Anda di halaman 1dari 27

PENGARUH PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

TERHADAP TUMBUH KEMBANG ANAK

Oleh :
FANNY JESICA
BP. 1420332008

PROGRAM STUDI MAGISTER KEBIDANAN


UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
TAHUN 2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Pengaruh Pendidikan
Anak Usia Dini terhadap Tumbuh Kembang Anak. Makalah ini merupakan tugas
mata kuliah Tumbuh Kembang Anak pada Program Pascasarjana Program Studi S2
Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Tahun 2016.
Makalah ini dibuat berdasarkan buku sumber dan arahan dari pembimbing.
Namun mungkin masih terdapat beberapa kesalahan pada penulisan makalah ini.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Mudah-mudahan
makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan untuk pengembangan inovasi dalam
bidang pendidikan kebidanan.

Padang, September 2016

Penulis

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A.

Latar Belakang................................................................................................4

B.

Tujuan.............................................................................................................6

BAB II ISI.....................................................................................................................7
A.

Pengertian Anak..............................................................................................7

B.

Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak.........................................................8

C.

Tumbuh Kembang Anak...............................................................................10

D.

Pendidikan Anak Usia Dini...........................................................................16

E.

Tujuan Dan Metode Pendidikan Anak Usia Dini..........................................18

F.

Pengaruh Pendidikan Usia Dini Terhadap Tumbuh Kembang Anak..........22

BAB III KESIMPULAN.............................................................................................26


DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu,
yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang yang menggunakan
istilah pertumbuhan dan perkembangan secara bergantian. Kedua proses
ini berlangsung secara interdependensi, artinya saling bergantung satu sama
lain.
Kedua proses ini tidak bisa dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang
secara pilah berdiri sendiri-sendiri; akan tetapi bias dibedakan untuk maksud
lebih memperjelas penggunaannya.

Dalam hal ini kedua proses tersebut

memiliki tahapan-tahapan diantaranya tahap secara moral dan spiritual.


Karena pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dilihat dari tahapan
tersebut memiliki kesinambungan yang begitu erat dan penting untuk dibahas
maka kita meguraikannya dalam bentuk struktur yang jelas baik dari segi teori
sampai kaitannya dengan pengaruh yang ditimbulkan.
Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar
dalam sepanjang rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan
manusia. Pada masa ini ditandai oleh berbagai periode penting yang fundamen

dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir perkembangannya.


Salah satu periode yang menjadi penciri masa usia dini adalah the Golden
Ages atau periode keemasan. Banyak konsep dan fakta yang ditemukan
memberikan penjelasan periode keemasan pada masa usia dini, di mana
semua potensi anak berkembang paling cepat.
Oleh karena itu lah seorang anak seharus nya perlu mendapatkan
pendidikan sejak usia mereka masih belia atau masih dalam tahap
perkembangan,agar seorang anak tersebut dapat menemukan potensi atau
kemampuan diri nya sendiri dan orang tua pun dapat mendukung anak untuk
mengikuti pendidikan anak usia dini secara maksimal guna memberi
rangsangan terhadap anak untuk menggalih potensi yang dimilikinya.
Lingkungan pendidikan pertama tempat anak belajar adalah keluarga
(primay group) yang merupakan lingkungan pendidikan informal. Pengaruh
keluarga

dan

lingkungan

(pendidikan

nonformal/

informal)

dalam

pembentukan pribadi anak adalah diketahui dan diakui secara universal, namun
mereka perlu dibimbing ke arah perkembangan yang optimal melalui jalur
pendidikan formal yang berbentuk taman kanak-kanak (TK) dan/atau
raudlatul athfal (RA). Lembaga ini meneruskan pembinaan sekaligus
mengemban amanat orang tua yang dasar-dasarnya telah diletakkan di dalam
lingkungan keluarga serta menerima tanggung jawab pendidikan
berdasar kepercayaan keluarga. Selain itu, lembaga pendidikan ini tidak saja
memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk lebih jauh mengembangkan

tingkah lakunya, tapi juga menambah semangat ke arah terbentuk-nya tingkah


laku sosial, kecakapan serta keterampilan-keterampilan.
Seperti diketahui, kemajuan masyarakat berpikir jauh ke depan
tentang pendidikan, memotivasi mereka untuk mempersiapkan anak sejak
dini dengan memasukkannya ke lembaga pendidikan anak usia dini. Namun
demikian, hal itu bukanlah satu-satunya alasan, kecenderungan yang terjadi
sekarang disebabkan oleh karena kesibukan orang tua atau pun keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan mereka dalam mendidik anak-anak.
B. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tahapan tumbuh kembang anak
2. Untuk mengetahui perihal pendidikan anak usia dini, dan
3. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan usia dini bagi tumbuh dan
kembang anak

