M.Steers, yaitu sebagai berikut :
1. Kemampuan adaptasi atau fleksibilitas.
Kemampuan adaptasi atau fleksibilitas adalah kemampuan
dari Layanan Pengadaan Secara Elektronik Kabupaten Luwu
Utara dan Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Luwu Utara
untuk
mengikuti,
mengantisipasi,
dan
memanfaatkan
Kabupaten
Luwu
Utara
dan
Unit
Layanan
mengintegrasikan
64
berbagai
sub
system,
65
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Bogdan dan Taylor
dalam Moleong (2007:4) mendefinisikan metode kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.
Sementara itu penelitian deskriptif dapat dijelaskan oleh Zuriah (2009:47)
sebagai penelitian yang diarahkan memberikan gejala-gejala, fakta-fakta,
atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat
populasi atau daerah tertentu. Fokus dalam penelitian ini adalah
efektivitas pengadaan barang dan jasa pemerintah secara elektronik (eprocurement) di Kabupaten Luwu Utara.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Kantor Layanan Pengadaan Secara
Elektronik (LPSE) Kabupaten Luwu Utara dan Unit Layanan Pengadaan
(ULP) Kabupaten Luwu Utara.
66
C. Informan Penelitian
Untuk
memperoleh
data
yang
diperlukan,
maka
peneliti
selaku
Kepala
ULP,
Asisten
Bidang
Ekonomi
keterangan
dari
informan
tersebut,
peneliti
juga
67
dengan data yang diterbitkan oleh pihak terkait tentang pelaksanaan eprocurement, kemudian diulas secara analitis berlandaskan pemikiran
para ahli dan pendapat penulis.
E. Teknik Pengumpulan Data
Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif ini adalah sebagai
pelaksana pengumpul data atau sebagai instrument. Dalam pengumpulan
data, teknik yang biasa digunakan oleh peneliti kualitatif adalah
wawancara dengan informan, observasi langsung terhadap berbagai hal,
kajian terhadap berbagai bahan tertulis dan Analisis terhadap foto, video,
gambar,
ilustrasi,
karikatur
(Irawan,
2006:70).
Sehingga
penulis
atau
pelaksana/implementor
e-procurement,
data
dilakukan
langsung
68
terhadap
dengan
situasi
mengadakan
dan
kondisi
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa secara elektronik (eprocurement) di lokasi penelitian untuk melihat kenyataan
yang sesungguhnya.
3. Dokumentasi
Pengumpulan
data
dilakukan
dengan
mengumpulkan
diinterpretasikan
kemudian
69
diambil
kesimpulan
sebagai
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Teluk Bone
-
71
B.
1.
Layanan
Pengadaan
Secara
Elektronik
(LPSE)
Bupati
Luwu
Utara
Nomor
34
Tahun
2010
tentang
72
Sekretariat
Unit Administrasi
Sistem Elektronik
Unit Registrasi
dan Verifikasi
73
Adapun fungsi dan tugas dari Sekretariat dan masing - masing unit
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sekretariat
mempunyai
tugas
melaksanakan
koordinasi,
terhadap program,
74
melaksanakan
dan dukungan
menyelenggarakan fungsi:
a. pemberian layanan konsultasi mengenai proses pengadaan
barang/jasa secara elektronik;
b. pemberian informasi tentang fasilitas dan fitur aplikasi SPSE;
c. penanganan keluhan tentang pelayanan LPSE; dan
d. pelayanan pelatihan penggunaan aplikasi SPSE.
75
2.
pengadaan
barang/jasa
yang
dilakukan
melalui
76
pengadaan
barang/jasa
dengan
memanfaatkan
penyedia
barang/jasa
yang
melakukan
meliputi :
77
1. Kepala ULP;
2. Sekretaris;
3. Kepala Sub Bagian, terdiri atas :
a) Kepala Sub Bagian Administrasi;
b) Kepala Sub Bagian Teknis;
c) Kepala Sub Bagian Sarana dan Prasarana;
4. Staf Sub Bagian;
5. Pokja Pengadaan, terdiri atas :
a) Pokja Pengadaan Barang;
b) Pokja Pengadaan Pekerjaan Konstruksi;
c) Pokja Pengadaan Jasa Konsultansi;
d) Pokja Pengadaan Jasa lainnya;
6. Outsourching;
Gambar 6. Struktur Organisasi ULP Luwu Utara
KEPALA ULP
SEKRETARIS
SUB BAG.
