Anda di halaman 1dari 24

Makalah Ilmu Bahan dan Korosi

Triklinik

Kelas :
Ilmu Bahan dan Korosi 1

Disusun oleh :
Kelompok 6
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Fitriani Meizvira
Jayusandi Mulya Sentosa
Jervis Sinto
Mahdi
Muhammad Irfan Raharjo
Muhammad Jamaluddin
Taqi Aufa
Yugo Widhi Nugroho

( 1406565493 )
( 1406571470 )
( 1406531681 )
( 1406531813 )
( 1406604531 )
( 1406531776 )
( 1406572435 )
( 1406563235 )

Program Studi Teknik Kimia


Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Depok 2016
DAFTAR ISI

Daftar Isi............................................................................................................................2

BAB I: PENDAHULUAN.................................................................................................3
1.1. Pendahuluan....................................................................................................3
1.2. Latar Belakang................................................................................................3
BAB II: ISI........................................................................................................................4
2.1. Kristal..............................................................................................................4
2.1.1. Definisi Kristal......................................................................................4
2.1.2. Macam-macam Kristal.........................................................................7
2.1.3. Cacat Kristal.........................................................................................9
2.2. Atom Sb.........................................................................................................16
2.3. Triklinik.........................................................................................................20
2.3.1. Bentuk Kristal Triklinik.....................................................................20
2.3.2. Menghitung Kerapatan Triklinik.......................................................22
Daftar Pustaka................................................................................................................24

BAB I: PENDAHULUAN
1.1.

Pendahuluan
Tuhan selaku pencipta alam semesta telah menciptakan sesuatu dengan perhitunganperhitungan yang tepat baik ditiinjau dari segi makro atau pun mikro. Apabila di tinjau dari
segi mikro, kita dapat mengetahui bahwa banyak sekali unsur-unsur yang tersedia di bumi ini
dengan spesifikasi dan kegunaannya yang berbeda-beda. Setiap unsur terdiri dari banyak
molekul yang saling tarik-menarik dengan tingkat kerapatan yang berbeda. Zat padat
mempunyai kerapatan yang besar, diikuti dengan zat cair, dan yang paling rendah adalah gas.
Tingkat kerapatan setiap unsur pasti berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh bentuk
geometri dan posisi masing-masing atom. Dalam makalah ini akan dihitung kerapatan atom
Sb dengan model unit sel kristal Triklinik.

1.2.

Latar Belakang
Perbedaan kerapatan atom dari setiap unsur tentunya akan memberikan variasi dalam
pemilihan bahan untuk pengerjaan sesuatu proyek. Contohnya dalam pemilihan bahan rel
kereta api, karena pemuaian berhubungan dengan jenis benda, dan tentunya berhubungan
dengan kerapatan atomnya juga.
Kasus di atas tentunya akan menuntun insinyur untuk lebih aware dalam pemilihan bahan
dan meneliti kerapatan atom dari benda-benda logam. Setelah diteliti, ada beberapa macam
unit sel kristal yang ditemui dalam logam atau material. Macam-macam unit sel kristal dibagi
berdasarkan panjang sisi dan sudut sumbu yang dibentuk oleh sel kristal tersebut (Bravais
Unit Cells). Beberapa sel kristal yang kubistis dapat dibagi kembali berdasarkan posisi
atomnya, yaitu cubic, tetragonal, monoclinic, orthorombhic, rhombohedral, hexagonal, dan
triclinic.

BAB II: ISI


2.1. Kristal

2.1.1. Definisi Kristal


Kristal atau hablur adalah

suatu padatan yang atom, molekul,

atau ion penyusunnya

terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara umum,
zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa
berupa

kristal

tunggal,

yang

semua

atom-atom

dalam

padatannya

"terpasang"

pada kisi atau struktur kristal yang sama, tapi, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secara
simultan sehingga menghasilkan padatan polikristalin. Misalnya, kebanyakanlogam yang kita
temui sehari-hari merupakan polikristal.
Struktur

kristal

mana

yang

akan

terbentuk

dari

suatu

cairan

tergantung

pada kimia cairannya sendiri, kondisi ketika terjadi pemadatan, dan tekanan ambien. Proses
terbentuknya struktur kristalin dikenal sebagai kristalisasi.