BAB II
ISI

A. PENGERTIAN ANAK
Menurut UU RI No.23 pasal 1tahun 2002 tentang perlindungan anak
menyatakan anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk
anak yang masih dalam kandungan.
Kategori anak usia dini berdasarkan usia :
1. Bayi : sebutan untuk anak usia 0 1 tahun ( Soetjiningsih tahun 2004)
dan makhluk hidup yang baru saja dilahirkan dari Rahim ibu (Muchtar
tahun 2002).
2. Batita : untuk anak berusia di bawah tiga tahun, yang mana
perkembangannya sudah mulai terlihat. Pada masa ini anak sudah mulai
bisa belajar merangkak hingga berjalan tetapi harus mendapatkan
perhatian yang lebih dari kedua orang tua.
3. Balita : untuk anak berusia di bawah lima tahun, yang mana pada masa ini
anak sudah bisa berjalan, masa yang sangat baik dalam pengembangan
tumbuh kembang anak.
Ketiga kategori diatas merupakan suatu cakupan dari pengertian Anak
Usia Dini karena AUD adalah suatu istilah untuk anak yang berusia 0 6
tahun. Tetapi dalam dunia pendidikan Anak usia dini biasanya kurang dari 7

tahun. Karena ada beberapa faktor alasan ditentukannya kategori beberapa


usia diatas, yaitu :
1. Merupakan usia pada awal kelahiran anak
2. Masa keemasan atau golden age, artinya pada masa ini
adalah masa peka dan masa yang sangat unik pada anak.
3. Masa dimana Rasulullah menghargai pada sikap Orang tua
dalam penanaman Akhlaq nya. Karena apabila sudah
mencapai umur 7 tahun ke atas apabila seorang anak
sudah tidak menaati apa yang diperintahkan oleh kedua
orang tua maka selain diberi nasihati sangat wajib sekali
untuk diberi teguran kalau perlu dipukul.
4. Pada masa ini adalah awal anak belajar sebelum masuk ke
sekoah Dasar. Karena dalam peraturan pemerintah tahun
2013 kemarin Anak yang akan masuk sekolah dasar tidak
boleh kurang dari umur 7 tahun.
B. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
Kata pertumbuhan sering dikaitkan dengan kata perkembangan
sehingga ada istilah tumbuh kembang. Ada pendapat yang mengatakan bahwa
pertumbuhan merupakan bagian dari perkembangan. Namun sebenarnya
pertumbuhan dan perkembangan adalah dua hal yang berbeda.
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam
ukuran fisik seseorang. Sedangkan perkembangan (development) berkaitan
dengan pematangan dan penambahan kemampuan (skill) fungsi organ

atau individu. Kedua proses ini terjadi secara sinkron pada setiap individu.
Proses tumbuh kembang seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor
yang saling terkait, yaitu faktor genetik, lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial,
dan perilaku. Proses ini bersifat individual dan unik sehingga memberikan
hasil akhir yang berbeda dan ciri tersendiri pada setiap anak.
Pertumbuhan adalah perubahan ukuran dan bentuk tubuh atau anggota
tubuh, misalnya bertambah berat badan, bertambah tinggi badan, bertambah
lingkaran kepala, bertambah lingkar lengan, tumbuh gigi susu, dan perubahan
tubuh yang lainnya yang biasa disebut pertumbuhan fisik. Pertumbuhan dapat
dengan mudah diamati melalui penimbangan berat badan atau pengukuran
tinggi badan anak. Pemantauan pertumbuhan anak dilakukan secara terus
menerus dan teratur.
Adapun perkembangan adalah perubahan mental yang berlangsung
secara bertahap dan dalam waktu tertentu, dari kemampuan yang sederhana
menjadi kemampuan yang lebih sulit, misalnya kecerdasan, sikap, tingkah
laku, dan sebagainya. Proses perubahan mental ini juga melalui tahap
pematangan terlebih dahulu. Bila saat kematangan belum tiba maka anak
sebaiknya tidak dipaksa untuk meningkat ke tahap berikutnya misalnya
kemampuan duduk atau berdiri.
Pertumbuhan dan perkembangan masing-masing anak berbeda, ada
yang cepat dan ada yang lambat, tergantung faktor bakat (genetik), lingkungan
(gizi dan cara perawatan kesehatan), dan konvergensi (perpaduan antara bakat

