Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN AC 2

Mata Kuliah

: Mesin Arus Bolak-Balik 2

Percobaan ke

: Ke-7, Ke-8, K-9

Judul

: Motor induksi 1 fasa

Motor shaded pole 1 fasa


Motor universal 1 fasa
Tanggal Pelaksanaan

: 11 Mei 2016

Dosen Pembimbing

: Dr. Joko, M.Pd, MT.


Drs. Gatot Widodo, MT.

Kelompok: 4
Anggota Kelompok:
1.
2.
3.
4.

Soivan
Nur Afandi Alhabsi
Anjar damei Permadi
Gayuh Septia W.

(13050514042)
(13050514058)
(13050514068)
(13050514069)

PROGRAM STUDI S1 TTL 2013


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2016
1

PERCOBAN KE-7

A. Judul
B. Tujuan

: Motor induksi 1 fasa.


: Mahasiswa mengetahui motor induksi 1 fasa.

C. Rumusan Masalah : Bagaimana mengopersikan motor induksi 1 fasa?


D. Variabel Manipulasi: Besar nilai tegangan.
Definisi Operasional Variabel Manipulasi
Tegangan pada motor induksi yang diukur dengan menggunakan voltmeter dengan
satuan Volt.
E. Variabel Respon : Motor induksi 1 fasa.
Definisi Operasional Variabel Respon :
Arus pada motor induksi diukur dengan menggunakan ampermeter dengan satuan
Ampere.
F. Variabel Kontrol:
1. Tegangan
2. Jumlah kutub
3. Frekuensi
4. Alat ukur
5. Cara membaca alat ukur
G. Kajian Teori Singkat
Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (AC) yang putaran rotornya
tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran
medan stator terdapat selisih putaran yang disebut slip. Pada umumnya motor induksi
dikenal ada dua macam berdasarkan jumlah fasa yang digunakan, yaitu: motor induksi
satu fasa dan motor induksi tiga fasa. Sesuai dengan namanya motor induksi satu fasa
dirancang untuk beroperasi menggunakan suplai tegangan satu fasa. Motor induksi satu
fasa sering digunakan sebagai penggerak pada peralatan yang memerlukan daya rendah
dan kecepatan yang relatif konstan. Hal ini disebabkan karena motor induksi satu fasa
memiliki beberapa kelebihan yaitu konstruksi yang cukup sederhana, kecepatan putar
yang hampir konstan terhadap perubahan beban, dan umumnya digunakan pada sumber
jala-jala satu fasa yang banyak terdapat pada peralatan domestik. Walaupun demikian
motor ini juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu kapasitas pembebanan yang relatif
2

rendah, tidak dapat melakukan pengasutan sendiri tanpa pertolongan alat bantu dan
efisiensi yang rendah.
Konstruksi motor induksi satu fasa hampir sama dengan konstruksi motor induksi
tiga fasa, yaitu terdiri dari dua bagian utama yaitu stator dan rotor. Keduanya merupakan
rangkaian magnetik yang berbentuk silinder dan simetris. Di antara rotor dan stator ini
terdapat celah udara yang sempit.

Gambar 1. Konstruksi Umum Motor Induksi Satu Fasa.


Stator merupakan bagian yang diam sebagai rangka tempat kumparan stator yang
terpasang. Stator terdiri dari : inti stator, kumparan stator, dan alur stator. Motor induksi
satu fasa dilengkapi dengan dua kumparan stator yang dipasang terpisah, yaitu kumparan
utama (main winding) atau sering disebut dengan kumparan berputar dan kumparan
bantu (auxiliary winding) atau sering disebut dengan kumparan start. Rotor merupakan
bagian yang berputar. Bagian ini terdiri dari : inti rotor, kumparan rotor dan alur rotor.
Pada umumnya ada dua jenis rotor yang sering digunakan pada motor induksi, yaitu rotor
belitan (wound rotor) dan rotor sangkar (squirrel cage rotor).
Prinsip kerja motor induksi satu fasa dapat dijelaskan dengan menggunakan teori
medan putar silang (cross-field theory). Jika motor induksi satu fasa diberikan tegangan
bolak-balik satu fasa maka arus bolak-balik akan mengalir pada kumparan stator. Arus
pada kumparan stator ini menghasilkan medan magnet seperti yang di tunjukkan oleh
garis putus-putus pada Gambar 2.

Gambar 2. Medan Magnet Stator Berpulsa Sepanjang Garis AC.


