Oleh :
FANNY JESICA
BP. 1420332008
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Pengaruh Pendidikan
Anak Usia Dini terhadap Tumbuh Kembang Anak. Makalah ini merupakan tugas
mata kuliah Tumbuh Kembang Anak pada Program Pascasarjana Program Studi S2
Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Tahun 2016.
Makalah ini dibuat berdasarkan buku sumber dan arahan dari pembimbing.
Namun mungkin masih terdapat beberapa kesalahan pada penulisan makalah ini.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Mudah-mudahan
makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan untuk pengembangan inovasi dalam
bidang pendidikan kebidanan.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A.
Latar Belakang................................................................................................4
B.
Tujuan.............................................................................................................6
BAB II ISI.....................................................................................................................7
A.
Pengertian Anak..............................................................................................7
B.
C.
D.
E.
F.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu,
yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang yang menggunakan
istilah pertumbuhan dan perkembangan secara bergantian. Kedua proses
ini berlangsung secara interdependensi, artinya saling bergantung satu sama
lain.
Kedua proses ini tidak bisa dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang
secara pilah berdiri sendiri-sendiri; akan tetapi bias dibedakan untuk maksud
lebih memperjelas penggunaannya.
dan
lingkungan
(pendidikan
nonformal/
informal)
dalam
pembentukan pribadi anak adalah diketahui dan diakui secara universal, namun
mereka perlu dibimbing ke arah perkembangan yang optimal melalui jalur
pendidikan formal yang berbentuk taman kanak-kanak (TK) dan/atau
raudlatul athfal (RA). Lembaga ini meneruskan pembinaan sekaligus
mengemban amanat orang tua yang dasar-dasarnya telah diletakkan di dalam
lingkungan keluarga serta menerima tanggung jawab pendidikan
berdasar kepercayaan keluarga. Selain itu, lembaga pendidikan ini tidak saja
memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk lebih jauh mengembangkan
BAB II
ISI
A. PENGERTIAN ANAK
Menurut UU RI No.23 pasal 1tahun 2002 tentang perlindungan anak
menyatakan anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk
anak yang masih dalam kandungan.
Kategori anak usia dini berdasarkan usia :
1. Bayi : sebutan untuk anak usia 0 1 tahun ( Soetjiningsih tahun 2004)
dan makhluk hidup yang baru saja dilahirkan dari Rahim ibu (Muchtar
tahun 2002).
2. Batita : untuk anak berusia di bawah tiga tahun, yang mana
perkembangannya sudah mulai terlihat. Pada masa ini anak sudah mulai
bisa belajar merangkak hingga berjalan tetapi harus mendapatkan
perhatian yang lebih dari kedua orang tua.
3. Balita : untuk anak berusia di bawah lima tahun, yang mana pada masa ini
anak sudah bisa berjalan, masa yang sangat baik dalam pengembangan
tumbuh kembang anak.
Ketiga kategori diatas merupakan suatu cakupan dari pengertian Anak
Usia Dini karena AUD adalah suatu istilah untuk anak yang berusia 0 6
tahun. Tetapi dalam dunia pendidikan Anak usia dini biasanya kurang dari 7
atau individu. Kedua proses ini terjadi secara sinkron pada setiap individu.
Proses tumbuh kembang seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor
yang saling terkait, yaitu faktor genetik, lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial,
dan perilaku. Proses ini bersifat individual dan unik sehingga memberikan
hasil akhir yang berbeda dan ciri tersendiri pada setiap anak.
Pertumbuhan adalah perubahan ukuran dan bentuk tubuh atau anggota
tubuh, misalnya bertambah berat badan, bertambah tinggi badan, bertambah
lingkaran kepala, bertambah lingkar lengan, tumbuh gigi susu, dan perubahan
tubuh yang lainnya yang biasa disebut pertumbuhan fisik. Pertumbuhan dapat
dengan mudah diamati melalui penimbangan berat badan atau pengukuran
tinggi badan anak. Pemantauan pertumbuhan anak dilakukan secara terus
menerus dan teratur.
Adapun perkembangan adalah perubahan mental yang berlangsung
secara bertahap dan dalam waktu tertentu, dari kemampuan yang sederhana
menjadi kemampuan yang lebih sulit, misalnya kecerdasan, sikap, tingkah
laku, dan sebagainya. Proses perubahan mental ini juga melalui tahap
pematangan terlebih dahulu. Bila saat kematangan belum tiba maka anak
sebaiknya tidak dipaksa untuk meningkat ke tahap berikutnya misalnya
kemampuan duduk atau berdiri.
Pertumbuhan dan perkembangan masing-masing anak berbeda, ada
yang cepat dan ada yang lambat, tergantung faktor bakat (genetik), lingkungan
(gizi dan cara perawatan kesehatan), dan konvergensi (perpaduan antara bakat
dan lingkungan). Oleh sebab itu perlakuan terhadap anak tidak dapat
disamaratakan, sebaiknya dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan
dan perkembangan anak (Diktentis Diklusepa, 2003:8).
C. TUMBUH KEMBANG ANAK
Psikologi perkembangan adalah teori yang mempelajari perkembangan
manusia dari lahir sampai dewasa atau tua. Psikologi perkembangan berarti
juga perubahan yang sistematis dalam diri seseorang mulai dari konsepsi
(pertemuan sel telur dengan sperma) sampai kematian. Sedangkan psikologi
perkembangan anak (Early Childhood Development) hanya mempelajari
perkembangan manusia sejak lahir sampai dengan usia delapan tahun
(Diktentis Diklusepa, 2003: 9).
