LAPORAN KASUS
INFEKSI SALURAN KEMIH
I.
II.
Identitas Pasien
Nama
: Tn. AK
J. Kelamin : Laki-laki
Umur
: 26 Tahun
Tgl Lahir : 5 Maret 1989
Alamat
: Jln. Pendidikan Desa Lamalaka, Bantaeng
Suku
: Makassar
Anamnesis
A. Keluhan Utama
Demam
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke UGD Puskesmas dengan keluhan demam sejak 3
hari yang lalu. Demam dirasakan terus-menerus disertai mual. Pasien juga
mengeluh nyeri perut bagian bawah. Nyeri terasa terus-menerus. Pasien
juga mengeluh nyeri saat buang air kecil, terasa perih dan panas.
Hematuria (-). Buang air besar tidak ada keluhan.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat mengalami keluhan yang sama disangkal. Riwayat penyakit
lainnya disangkal.
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga tidak ada yang mengalami keluhan yang sama. Riwayat
hipertensi dan diabetes pada keluarga disangkal.
E. Riwayat Pribadi
Kebiasaan minum air putih sedikit dan memiliki kebiasaan menahan air
kencing.
III.
Tanda Vital
A. Tekanan darah : 110/80 mmHg
B. Nadi
: 72x/menit, reguler.
C. Pernapasan
: 22x/menit
D. Suhu
: 37C, axiler.
VI.
VII.
VIII.
IX.
X.
Pemeriksaan Fisis
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 18 Januari 2016.
a. Keadaan umum
: tampak sakit ringan
b. Abdomen
:
Inspeksi
: Perut terlihat membesar, ikterik (-)
Auskultasi
: Bising usus (+) normal
Perkusi
: Tympani (+)
Palpasi
: Nyeri tekan daerah suprapubik.
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.
Diagnosis
Infeksi saluran kemih
Dif. Diagnosis
Dispepsia
Perenc. Terapi
1. Amoxicillin 500 mg
2. Asam Mefenamat 500 mg
3. Dexamethason 0,5 mg
4. Vitamin C 50 mg
Diskusi Dan Pembahasan
Demam sejak 1 hari SMRS. Demam dirasakan mendadak dan
terus-menerus, 3 ahri yang lalu mengeluh nyeri perut bagian bawah. Nyeri
dirasakan terus-menerus. Selain itu pasien mengeluh nyeri saat buang air
kecil.
Demam dapat disebabkan karena adanya proses peradangan atau
inflamasi. Pada pasien ini didapatkan keluhan pada BAKnya. Kedua
keluhan tersebut berhubungan, adanya rasa nyeri pada saat BAK dapat
disebabkan oleh bakteri. Jika bakteri berkoloni dalam jumlah yang banyak
ditambah dari kebersihan sekitar alat kelamin kurang maka dapat
menyebabkan peradangan di daerah sekitar saluran kemih. Salah-satunya
dapat menyebabkan nyeri saat BAK. Selain itu, bakteri tersebut juga dapat
menyebabkan timbulnya keputihan.
XI.
Kaji Pustaka
INFEKSI SALURAN KEMIH
A. Anatomi Dan Fisiologi Traktus Urinarius1
Traktus urinarius atau yang sering disebut dengan saluran kemih
terdiri dari dua buah ginjal, dua buah ureter, satu buah kandung kemih
( vesika urinaria ) dan satu buah uretra.
2. Ureter
Ureter merupakan dua saluran dengan panjang sekitar 25 sampai
30 cm, terbentang dari ginjal sampai vesika urinaria. Fungsi satu satunya
adalah menyalurkan urin ke vesika urinaria.
3. Vesika Urinaria
Vesika urinaria adalah kantong berotot yang dapat mengempis,
terletak 3 sampai 4 cm dibelakang simpisis pubis ( tulang kemaluan ).
4. Uretra
Uretra adalah saluran kecil dan dapat mengembang, berjalan dari
kandung kemih sampai keluar tubuh. Pada wanita uretra pendek dan
terletak didekat vagina. Pada uretra laki laki mempunyai panjang 15 20
cm.
B. Pembentukan Urin1
Urin merupakan larutan kompleks yang terdiri dari sebagian besar
air (96%) air dan sebagian kecil zat terlarut ( 4%) yang dihasilkan oleh
ginjal, disimpan sementara dalam kandung kemih dan dibuang melalui
proses mikturisi. Proses pembentukan urin, yaitu :
a. Filtrasi (penyaringan) : capsula bowman dari badan malpighi menyaring
darah dalam glomerulus yang mengandung air, garam, gula, urea dan zat
bermolekul besar (protein dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrate
glomerulus (urin primer). Di dalam filtrat ini terlarut zat seperti glukosa,
asam amino dan garam-garam.
b. Reabsorbsi (penyerapan kembali) : dalam tubulus kontortus proksimal
zat dalam urin primer yang masih berguna akan direabsorbsi yang
dihasilkan filtrat tubulus (urin sekunder) dengan kadar urea yang tinggi.
E. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis ISK dibagi menjadi gejala-gejala lokal, sistemik,
dan perubahan urinalisis. Dalam praktik sehari-hari gejala cardinal seperti
dysuria, polakisuria, dan urgensi sering ditemukan pada hampir 90%
pasien rawat jalan dengan ISK akut.4
Tabel 5. Simtomatologi ISK
Lokal
Disuria
Polakisuria
Stranguria
Tenesmus
Nokturia
Enuresis nocturnal
Prostatismus
Inkontinensia
Nyeri uretra
Nyeri kandung kemih
Nyeri kolik
Nyeri ginjal
Sistemik
Panas badan sampai menggigil
Septicemia dan syok
Perubahan Urinalisis
Hematuria
Piuria
Chylusuria
Pneumaturia
F. Diagnosis
a. Analisis urin rutin
Pemeriksaan analisa urin rutin terdiri dari pH urin, proteinuria
(albuminuria), dan pemeriksaan mikroskopik urin.4
b. Uji biokimia
Uji biokimia didasari oleh pemakaian glukosa dan reduksi nitrat
menjadi nitrit dari bakteriuria terutama Enterobacteriaceae. Uji
biokimia ini hanya sebagai uji saring karena tidak sensitif, tidak
spesifik, dan tidak dapat menentukan tipe bakteriuria.4
c. Mikrobiologi
Pemeriksaan mikrobiologi yaitu dengan Colony Forming Unit
(CFU) ml. Indikasi CFU per ml antara lain pasien-pasien dengan
gejala ISK, tindak lanjut selama pemberian antimikroba untuk ISK,
pasca
kateterisasi,
uji
saring
bakteriuria
asimtomatik
selama
dengan
pielonefritis
akut
(PNA)
DAFTAR PUSTAKA
1. Scanlon, V C & Sander. 2007. Essential of Anatomy and Physiology 5th
edition. Philadelpia: FA Davis Company. 420-432.
2. Sukandar, E. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta:
Internal Publishing. 1008-1014.
3. Nguyen, H.T. 2008. Bacterial Infections of The Genitourinary Tract.
Newyork: Mc Graw Hill. 193-195
4. Macfarlane, M. T. 2006. Urinary Tract Infection. California: Lippincott