Arus stator yang mengalir setengah periode pertama akan membentuk kutub utara di
A dan kutub selatan di C pada permukaan stator. Pada setengah periode berikutnya, arah
kutub-kutub stator menjadi terbalik. Meskipun kuat medan magnet stator berubah-ubah
yaitu maksimum pada saat arus maksimum dan nol pada saat arus nol serta polaritasnya
terbalik secara periodik, aksi ini akan terjadi hanya sepanjang sumbu AC. Dengan
demikian, medan magnet ini tidak berputar tetapi hanya merupakan sebuah medan
magnet yang berpulsa pada posisi yang tetap (stationary).
Seperti halnya pada transformator, tegangan terinduksi pada belitan sekunder, dalam
hal ini adalah kumparan rotor. Karena rotor dari motor induksi satu fasa pada umumnya
adalah rotor sangkar dimana belitannya terhubung singkat, maka arus akan mengalir
pada kumparan rotor tersebut. Sesuai dengan hukum Lenz, arah dari arus ini (seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 2. adalah sedemikian rupa sehingga medan magnet yang
dihasilkan melawan medan magnet yang menghasilkannya. Arus rotor ini akan
menghasilkan medan magnet rotor dan membentuk kutub-kutub pada permukaan rotor.
Karena kutub-kutub ini juga berada pada sumbu AC dengan arah yang berlawanan
terhadap kutub-kutub stator, maka tidak ada momen putar yang dihasilkan pada kedua
arah sehingga rotor tetap diam. Dengan demikian, motor induksi satu fasa tidak dapat
diasut sendiri dan membutuhkan rangkaian bantu untuk menjalankannya.

Gambar 3. Motor Dalam Keadaan Berputar


Misalkan sekarang motor sedang berputar. Hal ini dapat dilakukan dengan memutar
secara manual (dengan tangan) atau dengan rangkaian bantu. Konduktor-konduktor rotor
akan memotong medan magnet stator sehingga timbul gaya gerak listrik pada konduktorkonduktor tersebut. Hal ini diperlihatkan pada Gambar 3. yang menunjukkan rotor
sedang berputar searah jarum jam. Jika fluks rotor seperti yang diperlihatkan pada
Gambar 3. mengarah ke atas sesuai dengan kaidah tangan kanan Fleming, arah gaya
gerak listrik (ggl) rotor akan mengarah keluar kertas pada setengah bagian atas rotor dan
mengarah ke dalam kertas pada setengah bagian bawah rotor. Pada setengah periode
berikutnya arah dari gaya gerak listrik yang dibangkitkan akan terbalik. Gaya gerak
listrik yang diinduksikan ke rotor adalah berbeda dengan arus dan fluks stator. Karena
konduktor-konduktor rotor terbuat dari bahan dengan tahanan rendah dan induktansi
tinggi, maka arus rotor yang dihasilkan akan tertinggal terhadap gaya gerak listrik rotor
mendekati 90o. Gambar 4. menunjukkan hubungan fasa dari arus dan fluks stator, gaya
gerak listrik, arus dan fluks rotor.

Gambar 4. Fluks Rotor Tertinggal Terhadap Fluks Stator Sebesar 90


Sesuai dengan kaidah tangan kanan Fleming, arus rotor ini akan menghasilkan
medan magnet, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5. karena medan rotor ini terpisah
sebesar 90o dari medan stator, maka disebut sebagai medan silang (cross-field). Nilai
maksimum dari medan ini seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 5. terjadi pada saat
seperempat periode setelah gaya gerak listrik rotor yang dibangkitkan adalah telah
mencapai nilai maksimumnya. Karena arus rotor yang mengalir disebabkan oleh suatu
gaya gerak listrik bolakbalik maka medan magnet yang dihasilkan oleh arus ini adalah
juga bolak-balik dan aksi ini terjadi sepanjang sumbu DB (lihat Gambar 5).
5

Gambar 5. Medan Silang yang Dibangkitkan Arus Stator


Karena medan silang beraksi pada sudut 90o terhadap medan magnet stator dengan
sudut fasa yang juga tertinggal 90o terhadap medan stator, kedua medan bersatu untuk
membentuk sebuah medan putar resultan yang berputar dengan kecepatan sinkron yang
ditunjukkan pada Gambar 6.

Gambar 6. Phasor Medan Putar yang Dihasilkan Oleh Belitan Stator dan Rotor.
Prinsip kerja motor induksi 1 fasa

Apabila kumparan-kumparan motor induksi satu fasa dialiri arus bolak-balik


satu fasa, maka pada celah udara akan dibangkitkan medan yang berputar dengan
kecepatan putaran sebesar dengan menggunakan rumus :

