Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
PUSPITA NURJANNAH
14480077
PROGRAM STUDI PGMI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu kegiatan haruslah dilakukan dengan etika atau norma-norma yang
berlaku di masyarakat bisnis. Etika atau norma-norma ini digunakan agar para
pengusaha tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan dan usaha yang
dijalankan memperoleh simpati dari berbagai pihak. Pada akhirnya, etika tersebut
ikut membentuk pengusaha yang bersih dan dapat memajukan serta
membesarkan usaha yang dijalankan dalam waktu yang relatif lebih lama. Untuk
itu, perlu adanya suatu tuntunan berkaitan dengan etika profesional entrepreneur
agar terjadi keseimbangan hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan,
terutama etika entrepreneur dalam Islam atau berbasis syariah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat dari etika profesional enterpreneur ?
2. Apa fungsi etika profesional enterpreneurship ?
3. Apa macam-macam etika profesional enterpreneurship ?
4. Apa etika enterpreneur menurut islam ?
5. Bagaimana kedudukan harta dan kekayaan menurut syariah islam ?
6. Bagaimanakah etika enterpreneurship ?
7. Apa hakikat enterpreneur profesional ?
C. Tujuan
1. Mengetahui hakikat dari etika profesional enterpreneur
2. Mengetahui fungsi etika profesional enterpreneurship
3. Mengetahui macam-macam etika profesional enterpreneurship
4. Mengetahui etika enterpreneur menurut islam
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Etika Profesional Enterpreneur
Pengertian etika adalah tata cara berhubungan dengan
manusia lainnya. Tata cara pada masing-masing masyrakat
tidaklah sama
Hal
ini
di
sebkan
kartu
undangan.
Dalam
kartu
undangan
tingkah
laku
atau
perilaku
manusia
dengan
Kode etik biasanya dibuat oleh organisasi profesi sejenis. Kode etik ini akan
terkait dengan etika-etika yang harus diperhatikan seorang profesional dalam
menjalankan profesinya, supaya jangan terjerumus dalam citra pribadi yang
merugikan pihak lain.4
Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai
moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan dalam
memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi. Etika aslinya adalah suatu
komitmen untuk melakukan apa yang benar dan baik untuk menentang apa yang
salah dan apa yang buruk.5
B. Fungsi Etika Profesional Enterpreneurship6
Etika yang diberlakukan oleh pengusaha terhadap berbagai pihak memiliki
tujuan-tujuan tertentu. Tujuan etika tersebut harus sejalan dengan tujuan
perusahaan. Di samping memiliki tujuan, etika juga sangat bermanfaat bagi
perusahaan apabila dilakukan secara sungguh-sunggah.
Berikut ini tujuan atau fungsi etika yang selalu ingin dicapai oleh perusahaan.
1. Untuk persahabatan dan pergaulan
Etika dapat meningkatkan keakraban dengan karyawan, pelanggan atau
pihak-pihak lain yang berkepentingan. Suasana akrab akan berubah
menjadi persahabatan dan menambah luasnya pergaulan. Jika karyawan,
pelanggan, dan masyarakat menjadi akrab, segala urusan akan menjadi
lebih mudah dan lancar.
2. Menyenangkan orang lain
Sikap menyenangkan orang lain merupakan sikap yang mulia. Jika kita
ingin dihormati, kita harus menghormati orang lain. Menyenangkan orang
lain berarti membuat orang menjadi suka dan puas terhadap pelayanan
kita. Jika pelanggan merasa senang dan puas dengan pelayanan yang
diberikan, diharapkan mereka akan mengulangnya kembali suatu waktu.
3. Membujuk pelanggan
Setiap calon pelanggan memiliki karakter tersendiri. Kadang-kadang
seorang calon pelanggan perlu dibujuk agar mau menjadi pelanggan.
Berbagai cara dapat dilakukan perusahaan untuk membujuk calon
pelanggan. Salah satu caranya adalah melalui etika yang ditunjukkan
seluruh karyawan perusahaan.
4. Mempertahankan pelanggan
Ada anggapan mempertahankan pelanggan jauh lebih sulit daripada
mencari pelanggan. Anggapan ini tidak seluruhnya benar, justru
mempertahankan pelanggan lebih mudah karena mereka sudah merasakan
produk atau layanan yang kita berikan. Artinya, mereka sudah mengenal
kita lebih dahulu. Melalui pelayanan etika seluruh karyawan, pelanggan
lama dapat dipertahankan karena mereka sudah merasa puas atas layanan
yang diberikan.