ADMINISTRASI
STAF
STAF
STAF
OUTSOURCING
POKJA I
POKJA II
POKJA III
POKJA IV
POKJA V
78
serta
memberikan
pertanggungjawaban
atas
laporan
bulanan
pelaksanaan
kegiatan
sebagai
Pengadaan
urusan
keuangan,
kepegawaian
dan
tata
persuratan;
b) melaksanakan fungsi ketatausahaan; dan
c) melakukan perencanaan biaya dan usaha pengurangan biaya
dalam proses pengadaan.
4. Kepala Sub Bagian Teknis mempunyai tugas :
a) memeriksa
kelengkapan
dokumen
setiap
usulan
paket
pengadaan;
b) menyiapkan dokumen yang dibutuhkan Kelompok Kerja dalam
pengadaan barang/jasa; dan
79
informasi
pengadaan
barang/jasa
kepada
masyarakat; dan
c) memelihara sarana dan prasarana pada ULP.
6. Staf Sub Bagian mempunyai tugas membantu Kepala Sub Bagian
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok masingmasing Sub bagian.
7. Kelompok Kerja Pengadaan (POKJA) mempunyai tugas :
a) melakukan kajian terhadap RUP, KAK, Dokumen Perencanaan;
b) menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
c) menetapkan Dokumen Pengadaan;
d) menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran;
e) mengumumkan pelaksanaan Pengadaan barang/jasa di website
daerah dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta
menyampaikan
ke
LPSE
untuk
diumumkan
dalam
Portal
Pengadaan Nasional;
f)
80
atau
2) seleksi atau penunjukan langsung untuk paket Pengadaan
Jasa
konsultansi
yang
bernilai
paling
tinggi
Rp.
m) menandatangani
pakta
integritas
sebelum
pelaksanaan
81
3. Identifikasi Informan
1. Tingkat Pendidikan Informan
Berdasarkan jawaban informan dari hasil wawancara yang
dilakukan peneliti, diperoleh data mengenai tingkat pendidikan
informan, sebagaimana yang disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3
Tingkat Pendidikan Informan
No
Tingkat Pendidikan
Jumlah Informan
Sekolah Dasar
Sarjana (S1/Diploma)
10
Magister (S2)
Jumlah
19
Jumlah
Informan
No
Tingkat Umur
Informan
25 s/d 35
36 s/d 45
10
46 keatas
15
19
Jumlah
Dari tabel
Laki- laki
Perempuan
dominan umur
83
tetap
merujuk
pada
dalam menganalisa
dan
kerangka
pemikiran
mendeskripsikan
yang
efektivitas
84
1.
Karena
zaman
selalu
berubah-ubah
sesuai
dengan
perhatian
akan
pentingnya
peranan
faktor
organisasi
harus
memberikan
perhatian
karena
akan
85
86
Unit
Layanan
Pengadaan
dibawah
naungan
Bagian
cepat
merespon
perubahan-perubahan
yang
terjadi
sehingga
87
88
Tabel 5
Sarana dan Prasarana LPSE Luwu Utara
No
Jumlah
Satuan
Buah
(SPSE)
2
Mbps
Unit
Komputer PC
20
Unit
Notebook
Unit
Printer
Unit
Scanner
Buah
Tabel 6
Sarana dan Prasarana di ULP Luwu Utara
No
Jumlah
Satuan
Komputer PC
Unit
Notebook
unit
Printer
Unit
Scanner
Unit
Set
89
dengan
menggunakan
APBD
tahun
2008
juga
91
software
Sistem
Pengadaan
Secara
Elektronik
(SPSE)
92
efektivitas
barang
dan
organisasi
jasa
adalah
itu
sendiri,
masyarakat.
karena
Kondisi
subyek
sosial
93
barang
dan
jasa
berlangsung
tepat
waktu
dengan
94
Uraian
2009
2010
235
2011
Jumlah Tender/Paket
Paket Selesai
133.872.896.797
89.922.078.179 150.485.423.096
119.543.280.204
83.886.381.683 133.083.220.150
14.329.616.592
152.795.482.082
196
10,70
97
226
90.247.078.179 151.282.923.096
96
222
6.035.696.496
17.402.203.046
6,71
11,56
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa produktivitas barang dan jasa
secara elektronik di Kabupaten Luwu Utara berjalan dengan baik,
dibuktikan dengan selisih pagu dan hasil lelang pada tahun 2011 sebesar
11,56 % yang menandakan efisiensi anggaran belanja daerah sebesar
11,56 %.