Gambar 2.1. Kristal bismut


Meski proses pendinginan sering menghasilkan bahan kristalin, dalam keadaan tertentu
cairannya bisa membeku dalam bentuk non-kristalin. Dalam banyak kasus, ini terjadi karena
pendinginan yang terlalu cepat sehingga atom-atomnya tidak dapat mencapai lokasi kisinya.
Suatu bahan non-kristalin biasa disebut bahan amorf atau seperti gelas. Walaupun terkadang
bahan seperti ini juga disebut sebagai padatan amorf, meskipun ada perbedaan jelas antara
padatan dan gelas. Proses pembentukan gelas tidak melepaskan kalor lebur jenis (Bahasa Inggris:
latent heat of fusion). Karena alasan ini banyak ilmuwan yang menganggap bahan gelas sebagai
cairan, bukan padatan. Topik ini kontroversial, silakan lihat gelas untuk pembahasan lebih lanjut.

Gambar 2.2. Kristal insulin


Struktur kristal terjadi pada semua kelas material, dengan semua jenisikatan kimia.
Hampir semua ikatan logam ada pada keadaan polikristalin; logam amorf atau kristal tunggal
harus diproduksi secara sintetis, dengan kesulitan besar. Kristal ikatan ion dapat terbentuk saat
pemadatan garam, baik dari lelehan cairan maupun kondensasi larutan. Kristal ikatan kovalen
juga sangat umum. Contohnya adalah intan, silika dan grafit. Material polimer umumnya akan
membentuk bagian-bagian kristalin, namun panjang molekul-molekulnya biasanya mencegah
pengkristalan menyeluruh. Gaya Van der Waals lemah juga dapat berperan dalam struktur kristal.
Contohnya, jenis ikatan inilah yang menyatukan lapisan-lapisan berpola heksagonal padagrafit.
Kebanyakan material kristalin memiliki berbagai jenis cacat kristalografis. Jenis dan struktur
cacat-cacat tersebut dapat berefek besar pada
sifat-sifat material tersebut.

Gambar 2.3. Galium, logam yang dengan


mudah membentuk kristal tunggal berukuran
besar

Meskipun istilah "kristal" memiliki makna yang sudah ditentukan dalam ilmu
material dan fisika zat padat, dalam kehidupan sehari-hari "kristal" merujuk pada benda padat
yang menunjukkan bentuk geometri tertentu, dan kerap kali sedap di mata. Berbagai bentuk

kristal tersebut dapat ditemukan di alam. Bentuk-bentuk kristal ini bergantung pada jenis ikatan
molekuler antara atom-atom untuk menentukan strukturnya, dan juga keadaan terciptanya kristal
tersebut. Bunga salju, intan, dangaram dapur adalah contoh-contoh kristal.
Beberapa material kristalin mungkin menunjukkan sifat-sifat elektrik khas, seperti efek
feroelektrik atau efek piezoelektrik. Kelakuan cahaya dalam kristal dijelaskan dalam optika
kristal. Dalam struktur dielektrik periodik serangkaian sifat-sifat optis unik dapat ditemukan
seperti yang dijelaskan dalam kristal fotonik.
Kristalografi adalah studi ilmiah kristal dan pembentukannya. Kristal tunggal juga
disebut sebagai monokristalin, yaitu suatu padatan kristal yang mempunyai kisi kristal yang
susunannya teratur secara kontinyu dan kisi-kisi kristal yang membentuk bingkai tersebut tidak
rusak atau tetap struktur-nya (Liu Z. and Stavrinadis, A, 2008). Menurut Milligan (1979), kristal
tunggal adalah suatu padatan yang atom-atom dalam molekul-molekulnya diatur dalam
keterulangan di mana sebagian padatan kristal tersusun dari jutaan kristal tunggal yang
disebut grain.
Dalam proses pembentukan struktur kristal tersebut, dalam ilmu kristalografi dijelaskan
dengan dua jalan yaitu hcp (hexagonal close-packed) di mana kristal terbentuk dengan urutan
atom ABABAB dan seterusnya serta urutan pembentukan kristal lainnya adalah ccp (cubic
close-packed) di mana urutan atom pembentuknya adalah ABCABC dan seterusnya (Hammond,
2009).
Dalam identifikasi kristal tunggal tidak akan lepas dengan kisi Bravais karena dengan
mengetahui system kristal atau kisi Bravais dapat diidentifikasi jenis dari kristal tunggal tersebut.
Kisi Bravais merupakan system kristal atau bentuk dasar dari kisi kristal. Terdapat empat belas
kisi Bravais dan untuk sistem kristalnya terdapat tujuh yang ditampilkan pada tabel 1.
Keempatbelas kisi tersebut memiliki perbedaan dalam bentuk dan ukuran unit sel. Perbedaan
tersebut dilambangkan dengan huruf a, b, c dan sudut di antara huruf tersebut dilambangkan
dengan , , , di mana adalah sudut di antara b dan c, adalah sudut di antara a dan c,
dan adalah sudut di antara a dan b (Hammond, 2009).
Tabel 1. Sistem Kristal
No Sistem Kristal