5. Membina dan menjaga hubungan
Hubungan yang sudah berjalan baik harus tetap dan terus dibina. Hindari
adanya perbedaan paham atau konflik. Ciptakan hubungan dalam suasana
akrab. Dengan etika hubunan yang lebih baik dan akrab pun dapat
terwujud.
C. Macam-macam Etika Profesional Enterpreneurship7
Etika atau norma yang harus ada dalam benak dan jiwa setiap pengusaha
adalah sebagai berikut.
1. Kejujuran
Seorang pengusaha harus selalu bersikap jujur baik dalam berbicara
maupun bertindak. Jujur ini perlu agar berbagai pihak percaya terhadap
7 Ibid, hal.25-26.
apa yang akan dilakukan. Tanpa kejujuran, usaha tidak akan maju dan
tidak dipercaya konsumen atau mitra kerjanya.
2. Bertanggung jawab
Pengusaha harus bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang
dilakukan dalam bidang usahanya. Kewajiban terhadap berbagai pihak
harus segera diselesaikan. Tanggung jawab tidak hanya terbatas pada
kewajiban, tetapi juga kepada seluruh karyawannya, masyarakat, dan
pemerintah.
3. Menepati janji
Pengusaha dituntut untuk selalu menepati janji, misalnya dalam hal
pembayaran, pengiriman barang atau penggantian. Sekali seorang
pengusaha ingkar janji, hilanglah kepercayaan pihak lain terhadapnya.
Pengusaha juga harus konsisten terhadap apa yang telah dibuat dan
disepakati sebelumnya.
4. Disiplin
Pengusaha dituntut untuk selalu disiplin dalam berbagai kegiatan yang
berkaitan dengan usahanya, misalnya dalam hal waktu pembayaran atau
pelaporan kegiatan usahanya.
5. Taat hukum
Pengusaha harus selalu patuh dan menaati hukum yang berlaku, baik yang
berkaitan dengan masyarakat maupun pemerintah. Pelanggaran terhadap
hukum dan peraturan yang telah dibuat berakibat fatal dikemudian hari.
Bahkan, hal itu akan menjadi beban moral bagi pengusaha apabila tidak
diselesaikan segera.
6. Suka membantu
Pengusaha secara moral harus sanggup membantu berbagai pihak yang
memerlukan bantuan. Sikap ringan tangan ini dapat ditunjukkan kepada
masyarakat dalam berbagai cara. Pengusaha yang terkesan pelit akan
dimusuhi oleh banyak orang.
7. Komitmen dan menghormati
Pengusaha harus komitmen dengan apa yang mereka jalankan dan
menghargai komitmen dengan pihak-pihak lain. Pengusaha yang
10
Seorang wirausaha muslim sadar betul bahwa harta yang ada padanya
hanya titipan Allah, dan ia hanya mengelolanya sesuai tuntunan syariah.
Dengan iman yang diyakininya itu maka ia tidak akan bersikap seperti Karun
yang menganggap harta yang ada padanya adalah miliknya dan digunakan
sesuai kehendak-Nya. Ia sadar bahwa Allahlah yang memberikan kekuatan,
ilmu, kesehatan yang menyebabkan ia bisa bekerja mencari harta. Oleh
karenanya ia tidak sombong dan selalu memanfaatannya sesuai ketentuan
syariah. Ia sadar semua harta yang ada padanya adalah karena kemurahan
Allah, dan ia yakin betul tentang pertanggungjawaban kepemilikan harta di
akhirat nanti sebagaimana diingatkan oleh Rasululloh SAW dalam salah satu
hadist :
Tidak akan beranjak kaki seorang hamba, hingga ia ditanya tentang
empat hal; tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa
mudanya untuk apa ia lewatkan, tentang hartanya darimana ia
dapatkan dan dimana ia keluarkan, dan tentang ilmunya, apa yang
sudah ia amalkan.(HR. Ath Thabrani)
Agama Islam memandang harta sebagai salah satu perhiasan dunia dan
juga sebagai sarana yang bisa mempermudah hidup manusia. Islam tidak
mencela harta yang ada di tangan seseorang sepanjang hartanya itu dikelola
sesuai syariah. Harta bisa dijadikan media untuk berbuat kebaikan, dan
harta itu menjadi bernilai baik. Sebaliknya apabila harta itu digunakan untuk
keburukan, maka harta itu menjadi buruk. Itu pula lah yang selalu diingat
oleh wirausaha berbasis syariah sebagaimana yang difirmankan Allah di
dalam QS. Al-Lail ayat 5-11, yang berarti Adapun orang yang memberikan
(hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala
yang terbaik (syurga). Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan
yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya
cukup, serta mendustakan pahala terbaik. Maka kelak Kami akan
11
dan egoisme individu. Semua itu didasari oleh asas keadilan dalam hal
pendapatan dan kekayaan yang dimiliki, demi menghindari harta berputar
hanya pada orang kaya saja.
