OLEH:
Puja
Agung
Antonius
(
PPDS
T-3B
)
Modul
Subfertil
ILUSTRASI
KASUS
I. IDENTITAS
Nama
:
Ny. V
Jenis kelamin :
Perempuan
Umur
32 th
Pendidikan
Tamat SLTA
Pekerjaan
Agama
Islam
Suku/bangsa :
Sunda/ Indonesia
Alamat
Tambun, Bekasi
Masuk RSCM :
10/02/2015
No RM
399-12-24
II.
ANAMNESA
Autoanamnesis
tgl
10/02/2015
Keluhan
Utama
:
Nyeri
haid
sejak
6
bulan
SMRS
(
VAS
8)
Riwayat
Penyakit
Sekarang
:
Pasien
mengeluh
nyeri
haid
sejak
6
bulan
SMRS.
Pasien
juga
mengaku
teraba
benjolan
di
perut
bawah
sejak
3
tahun
yang
lalu.
Namun
pasien
tidak
pernah
periksa
ke
RS.
Berat
badan
turun
14
kg
sejak
6
bulan
belakangan.
Perdarahan
menstruasi
yang
banyak
tidak
ada.
Perdarahan
pasca
berhubungan
disangkal.
Nyeri
membaik
dengan
makan
obat
asam
mefenamat.
Pasien
sudah
6
tahun
menikah,
tapi
belum
punya
anak.
Pasien
mengaku
belum
pernah
menjalani
pemeriksaan
mengenai
infertilitas
sama
sekali.
Pasien
tinggal
serumah
dengan
suami,
hubungan
sexual
2x/minggu,
tidak
ada
nyeri
saat
berhubungan.
Nyeri
saat
BAB
dan
BAK
tidak
ada
Riwayat
Penyakit
Dahulu
:
Hipertensi
,
DM,
asma,
alergi
dan
penyakit
jantung
disangkal.
Riwayat
pengobatan
:
tidak
ada
P0A0
Riwayat
KB:
Tidak
memakai
KB
Riwayat
kebiasaan
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
Kesadaran : CM BB : 67 kg
Mata
THT
Thorax
TSA
baik,
mukosa
licin,
ampula
tidak
kolaps,
teraba
nodul
pada
region
rectoservix
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Laboratorium
DPL
:
12,9/38,9/10290/326000//89,8/29,8/33,3
PT
0,8
x
APTT
1,1
0x
ALT/AST:15/10
Ur/Cr
23/0.7
Albumin
:
4,2
AMH
:
0,78
Ca-125
126,7
HBsAg
non
reactive
UL
:
dalam
batas
normal
SA
:
Asthenoteratozoospermia
HSG
:
Kedua
tuba
paten
Pemeriksaan
USG
USG
16/12/14
Uterus
AF
bentuk
dan
ukuran
membesar,
berbenjol.
Terdapat
massa
hiperekhoik
dengan
batas
tidak
tegas
di
korpus
uteri
ukuran
26,7x21,7
mm
kemungkinan
berasal
dari
adenomiosis.
Tampak
massa
hipoekhoik
dengan
ekhointerna
di
adneksa
kanan
uk
63,5x39
mm
dan
massa
serupa
di
adneksa
kiri
uk
21x16
mm,
kemungkinan
berasal
dari
kista
endometriosis
bilateral.
Terdapat
perlekatan
pada
genitalia
interna
Pemeriksaan
Foto
Rontgen
Cor
dan
pulmo
dalam
batas
normal
MRI
:
Adenomiosis
sisi
posterior
korpus
uteri
dengan
ketebalan
21
mm
dari
kavum
uteri
Kista
endometriosis
ovarium
bilateral
Deep
infiltrated
endometriosis
pada
kavum
douglas
dan
rektoserviks
(
13
dan
7
mm)
IV.
MASALAH
Dismenorhea
ec
adenomiosis
Kista
endometriosis
bilateral
DIE
di
kavum
douglas
dan
rektoserviks
Perlekatan
genitalia
interna
Infertilitas
primer
7
tahun
V.
TATALAKSANA
PROGNOSA
Dubia
antara
frekuensi
menstruasi
retrograd
dan
infrekuensi
endometriosis.4,5,8,10
Teori
resistensi
progesteron
adalah
yang
paling
terakhir
muncul.
Osteen,
dalam
pembahasannya,
telah
menunjukkan
bahwa
kerusakan
regulasi
matriks
metaloproteinase,
yang
telah
ditunjukkan
bisa
meningkatkan
potensi
invasif
jaringan
endometrium,
mungkin
karena
turunnya
keresponsifan
terhadap
progesteron.
