Anda di halaman 1dari 9

Analog To Digital Converter (ADC) adalah pengubah input analog menjadi kode kode

digital. ADC banyak digunakan sebagai pengatur proses industri, komunikasi digital dan
rangkaian pengukuran/pengujian. Umumnya ADC digunakan sebagai perantara antara
sensor yang kebanyakan analog dengan sistim komputer seperti sensor suhu, cahaya,
tekanan/berat, aliran dan sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan sistim
digital (komputer).
ADC (Analog to Digital Converter) memiliki 2 karakter prinsip, yaitu kecepatan sampling
dan resolusi. Kecepatan sampling suatu ADC menyatakan seberapa sering sinyal analog
dikonversikan ke bentuk sinyal digital pada selang waktu tertentu. Kecepatan sampling
biasanya dinyatakan dalam sample per second (SPS).
Pengaruh Kecepatan Sampling ADC

Resolusi ADC menentukan ketelitian nilai hasil konversi ADC. Sebagai contoh: ADC 8 bit
akan memiliki output 8 bit data digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 255
(2n 1) nilai diskrit. ADC 12 bit memiliki 12 bit output data digital, ini berarti sinyal input
dapat dinyatakan dalam 4096 nilai diskrit. Dari contoh diatas ADC 12 bit akan
memberikan ketelitian nilai hasil konversi yang jauh lebih baik daripada ADC 8 bit. Prinsip
kerja ADC adalah mengkonversi sinyal analog ke dalam bentuk besaran yang merupakan
rasio perbandingan sinyal input dan tegangan referensi. Sebagai contoh, bila tegangan
referensi (Vref) 5 volt, tegangan input 3 volt, rasio input terhadap referensi adalah 60%.
Jadi, jika menggunakan ADC 8 bit dengan skala maksimum 255, akan didapatkan sinyal
digital sebesar 60% x 255 = 153 (bentuk decimal) atau 10011001 (bentuk biner). ADC
Simultan ADC Simultan atau biasa disebut flash converter atau parallel converter. Input
analog Vi yang akan diubah ke bentuk digital diberikan secara simultan pada sisi + pada

komparator tersebut, dan input pada sisi tergantung pada ukuran bit converter. Ketika
Vi melebihi tegangan input dari suatu komparator, maka output komparator adalah high,
sebaliknya akan memberikan output low.
Rangkaian Dasar ADC Simultan

Bila Vref diset pada nilai 5 Volt, maka dari gambar rangkaian ADC Simultan diatas
didapatkan : V(-) untuk C7 = Vref * (13/14) = 4,64 V(-) untuk C6 = Vref * (11/14) = 3,93
V(-) untuk C5 = Vref * (9/14) = 3,21 V(-) untuk C4 = Vref * (7/14) = 2,5 V(-) untuk C3 =
Vref * (5/14) = 1,78 V(-) untuk C2 = Vref * (3/14) = 1,07 V(-) untuk C1 = Vref * (1/14) =
0,36 Sebagai contoh Vin diberi sinyal analog 3 Volt, maka output dari C7=0, C6=0, C5=0,
C4=1, C3=1, C2=1, C1=1, sehingga didapatkan output ADC yaitu 100 biner, sehingga
diperoleh tabel berikut

Sinyal adalah gelombang yang mengandung informasi. Dan informasi ini diartikan sesuai
dengan kesepakatan sebelumnya. Supaya lebih jelas saya kasih contoh deh,
misalnya handphone. di handphone saya ada lampu kecilnya warna merah. normalnya
lampu itu kedip-kedip secara teratur. tapi begitu ada sms masuk nyalanya jadi lebih cepat
sebagai tanda ada sms masuk. Itulah yang disebut sinyal. Jadi, sinyal adalah gelombang
yang memiliki informasi.
Terus kenapa butuh kesepakatan? ya iyalah, antara si pembuat HP dengan saya harus
sama-sama sepakat kalau lampu kedipnya gak beraturan itu tandanya ada sms masuk.
Atau lampu lalu lintas misalnya, semua sepakat kalau merah itu berhenti, kuning hati-hati,
dan hijau boleh tancap gas.
Nah lebih lanjut membicarakan sinyal, berarti kita membicarakan gelombang. kembali
ke handphone yang tadi. Ketika lampu itu kedip-kedip konstan gelombangnya adalah
gelombang carrier/pembawa atau bisa dikatakan gelombang asli karena belum
ditumpangi. kemudian ketika ada sms masuk, kedip-kedipnya jadi gak beraturan. Berarti
sudah ada gelombang yang ditumpangkan pada gelombang carrier itu. Gelombang yang
ditumpangkan itulah gelombang yang berisi informasi.

Gelombang Carrier, hasil modulasi AM dan FM


Nah, gimana caranya numpangin gelombang diatas gelombang. Tekniknya ada Ampitude
Modulation (AM) dan Frekuensi Modulation (FM). Itu teknik mengolahnya. ada lagi
bagaimana cara mentransmisinya, dalam hal pentranmisian ini nih banyak masalah yang
terjadi, bagaimana caranya kita mentranmisi suara dan suara itu tidak berubah dari
aslinya. Artinya si pendengar bisa mendengar dengan baik, jelas suaranya, gak
ada/minim noise, dan bisa mengenali siapa yang berbicara dari suaranya. Berbicara
tentang pentransmisian, ada salah satu teknik pentransmisian yang disebut PCM (Pulse
Code Modulation).
Prinsip sistem transmisi menggunakan metode PCM dapat dijelaskan sebagai berikut :
sinyal informasi baseband (analog) pertama kali dicuplik dengan menggunakan metode
sample and hold, kemudian dilakukan proses konversi analog ke digital menggunakan
rangkaian ADC yang di dalamnya dilakukan proses kuantisasi dan pengkodean. Shift
register paralel in serial out dan serial in paralel out diperlukan karena biasanya
rangkaian ADC dan DAC lebih dari satu keluaran (simultan) delapan digit biner. Setelah

ditransmisikan sinyal PCM tersebut diubah kembali menjadi sinyal informasi asli (analog)
sebuah decoder atau DAC dan sebuah rangkaian Low PassFilter. Berikut alur
protokolnya,

Nah kebayangkan betapa hebatnya telinga kita ini. belum ada yang bisa nyamaian
teknologi telinga kita. dari gelombang getar yang keluar dari mulut, ditangkap oleh
telinga, kemudian getaran itu mengenai membran, diterjemahkan menjadi sinyal-sinyal
listrik, ditangkap oleh otak dan diterjemahkan jadi suara yang dapat kita pahami.
Sedikit menyinggung masalah pengolahan sinyal, ada namanya teknik Analog to Digital
Converter (ADC), teknik tersebut meliputi :
Sampling : gelombang suara yang bentuknya analog (countinous) jadi kita hanya
mengambil bagian-bagian pada waktu tertentu saja. Teknik ini disebut sampling.

Aturannya, samling dilakukan minimal 2x dari frekuensi maksimumnya. Hal ini untuk
menghindari terjadinya aliasing. Aliasing sendiri adalah penumpukan spektrum yang
membuat sinyal menjadi rusak atau patah-patah. Kalau dalam gambar, gambarnya itu
akan pecah-pecah atau tidak mulus. Makin besar frekuensi samplingnya, maka hasil
sampling semakin terhindar dari aliasing.

Ini kalo pada gambar :

Kuantisasi : Dari hasil sampling dikonversi / ditentukan menjadi nilai terdekat yang
sudah kita tentukan, karena faktanya hasil sampling yang tidak bulat. Jadi, dengan
kuantisasi kita bisa mendapatkan nilai diskrit dari nilai analognya.

Encoding : dari hasil kuantisasi diubah menjadi digital (kode biner 1 dan 0)

Inilah hasil akhir dari proses Analog to Digital Converter. Kalo udah jadi digital seperti ini,
kita bisa mendengarkan musik lewat MP3 player di Komputer kita.
Sebetulnya, dalam hal komunikasi masih ada proses filter atau penyaringan sebelum kita
mentranmisikan suara kita. Filter bertujuan supaya sinyal suara yang terlalu tinggi (baca :
cempreng) bisa disaring. Selanjutnya kebagian pentransmisian.

PCM adalah singkatan dari Pulse Code Modulation. PCM 30 dapat diartikan
sebagai sejenis teknologi digital yang dapat menggandakan dari satu jalur fisik
dapat disalurkan 30 percakapan sekaligus tanpa mengganggu satu sama lain
(interferensi).
PCM adalah suatu teknik multiplexing yang menggunakan sistem TDM (Time
Division Multiplexing). Secara garis besar PCM 30 terdiri
dari: Sampling dan Holding, Kuantisasi,Encoding, dan Multiplexing.
Tujuan dari Sampling and Hold adalah mencuplik secara berkala sinyal informasi
yang berupa gelombang analog. Kemudian dikonversikan menjadi sinyal dengan
amplitudo yang rata agar bisa diubah menjadi kode-kode digital oleh rangkaian ADC
(Analog to Digital Converter).
Kuantisasi adalah suatu konversi dari harga analog ke level-level tertentu yang
mendekati. Metode kuantisasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Contoh ini
menggunakan 3 bit yang berarti ada 2^3 = 8 level. Sedangkan pada PCM 30
sebenarnya menggunakan teknologi 8 bit.

Pada contoh diperoleh 8 level yaitu level m0, m1, m2, sampai m7.
Encoding merupakan tahap pengkodean. pada contoh ini menggunakan 3bit berarti
ada 3 deret kode biner untuk tiap level yang telah dikuantisasi.
Amplitudo pada level m0 , menjadi kode biner 000
Amplitudo pada level m1 , menjadi kode biner 001
Amplitudo pada level m2 , menjadi kode biner 010
Amplitudo pada level m3 , menjadi kode biner 011
Amplitudo pada level m4 , menjadi kode biner 100
Amplitudo pada level m5 , menjadi kode biner 101
Amplitudo pada level m6 , menjadi kode biner 110
Amplitudo pada level m7 , menjadi kode biner 111
PCM 30 yang menggunakan sistem TDM ini, dibagi menjadi 32 timeslot yang
ditempati oleh 30 kanal, satu kanal sinkronisasi, dan satu untuk signaling.
Sinkronisasi dan signaling masing-masing menempati timeslot ke-0 dan ke 16. Kanal
pertama sampai ke 15 menempati timeslot 1 sampai 15. kanal ke 16 sampai 30
menempati timeslot ke-17 sampai 30. Sinkronisasi dan signaling berfungsi agar
sinyal informasi yang diterima dapat diterima secara berurutan.
*Menghitung sampling rate, bit rate, dan bit error rate pada PCM 30.
Jumlah sampling rate minimal adalah 2 kali frekuensi maksimum.
Pada PCM 30 frekuensi maksimumnya adalah 4kHz atau 4000 Hz. Maka jumlah
sampling rate = 24000 = 8000 sample/detik.
PCM 30 menggunakan 8bit. Oleh karena itu tiap sample dikodekan menjadi 8 bit.
Bit Rate = 8 x 8000 = 64000 bit/detik = 64kbps.
Bit Rate total = 64 kbps x 32 = 2048 kbps. Dikalikan 32 karena pada PCM 30
terdapat 32 time slot.

Bit Error Rate (BER) adalah rasio bit yang error terhadap jumlah keseluruhan bit.
BER= Bit Error/ Jumlah Bit.
Misal data dikirim selama 2 detik dan jumlah bit yang eror adalah 1 bit. Maka
jumlah keseluruhan bit = 2s x 2048kbps = 4096kb. Jadi BER = 1/4096k.

Pada modulasi pulsa, sinyal carrier adalah sinyal pulsa yang berbentuk sinyal
persegi. Amplitudo sinyal informasi akan mempengaruhi parameter sinyal
carrier.

Ada

jenis

1. PAM

modulasi

(Pulse

pulsa,

Amplitude

yaitu:

Modulation)

Amplitudo sinyal carrier akan berubah-ubah sesuai amplitudo sinyal


informasi, semakin besar amplitudo sinyal informasi, maka akan
semakin

besar

2. PCM

pula

amplitudo

(Pulse

sinyal

Code

carrier.

Modulation)

Pada modulasi ini, setelah dilakukan proses sampling dan di quantisasi,


dilakukan proses coding yang akan memberi kode masing-masing
pulsa dengan bilangan biner. Dan sinyal pulsa setelah proses coding
inilah

yang

3. PWM

disebut

(Pulse

sinyal

Width

PCM.

Modulation)

Tegangan atau amplitudo sunyal informasi akan mempengaruhi lebar


pulsa sinyal carrier. Semakin besar tegangan sinyal informasi maka
akan

semakin

lebar

pula

pulsa

sinyal

modulasi.

4. PPM

(Pulse

Position

Modulation)

Besar tegangan sinyal informasi akan mempengaruhi atau menggeser


sinyal carrier dari posisi ketika sinyal belum dimudulasi. Semakin
besar tegangan sinyal informasi maka akan semakin besar pula
pergeseran

Modulasi
1.

pulsa

pulsa

ini

sinyal

memiliki

banyak

Tahan
digital

lebih

carrier

kelebihan,

diantaranya:

terhadap
murah

daripada

noise

2.

Sirkuit

rangkaian

analog

3.

Dapat dilakukan penjamakkan dalam basis waktu (TDM) dengan sinyal

lain
4.

Jarak transmisi yang dapat ditempuh lebih jauh (dengan penggunaan

pengulangregenerative)
5.

Rentetan pulsa dapat disimpan.

Anda mungkin juga menyukai