Produktivitas pengadaan barang dan jasa secara elektronik dapat
pula dilihat dari Standart Operasional Prosedure Layanan Pengadaan
Secara Elektronik dan Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Luwu Utara
sebagai berikut :
95
Tabel 8
Standar Operating Prosedur (SOP)
Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kabupaten Luwu Utara
SOP Proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SKPD
NO.
URAIAN PROSEDUR
1.
2.
3.
4.
PA /
KPA
PPK
KEPALA
PELAKSANA
ULP
SEKRETARIAT/AD
MIN
LPSE
POKJA
MULAI
PENYEDIA
BARANG/JASA
MUTU BAKU
MAKSIMAL
WAKTU
OUTPUT
PELAKSANAAN
1 Hari
1 Hari
1 Hari
YA
1 Hari
TIDAK
5.
6.
96
-Dok.
Rencana
Pelaksanaan
Pengadaan
-HPS
-Spesifikasi
Teknis/Gamba
r
-Rancangan
Kontrak
-Dok. Rencana
Pelaksanaan
Pengadaan
yang Tidak
Lengkap
-HPS
-Spesifikasi
Teknis/Gamba
r
-Rancangan
Kontrak
1 Hari
Sistem
Pengadaan
yang akan
digunakan
1 Hari
-Metode
Pemasukan
Penawaran
- Metode
Evaluasi
7.
2 Hari
8.
2 Hari
9.
10.
11.
KETERANGAN GAMBAR :
=
=
=
Awal/Akhir Proses
Proses
Dokumen (Fisik/Elektronik)
=
97
Pengambilan Keputusan
Penawaran
- Metode
Penilaian
Kualifikasi
Jadwal
Pelaksanaan
Proses
Pengadaan
Dokumen
Pengadaan
Pelaksanaan Pengadaan
dilakukan paling lambat 2
hari sejak diterimanya
Dokumen Pengadaan Dari
Pokja Perencanaan
dengan mengacu kepada
Jadwal sesuai Metode
Pengadaan
Penyedia
Barang
Jasa yang
Terpilih
N/A
Surat
Perjanjian
Kontrak
Secara Berkala
(Pertriwuan) setiap
akhir Triwulan
Berjalan
Laporan
Pelaksanaa
n Kegiatan
PBJP
SPSE
Mulai
Keterangan :
Keputusan
Dokumen (Fisik/
Elektronik)
Mengirim Email
kepada Penyedia
berupa Konfirmasi
Pendaftaran
Rekanan
Operasi
yang
dilakukan
manual
Mengklik Link
untuk Melanjutkan
Mendaftaran
Mengisi Formulir
Pendaftaran secara
online
Mengklik Tombol
Mendaftar
HELPDESK
Proses
Mengklik Link
Mendaftar sebagai
Penyedia Barang/
Jasa
Mengklik Tombol
Mendaftar
VERIFIKATOR
Lanjut ke Hal
berikutnya
Mengirimkan
Email Berisi
USER ID
98
SPSE
VERIFIKATOR
HELDESK
A
Mengisi Formulir
Pendaftaran dan
Formulir Keikutsertaan
Mendownload
syarat Verifikasi
Melengkapi syarat
verifikasi
Dokumen Syarat
Verifikasi Asli dan
Fotocopy
Pengecekan
Kelengkapan
Dokumen
Melakukan
Verifikasi
Data
Pendaftaran
Online
dengan
Dokumen
Asli (20
menit)
Menyerahkan
Print Out
Dokumen
Pendaftaran,
Formulir
Keikutsertaan
dan dokumen
syarat
Verifikasi
Tidak
Memberikan Fotocopy
Dokumen Syarat Verifikasi
Mengirimkan
Email Berisi
Password
Foto copy
Dokumen Syarat
verifikasi
Mengklik
Tombol Setuju
Selesai
99
Ya
Data Sesuai
dengan SK
Sedangkan wawancara
dengan
penerima
layanan yang
menyatakan:
Saya sebagai penerima layanan merasa sudah cukup puas
dengan pelayanan yang saya terima. Mereka tidak berbelitbelit dalam memberikan pelayanan dan juga waktu yang
diperlukan tidak begitu lama dan itu memang sudah sesuai
dengan peraturan yang berlaku. (hasil wawancara dengan HT
pada tanggal 6 Oktober 2014)
100
data
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
produktivitas
Utara
berjalan
secara
efektif,
walaupun
gedung
kantor
3. Kepuasan Kerja
Kepuasan Kerja didefinisikan sebagai perasaan senang dari para
anggota organisasi dengan diakuinya hasil kerja mereka sebagai bagian
dari anggota organisasi. Hal ini dapat dilihat dari sejauh mana para
karyawan termotivasi untuk berprestasi.