Sudut dan Panjang Sumbu

1
2
3
4
5
6
7

Kubik
Tetragonal
Orthorombik
Trigonal
Hexagonal
Monoklinik
Triklinik

a = b = c; = = = 900
a = b c; = = = 900
a b c; = = = 900
a = b = c; = = 900
a = b c; = = 900; = 1200
a b c; = = 900 1200
a b c; = 900

Kristal dapat terbentuk dari proses pengendapan. Endapan adalah zat yang memisahkan
diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan dan terbentuklah kristal. Ukuran kristal yang
terbentuk selama pengendapan tergantung pada dua faktor penting, yaitu laju pembentukan inti
dan laju pertumbuhan kristal. Laju pembentukan inti dapat dinyatakan dengan jumlah inti yang
terbentuk dalam satuan waktu. Jika laju pembentukan inti tinggi, banyak sekali kristal yang akan
terbentuk tetapi dengan ukuran yang kecil. Sedangkan jika laju pertumbuhan kristal tinggi, maka
akan didapatkan kristal dengan ukuran yang tinggi (Vogel, 1979).

2.1.2. Macam-Macam Unit Sel Kristal


Ada beberapa macam unit sel kristal yang ditemui dalam logam atau material. Macam-macam
unit sel kristal dibagi berdasarkan panjang sisi dan sudut sumbu yang dibentuk oleh sel kristal
tersebut (Bravais Unit Cells). Beberapa sel kristal yang kubistis dapat dibagi kembali
berdasarkan posisi atomnya.
Ada 7 macam Bravais Unit Cells yaitu:
-

Cubic
Bravais unit cell memiliki sisi-sisi yang sama panjang (a = b = c) dengan sudut yang
dibentuk semuanya 90 ( = = = 90). Untuk cubic dibagi kembali menjadi 3 jenis
berdasarkan posisi atomnya yaitu simple cubic, body-centered cubic, dan face-centered

cubic.
Tetragonal
Bravais unit cell berikut salah satu sisinya tidak memiliki panjang yang sama dengan 2
lainnya (a = b c) namun semua sudut yang dibentuk masih 90 ( = = = 90).

Tetragonal dibagi lebih lanjut menjadi 2 jenis berdasarkan posisi atomnya yaitu simple
-

tetragonal dan body-centered tetragonal.


Monoclinic
Panjang sisi kristal monoclinic tidak ada yang sama (a b c) dan salah satu sudutnya

tidak sama dengan 90 ( = = 90 )


Orthorhombic
Panjang sisi untuk kristal orthorhombic tidak ada yang sama (a b c) namun semua
sudut yang dibentuk masih 90 ( = = = 90). Orthorhombic dibagi lebih lanjut
menjadi 4 jenis berdasarkan posisi atomnya yaitu simple orthorhombic, body-centered
orthorhombic,

base-centered/end-centered

orthorhombic,

dan

face-centered

orthorhombic.
Rhombohedral
Rhombohedral memiliki panjang sisi yang sama seluruhnya (a = b = c) dan seluruh sudut

yang dibentuk tidak sebesar 90 ( = = 90).