dan lingkungan). Oleh sebab itu perlakuan terhadap anak tidak dapat
disamaratakan, sebaiknya dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan
dan perkembangan anak (Diktentis Diklusepa, 2003:8).
C. TUMBUH KEMBANG ANAK
Psikologi perkembangan adalah teori yang mempelajari perkembangan
manusia dari lahir sampai dewasa atau tua. Psikologi perkembangan berarti
juga perubahan yang sistematis dalam diri seseorang mulai dari konsepsi
(pertemuan sel telur dengan sperma) sampai kematian. Sedangkan psikologi
perkembangan anak (Early Childhood Development) hanya mempelajari
perkembangan manusia sejak lahir sampai dengan usia delapan tahun
(Diktentis Diklusepa, 2003: 9).
Menurut berbagai penelitian di bidang neurologi terbukti bahwa 50%
kapasitas kecerdasan anak terbentuk pada kurun waktu empat tahun pertama
sejak kelahirannya. Pada saat anak mencapai usia delapan tahun maka
perkembangan otak anak telah mencapai 80% hingga pada usia 18 tahun
mencapai 100%. Usia 0 8 tahun merupakan masa emas perkembangan anak
sebab 80% perkembangan otak berada pada rentang usia tersebut.
Pada saat anak dilahirkan ia sudah dibekali tuhan dengan struktur otak yang
lengkap, namun baru mencapai kematangannya pada saat setelah di luar
kandungan. Bayi yang baru dilahirkan memiliki 100 miliar neuron dan
bertriliun-triliun sambungan antar neuron. Melalui persaingan alami akhirnya

sambungan-sambungan yang tidak atau jarang digunakan akan mengalami


atrofi.
Pemantapan sambungan terjadi apabila neuron mendapatkan informasi
yang mampu menghasilkan letupan-letupan listrik. Letupan tersebut
merangsang bertambahnya produksi myelin yang dihasilkan oleh zat perekat
glial. Semakin banyaknya zat myelin yang diproduksi maka semakin banyak
dendrit-dendrit yang tumbuh, sehingga akan semakin banyak synapse yang
berarti lebih banyak neuron-neuron yang menyatu membentuk unit-unit.
Kualitas kemampuan otak dalam menyerap dan mengolah informasi
tergantung dari banyaknya neuron yang membentuk unit-unit. Otak manusia
bersifat hologram yang dapat mencatat, menyerap, menyimpan, mereproduksi
dan merekonstruksi informasi.
Kemampuan otak yang dipengaruhi oleh kegiatan neuron ini tidak
bersifat spontan, tetapi dipengaruhi oleh mutu dan frekuensi stimulasi yang
diterima indra. Stimulasi pada tahun-tahun pertama kehidupan anak sangat
mempengaruhi struktur fisik otak anak, dan hal tersebut sulit diperbaiki pada
masa-masa kehidupan selanjutnya. Implikasinya adalah bahwa anak yang
tidak mendapatkan stimulasi psikososial seperti jarang disentuh atau jarang
diajak

bermain

akan

mengalami

berbagai

penyimpangan

perilaku.

Penyimpangan tersebut dalam bentuk hilangnya citra diri yang berakibat pada
rendah diri, sangat penakut, dan tidak mandiri, atau sebaliknya menjadi anak
yang tidak memiliki rasa malu dan terlalu agresif.