Kepuasan kerja menjadi sangat penting didalam suatu organisasi,
karena bila tiap anggota organisasi secara terkoordinasi melakukan tugas
dan pekerjaannya masing-masing dengan baik dan mereka merasakan
kepuasan
didalam
bekerja,
maka
efektivitas
organisasi
secara
101
Keputusan
Bupati
188.4.45/03/Dishubkominfo/I/2014
Luwu
tentang
Utara
Nomor
Pengangkatan
Keputusan
Bupati
188.4.45/04/Adm.Pemb./1/2014
Luwu
tentang
Utara
Nomor
Pengangkatan
102
bekerja,
karena
merasa
hasil
kerjanya
tidak
mendapat
di
mengetahui
lebih
lanjut
103
Ketiga bidang tersebut tidak dapat terpisah satu sama lain, tetapi
harus dilakukan ketiganya dengan seiring dan sejalan. Ketiganya
merupakan usaha pemanfaatan sumber daya sehingga pada akhirnya
akan mencapai efektivitas kerja yang diharapkan.
104
9 orang,
sebagai staf khusus untuk tenaga TI dan 6 orang tenaga administrasi dan
Trainer yang ditempatkan di Sekretariat e-procurement dengan biaya
dibebankan pada APBD. Di samping itu telah menempatkan 2 orang
tenaga di bidding room untuk diperbantukan dalam memberikan training
kepada aparat di SKPD-SKPD, serta training untuk para vendor serta
pemerintah juga berkomitmen untuk mengalokasikan anggaran pada
APBD 2009 khususnya untuk
105
106
dalam
wawancara
dengan
Asisten
Ekonomi
pernyataan
yang
dapat
penulis
peroleh
dari
pada
107
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan
dengan
yang dapat
dilihat
dari
indikator-indikator berikut
yang
diajukan yaitu:
1. Kemampuan adaptasi atau fleksibilitas
Kemampuan dari Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah secara
Elektronik (e-procurement) di Kabupaten Luwu Utara untuk mengikuti,
mengantisipasi dan memanfaatkan perubahan-perubahan yang terjadi di
dalam suatu lingkungan dengan memperhatikan unsur politik, sosial
ekonomi, dan teknologi sudah berjalan secara efektif.
2. Produktivitas
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa produktivitas pengadaan
barang dan jasa pemerintah secara elektronik di Kabupaten Luwu Utara
berjalan secara efektif, walaupun gedung kantor mempengaruhi tingkat
efektivitas itu sendiri.
108
3. Kepuasan Kerja
Dari hasil data dan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
kepuasan kerja petugas masih kurang untuk mendukung efektivitas
pengadaan barang dan jasa secara elektronik di Kabupaten Luwu Utara.
4. Pencarian Sumber Daya
pencarian sumber daya pada Kantor Layanan Pengadaan Secara
Elektronik (LPSE) dan Unit Layanan Pengadaan sudah baik, sehingga
proses pengadaan barang dan jasa dapat berjalan efektif.
Dari hasil kesimpulan kelima indikator diatas, maka ditarik
kesimpulan bahwa Pengadaan Barang dan Jasa secara Elektronik (eprocurement) sudah efektif, meskipun perlu pemaksimalan lagi pada
kepuasan kerja. Namun ketiga indikator yang lain telah mendapatkan
respon yang positif dari masyarakat.
B. Saran
Berdasarkan
kesimpulan
diatas,
maka
penulis
memberikan
109
mengadakan
dan mengerti
bagaimana
110
DAFTAR PUSTAKA
Oliviera, Luis M S dan Amorim, Pedro Patricio, 2001, Public EProcurement, International Financial Law Review. V.43
Pearce II, John A. dan Robinson, Richard B. Jr, 1997, Manajemen
Stratejik : Formulasi, Implementasi dan Pengendalian, Jilid
satu, Grogol Jakarta Barat : Binarupa Aksara.
Purwanto,
112
Peraturan Peraturan :
113
Nama
Tempat/Tanggal Lahir
Alamat
Riwayat Pendidikan :
-
Riwayat Pekerjaan :
-
114