Hexagonal
Hexagonal memiliki salah satu panjang sisi yang tidak sama dengan 2 sisi yang lain (a =
b c). 2 sudut yang dibentuk berbentuk 90 dan salah satunya membentuk sudut 120 (

= = 90; = 120).
Triclinic
Kristal triclinic tidak memiliki panjang sisi yang sama seluruhnya (a b c) dan sudut
yang dibentuk semuanya tidak sama dan tidak sebesar 90 ( 90).
Berikut merupakan kumpulan gambar struktur unit sel kristal sesuai uraian diatas.

Gambar: 7 Kategori Unit Sel Bravais yang Telah Dibagi Menjadi 14 Jenis (sumber: chemed.chem.purdue.edu)

Gambar 2.4. 7 Kategori Unit Sel Bravias

2.1.3. Cacat Kristal


Pengertian
Kristal yang sempurna adalah kristal yang susunan atomnya seluruhnya teratur mengikuti
susunan atom dalam krista pola tertentu. Cacat Kristal adalah cacat susunan atom dalam kristal
(lattice). Cacat Kristal dapat terjadi karena adanya solidifikasi (pendinginan) ataupun akibat dari
luar.

Kristal biasanya mengandung cacat, yang kebanyakan terjadi pada kisi-kisi kristalnya.
Karena kisi-kisi kristal merupakan suatu konsep geometris, maka cacat kristal juga
diklasifikasikan secara geometris.
Macam-macam Cacat Kristal
1. Cacat Titik
Cacat titik disebabkan ketiadaan suatu atom dalam unit sel, biasanya disebut vakansi.
Vakansi terbentuk selama selama proses pembekuan, dan juga karena getaran atom yang
mengakibatkan perpindahan atom dari sisi kisi normalnya. Secara umum, seluruh padatan kristal
di alam selalu memiliki vakansi.
Untuk menghitung jumlah kekosongan suatu bahan pada saat kesetimbangan (N v), digunakan
persamaan berikut:
N v =N exp

( QkT )
v

Dimana:
N = jumlah total sisi
Qv = energi yang diperlukan untuk membentuk vakansi
T = temperatur mutlak (K )
k = konstanta Boltzmann = 1,38 x 10-23 (J/atom.K) = 8,62 x 10-5 (eV/atom.K)

Gambar 2.5. Vakansi pada susunan atom


(Sumber: iqmal.staff.ugm.ac.id)
10

Jenis selanjutnya dari cacat titik yaitu Interstisi-Diri. Interstisi-Diri (self-interstitial)


adalah kondisi dimana satu atom mengisi ruang kosong dimana dalam kondisi normal tidak diisi
atom sehingga menimbulkan perpindahan atom. Cacat seperti ini disebut Frenkel Defect.
Kondisi ini terjadi jika kristal mengalami suhu 0 o K atau 0o absolut. Kondisi ini tidak
mempengaruhi rapat massa kristal.
Jika salah satu atomnya keluar dari struktur kristal dan menduduki permukaan kristal atau
keluar saja dari kristal. Cacat ini disebut Cacat Schotty. Kejadian ini akan mempengaruhi rapat
massa kristal.

Gambar 2.6. Self-Interstisial


(Sumber: www.studyblue.com)
Cacat lainnya pada cacat titik adalah substitusi atom, yaitu kondisi dimana salah satu
atom kristal keluar dan digantikan oleh atom lain dengan jari-jari yang sama. Contohnya besi
digantikan oleh Cr.

Gambar 2.7. Substitusi Atom


(Sumber: slide kuliah ilmu bahan dan korosi DTK FTUI)
Jenis cacat lainnya pada cacat titik adalah Intertisi atom, yaitu kondisi masuknya atom ke
dalam voidage struktur kristal. Atom tersebut tidak sama dengan atom yang ada di sekitarnya,
dan jari-jari atom yang masuk tidak sama dengan jari-jari dari atom yang ada/ induk. Atom yang
masuk biasanya C, N2 dan O2.

