Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LAPORAN PRAKTIKUM
SATUAN OPERASI INDUSTRI
(Pengecilan Ukuran dan Milling)
Oleh:
Nama
NPM
: 240310140032
: 1. Jeremia Kristian
2. Yona Qurratuain
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Bahan-bahan pertanian perlu dilakukan pengecilan ukuran untuk
mempermudah memproses bahan tersebut menjadi suatu produk. Pengecilan
ukuran tentunya tidak akan berpengaruh pada kandungan dalam tersebut, namun
hanya berpengaruh pada ukuran bahan tersebut.
Pengecilan ukuran bahan adalah mengecilkan ukuran berarti membagibagi suatu bahan padat menjadi bagian yang lebih kecil dgn menggunakan gaya
gaya mekanis.Tergantung dari besarnya bahan-bahan padat yang dihasilkan,
pengecilan ukuran di bedakan atas pengecilan kasar (memecah) dan pengecilan
halus (menggiling)
Terdapat banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengecilkan ukuran
bahan pertanian. Diantaranya ialah proses pemarutan menggunakan mesin
pemarut dan proses pengirisan menggunakan mesin pengiris.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Pengecilan Ukuran
Pengecilan ukuran dapat didefinisikan sebagai penghancuran dan
pemotongan mengurangi ukuran bahan padat dengan kerja mekanis, yaitu
membaginya menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Penggunaan proses
penghancuran yang paling luas di dalam industri pangan barangkali adalah dalam
penggilingan butir-butir gandum menjadi tepung, akan tetapi penghancuran ini
dipergunakan juga untuk beberapa tujuan, seperti penggilingan jagung
menghasilkan tepung jagung, penggilingan gula, penggilingn bahan pangan kering
seperti sayauran (Soedojo, 2008).
2.1 Tujuan pengecilan ukuran
Pengolahan ukuran mungkin juga berperan penting dalam pemisahan
secara mekanis. Misalnya, dalam pengambilan pati dari kentang. Kentang harus
lebih dahulu dikecilkan sedemikian rupa sehingga sel-selnya terbuka dan glanula
pati keluar. Untuk memeperoleh cairan keluar dari padatan juga memudahkan jika
padatan dilakukan pengecilan lebih dahulu. Tujuan pengecilan ukuran sebagai
bagian operasi adalah untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas (Saputra,
2009).
2.2 Jenis-jenis pengecilan ukuran
Ukuran dibagai menjadi dua jenis, yaitu pengecilan ukuran bahan padat
dan pengecilan ukuran bahan cair. Pengecilan ukuran bahan cair dapat dengan
cara emulsifikasi atau homogenisasi. Emulsifikasi adalah pembentukan emulsi
yang stabil dengan pencampuran dua atau lebih cairan yang tidak saling larut,
sehingga satu bagian (fase terdispersi) terdispersi dalam bentuk droplet yang
sangat kecil pada bagian yang kedua (fase kontinyu). Homogenisasi adalah
pengecilan ukuran ke 0,5 0,3 mm dan peningkatan jumlah partikel padat atau
cair dari fase terdispersi dengan menggunakan shearing force untuk meningkatkan
ikatan & stabilitas dari dua bagian (Choirunnisa, 2009).
Penghancuran dan pemotongan mengurangi ukuran bahan padat dengan
kerja mekanis, yaitu membaginya menjadi partikel-partikel lebih kecil.
BAB III
METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN
III.1. Alat, Bahan dan Instrumen
III.1.1. Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Ayakan tyler
Pisau
Stopwatch
Tampah
Wadah
Timbangan
III.1.2. Bahan
1.
Singkong.
III.1.3. Instrumen
1. Desikator
2. Mesin penyerut
3. Oven
III.2 Prosedur Percobaan
1. Menimbang bahan yaitu singkong maupun ubi yang akan diproses dengan
mesin pengecil ukuran (a kg).