Stimulasi psikososial untuk merangsang pertumbuhan anak tidak akan


memberikan arti bagi masa depan anak jika derajat kesehatan dan gizi anak
tidak menguntungkan. Pertumbuhan otak anak ditentukan oleh bagaimana
cara pengasuhan dan pemberian makan serta stimulasi anak pada usia dini
yang sering disebut critical period ini. Gizi yang tidak seimbang maupun gizi
buruk serta derajat kesehatan anak yang rendah akan menghambat
pertumbuhan otak, dan pada gilirannya akan menurunkan kemampuan otak
dalam mencatat, menyerap, mereproduksi dan merekonstruksi informasi.
Disamping itu, rendahnya derajat kesehatan dan gizi anak akan
menghambat pertumbuhan fisik dan motorik anak yang juga berlangsung
sangat cepat pada tahun-tahun pertama kehidupan anak. Gangguan yang
terjadi pada pertumbuhan fisik dan motorik anak, sulit diperbaiki pada periode
berikutnya, bahkan dapat mengakibatkan cacat yang permanen (Dirjen
Diklusepa, Depdiknas: 2002).
Konsep di atas menuntut adanya pengintegrasian aspek psikososial/pendidikan, gizi dan kesehatan dalam proses tumbuh kembang anak
atau dengan kata lain anak mendapatkan layanan dasar secara holistik. Dalam
perkembangan anak, pada saat-saat tertentu dapat terjadi kemandegan tugastugas perkembangan (discontinuity), misalnya karena sakit, namun setelah
masa ini berlalu ada tugas perkembangan yang bisa dikejar dan ada pula yang
tidak bisa dikejar sama sekali.

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita.


Pada masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan
kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan
intelegensia

berjalan

sangat

cepat

dan

merupakan

landasan

bagi

perkembangan selanjutnya. Perkembangan yang optimal sangat dipengaruhi


oleh peranan lingkungan dan interaksi antara anak dan orang tua/orang
dewasa lainnya. Interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak
pada berbagai tahap perkembangan, bahkan sejak bayi dalam kandungan.
1. Kebutuhan dasar seorang anak
a. Asuh ( kebutuhan biomedis)
Menyangkut asupan gizi anak selama dalam kandungan dan sesudahnya,
kebutuhan akan tempat tinggal, pakaian yang layak dan aman, perawatan
kesehatan dini berupa imunisasi dan deteksi dan intervensi dini akan
timbulnya gejala penyakit.
b. Asih ( kebutuhan emosianal)
Penting menimbulkan rasa aman (emotional security) dengan kontak fisik
dan psikis secara dini dengan ibu. Kebutuhan anak akan kasih sayang,
diperhatikan dan dihargai, pengalaman baru, pujian, tanggung jawab untuk
kemandirian sangatlah penting untuk diberikan. Tidak mengutamakan
hukuman dengan kemarahan, tetapi lebih banyak memberikan contoh
contoh penuh kasih sayang adalah salah satunya.

c. Asah (kebutuhan akan stimulasi mental dini)


Cikal bakal proses pembelajaran, pendidikan, dan perlatihan yang diberikan
sejak dini. Terutama pada usia 4 5 tahun pertama (golden year)
sehingga akan terwujud etika, kepribadian yang mantap, arif, dengan
kecerdasan, kemandirian, keterampilan, dan produktivitas yang baik.
2. Aspek-aspek Perkembangan
Secara garis besar aspek-aspek perkembangan anak dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu:
a. Pembentukan

perilaku

meliputi

aspek:

moral,

keimanan,

dan

ketakwaan (spiritual intellingence), social dan emosional.


b. Perkembangan kemampuan dasar meliputi aspek: perkembangan bahasa, daya
pikir, keterampilan dan seni, serta kesehatan jasmani (Diktentis Ditjen
Diklusepa, 2003: 11).
3. Kecerdasan atau Potensi Anak
Lebih lanjut hadir teori baru tentang Multiple Intelligence yang menyatakan
bahwa setiap anak memiliki beberapa potensi kecerdasan. Kegiatan pendidikan anak
usia dini hendaknya memperhatikan 9 macam kecerdasan atau potensi dalam diri
anak tersebut ketika anak sedang belajar tentang dunianya. Setiap kecerdasan dapat
dirangsang dengan cara yang berbeda (Direktorat PADU, 2002; Diktentis, 2003).
Adapun Kesembilan kecerdasan tersebut adalah:
a. Kecerdasan verbal (linguistic intelligence) adalah kemampuan untuk
memanipulasi bahasa secara efektif untuk mengekspresikan diri secara
retorikal atau puisi. Bahasa juga digunakan sebagai alat untuk mengingat