11

Gambar 2.8. Intertisi Atom


(Sumber: slide kuliah ilmu bahan dan korosi DTK FTUI)
2. Cacat Bidang
Cacat bidang adalah batas yang mempunyai dua dimensi yang biasanya memisahkan daerahdaerah pada material yang mempunyai struktur kristal dan/atau orientasi kristalografi yang
berbeda. Cacat jenis ini antara lain : permukaan luar, batas butir, batas kembar, kesalahan
tumpukan dan batas fasa.
a) Permukaan Luar
Atom-atom permukaan tidak terikat ke semua atom terdekat, dan karenanya akan mempunyai
tingkat energi yang lebih tinggi dari pada atom-atom di bagian dalam, sehingga memberikan
kenaikan energi permukaan. Untuk menurunkan energi ini, material jika memungkinkan
cendrung meminimalkan luas permukaan total.
b) Batas Butir
Batas butir memisahkan dua butir atau kristal kecil yang mempunyai orientasi kristalografi
yang berbeda pada material polikristal. Didalam batas butir terdapat atom yang tak bersesuaian
pada daerah transisi dari orientasi kristal butir satu ke butir lain didekatnya.

12

Gambar 2.9. Batas Butir


(Sumber: www.slideshare.net)
c) Batas Kembar
Batas kembar adalah batas butir tipe khusus dimana terdapat simetri kisi cermin, yaitu atomatom pada sebuah sisi batas berada pada posisi cermin dari atom atom pada sisi lainnya. Daerah
antara batas butir ini disebut kembar/twin.

Gambar 2.10. Batas Kembar


(Sumber: www.slideshare.net)
3. Cacat Garis (Dislokasi)
Dislokasi adalah cacat linier atau satu dimensi dimana didekatnya beberapa atom tidak
segaris. Ada 3 jenis dislokasi yaitu : dislokasi sisi, dislokasi ulir dan dislokasi campuran.
a) Dislokasi Sisi
Dislokasi sisi/pinggir adalah terdapatnya bidang atom ekstra atau setengah bidang, dimana
sisinya terputus di dalam kristal.

13

Gambar 2.11. Dislokasi Sisi


(Sumber: www.slideshare.net)
b) Dislokasi Ulir
Dislokasi ulir terbentuk karena gaya geser yang diberikan menghasilkan distorsi. Daerah
depan bagian atas kristal tergeser sebesar satu atom kekanan relatif terhadap bagian bawah.

Gambar 2.12. Dislokasi Ulir


(Sumber: www.slideshare.net)
c) Dislokasi Campuran
Jika pada material dijumpai kedua jenis dislokasi diatas maka disebut material mempunyai
dislokasi campuran.

14

Gambar 2.13. Dislokasi Campuran


(Sumber: www.slideshare.net)
4. Cacat Bulk (Volume)
Cacat lainnya yang ada pada semua material padat dimana cacat ini lebih besar dari yang
sudah dibicarakan adalah pori, retak, inklusi benda asing dan fasa-fasa lainnya. Cacat-cacat ini
timbul biasanya selama tahap-tahap proses dan pabrikasi.
Perubahan bentuk secara permanen disebut dengan Deformasi Plastis, deformasi plastis
terjadi dengan mekanisme:
a) Slip: Perubahan dari metallic material oleh pergerakan dari luar sepanjang Kristal.
Bidang slip dan arah slip terjadi pada bidang grafik dan arah atom yang paling padat
karena dia butuh energi yang paling kecil.
b) Twinning: Terjadi bila satu bagian dari butir berubah orientasinya sedemikian rupa
sehingga susunan atom dibagian tersebut akan membentuk simetri dengan bagian Kristal
lain yang tidak mengalami twinning.
Manfaat Cacat Kristal
Cacat pada Kristal dapat mengubah sifat listrik dan mekanik bahan. Kekosongan pada
Kristal dapat mengubah sifat listrik bahan. Cacat Kristal seperti kekosongan, dislokasi, dan
boundaries dapat meingubah sifat mekanik bahan. Batas butir dapat menghambat difusi atom dan
gerak dislokasi sehingga deformasi bahan sulit terjadi. Semakin kecil butir, semakin kuat bahan
tersebut.