2. Mengupas bahan dan menimbang (b kg).
3. Menjalankan mesin dan memasukan bahan ke dalam mesin.
4. Menghitung waktu yang dibutuhkan selama proses penyerutan (x menit)
5. Menimbang bahan yang sudah diserut (c kg).
6. Mengamati performansi mesin dan mekanisme kerja proses mesin
7. Menghitung kapasitas throughout (a kg/x menit)
8. Menghitung kapasitas output (c kg/x menit)
9. Menghitung rendemen:
Rendemen pengupasan
Rendemen pemarutan
BAB IV.
HASIL PERCOBAAN
Spesifikasi
Mesin
Mesin
Satuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Penyerut
0,5
1420
0,128
0,118
0,11
0,2
0,093
1
0,069
Pengiris
0,5
1420
0,128
0,182
0,30
0,085
0,05
2
0,069
HP
rpm
m
m
m
m
m
Bilah
m
Keterangan
Massa awal bahan (a)
Massa bahan setelah dikupas
Penyerut
0,418
0,380
Satuan
kg
kg
3.
4.
(b)
Masa bahan setelah diserut (c)
Waktu penyeruran (x)
0,310
2 menit 2 detik
kg
menit
Keterangan
Massa awal bahan (a)
Massa awal bahan
Satuan
0,31
0,29
Satuan
kg
kg
0,17
kg
diiris (c)
Jumlah potongan
156
potong
yang diiris
Waktu pengerisin (x)
0,43
menit
Kapasitas througho ut
a.
Kapasitas output
b.
a kg
0,41 kg
0,18 kg/menit
x menit
2,2
c kg
0,31 kg
0,14 kg/menit
x menit
22
Rendemen pengupasan
c.
Rendemen pemarutan
d.
b
380
x100%
x100% 92,68 %
a
410
c
310
x100%
x100% 81,57%
b
380
1420 x 0,128
0,069
= 2634,2
N silinder
(Nmesin1 x dmesin1)
d2
2634,2 x 0,069
0,118
= 1540,338
N penyerut
(Nsilinder x d2)
d1
1540,338 x 0,112
0,128
V = w x D/2
(
2 x1
0,11
x1420) (
)
60
2
= 2,6
g. Menghitng Kteoritis
Kteoritis= ( V A N ) / 60
= (2.rpm.r(pxl). N) / 60
= 15146,352
= 1347,795
h. Efisiensi penyerut
(
N
Kapasitas aktual
) x100%
Kapasitas teoritis
8,4
15146,352
x 100%
= 0,05%
4.2.2 Perhitungan Hasil Percobaan pengirisan
Kapasitas througho ut
i.
Kapasitas output
j.
a kg
0,31 kg
0,715 kg/menit
x menit
26 / 30
c kg
0,17 kg
0,392 kg/menit
x menit
26 / 30
Rendemen pengupasan
k.
Rendemen pengirisan
l.
b
0,29 kg
x100%
x100% 93,54 %
a
0,31 kg
c
0,17 kg
x100%
x100% 58 %
b
0,29 kg
1420 x 0,128
0,069
= 2634,2
N silinder
(Nmesin1 x dmesin1)
d2
2634,2 x 0,069
0,182
= 998,68
N pengiris
(Nsilinder x d2)
d1
V = w x D/2
98,68 x 0,182
0,3
= 605,86
22
0,3
x1420) ( )
60
2
= 14,2
o. Menghitng Kteoritis
Kteoritis= ( V A N ) / 60
= (2.rpm.r(pxl). N) / 60
= 7560,64
p. Efisiensi pengiris
(
N
Kapasitas aktual
) x100%
Kapasitas teoritis
(23,52)
7560,64
= 0,311%
x 100%
BAB V
PEMBAHASAN
Praktikum kali ini membahas mengenai pengecilan ukuran dan milling
menggunakan mesin pemarut dan pengiris. Praktikum kali ini juga menghitung
kapasitas aktual dan kapasitas teoritis guna mendapatkan hasil perhitungan
efisiensi pada mesin pemarut ataupun pengiris.
Pada praktikum pengecilan ukuran kali ini menggunakan bahan singkong.