informasi yang ada. Kemampuan ini dapat dirangsang melalui mendengarkan,


berbicara, membaca, menulis, berdiskusi, dan bercerita.
b. Kecerdasan
logika-matematik (logico-mathematical

intelligence) adalah

kemampuan untuk mendeteksi pola-pola, beralasan deduksi, dan berpikir


logis. Umumnya kecerdasan ini diasosiasikan dengan berpikir ilmiah dan
matematis. Kemampuan ini dapat dirangsang melalui kegiatan menghitung,
membedakan bentuk, menganalisa data, dan bermain dengan benda-benda.
c. Kecerdasan visual-spasial (visual-spatial intelligence) adalah kemampuan
untuk menyelesaikan masalah dengan cara memanipulasi dan menciptakan
melalui imajinasi mental. Kemampuan ini dapat dirangsang melalui bermain
kertas

warna

warni,

balok-balok,

bentuk-bentuk

geometri,

puzzle,

menggambar, melukis, dan berimajinasi.


d. Kecerdasan musikal (musical/rhytmic intelligence) adalah kemampuan umtuk
mengenal dan mengkomposisikan irama, birama, dan ritme musik.
Kemampuan ini dapat dirangsang melalui irama, nada, birama berbagai bunyi,
dan bertepuk tangan.
e. Kecerdasan kinestetik (bodily/kinesthetic intelligence) adalah kemampuan
untuk menggunakan salah satu kemampuan mental dalam mengkoordinasikan
gerakan tubuh. Kemampuan ini dapat dirangsang melalui gerakan tubuh,
tarian, dan olahraga.
f. Kecerdasan mencintai
kemampuan

untuk

keindahan

menangkap

alam (naturalist
informasi

melalui

intelligence) adalah
keindahan

alam.

Kemampuan ini dapat dirangsang melalui pengamatan lingkungan, bercocok


tanam, memelihara binatang, termasuk mengamati gejala alam seperti hujan,

angin, banjir, pelangi, siang-malam, panas-dingin, bulan-bintang, dan


matahari.
g. Kecerdasan berkawan (interpersonal intelligence) adalah kemampuan untuk
melakukan hubungan antar manusia (berkawan) yang dapat dirangsang
dengan bermain bersama teman, bekerjasama, bermain peran, memecahkan
masalah, dan menyelesaikan konflik.
h. Kecerdasan mengenal diri sendiri (intrapersonal

intelligence) adalah

kemampuan untuk memahami diri sendiri yang dapat dirangsang melalui


pengembangan konsep diri, harga diri, mengenal diri sendiri, percaya diri,
termasuk kontrol diri, dan disiplin.
i. Kecerdasan spritual (spritual intelligence) adalah kemampuan mengenal dan
mencintai ciptaan Tuhan. Kemampuan ini dapat dirangsang melalui
penanaman nilai-nilai moral dan agama.
D. PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Pengertian pendidikan anak usia dini sebagaimana yang termaktub
dalam Undang-undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 14 menyatakan
bahwa Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
Disamping istilah pendidikan anak usia dini terdapat pula terminologi
pengembangan anak usia dini yaitu upaya yang dilakukan oleh masyarakat

dan atau pemerintah untuk membantu anak usia dini dalam mengembangkan
potensinya secara holistik baik aspek pendidikan, gizi maupun kesehatan
(Direktorat PADU, 2002:3).
Disahkannya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang secara eksplisit mencantumkan tentang Pendidikan
Anak Usia Dini/PAUD (Pasal 28), menunjukkan adanya komitmen bangsa
Indonesia untuk menempatkan Pendidikan Anak Usia Dini sebagai bagian
penting dalam penyiapan sumber daya manusia di masa mendatang.
Pada usia rawan saat anak mulai banyak bergerak,yaitu usia 6 bulan,
angka kecelakaan dapat berkurang sebanyak 80% bila mereka diberi
rangsangan sejak dini. Pada umur 3 tahun anak-anak mempunyai IQ 10 20
poin yang lebih tinggi dari mereka yang tidak pernah mendapat stimulasi.
Pada usia 12 tahun, mereka tetap memperoleh prestasi yang baik pada usia 15
tahun, tingkat intelektual mereka semakin bertambah.
Semua ini memberikan gambaran bahwa pendidikan sejak dini efek
jangka panjang yang sangat baik. Sebaliknya, bila anak menggalami stress
pada usia-usia awal pertumbuhan juga berpengaruh terhadap perkembangan
otak anak. Anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang minim stimulasi,
berkurang kecerdasannya selama 18 bulan yang tidak mungkin tergantikan.
Otak manusia terdiri dari 2 belahan otak kiri dan otak kanan yang
dipisahkan oleh segumpal serabut yang disebut corpuss callosum. Kedua
belahan otak tersebut memiliki fungsi,tugas dan respon berbeda dan harus