15

2.2. Antimony (Atom Sb)

Gambar 2.14. Antimony


(Sumber: Hikmat. 2016)
Antimony merupakan suatu unsur kimia mirip logam, yang termasuk dalam
golongan metalloids. Antimony adalah nama populer dari unsur kimia stibium (Sb), dimana
dalam berbagai reaksi kimia selalu menggunakan simbol kimia Sb. Unsur kimia ini banyak
ditemukan di alam, dimana umumnya berikatan kimia dengan belerang dalam senyawa sulfida
Sb2S3, yang dalam ilmu geologi diberi nama stibnite.
Pada tabel periodik unsur-unsur kimia, antimony ditempatkan pada kelompok nitrogen
(kelompok 15). Antimony stabil di udara pada suhu kamar, tetapi bereaksi dengan oksigen jika
dipanaskan, membentuk senyawa baru antimony III oksida, Sb 2O3. Unsur kimia antimony adalah
metalloid yang berwarna abu-abu keperakan, berkilau jika terkena sinar. Antimony termasuk
unsur metalloid yang relatif tahan terhadap serangan beberapa jenis asam.
Tabel 2.2. Sifat Fisika dan Kimia Unsur Sb
Nomor Atom
Massa Atom
Elektronegatifitas Skala Pauling
Massa Jenis (Pada suhu kamar)

51
121.75 g.mol-1
1.9
6.684 g.cm-3

Titik Leleh
Titik Didih
Jumlah Proton/Elektron

631 C
1587 C
51
16

Jumlah Neutron
Kepadatan
Klasifikasi Unsur
Nomor Periode
Nomor Golongan
Nama Golongan
Jumlah Isotop Stabil
Energi Ionisasi
Bilangan Oksidasi

71
6.685 gram/cm3
Semi-logam
5
VA
Pnictogen
2
8.64 eV
+5, +3, -3
(Sumber: Bestekin. 2016)

Struktur Atom

Jumlah tingkat energi: 5

Tingkat

Energi

Pertama

:2

Tingkat

Energi

Kedua

:8

Tingkat

Energi

Tingkat

Energi

Ketiga

: 18

Keempat

: 18

Tingkat Energi Kelima : 5


Gambar 2.15. Struktur Atom Antimony

Isotop
Ada 12 isotop dari antimon: Sb-117, Sb-119, Sb-120, Sb-121 (Stabil), Sb-122, Sb-123

(Stabil), Sb-124, Sb-126, Sb-126m, Sb -127, Sb-129. Hanya 2 jenis isotop yang stabil, sedangkan
sisanya sangat radioaktif dengan waktu paruh yang bervariasi dari 15 menit sampai 60 hari. Para
Sb-123 formulir tidak ditemukan secara alami, sehingga hanya salah satu bentuk yang stabil
dapat diekstraksi dari bijih.

Kristalografi Antimony

Tabel 2.3. Kristalografi Antimony

17

Crystal System
Class (H-M)
Space Group
Space Group Setting
Cell Parameters
Ratio a:c
Unit Cell Volume

Trigonal
3m (3 2/m) - Hexagonal Scalenohedral
R3m
R3m
a = 4.307, c = 11.273
1 : 2.617
V 181.10 (Calculated from Unit

Z
Morphology
Twinning

Cell)
6
Pseudocubic crystals
{0114} Commonly forms fourlings,
sixlings and polysynthetic

Bentuk Kristalografi Antimony

Gambar 2.16. Bentuk Kristalografi Antimony


(Sumber: Mindat.org. 2016)

Antimony di Alam
Antimony banyak ditemukan di pegunungan yang kaya akan batuan mineral logam.

Jumlah unsur kimia ini diperkirakan lebih besar dari unsur kimia perak, dan ditemukan di hampir
setiap jenis batuan mineral logam. Kandungan antimony terbesar berada pada batuan berjenis
stibnite, yang merupakan sumber utama dari antimony. Antimony juga ditemukan dalam jumlah
signifikan pada batuan berjenis arsenopyrite, galena, dan sphalerite.