Pada praktikum pengirisan, masa awal singkong diukur menggunakan timbangan
dan berat singkong seberat 0,31 kg. Kemudian dilakukan pengupasan kulit
singkong, lalu saat ditimbang kembali beratnya berkurang menjadi 0,29 kg. Hal
ini dikarenakan hilangnya kulit-kulit singkong yg sudah dikupas. Lalu dilakukan
pengirisan, kemudian dilakukan penimbangan kembali dengan hasil 0,17 kg.
Berat kembali berkurang sedikit dikarenakan beberapa bahan selama proses
pengirisan tidak terambil, masih tersangkut di dalam mesin pengiris. Waktu yang
dibutuhkan untuk mengiris singkong selama 0,43 menit. Potongan-potongan
singkong pun dihitung yang ternyat berjulan 156 potong.
Pada praktikum pemarutan, masa awal singkong diukur menggunakan
timbangan dan berat singkong seberat 0,418 kg. Kemudian dilakukan pengupasan
kulit singkong, lalu saat ditimbang kembali beratnya berkurang menjadi 0,38 kg.
Hal ini dikarenakan hilangnya kulit-kulit singkong yg sudah dikupas. Lalu
dilakukan pemarutan, kemudian dilakukan penimbangan kembali dengan hasil
0,310 kg. Berat kembali berkurang sedikit dikarenakan beberapa bahan selama
proses pengirisan tidak terambil, masih tersangkut dan tertinggal di dalam mesin
penyerut. Waktu yang dibutuhkan untuk mengiris singkong selama 2 menit 2
detik.
Pada praktikum kali ini, dilakukan juga perhitungan. Pada percobaan
pengirisan, rendemen hasil pengupasan sebesar 93,54% dan rendemen hasil
pengirisan sebesar 58%. Hal ini berarti 6,46% berat kulit yang dikelupas dan 42%
tersisa di dalam mesin pengiris, atau hilang saat proses pengirisan. Kapasitas
aktual pengirisan singkong ini ialah 23,52 kg/jam dan kapasitas teoritisnya
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini ialah
1. Pengecilan ukuran dapat didefinisikan sebagai penghancuran dan
pemotongan mengurangi ukuran bahan padat dengan kerja mekanis, yaitu
membaginya menjadi partikel-partikel yang lebih kecil
2. Ukuran dibagai menjadi dua jenis, yaitu pengecilan ukuran bahan padat dan
pengecilan ukuran bahan cair. Pengecilan ukuran bahan cair dapat dengan
cara emulsifikasi atau homogenisasi.
3. Rendemen hasil kurang dari 100% dikarenakan ada bahan yang hilang
selama proses. Bahan yang hilang dikarenakan pengupasan kulit dan
penggunaan mesin yang menyebabkan bahan tertinggal didalam mesin.
4. Nilai efesiensi didapat dengan cara kapasitas aktual dibagi kapasitas teoritis
dikali 100% menghasilkan nilai efisiensi pengirisan sebesar 0,311% dan
nilai efisiensi penyerutan sebesar 0,05%.
V1.2 Saran
Saran dalam melakukan praktikum ini ialah
1. Menggunakan alat pemarut dan pengiris secara hati-hati karena bisa
menyebabkan kecelakaan yang berakibat fatal.
2. Menghitung secara teliti karena perhitungan yang lumayan rumit dan
panjang,
DAFTAR PUSTAKA
Choirunnisa, F., 2009. Dasar-Dasar Keteknikan Pengolahan. Liberty. Yogyakarta
Earle, R.L., 1969. Satuan Operasi Dalam Pengolahan Pangan. P.T. Sastra Hudaya:
Jakarta.
Suharto, 1991. Teknologi Pengawetan Pangan. PT. Rineka Cipta: Jakarta.
Saputra. 2009. Pengertian Pengecilan Ukuran. Erlangga. Jakarta.
Soedojo, P. 2008 . Buku Petunjuk Praktikum Satuan Operasi. Gadjah Mada
LAMPIRAN-LAMPIRAN