tumbuh dalam keseimbangan. Belahan otak kiri terutama untuk berpikir


secara rasional, analitis dan berurutan serta membaca, bahasa dan berhitung.
Sedangkan belahan otak kanan untuk mengembangkan imajinasi dan
kreatifitas. Bila dalam pembelajaran di PAUD dapat memberi manfaat
pelajaran menulis, membaca, bahasa dan berhitung seperti yang tejadi
cenderung dewasa ini. Gardner menemukan bahwa otak manusia memiliki
beberapa jenis kecerdasan yaitu : Bahasa, logis, matematis, Visual-spasial,
musical, kinetik, interpersonal social, intrapersonal, dan naturalis.
E. TUJUAN DAN METODE PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
1. Tujuan PAUD
a. Mengembangkan sikap dan perilaku yang baik sesuai akidah agama
b.
c.
d.
e.
f.
g.

dan norma yang dianut.


Mengembangkan kemampuan sosialisasi dan mengendalikan emosi.
Menumbuhkan kemandirian anak.
Mengembangkan kemampuan berbahasa
Mengembangkan kemampuan kognitif
Mengembangkan kemampuan fisik/ motorik
Mengembangkan daya cipta dan kreativitas anak (Depdiknas, 2003).
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang diselenggarakan pendidikan

luar sekolah berupa kelompok bermain, taman penitipan anak, dan satuan
pendidikan anak usia dini yang sejenis. Kelompok bermain adalah salah satu
bentuk layanan PAUD bagi anak usia tiga enam tahun, yang berfungsi untuk
meletakkan dasar-dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang diperlukan bagi anak usia dini dalam menyesuaikan diri

dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya,


sehingga siap memasuki pendidikan formal di sekolah.
2. Metode PAUD
Berikut

merupakan

metode-metode

pengajaran

yang

sesuai

dengan

karakteristik anak usia dini, antara lain :


a. Bermain, pemanfaatannya dalam program pendidikan anak usia dini
menjadi syarat mutlak. Bagi anak belajar adalah bermain dan bermain
sambil belajar.
b. Karyawisata, siswa berkesempatan untuk mengobservasi, memperoleh
informasi atau mengkaji segala sesuatu secara langsung. Anak dapat
belajar dari pengalaman, sekaligus melakukan generalisasi berdasar
sudut pandang mereka.
c. Bercakap-cakap, penggunaan metode bercakap-cakap bagi anak usia dini
akan membantu perkembangan dimensi sosial, emosi, kognitif dan
bahasa.
d. Bercerita, bercerita merupakan cara untuk meneruskan warisan budaya
dari generasi ke generasi, sekaligus

menjadi media

untuk

menyampaikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.


e. Demonstrasi, melalui ini diharapkan akan dapat mengenal langkahlangkah pelaksanaan suatu aktivitas.
f. Bermain peran adalah permainan yang dilakukan untuk memerankan
tokoh-tokoh, benda-benda, dan peran-peran tertentu sekitar anak.
Bermain peran merupakan kegiatan menirukan perbuatan orang lain di
sekitarnya. Dengan bermain peran, kebiasaan dan kesukaan anak untuk