18

Kegunaan Antimony
Antimony adalah logam rapuh dan merupakan konduktor panas dan listrik yang buruk.

Antimon murni banyak digunakan untuk membuat beberapa jenis perangkat semikonduktor,
seperti dioda dan detektor inframerah. Antimony merupakan paduan dengan timbal yang berguna
untuk meningkatkan daya tahan timbal. Senyawa antimony juga digunakan untuk membuat
bahan fire-detector, cat, enamel keramik, kaca dan tembikar.

2.3. Triklinik
2.3.1. Bentuk Kristal Triklinik
Logam terdiri atas susunan molekul. Susunan molekul atau tumpukan terkecil dari
molekul disebut unit sel. Kumpulan dari unit sel ini disebut kristal.
Sebagian besar materi fisika zat padat adalah kristal dan elektron di dalamnya. Sebuah
kristal ideal disusun oleh satuan-satuan struktur yang identik secara berulang-ulang yang tak
hingga di dalam ruang.
Semua struktur kristal dapat digambarkan atau dijelaskan dalam istilah-istilah lattice
(kisi) dan sebuah basis yang ditempelkan pada setiap titik lattice. Lattice dapat didefinisikan
sebagai sebuah susunan titik yang teratur dan periodik di dalam ruang.
Berikut adalah jenis-jenis kristal beserta contoh logamnya:

Kubus/BCC: -Besi/Ferrit, Cr, Tungsten, W


FCC: -Besi/Austenit, Cu, Al, Perak, Ni
Hexagonal: Te, Cd, Co, Ti, Zn, Mg, Be, C, Se
Orthorombik: Galium, S, U, I, Cl, Br, Np
Monoklinik: P, Pu, Po
Rhombohedral: Hg, As, Sb, Bi, B, Sm
Tetragonal: Sn, In
Triklinik: Sb

Pada makalah ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai bentuk kristal triklinik.

19

Geometri Kristal Triklinik

Sistem

ini

Gambar 2.17. Rangka kristal


triklinik. Sumber: pd.chem.ucl.ac.uk

simetri yang satu dengan

mempunyai

sumbu

yang lainnya tidak saling

tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama. Pada kondisi sebenarnya,
Kristal triklinik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a b c , yang artinya panjang
sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki
sudut kristalografi = 90. Hal ini berarti, pada system ini, sudut , dan tidak saling
tegak lurus satu dengan yang lainnya.
Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, Triklin memiliki
perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran
panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antar sumbunya (a terhadap b, b
terhadap c, c terhadap a) pun berbeda-beda.
Sistem ini dibagi menjadi 2 kelas:

Pedial
Kelas ke-1, kelas simetri 1, dengan elemen simetri hanya sebuah pusat

Gambar 2.18. Rangka kristal triklinik pedial.


Sumber: http://www.galleries.com/minerals/symmetry/triclini.htm

Pinakoidal
Kelas ke-2, kelas simetri 1 bar, dengan elemen simetri hanya sebuah pusat

20

Gambar 2.19. Rangka kristal triklinik pinakoidal.


Sumber: http://www.galleries.com/minerals/symmetry/triclini.htm
Kurangnya simetri dalam struktur triklinik sekilas memberikan ide bahwa sistem triklinik
adalah sistem yang mendekati amorphism yang tidak memiliki bentuk atau aturan. Namun,
sistem triklinik sebenarnya memiliki aturan atom yang lebih unik dan khusus dibandingkan
struktur mineral lain. Hal ini karena aturan atom pada triklinik mengarah kepada berbagai jenis
posisi atom yang di-assign ke elemen yang spesifik. Kristal memang menjadi kurang simetris,
namun lebih teratur karena atom yang lebih sesuai dan spesifik.
2.3.2. Menentukan Kerapatan Sb
Kami tidak menemukan Sb dalam bentuk triklin di literatur, tetapi Sb yang kami temukan
adalah berbentuk heksagonal. Oleh karena itu, kami menggunakan mineral Sb dalam bentuk
campuran dengan senyawa-senyawa lain, yaitu Weissbergite yang merupakan campuran dari
antimon, talium, dan sulfur (TlSbS2). Berdasarkan literatur, nilai-nilai dari dimensi sel TlSbS2
adalah
a = 11.9 , b = 6.4 , c = 6.1 ;