Islam adalah agama yang menghubungkan antara perkembangan
ekonomi dengan perkembangan sosial masyarakat. Keduanya ibarat dua sisi
mata uang. Oleh karenya menjadi keharusan bagi wirausaha muslim dalam
menginvestasikan
hartanya
juga
memperhatikan
kebutuhan
sosial
13
4. Kesetiaan, yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, teman, karyawan, dan
negara, tidak menggunakan atau memperlihatkan informasi rahasia, begitu
juga dalam suatu konteks profesional, menjaga atau melindungi kemampuan
untuk membuat keputusan profesional yang bebas dan teliti, dan menghindari
hal yang tidak pantas serta konflik kepentingan.
5. Kewajaran atau keadilan, yaitu berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia
mengakui kesalahan, memperlihatkan komitmen keadilan, persamaan
perlakuan individual dan toleran terhadap perbedaan, serta tidak bertindak
melampaui batas atau mengambil keuntungan profesional yang bebas dan
teliti, dan menghindari hal yang tidak pantas serta konflik kepentingan.
6. Suka membantu orang lain, yaitu saling membantu, berbaik hati, belas
kasihan, tolong-menolong, kebersamaan, dan menghindari segala sesuatu
yang membahayakan orang lain.
7. Hormat kepada orang lain, yaitu menghormati martabat orang lain, kebebasan
dan hak menentukan nasib sendiri bagi semua orang, bersopan santun, tidak
merendahkan dan memperlakukan martabat orang lain.
8. Warga negara yang bertanggung jawab, yaitu\selalu menaati hukum atau
aturan, penuh kesadaran sosial, dan menghormati proses demokrasi dalam
mengambil keputusan.
9. Mengejar keunggulan, yaitu mengejar keunggulan dalam segala hal, baik
dalam pertemuan personal ataupun dalam pertanggungjawaban profesional,
tekun, dapat dipercaya/diandalkan, rajin, penuh komitmen, melakukan semua
tugas
dengan
kemampuan
terbaik,
dan
mengembangkan
serta
14
15
BAB III
PENUTUP
Etika adalah tata cara berhubungan dengan manusia
lainnya. Etika yang diberlakukan oleh pengusaha terhadap berbagai pihak
memiliki tujuan-tujuan tertentu. Etika atau norma harus ada dalam benak dan
jiwa setiap pengusaha. Etika enterpreneur menurut Islam meliputi etika
mencari keuntungan dan etika profesi natural Islam. Kedudukan harta dan
kekayaan menurut syariah Islam, harta milik Allah, manusia hanya
mengelola, harta tidak kekal, harta untuk kemaslahatan, terjaga dari hal yang
dilarang syariah
Pengertian dari profesi berkaitan dengan keahlian tertentu dalam
mencari nafkah. Sedangkan orang profesional adalah seseorang yang
mempunyai keahlian atau kemampuan tertentu berupa tenaga, waktu dan
pikiran yang dijual kepada pihak lain atau orang lain untuk mendapatkan
imbalan yang terukur-biasanya dalam bentuk uang-untuk memenuhi nafkah
hidupnya dengan segala resiko yang diperhitungkan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Abdulloh, H. M. Maruf. 2013. Wirausaha berbasis syariah. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.
Anwar H. M., Muhammad. 2014. Pengantar kewirausahaan teori dan aplikasi,
Jakarta: Predana.
Astamoen, H. Moko P. 2008. Entrepreneurship dalam perspektif kondisi bangsa
Indonesia. Bandung: Alfabeta.
Kasmir. 2014. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Murdjiarto dan Wahid, Aliaras. 2006. Membangun Karakter dan kepribadian
kewirausahaan. Jakarta Barat: Graha Ilmu.
17