Menurut berbagai penelitian di bidang neurologi terbukti bahwa 50%
kapasitas kecerdasan anak terbentuk pada kurun waktu empat tahun pertama
sejak kelahirannya. Pada saat anak mencapai usia delapan tahun maka
perkembangan otak anak telah mencapai 80% hingga pada usia 18 tahun
mencapai 100%. Usia 0 8 tahun merupakan masa emas perkembangan anak
sebab 80% perkembangan otak berada pada rentang usia tersebut.
Pada saat anak dilahirkan ia sudah dibekali tuhan dengan struktur otak yang
lengkap, namun baru mencapai kematangannya pada saat setelah di luar
kandungan. Bayi yang baru dilahirkan memiliki 100 miliar neuron dan
bertriliun-triliun sambungan antar neuron. Melalui persaingan alami akhirnya
bermain
akan
mengalami
berbagai
penyimpangan
perilaku.
Penyimpangan tersebut dalam bentuk hilangnya citra diri yang berakibat pada
rendah diri, sangat penakut, dan tidak mandiri, atau sebaliknya menjadi anak
yang tidak memiliki rasa malu dan terlalu agresif.
berjalan
sangat
cepat
dan
merupakan
landasan
bagi
perilaku
meliputi
aspek:
moral,
keimanan,
dan
intelligence) adalah
warna
warni,
balok-balok,
bentuk-bentuk
geometri,
puzzle,
untuk
keindahan
menangkap
alam (naturalist
informasi
melalui
intelligence) adalah
keindahan
alam.
intelligence) adalah
dan atau pemerintah untuk membantu anak usia dini dalam mengembangkan
potensinya secara holistik baik aspek pendidikan, gizi maupun kesehatan
(Direktorat PADU, 2002:3).
Disahkannya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang secara eksplisit mencantumkan tentang Pendidikan
Anak Usia Dini/PAUD (Pasal 28), menunjukkan adanya komitmen bangsa
Indonesia untuk menempatkan Pendidikan Anak Usia Dini sebagai bagian
penting dalam penyiapan sumber daya manusia di masa mendatang.
Pada usia rawan saat anak mulai banyak bergerak,yaitu usia 6 bulan,
angka kecelakaan dapat berkurang sebanyak 80% bila mereka diberi
rangsangan sejak dini. Pada umur 3 tahun anak-anak mempunyai IQ 10 20
poin yang lebih tinggi dari mereka yang tidak pernah mendapat stimulasi.
Pada usia 12 tahun, mereka tetap memperoleh prestasi yang baik pada usia 15
tahun, tingkat intelektual mereka semakin bertambah.
Semua ini memberikan gambaran bahwa pendidikan sejak dini efek
jangka panjang yang sangat baik. Sebaliknya, bila anak menggalami stress
pada usia-usia awal pertumbuhan juga berpengaruh terhadap perkembangan
otak anak. Anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang minim stimulasi,
berkurang kecerdasannya selama 18 bulan yang tidak mungkin tergantikan.
Otak manusia terdiri dari 2 belahan otak kiri dan otak kanan yang
dipisahkan oleh segumpal serabut yang disebut corpuss callosum. Kedua
belahan otak tersebut memiliki fungsi,tugas dan respon berbeda dan harus
luar sekolah berupa kelompok bermain, taman penitipan anak, dan satuan
pendidikan anak usia dini yang sejenis. Kelompok bermain adalah salah satu
bentuk layanan PAUD bagi anak usia tiga enam tahun, yang berfungsi untuk
meletakkan dasar-dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang diperlukan bagi anak usia dini dalam menyesuaikan diri
merupakan
metode-metode
pengajaran
yang
sesuai
dengan
menjadi media
untuk
karena itu, bermain bagi anak usia dini merupakan jembatan bagi
berkembangnya semua aspek.
Melalui
program
stimulasi
pendidikan,
anak
sedini
mungkin
PENDIDIKAN
USIA
DINI
TERHADAP
TUMBUH
KEMBANG ANAK
1. Pengaruh Pendidikan Usia Dini Bagi Pertumbuhan Anak
Bentuk-bentuk pendidikan dan layanan yang dapat diberikan untuk
pengembangan fisik anak, antara lain:
a.
Pemberian gizi yang memadai guna mendukung pertumbuhan fisik baik
b.
c.
d.
mengembangkan
kemampuan intelektualnya.
3) Menanamkan konsep positif terhadap apa saja yang dikenal dan
diketahui oleh anak.
4) Menghindarkan hal-hal yang dapat menghambat dan merugikan
perkembangan intelektual anak
4) BAB III
KESIMPULAN
5)
6)
anak menyatakan anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk
anak yang masih dalam kandungan.
8)
usia dini pemberian gizi dan nutrisi dapat diperhatikan dengan baik,
selain itu dengan mengikuti pendidikan usia dini memberikan
kesempatan pada otot tubuh anak untuk bergerak sehingga dapat
merangsang pertumbuhan tulang secara optimal, selain itu dengan
diselenggarakannya PAUD akan tercipta lingkungan yang kondusif
sehingga tidak membahayakan bagi pertumbuhan fisiknya.
b. Mempengaruhi perkembangan meliputi perkembangan
moral,
12)
DAFTAR PUSTAKA
13)
14) Prof. Soetjiningsih, Dr., SpA(K) Prof. IGN Gde Ranuh, Dr., SpA(K),
2014. Tumbuh Kembang anak, edisi 2. Jakarta : EGC