= 109.9,

= 81.8, = 105.4

Untuk menghitung volume unit sel pada kristal digunakan rumus berikut ini.
Volume unit sel=abc ( 1cos2 cos 2 cos 2 ) + 2 ( cos cos cos )

1/ 2

Volume unit sel=11.9 6.4 6.1 ( 1cos 2 109.9 cos 2 81.8 cos2 ) +
2 ( cos 109.9 cos 81.8 cos 105.4 )

21

1/ 2

Volume unit sel=368.765

Volume atomik dapat dihitung dengan menggunakan rumus


Volume atomik=

Volume atomik =

berat molekular
densitas bilangan Avogadro

390.27 gram/mol
g
5.79
6.022 1023 atom/mol
3
cm

Volume atomik=1.12 1022 c m3 /atom


Sehingga dapat dihitung kerapatan atom yang dinyatakan dengan rumus
kerapatan=

volume atom dalamunit sel


volume unit sel
22

1.12 10

cm
kerapatan=
1024 c m3
368.765 3
1 3
kerapatan=0.304

22

Daftar Pustaka
[1]

Anonymous.

2016. Antimony

(Sb).

[ONLINE]

Available

at:http://www.chemicalelements.com/elements/sb.html. [Accessed 11 September 2016].


[2] Anonymous. 2016. Antimony: Antimony mineral information and data. [ONLINE] Available
at:http://www.mindat.org/min-262.html. [Accessed 11 September 2016].
[3]

Anonymous.

2016. Weissbergite:

Mineral

Data.

[ONLINE]

at:http://www.webmineral.com/data/Weissbergite.shtml#.V9X9lDU686o.

Available

[Accessed

12

September 2016].
[4] Anonymous, 2016. Physical Constant. [Online] Available at: http://hyperphysics.phyastr.gsu.edu/hbase/class/p3401HW1.html [Accessed 12 September 2016]
[5] Anonymous, 2016. Unit Cells. [Online] Available at:
http://chemed.chem.purdue.edu/genchem/topicreview/bp/ch13/unitcell.php [Accessed 14
September 2016]
[6]

Hikmat.

2016. Pengertian

Unsur

Antimony

dan

Efeknya.

[ONLINE] Available

at:http://kliksma.com/2015/04/pengertian-unsur-antimony-dan-efeknya.html.

[Accessed

11

September 2016].
[7] Iqmal Tahir. 2013. Kimia Zat Padat (Kerusakan pada Kristal). [ONLINE] Available at:
http://iqmal.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/iqmal-kimia-zat-padat-06-kerusakan-padakristal.pdf. [Accessed 11 September 2016].
[8] Izza Ariffatur Ramadhani. 2015. MAKALAH ANALISA CACAT STRUKTUR PADA
MATERIAL.

[ONLINE]

Available

at:

http://blog.unnes.ac.id/ramadhani/wp-

content/uploads/sites/613/2015/12/Analisa.pdf. [Accessed 11 September 2016].


[9] Lustyyah Ulfa. 2010. Makalah Fisika Bahan "IMPERFECTION" (Cacat Kristal). [ONLINE]
Available at: http://www.slideshare.net/LustyyahUlfa/cacat-kristal. [Accessed 11 September
2016].
[10]

Mondadori,

Arlondo.

1977. Simons

Minerals. Milan : Simons & Schusters Inc.

23

&

Schusters

Guide

to

Rocks

and

[11] Pellant, Chris. 1992. Rocks and Minerals. London: Dorling Kindersley
[12] Slide kuliah ilmu bahan dan korosi DTK FTUI.
[13] Tatang. 2015. Kegunaan Unsur Antimon dan Sejarah Unsur Antimon. [ONLINE] Available
at:http://tatangsma.com/2015/04/kegunaan-unsur-antimon-dan-sejarah-unsur-antimon.html.
[Accessed 11 September 2016].

24

Anda mungkin juga menyukai