PEMBAHASAN
2.1 Komunikasi Pada Klien Dengan Gangguan Indra Dan Persepsi Sensori
Gangguan indra pada klien yang dirawat di rumah sakit ataupun
individu di dalam masyarakat umum antara lain disebabkan oleh :
1. Gangguan anatomik organ
2. Gangguan fisiologik organ
3. Kematangan/maturasi
4. Degenerasi
5. Kognitif persepsi
Ada dua tingkat gangguan komunikasi yaitu gangguan pada sistem
pengindraan meliputi, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, dan
gangguan bicara (tuna wicara). Sedangkan gangguan yang melibatkan sistem
integratif yang lebih tinggi antara lain gangguan mental, gangguan maturasi pikir
( degenerasi proses pikir) dan pada klien yang tidak sadar termasuk klien yang
berbahasa asing.
1. Klien Dengan Gangguan Penglihatan
Gangguan penglihatan dapat terjadi baik karena kerusakan organ
seperti kornea, serta kerusakan saraf penghantar impuls menuju otak.
Kerusakan ditingkat persepsi antara lain dialami klien dengan kerusakan otak.
Semua ini mengakibatkan penurunan visus hingga dapat menyebabkan
kebutaan baik parsial maupun total. Akibat kerusakan fisual, kemampuan
menangkap rangsang ketika berkomunikasi sangat bergantung pada
oendengaran dan sentuhan.
4
10
11
dan bergantung pada setiap pasien dan keadaannya. Beberapa pasien tidak
jelas karena kurangnya pemahaman atau ketajaman mentau atau akibat efek
obat. Di sisi lain, pasien mungkin memberikan jawaban yang tidak jelas ketika
ia diberi pertanyaan yang terlalu pribadi, terlalu luas, atau terlalu sulit
dipahami.
Saat pasien merespons dengan jawaban yang tidak jelas, seringkali
diperlukan pertanyaan terarah untuk memperoleh informasi yang lebih
spesifik. Seringkali, pasien memiliki kesulitan memahami istilah medis yang
digunakan oleh penyedia asuhan kesehatan. Di awal interaksi, perawat dapat
member tahu pasien untuk menginterupsi percakapan untuk menanyakan arti
istilah yang tidak dipahaminya. Selain itu, jika perawat menggunakan kata
dan ungkapan sehari-hari daripada istilah medis, pasien dapat memahami
kesehatannya dengan lebih baik. Contohnya, pasien mungkin tidak memahami
kata antikoagulan tetapi mungkin memahami yang lebih umum digunakan
yaitu pengencer darah.
Jika pasien cemas, ia mungkin tidak dapat berfokus pada wawancara
atau memberikan jawaban yang akurat. Jika respons pasien terhadap
pertanyaan perawat tidak jelas, maka mungkin diperlukan penilaian ulang
terhadap
tingkat
kekhawatiran
dan
kecemasannya,
memperbaharui
12
yang
tidak jelas
atau
sulit
adalah
13
pada tujuan interaksi dan masalah kesehatan pasien akan memberikan data
yang lebih akurat secara tepat waktu. Di lain kesempatan, jika waktu
mengizinkan , percakapan menarik mengenai pengalaman pasien dapat
memberikan informasi yang lebih rinci dan seringkali memperkaya hubungan
perawat-pasien.
14
pasien
Kembangkan kesenjangan antara kondisi pasien saat ini dengan kondisi
Wawancara motivasional diartikan sebagai pendekatan terpusat-klien dan terarahtujuan untuk membantu pasien membuat perubahan. MI telah digunakan dalam
penanganan penyalahgunaan alcohol dan berhenti merokok, serta menyelesaikan
masalah kesehatan mental dan kelekatan terhadap regimen pengobatan. Program
latihan telah tersedia.
masalah
atau
kebutuhannya,
maka
perawat
dapat
16
romantic
seseorang
dapat
membingungkan
pasien
dan
17
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Gangguan indra pada klien yang dirawat di rumah sakit ataupun
individu di dalam masyarakat umum antara lain disebabkan oleh :
Gangguan
anatomik
organ,
Gangguan
fisiologik
organ,
tentang
bunuh
diri
(seperti
mengakhirinya
atau
19
3.2 Saran
Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca mengenai makalah
ini, agar kami dapat menjadi lebih baik dalam pembuatan makalah-makalah
kami selanjutnya.
20
21