Medan magnet berputar bergerak memotong lilitan rotor sehingga menginduksikan


tegangan listrik pada kumparan-kumparan tersebut. Biasannya lilitan rotor berada
dalam hubung singkat. Akibatnya lilitan rotor akan mengalir arus listrik yang
besarnya tergantung pada besarnya tegangan induksi dan impedansi rotor. Arus
listrik yang mengalir pada rotor akan mengakibatkan medan magnet rotor dengan
kecapatan sama dengan kecepatan medan putar stator (ns).
Interaksi medan stator dan rotor akan membangkitkan torsi yang menggerakan
rotor berputar searah dengan arah medan putar stator. Interaksi medan stator dan rotor
juga menyebabkan terjasinya gaya gerak listrik induksi yang disebabkan oleh kumparankumparan stator dan rotor. Rumusan matematis gaya gerak listrik yang terjadi pada
motor induksi satu fasa dengan rumusan sebagai berikut :

Dimana nilai (t) untuk fluksi maksimum akibat dari penyebaran kerapatan
fluks yang melewati lilitan dengan rumus :

Adanya perbedaan medan putar stator dan medan putar rotor atau yang disebut
slip pada motor induksi satu fasa pada rumus sebagai berikut :

Hubungan Torsi dan Slip pada Motor


Berubah-ubahnya kecepatan motor induksi (ns) akan mengakinbatkan harga slip
dari 100% pada start hingga 0% pada saat motor diam (nr ns). torsi yang
dihasilkan selama motor induksi satu fasa berputar tergantung pada perubahan slip dan
perubahan dalam Newton.meter. Perubahan pembebanan dapat terjadi dengan naiknya
nilai tegangan dan arus pada rotor.
H. Gambar Rangkaian

Gambar 7. Rangkaian motor induksi 1 fasa


I. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan untuk melakukan praktek percobaan ke-5 dapat di lihat pada
tabel 1.1.
Tabel 1.1 Spesifikasi Alat
No.
2.
3.
4.
5.

Nama Alat

Spesifikasi

Volt meter
AVOMeter
Tang
Obeng (+/-)

0 700 V DC
Merek SANWA SP 10D
-

Satua
n
Buah
Buah
Buah
Buah

Jumlah
1
1
1
1

Bahan yang digunakan untuk melakukan praktek percobaan ke-5 dapat di lihat pada
tabel 1.2.
Tabel 1.2 Spesifikasi Bahan
No.
1.
2.
3.

Nama Bahan
Kabel Penghubung
Sekring
Motor induksi 1 fasa

Spesifikasi
2

NYM 2.5 mm
20 A
Single induction 24 AC

Satuan

Jumlah

Buah
Buah
Buah

10
1
1

J. Langkah Kerja:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Membuat rangkaian sesuai gambar rangkaian seperti pada Gambar 7. Rangkaian
3.
4.
5.
6.
7.

motor induksi 1 fasa.


Memeriksa kembali rangkaian percobaan yang sudah dibuat.
Memastikan terminal tidak terhubung dengan sumber tegangan.
Menghubungkan dengan sumber tegangan 220 V.
Mengatur nilai tegangan yang keluar dari dengan menggunakan voltmeter.
Mengukur besar arus menggunakan amperemeter dan tegangan menggunakan

voltmeter.
8. Mengamati dan mencatat hasil praktium pada Tabel 1.3.
K. Tabel Hasil Percobaan
Setelah melakukan percobaan mengisikan hasil pengukuran arus dan tegangan
mengoperasikan motor induksi 1 fasa dalam Tabel 1.3 Tabel hasil percobaan.
Tabel 1.3 Tabel Hasil Percobaan.
No.
1.

Percobaan
Percobaan 1

Arus
(Ampere)

Tegangan
(Volt)

2,4 A

200 V

L. Analisa data
Setelah melakukan percobaan motor induksi 1 fasa maka dapat diperoleh tabel hasil
1.3 dan hanya melakukan satu kali dalam percobaan pada yaitu percobaan 1 diperoleh
nilai arus sebesar 2,4 Ampere dan nilai tegangan sebesar 200 Volt.
M. Kesimpulan
Dari hasil percobaan pada tabel 1.3 di atas maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa
percobaan 1 diperoleh nilai arus sebesar 2,4 Ampere dan nilai tegangan sebesar 200 Volt
yang dirangkai menggunakan motor induksi 1 fasa sehingga motor dapat beroperasi.
N. Saran

Berikut ini adalah saran dari kelompok kami, dengan harapan lebih optimalnya
praktikum mesin arus bolak-balik :
1. Perawatan rutin pada alat-alat praktikum, sehingga ketika praktikum dapat berjalan
dengan lancar sebagaimana mestinya.
2. Alangkah baiknya mahasiswa lebih kritis kepada dosen. Apabila dosen terdapat
kesalahan dalam mengerjakan rangkaian maupun pemasangan alat, mahasiswa dapat
memberi masukan yang benar kepada dosen tersebut.
9

10

Anda mungkin juga menyukai