9,10
Manifestasi
Klinis
Endometriosis
sebaiknya
dicurigai
pada
perempuan
dengan
subfertilitas,
dismenorea
disparenia,
atau
nyeri
panggul
kronis.
Bagaimanapun,
gejala
ini
juga
bisa
dihubungkan
dengan
penyakit
lain.
Endometriosis
bisa
tidak
bergejala,
meskipun
pada
beberapa
perempuan
dengan
penyakit
lanjut
(pada
ovarium
atau
Berdasarkan
pada
jumlah
perempuan
yang
tidak
menunjukkan
gejala
tapi
ditemukan
mempunyai
endometriosis
pada
waktu
ligasi
tuba,
ini
menunjukkan
bahwa
prevalensi
endometriosis
tidak
begitu
penting
pada
perempuan
tidak
subur
dibandingkan
perempuan
yang
subur
dengan
endometriosis.
Pada
perempuan
yang
subur,
endometriosis
dilaporkan
80%
minimal
atau
ringan
dan
20
%
termasuk
kategori
berat.
Pada
perempuan
dengan
penyakit
ringan,
beberapa
penelitian
telah
melaporkan
angka
fekunditas
spontan
setiap
bulan
yang
lebih
rendah.
Dimana
jumlah
kehamilan
total
dibagi
dengan
jumlah
pajanan
kehamilan
setiap
bulan.
(
5-
11%
dibandingkan
dengan
25%
pada
populasi
normal
yang
subur
).
Bagaimanapun
juga
,
10
%
perempuan
pada
masing-masing
kelompok
yang
telah
ditangani
dengan
inseminasi
intrauterine,
fertilisasi
in
vitro
(
IVF),
atau
miomektomi-
kistektomi.
Masih
belum
jelas
apakah
terdapatnya
endometriosis
peritoneal
secara
langsung
berhubungan
dengan
infertilitas.
4
Abortus
spontan
Berdasarkan
studi
prospektif
terkontrol
,
tidak
ada
bukti
bahwa
endometriosis
dihubungkan
dengan
keguguran
berulang,
atau
pengobatan
medis
atau
pembedahan
pada
endometriosis
mengurangi
angka
aborsi
spontan.4
Endometriosis
ekstrapelvik
Endometriosis
ekstrapelvik,
meskipun
sering
tidak
bergejala,
sebaiknya
diduga
bahwa
gejala
nyeri
atau
massa
yang
teraba
diluar
panggul
pada
pola
yang
berulang.
Endometriosis
bisa
melibatkan
saluran
pencernaan(
khususnya
kolon
dan
rektum)
merupakan
bagian
yang
paling
sering
dari
penyakit
ekstra
pelvik
dan
bisa
menjadi
nyeri
abdomen
dan
nyeri
punggung,
distensi
abdomen,
perdarahan
rektal
yang
siklik,
konstipasi,
dan
obstruksi.
Keterlibatan
uretra
bisa
menyebabkan
sumbatan
dan
berakibat
nyeri
siklik,
nyeri
berkemih
dan
hematuria.
Endometriosis
pulmo
bisa
bermanifestasi
sebagai
pneumothorax,
hemothorax,
atau
hemoptysis
selama
menstruasi.
4
Pemeriksaan
klinis
10
11
Endometriosis
Fertility
Index
(EFI)
Tatalaksana
1,4,10,11
A. Terapi
Medikamentosa
12
Obat-obat
dalam
golongan
ini
menghambat
COX-1
dan
COX-2.COX
berfungsi
dalam
sintesis
prostaglandin
yang
menimbulkan
nyeri
dan
peradangan
yang
berhubungan
dengan
endometriosis.
Obat-obat
golongan
OAINS
adalah
terapi
lini
pertama
pada
perempuan
dengan
dismenorea
ataupun
nyeri
pelvik
sebelum
didiagnosis
endometriosis
dengan
laparoskopi
dan
pada
perempuan
yang
menderita
endometrosis
derajat
minimal-ringan.
Progestin
Pil KB Kombinasi
memicu
amenorhea
dan
desidualisasi
endometrium,
menampilkan
kondisi
tinggi
estrogen
dan
tinggi
progesterone
yang
dapat
menekan
endometriosis.
Obat
ini
juga
meningkatkan
apoptosis
jaringan
endometrium
eutopik
pada
wanita
dengan
endometrium.
Regimen
yang
biasa
digunakan
adalah
1
pil
per
hari
selama
6-12
bulan.
GnRH Agonist
13
Danazol
Gestrinone
GnRH antagonis
Aromatase Inhibitor
14
15
16