meniru akan tersalurkan serta dapat mengembangkan daya khayal


(imajinasi) dan penghayatan terhadap bahan kegiatan yang dilaksanakan.
g. Latihan adalah kegiatan melatih anak untuk menguasai khususnya
kemampuan psikomotorik yang menuntut koordinasi antara otot-otot
dengan mata dan otak. Latihan diberikan sesuai dengan langkah-langkah
secara berurutan.
h. Proyek, cara ini dapat menggerakkan anak untuk melakukan kerja sama
sepenuh hati secara terpadu untuk mencapai tujuan bersama.
i. Pemberian Tugas, mereka dapat melaksanakan kegiatan secara nyata dan
tuntas, baik perorangan maupun kelompok (Moeslichatoen R, 2004).
Dengan demikian, belajar adalah sebuah proses dari pendidikan dan
pengalaman yang dapat menimbulkan perubahan tingkah laku dan responrespon baru sekaligus meningkatkan prestasi.
Bermain merupakan seluruh aktivitas anak, termasuk bekerja, penyaluran
hobi, dan merupakan cara mereka mengenal dunia. Lewat bermain terjadi
stimulasi pertumbuhan otot-ototnya ketika anak melompat, melempar, atau
berlari. Selain itu anak bermain dengan menggunakan seluruh emosi, perasaan,
dan pikirannya. Dengan adanya PAUD atau pendidikan anak usia dini, dapat
memberikan peranan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak melalui
metode belajar sambil bermain.
Bermain bagi anak adalah kegiatan yang serius tetapi menyenangkan.
Melalui permainan, anak-anak juga dapat mengembangkan semua potensinya
secara optimal, baik potensi fisik maupun mental intelektual dan spritual. Oleh

karena itu, bermain bagi anak usia dini merupakan jembatan bagi
berkembangnya semua aspek.
Melalui

program

stimulasi

pendidikan,

anak

sedini

mungkin

diperkenalkan berbagi hal, tentang benda dan orang-orang disekitarnya.


Pengenalan berbagai pola, sikap dan perilaku, kebiasaan dan sifat orang-orang
yang ada disekitarnya akan membantu anak memahami aspek-aspek psikologi
dari lingkungan sosialnya.
Pada periode kritis ini anak memerlukan berbagai asupan terutama yang
mencakup aspek gizi, kesehatan, dan pendidikan yang merupakan pilar utama
pengembangan anak usia dini, mengingat ketiga aspek ini sangat besar
pengaruhnya terhadap kualitas anak di kemudian hari.
F. PENGARUH

PENDIDIKAN

USIA

DINI

TERHADAP

TUMBUH

KEMBANG ANAK
1. Pengaruh Pendidikan Usia Dini Bagi Pertumbuhan Anak
Bentuk-bentuk pendidikan dan layanan yang dapat diberikan untuk
pengembangan fisik anak, antara lain:
a.
Pemberian gizi yang memadai guna mendukung pertumbuhan fisik baik
b.

tinggi badan, berat badan dan ukuran fisik lainnya.


Pemberian kesempatan untuk beraktivitas dan berpartisipasi guna

c.
d.

menggerakkan otot dan anggota tubuh.


Penyediaan lingkngan yang positif dan kondusif bagi pertumbuhan fisik.
Pemberian reaksi yang positif terhadap bagaimanapun kondisi fisik
anak.
Adapun pengaruh yang diberikan dari pendidikan anak usia dini bagi
pertumbuhan fisik, antara lain:

a. Fisik tumbuh lebih baik, karena mendapatkan perhatian dan pemenuhan


kebutuhan yang memadai.
b. Fisik tumbuh lebih kuat, karena ada kesempatan yang leluasa bagi anak
untuk beraktivitas dan menggerakkan otot.
c. Anak termotivasi untuk melakukan berbagai aktivitas ditengah
lingkungannya yang bermanfaat bagi pertumbuhan fisik.
d. Anak terhindar dari hal-hal yang mengganggu dan membahayakan
perkembangan fisik.
2. Pengaruh Pendidikan Usia Dini bagi Perkembangan
a. Perkembangan Moral
Perkembangan moral adalah perkembangan perilaku seseorang
yang sesuai dengan kode etik dan standard sosial. Bentuk-bentuk
pendidikan dan layanan yang dapat dilakukan untuk pengembangan
moral anak antara lain:
1) Memberi kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan
sosial dan belajar apa saja yang diharapkan oleh anggota kelmpok
dan masyarakat.
2) Memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan apa saja yang
benar dan yang salah dan kemudian dijelaskan mengapa ini benar
dan mengapa itu salah.
3) Mengembangkan keinginan anak untuk melakukan hal-hal yang
benar.
4) Menumbuhkan rasa malu dan rasa bersalah bila melanggar norma
dan aturan yang beraku.
b. Perkembangan Emosional

Emosi adalah letupan perasaan yang muncul dari dalam diri


seseorang baik bersifat positif maupun negatif. Bentuk pendidikan yang
dapat dilakukan untuk pengembangan emosional anak, antara lain:
1) Memberikan reaksi emosi yang positif terhadap anak guna
pengembangan emosi positif.
2) Melatih anak untuk mengembangan emosi positif.
3) Mengembangkan emosi positif sebagai emosi yang dominan.
4) Melatih anak untuk mengendalikan emosi (katarsis emosi).
Pengaruh pendidikan bagi pengembangan emosional anak, antara lain:
1) Anak mengembangakan emosi positif berdasarkan apa yang dia
lihat, ia dengar dan ia rasakan.
2) Anak terlatih untuk mengembangkan emosi positif.
3) Anak mengembangkan emosi positif sebagai emosi yang dominan.
4) Anak terlatih untuk mengendalikan emosi dan menetralkan
emosi(katarsis emosi).
5) Anak mampu meredam gejolak emosi
c. Perkembangan Intlektual
Kemampuan intelektual adalah kemampuan untuk memahami sesuatu.
kemampuan iniperlu dilatih dan distimulasi sejjak dini agar dapat berkembang
secara optimal. Pengembangan intelektual anak antara lain:
1) Memberikan stimulasi positif bagi pengembangan intelektual anak
sesuai dengan tahap pengembangannya.
2) Melatih dan membimbing anak untuk

mengembangkan

kemampuan intelektualnya.
3) Menanamkan konsep positif terhadap apa saja yang dikenal dan
diketahui oleh anak.
4) Menghindarkan hal-hal yang dapat menghambat dan merugikan
perkembangan intelektual anak

Pengaruh pendidikan bagi pekembangan intelektual anak anak antara lain


1) Anak mampu mengembangkan kemampuan intelektualnya secara
lebih baik.
2) Anak memiliki konsep positif terhadap apa saja yang dikenal dan
diketahui.
3) Anak mampu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki
sesuai dengan kemampuan yang ada.

4) BAB III
KESIMPULAN
5)
6)

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam

ukuran fisik seseorang. Sedangkan perkembangan (development) berkaitan


dengan pematangan dan penambahan kemampuan (skill) fungsi organ atau
individu.
7)

Menurut UU RI No.23 pasal 1tahun 2002 tentang perlindungan

anak menyatakan anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk
anak yang masih dalam kandungan.
8)

Kategori anak usia dini berdasarkan usia :

a. Bayi : sebutan untuk anak usia 0 1 tahun


b. Batita : untuk anak berusia di bawah tiga tahun
c. Balita : untuk anak berusia di bawah lima tahun
9)
Ketiga kategori diatas merupakan suatu cakupan dari pengertian
Anak Usia Dini karena AUD adalah suatu istilah untuk anak yang berusia 0 6
tahun. Tetapi dalam dunia pendidikan Anak usia dini biasanya kurang dari 7
tahun.
10)

Pengertian pendidikan anak usia dini sebagaimana yang termaktub

dalam Undang-undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa


Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut.
11) Pendidikan Usia Dini berpengaruh terhadap proses tumbuh dan
kembang anak, adapun pengaruh yang diberikan meliputi :
a. Mempengaruhi pertumbuhan dikarekan dalam mengikuti pendidikan

usia dini pemberian gizi dan nutrisi dapat diperhatikan dengan baik,
selain itu dengan mengikuti pendidikan usia dini memberikan
kesempatan pada otot tubuh anak untuk bergerak sehingga dapat
merangsang pertumbuhan tulang secara optimal, selain itu dengan
diselenggarakannya PAUD akan tercipta lingkungan yang kondusif
sehingga tidak membahayakan bagi pertumbuhan fisiknya.
b. Mempengaruhi perkembangan meliputi perkembangan

moral,

perkembangan intelektual dan perkembangan emosional anak.


Dengan diberikannya bentuk-bentuk pelayanan pendidikan usia dini
diharapkan moral, intelektual dan emosional anak akan terbentuk
dengan baik.

12)

DAFTAR PUSTAKA

13)
14) Prof. Soetjiningsih, Dr., SpA(K) Prof. IGN Gde Ranuh, Dr., SpA(K),
2014. Tumbuh Kembang anak, edisi 2. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai