Modul Praktikum Teknik Telekomunikasi S1 Reguler Paralel Semester Genap 2013 2014 PDF
Modul Praktikum Teknik Telekomunikasi S1 Reguler Paralel Semester Genap 2013 2014 PDF
TEKNIK TELEKOMUNIKASI
(ENEE 600025)
Untuk Program Sarjana Reguler dan Paralel
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
Telepon : (021) 7270077, 7270078 ext. 131
MODUL PRAKTIKUM
TEKNIK TELEKOMUNIKASI
(ENEE 600025)
Untuk Program Sarjana Reguler dan Paralel
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
DepartemenTeknikElektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
Telepon : 7270077-78 ext. 131
KATA PENGANTAR
Praktikum Teknik Telekomunikasi bertujuan agar mahasiswa
dapat melakukan secara eksperimen/percobaan konsep teknik
telekomunikasi sehingga mahasiswa mampu menjelaskan dan
menganalisis konsep dasar/aspek praktis teknik telekomunikasi.
Modul praktikum ini disusun untuk membantu mahasiswa mencapai
tujuan dari praktikum Teknik Telekomunikasi. Besar harapan kami
agar penyusunan modul ini dapat berupa buku manual yang user-friendly bagi mahasiswa.
Modul praktikum ini telah dikembangkan dan disesuaikan dari tahun ke tahun untuk
memenuhi
kebutuhan
mahasiswa,
khususnya
dalam
mempelajari
tentang
Teknik
Telekomunikasi di Departemen Teknik Elektro FTUI ini. Setiap modul praktikum berisi
petunjuk manual yang lengkap tentang prinsip dan teknis kegiatan praktikum di
laboratorium. Pada modul ini, terdapat sepuluh modul yang akan dilakukan percobaan pada
praktikum Teknik Telekomunikasi untuk Mahasiswa S1 Reguler dan Paralel Tahun Ajaran
2013/2014. Setiap modul terdiri dari tujuan, teori dasar, peralatan yang digunakan, dan
langkah-langkah percobaan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa dalam
memahami praktikum ini.
Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyusunan modul praktikum ini. Saya dan segenap tim asisten juga menerima kritik dan
saran untuk perbaikan modul praktikum ini menuju arah yang lebih baik ke depannya.
Saya berharap agar mahasiswa dapat menggunakan modul praktikum ini dengan
sebaik-baiknya dan dapat membantu mahasiswa dalam memahami lebih jauh tentang
konsep Teknik Telekomunikasi.
Depok, Februari 2014
Kepala Laboratorium Telekomunikasi
Departemen Teknik Elektro FTUI
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
DepartemenTeknikElektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
Telepon : 7270077-78 ext. 131
1.
2.
3.
4.
Praktikan harus membawa kartu praktikum dan Tugas pendahuluan dan dikumpulkan
kepada asisten ketika akan praktikum dimulai.
5.
Praktikan yang lupa membawa kartu praktikum akan tidak diperkenankan untuk
mengikuti praktikum.
6.
Setiap praktikan wajib mengikuti Tes Pendahuluan. Apabila praktikan tidak mengikuti
Tes Pendahuluan tanpa alasan yang jelas, kelompok praktikan dianggap tidak lulus
Tes Pendahuluan modul tersebut.
7.
Alasan yang dapat diterima adalah sakit (disertakan Surat Keterangan Dokter/Rumah
Sakit), serta alasan-alasan lain yang masuk akal dan dapat dibuktikan.
8.
Apabila salah seorang praktikan dalam kelompok tidak lulus Tes Pendahuluan, maka
kelompok tersebut dan pasangan kelompoknya tidak lulus dan berhak mengikuti Tes
Remedial pada Pekan yang sama.
9.
Batas maksimum ketidaklulusan pada Tes Pendahuluan adalah 1 (satu) kali pada
modul yang sama. Apabila lebih dari 1 (satu) kali kelompok praktikan tidak lulus pada
modul yang sama, maka kelompok dan pasangan kelompoknya pada pekan
tersebut tidak akan mendapat nilai praktikum..
10. Setiap praktikan wajib mengerjakan dan mengumpulkan Tugas Pendahuluan sebelum
mengikuti Praktikum.
11. Setiap praktikan wajib mengisi daftar kehadiran Tes Pendahuluan, Praktikum, dan
Pengumpulan Tugas Tambahan.
ii
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
DepartemenTeknikElektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
Telepon : 7270077-78 ext. 131
12. Toleransi keterlambatan untuk setiap Modul Praktikum adalah 15 menit. Jika lewat
waktu yang telah ditentukan tanpa memberikan alasan yang jelas, maka praktikan tidak
dapat mengikuti praktikum pada modul tersebut.
13. Praktikan diizinkan bertukar jadwal dengan praktikan kelompok lain pada modul yang
sama (dengan syarat kedua kelompok tersebut telah lulus Tes Pendahuluan), dengan
pemberitahuan paling lambat sebelum pekan praktikum selanjutnya dimulai ke
koordinator praktikum.
14. Apabila praktikan tidak mengikuti praktikum, maka nilai praktikum modul tersebut adalah
nol.
15. Bobot Penilaian :
Komponen
Persentase
Tes Pendahuluan
5%
Tugas Pendahuluan
15 %
Praktikum
35 %
Borang
35 %
Tugas Tambahan
10 %
16. Nilai praktikum ditentukan oleh tingkah laku dan keaktifan praktikan selama mengikuti
praktikum, termasuk saat tes lisan sebelum praktikum dimulai.
17. Tugas Tambahan dikerjakan di kertas double folio bergaris dan dikumpulkan paling
lambat 1 x 24 jam setelah praktikum berakhir.
18. Seluruh perizinan dan pengaduan harap disampaikan ke Koordinator Praktikum :
Adhitya Satria Pratama melalui SMS ke nomor 081319915470.
Mengetahui,
Koordinator Praktikum
NPM 1006659975
iii
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
DepartemenTeknikElektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
Telepon : 7270077-78 ext. 131
ASISTEN LABORATORIUM
PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI (ENEE 600025)
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2013/2014
SARAH KARIMAH
Teknik Elektro 2010
Koordinator Asisten
081296788986
sarahkarimahsaa@gmail.com
ADHITYA SATRIA PRATAMA
Teknik Elektro 2010
Koordinator Praktikum Teknik Telekomunikasi Kelas Reguler & Paralel
081319915470
adhityasatria@ieee.org
DESTA RIANTO
Teknik Elektro 2010
Koordinator Praktikum Teknik Telekomunikasi Kelas Khusus Internasional
081295507183
destarianto@gmail.com
AMELINDA ARUM W
Teknik Elektro 2010
081319081787
alkimmiel@gmail.com
NURUL MUHTADIN
Teknik Elektro 2010
087858680460
gmuhtadin@gmail.com
AISYAH
Teknik Elektro 2011
085711004444
aisyah.rendusara@gmail.com
INA GUSTIANA
Teknik Elektro 2011
085695710075
inagustiana@yahoo.com
BUDIMAN BUDIARDHIANTO
Teknik Elektro 2011
081578461684
budiman.budiardhianto@gmail.com
iv
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
DepartemenTeknikElektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
Telepon : 7270077-78 ext. 131
DAFTAR ISI
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
MODUL 1
PENGANTAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
Sistem teleponi mulai berkembang pada tahun 1838 ketika Samuel Morse
menemukan sistem persinyalan titik dan garis untuk alfabet sehingga pesan-pesan yang
kompleks dapat dikirimkan dan diterima dengan lebih mudah. Baru enam tahun kemudian,
sistem tersebut didukung oleh Kongres Amerika Serikat hingga terpasang sistem jalur
telegraf pertama di dunia dengan kabel tembaga antara Washington dan Baltimore sejauh
sekitar 40 mil.
Pada titik tersebut, kabel tembaga mulai menghubungkan berbagai kota besar di
Amerika Serikat yang dibangun dan dioperasikan oleh Western Union, yang mana masih
aktif hingga saat ini sebagai agen transfer uang antarnegara. Sistem kabel tembaga tersebut
juga dikembangkan di Eropa dan dimulailah era pertukaran informasi melalui sistem kabel
tembaga.
Pada tahun 1851, kabel tembaga bawah laut mulai beroperasi antara Perancis dan
Inggris kemudian menyusul kabel bawah laut Trans Atlantik pada tahun 1858. Tingkat
kompleksitas kabel bawah laut yang cukup tinggi membuat proyek kerja sama EropaAmerika Serikat ini menjadi salah satu proyek keteknikan utama pada masanya. Diperlukan
lima kali percobaan sampai kabel bawah laut yang kompak diselesaikan. Sayangnya, kabel
ini digunakan oleh para insinyur dengan sangat antusias yang mengirimkan tegangan yang
terlalu tinggi melalui kabel ini hingga terjadi kegagalan sistem hanya tiga minggu setelah
dioperasikan. Pada tahun 1865, pembangunan kabel bawah laut Trans Atlantik yang kedua
dimulai sejauh 1200 mil, namun tetap mengalami kegagalan. Proyek ketiga pun dimulai
pada 1886 oleh Brunels Great Eastern sejauh 1686 mil laut antara Irlandia dan
Newfoundland dan berlangsung tanpa hambatan yang berarti. Setelah itu, Great Eastern
mulai mengelola jaringan ini dan membaginya menjadi dua hingga terdapat dua kabel Trans
Atlantik yang beroperasi.
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
Sedangkan
CDMAone
menggunakan
teknologi
yang
berbeda
yaitu
spreadspectrum, dimana spektrum radio dibagi menjadi beberapa pembawa yang lebar
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
pitanya mencapai 1.23MHz. Dalam CDMA, user menggunakan frekuensi yang sama dalam
waktu yang bersamaan sehingga lebih efisien.
Teknologi GSM saat ini adalah yang paling banyak digunakan di dunia karena
memiliki kemampuan roaming yang sangat luas. Keunggulan CDMA dibandingkan dengan
GSM adalah suaranya lebih jernih, kapasitas lebih besar, dan kemampuan akses data yang
lebih tinggi.
Jaringan 2G ini memulai layanan SMS pada tahun 1993 dan dikembangkan menjadi
sistem prabayar mulai akhir tahun 1990an. Nordic Mobile Telepone mulai memperkenalkan
sistem pembayaran melalui telepon selular dengan sistem parkir kendaraan dan mesin
penjual otomatis Coca-Cola sehingga teknologi ini menjanjikan metode pembayaran yang
baru pada tahun 1998. Sistem komersial pertama yang bekerja seperti kartu kredit ini mulai
tahun 1999 di Filipina oleh dua operator, yaitu Globe dan Smart.
Layanan iklan pada telepon selular pertama kali muncul di Finlandia pada tahun
2000 yang memungkinkan pengguna telepon selular menerima kabar terbaru dari suatu
merek yang ingin diikutinya. Layanan ini juga membuka peluang penjualan ringtone untuk
konsumen individual. Ringtone ini pun berkembang dari monoponik hingga menjadi
poliponik. Ringtone poliponik kemudian mulai tergeser dengan teknologi MP3 yang
berkembang kemudian. Pada tahun 1999, NTT DoCoMo Jepang menghadirkan layanan
internet mobile pertama di dunia, namun kecepatan layanan ini masih terbatas karena faktor
keterbatasan teknologi 2G.
Karena sangat kecilnya kemampuan akses data GSM yang hanya mencapai 9.6
Kbps, mulai berkembang GPRS (General Packet Data Radio Services). Kemudian
diperkenalkanlah teknologi Wireless Application Protocol (WAP), namun hasilnya tidak
begitu memuaskan. Sampai akhirnya GPRS dikembangkan sampai mampu mengakses
data dengan kecepatan sampai 115 Kbps dan throughput hanya 20-30 Kbps. GPRS juga
memungkinkan akses internet dimana saja dan real time. GPRS kurang diminati karena
harganya yang cukup mahal saat itu. Teknologi yang berkembang lagi adalah EDGE
(Enhanced Data for Global Evolusion) yang hanya sempat diimplementasikan sebentar,
kecepatannya mencapai 3-4 kali dari kecepatan GPRS.
Perkembangan layanan 3G, dimulai oleh NTT DoCoMo pada awal tahun 2001 dan
jaringan 3G komersial pertama diluncurkan pada Oktober 2001 dengan teknologi WCDMA
(Wideband Code Division Multiple Access). Pada tahun 2002, jaringan 3G diluncurkan di
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
Korea Selatan dan di Amerika Serikat yang bernama Monet. Keduanya menggunakan
standar CDMA/EV-DO yang merupakan Betamax dari 3G dan Monet pun telah kolaps.
Jaringan kedua dengan standar WCDMA diluncurkan oleh Vodaphone KK (saat ini dikenal
sebagai Softbank) di Jepang. Pada waktu yang sama di Eropa dikembangkan pula oleh
Three/Grup Hutchison di Italia dan Inggris.
Generasi ketiga ini merupakan kelanjutan dari GSM, GPRS, EDGE, dan CDMA pada
generasi sebelum-sebelumnya. Teknologi lanjutan ini disebut dengan Universal Mobile
Telecommunication Service (UMTS). Tujuannya adalah memberikan kecepatan akses data
yang lebih tinggi mencapai 385 kbps pada frekuensi 5 KHz. Teknik modulasi yang dipilih
UMTS adalah Wide-CDMA. Pada WCDMA digunakan frekuensi radio sebesar 5 MHz pada
band 1900 Mhz. HSDPA (High Speed Packet Downlink Access) merupakan kelanjutan dari
UMTS dimana menggunakan frekuensi radio sebesar 5 MHs dengan mencapai kecepatan 2
Mbps. Untuk mengaplikasikan UMTS dibutuhkan biaya yang lebih besar karena perlu
membayar lisensi ke pemerintah dan vendor 3G, penambahan base station, dan biaya
capex (capital expenditure) dan opex (operational expenditure) lainnya. Penerapan 3G ini
antara lain untuk video call, live streaming, dan layanan multimedia pita lebar lainnya.
Pada tahun 2003, 4 layanan 3G diluncurkan kembali di Eropa, dua di antaranya
menggunakan teknologi WCDMA dan dua lainnya menggunakan CDMA/EV-DO. WCDMA
lebih banyak berkembang dibandingkan CDMA/EV-DO karena hampir dua pertiga pasar
telekomunikasi selular mengadopsi teknologi ini dan telah menjadi standar teknologi industri
untuk layanan 3G. Penemuan teknologi HSDPA (High Speed Downlink Packet Access)
memungkinkan layanan internet mobile yang lebih cepat dengan kecepatan 1,8 Mbps
hingga 14,4 Mbps. Layanan HSDPA ini kemudian terus berkembang hingga telah menjadi
gaya hidup tersendiri bagi sebagian orang.
Kemudian generasi ketiga ini diperkaya lagi dengan keluarnya generasi 3.5G.
Kecepatannya mencapai 3,6 Mbps sehingga dapat melayani komunikasi multimedia lebih
cepat, seperti akses internet dan video sharing.
Layanan internet pita lebar dimulai dengan penggunaan dongles atau yang kita kenal
sebagai modem sehingga kita dapat menikmati layanan internet berkecepatan tinggi pada
laptop yang fleksibel. Kemudian perkembangan teknologi membuat telepon selular mampu
menjalankan fungsi sebagai kantor dengan layanan surat elektronik dan organizer. Saat
ini, layanan aliran video waktu nyata pun dapat kita nikmati dalam genggaman tangan
dengan mudah. Bahkan , percakapan video pun sempat berkembang walaupun
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
perkembangannya kurang diterima dengan baik. Pada masa ini lah, kita akhirnya mengenal
telepon selular sebagai smartphone, telepon pintar.
10
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
Di Amerika Serikat, AT&T, Verizon, dan Sprint telah memulai jaringan berbasis LTE
dan beroperasi secara optimal pada tahun 2013. Kemudian terdapat Rencana Lightsquared
yang akan menggunakan satelit untuk menjangkau 92% populasi Amerika Serikat dengan
layanan LTE pada tahun 2015, walaupun dengan teknologi ini kecepatan akan menjadi
konsiderasi tersendiri.
Di Indonesia, layanan 4G komersial dimulai pada tahun 2010 oleh PT. FirstMedia,
Tbk dengan merek dagang Sitra. Sitra WiMAX menyediakan layanan pita lebar kecepatan
tinggi nirkabel pertama di Indonesia di daerah-daerah padat seperti Jabodetabek, Sumatera
Utara, dan Aceh. Sitra sendiri merupakan pemegang izin BWA termahal di wilayah
Jabodetabek. Namun seiring perkembangan teknologi, WiMAX mulai ditinggalkan karena
biayanya yang besar dan kendala teknologi lainnya hingga digantikan oleh LTE.
Telkomsel kemudian menjadi operator pertama yang mengadakan percobaan
jaringan 4G LTE pada konferensi APEC di Bali pada Oktober 2013. Jaringan ini
dioperasikan pada frekuensi 1800 MHz dengan lebar pita sekitar 5 MHz.
Di akhir tahun 2013, PT. Internux kemudian meluncurkan layanan 4G LTE komersial
pertama sejak 14 November 2013 pada cakupan wilayah Jabodetabek. Potensi pasar yang
diharapkan dapat mencapai 30 juta orang. Teknologi 4G LTE yang digunakan
menggunakan prinsip TDD-LTE (Time Division Duplex-LTE) pada frekuensi 2300 MHz.
Perkembangan 4G di Indonesia saat ini masih terkesan jalan di tempat saja.
Persoalan utama yang mengganjal adalah masalah regulasi dari pemerintah yang tidak juga
kunjung selesai. Selain itu penempatan frekuensi yang sesuai untuk layanan 4G ini masih
belum jelas. Pada pita frekuensi di atas 1800 MHz masih perlu dilakukan pengaturan ulang
frekuensi atau frequency refarming, sedangkan pada pita frekuensi 700 MHz masih
terkendala sistem televisi analog yang belum berpindah ke televisi dijital.
Dewasa ini pula mulai dikembangkan layanan 5G yang jauh lebih canggih. Berbeda
dengan layanan 2G hingga 4G, 5G merupakan teknologi radio akses tunggal yang akan
menggantikan makrosel. Layanan 5G merupakan kombinasi antara teknologi akses yang
terlisensi dan tidak berlisensi ataupun optimasi akses radio. 5G menjanjikan layanan
berkecepatan tinggi dengan latensi hingga nol. Teknologi ini didukung dengan
berkembangnya teknologi antena MIMO dan penggunakan gelombang milimeter untuk
aplikasi komunikasi.
11
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
---o0o---
12
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
MODUL 2
SALURAN TRANSMISI
1. TUJUAN
Setelah mengikuti praktikum ini, Saudara diharapkan dapat :
1) Memahami konsep Voltage Standing Wave Ratio pada saluran transmisi;
2) Memahami konsep impedansi dan admitansi pada saluran transmisi;
3) Memahami penggunaan Smith Chart pada penentuan nilai impedansi dan admitansi
pada saluran transmisi.
2. DASAR TEORI
Energi berpindah di sepanjang saluran transmisi dalam bentuk gelombang
elektromagnet. Gelombang yang ditimbulkan oleh sumber sinyal dan mengalir pada saluran
transmisi menuju suatu disebut sebagai gelombang datang (incidentwave). Jika nilai
impedansi beban, ZL, sama dengan nilai impedansi karakteristik saluran transmisi, Zo , maka
seluruh energi yang berasal dari sumber akan diserap oleh beban. Dengan kata lain, jika
saluran transmisi dengan panjang terbatas diterminasi dengan beban yang bernilai ZL = Zo,
maka bagi incident wave saluran akan tampak sebagai saluran dengan panjang tak hingga
karena pada semua titik, termasuk pada terminal beban, perbandingan antara tegangan dan
arus akan sama dengan Zo. Jika impedansi beban tidak sama dengan impedansi
karakteristik saluran, maka akan terdapat energi yang dipantulkan kembali menuju sumber
dalam bentuk gelombang pantul (reflectedwave). Pada Gambar 1 ditunjukkan gambar suatu
saluran transmisi yang diterminasi oleh beban yang memiliki impedansi berbeda dari
impedansi saluran.
13
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
dengan
dan
(1.3)
(1.4)
dengan
radio.
14
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
(1.5)
15
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
Nama Alat
Jumlah
1.
2.
Variabel Attenuator
3.
4.
Slotted line
5.
6.
7.
Terminal resistif
8.
9.
H-plane tee
16
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
4. PROSEDUR PERCOBAAN
4.1.Pengukuran VSWR
Pengukuran VSWR pada praktikum ini menggunakan metode langsung. Berikut ini
adalah prosedur percobaan peengukuran VSWR.
1.
Susun peralatan seperti Gambar 4. Set tombol pada posisi "internal keying";
Resistive termination
Atur sensitivitas pada posisi tengah. Atur sumber redaman pada posisi 20;
3.
4.
5.
6.
17
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
2.
3.
4.
5.
(1.6)
---o0o---
18
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
MODUL 3
MODULASI DAN DEMODULASI AMPLITUDO
1. TUJUAN
Setelah mengikuti praktikum ini, Saudara diharapkan dapat :
1) Memahami jenis dan proses modulasi analog AM
2) Memahami proses demodulasi sinyal AM
2. DASAR TEORI
Modulasi adalah proses penumpangan sinyal informasi ke sinyal pembawa
(carrier). Suatu sinyal sinusoidal dapat direpresentasikan dengan persamaan
(2.1)
dengan
sudut dan
adalah amplitudo
adalah frekuensi
dengan menggunakan
filter, sehingga
sinyal SSB-USB.
Spektrum frekuensi modulasi AM double side band full carrier (DSB-FC) dapat dilihat
pada Gambar 2.1. berikut :
19
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
20
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
(2.2)
(2.3)
Karena yang diinginkan adalah sinyal informasi memvariasikan amplitudo carrier, maka:
(2.4)
Pada persamaan (4) di atas,
Karena
,maka pada
persamaan (2.5) terlihat terdapat tiga komponen frekuensi yang berbeda, yaitu:
a. Gelombang pembawa (carrier) yang asli, dengan frekuensi
(2.6)
21
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
22
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
3. Overmodulated (m> 1)
Nama Alat
Jumlah
1.
2.
3.
Perangkat komputer
4. PROSEDUR PERCOBAAN
4.1.Prosedur Umum Percobaan
Prosedur kerja umum dilakukan pada saat mulai menggunakan software Feedback.
1. Dari menu utama untuk mengetahui tugas yang akan dilakukan, klik icon
perangkat lunak pada desktop;
2. Pilih System;
3. Pilih Index;
4. Klik assignment sesuai dengan praktikum Saudara;
5. Klik toolbar Practical sesuai dengan practical yang sedang Saudara lakukan.
Jika akan melanjutkan ke Practical selanjutnya :
1. Klik toolbar System, lalu klik End practical;
23
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
24
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
MODUL 4
PROSES MODULASI FREKUENSI
1. TUJUAN
Setelah mengikuti praktikum ini, Saudara diharapkan dapat :
1) Memahami jenis dan proses modulasi analog FM
2) Membedakan antara modulasi analog secara AM dan FM
2. DASAR TEORI
Modulasi adalah proses penumpangan sinyal informasi ke sinyal pembawa
(carrier). Suatu sinyal sinusoidal dapat direpresentasikan dengan persamaan
(3.1)
dengan
sudut dan
adalah amplitudo
adalah frekuensi
dengan
D
sin m t
s c D cosm t dt c t
m
(3.4)
25
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
v Vc sin ct D sin mt
(3.5)
vc Vc sin ct sin m t Vc F
(3.6)
(3.7)
(3.8)
Pada persamaan (3.8)ditunjukkan bahwa persamaan tersebut terdiri dari bagianbagian yang tidak terbatas jumlahnya, sehingga berarti pada FM terdapat sideband yang
juga tidak terbatas jumlahnya. Namun demikian, pada prakteknya semakin tinggi ordenya
nilai fungsi Bessel semakin kecil, sehingga bandwitdh-nya dapat dibatasi.
3. PERALATAN YANG DIGUNAKAN
Peralatan yang digunakan pada modul ini terdapat pada Tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3. 1. Peralatan yang digunakan pada Modul Proses Modulasi FM.
No
Nama Alat
Jumlah
1.
2.
3.
26
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
spektrumfrekuensi dari suatu sinyal listrik yang diketahui. Dari penyelidikan ini, diperoleh
informasi yang sangat berharga mengenai lebar bidang frekuensi (bandwidth), rapat daya
sinyal, efek berbagai jenis modulasi, pembangkitan sinyal interferensi dan begitu juga pada
semua manfaatnya dalam perencanaan dan pengujian rangkaian RF dan pulsa. Alat yang
ditampilkan dalam domain frekuensi ini biasa dipergunakan untuk analisis sinyal
elektromagnetik pada rentang frekuensi tertentu apabila ada sumber gangguan pada
perangkat nirkabel, seperti Wi-Fi dan wireless router.
4. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Buat sinyal carrier dengan cara : menekan tombol MOD, kemudian pilih FM. Tekan
tombol waveform, dan pilih bentuk sinyal sinusoidal.
2. Tentukan besar frekuensi carrier dengan menekan tombol FREQ/Rate dan
masukkan besar sinyal yang diinginkan.
3. Atur amplitudo sinyal dengan menekan AMPL.
4. Buat sinyal informasi dengan cara : menekan tombol MOD, kemudian pilih FM, dan
pilih FM freq dan masukkan besar sinyal informasi yang diinginkan. Kemudian klik
return. (Sinyal informasi besarnya 2 mHz 20 kHz, default: 100 Hz)
5. Atur besarnya Deviasi dengan cara : Pilih Freq Dev dan masukkan besarnya sesuai
yang diinginkan. (default: 100 Hz). Frekuensi deviasi adalah deviasi frekuensi puncak
dari gelombang pembawa dan gelombang termodulasi.
6. Lihat tampilan sinyal informasi dan sinyal hasil modulasi pada osiloskop dengan
menghubungkan terminal MOD dan MAIN ke osiloskop.
7. Lihat
tampilan
sinyal
hasil
modulasi
pada
spectrum
analyzer
dengan
27
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
MODUL 5
SISTEM TELEPONI
1. TUJUAN
Setelah mengikuti praktikum ini, Saudara diharapkan dapat :
1) Memahami sistem kerja telepon analog
2) Memahami prinsip kerja transduser
2. DASAR TEORI
Sistem teleponi secara umum dibagi menjadi tiga elemen, yaitu telepon, handset dan
saluran yang terhubung ke switching centre. Pada Gambar 4.1 ditampilkan sistem teleponi
secara umum.
adalah
28
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
telepon. Pada telepon terdapat pula rangkaian untuk dilakukannya proses pembicaraan
(speech circuit), yaitu receiver, transmitter, microphone, dan rangaian hybrid.
DTMF signalling disebut juga dengan tone signalling. Terdapat tujuh macam
frekuensi yang berbeda pada rangkaian keypad. Dua diantara frekuensi tersebut
dikombinasikan sehingga dihasilkan kombinasi frekuensi yang berbeda untuk masingmasing tombol. DTMF signalling menggantikan pulse dialing yang sebelumnya digunakan
pada sistem telepon otomatis. Jika pada pulse dialing metode persinyalan yang digunakan
adalah dengan mengoperasikan 10 pulsa per detik yang diubah ke dalam bentuk arus listrik
dan kemudian dikirim untuk dibaca oleh sentral, pada DTMF signalling metode
pengoperasiannya adalah dengan menggunakan dua buah frekuensi yang dikombinasikan
pada masing-masing tombol keypad. Frekuensi pertama berasal dari frekuensi rendah dan
frekuensi kedua berasal dari fekuensi tinggi. Pada Gambar 4.2 berikut ditunjukkan
pembagian grup frekuensi tinggi dan grup frekuensi rendah pada keypad.
Nama Alat
Jumlah
1.
2.
3.
Perangkat komputer
29
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
4. PROSEDUR PERCOBAAN
4.1.Prosedur Umum Percobaan
Prosedur kerja umum dilakukan pada saat mulai menggunakan software Feedback.
1. Dari menu utama untuk mengetahui tugas yang akan dilakukan, klik icon
perangkat lunak pada desktop;
2. Pilih System;
3. Pilih Index;
4. Klik assignment sesuai dengan praktikum Saudara;
5. Klik toolbar Practical sesuai dengan practical yang sedang Saudara lakukan.
Jika akan melanjutkan ke Practical selanjutnya :
1. Klik toolbar System, lalu klik End practical;
2. Kemudian memulai kembali dengan mengklik toolbar Practical selanjutnya;
3. Untuk berhenti, klik toolbar System, lalu klik Quit.
4.2. Percobaan Sistem Teleponi
4.2.1. Switch Hook
1. Tekan tombol pada bagian handset
2. Lihat perubahan yang terjadi pada bagian switch dan baca nilai yang tertera
pada ammeter.
4.2.2. Operasi Papan Tombol
1. Set telepon pada posisi TONE
2. Jaga posisi off hook pada telepon, pastikan posisi line current control berada
pada tengah-tengah atau dalam posisi normal
3. Tekan tombol pada keypad. Perhatikan sinyal pada saluran yang tertera pada
osiloskop.
30
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
---o0o---
31
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
MODUL 6
PULSE CODE MODULATION DAN TIME DIVISION
MULTIPLEXING
1. TUJUAN
Setelah mengikuti praktikum ini, Saudara diharapkan dapat :
1) Mengenal prinsip pengkodean dijital dan transmisi pada sistem audio dijital.
2) Mengenal prinsip-prinsip pengubahan sinyal analog menjadi dijital dalam PCM.
3) Mengenal teknik jalur jamak berdasarkan waktu (TDM).
2. DASAR TEORI
Sinyal yang ditransmisikan akan mengalami penurunan kualitas. Penurunan kualitas
ini disebabkan oleh adanya hal-hal, antara lain redaman, derau (noise), dan interferensi.
Dampak penurunan kualitas sinyal dapat dikurangi dengan merubah sinyal analog ke bentuk
dijital karena lebih tahan terhadap noise dan redaman. Pengubahan bentuk sinyal analog
menjadi dijital dilakukan melalui tiga tahapan proses yaitu pencuplikan(sampling), kuantisasi,
dan pengkodean (coding).
Sampling adalah metode untuk mencacah/mencuplik gelombang analog dengan
menggunakan pulsa diskrit sebagai pencupliknya. Sampling merupakan metode yang
digunakan dalam mentransmisi sinyal analog dalam bentuk sinyal dijital. Gelombang analog
dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut.
(5.1)
Frekuensi sampling yang biasanya digunakan pada proses dijitalisasi sinyal suara
adalah 8 KHz untuk teleponi dijital. Secara matematis sampling dapat dianalogikan sebagai
suatu hasil perkalian sinyal yang dicuplik dengan sinyal yang mencuplik. Pulse Amplitude
Modulation mengkonversi sinyal analog menjadi sekumpulan pulsa yang memiliki amplitudo
yang berbeda. Pada sistem transmisi telepon modern, amplitudo pulsa tersebut dikonversi
menjadi kode biner. Proses pengubahan tersebut dinamakan Pulse Code Modulation
(PCM).
32
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
(a)
(b)
Gambar 5. 1. (a) Proses pencuplikan sinyal analog, dan (b) Hasil pencuplikan sinyal analog.
33
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
Nama Alat
Jumlah
1.
2.
3.
Perangkat komputer
34
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
4. PROSEDUR PERCOBAAN
4.1.Pencuplikan
1. Ikuti petunjuk umum. Setelah mengklik toolbar practical, klik basic sampling;
2. Atur frekuensi osiloskop 1 menjadi sekitar 800 Hz dengan output VPP adalah 2
Volt. Ukuran tampilan dan osiloskop dapat diubah dengan menggunakan menu
Option;
3. Amati bentuk gelombang pada osiloskop 1, clock, gelombang sampel, dan
keluaran pada low pass filter;
4. Ubah waktu sample dengan menggunakan menu option ke . Amati bentuk
gelombang yang terjadi;
5. Ulangi langkah 3 dengan mengubah waktu sample menjadi 1/8;
6. Ulangi langkah 1-3 untuk frekuensi 500 dan 2 kHz.
4.2.Kuantisasi
1. lkuti petunjuk umum. Setelah mengklik toolbar Practical, klik Quantization;
2. Atur tegangan sehingga menjadi 0 (nol) menggunakan pengendali DC Test
Linear pada workboard dan kalibrasi kembali untuk mendapatkan hasil yang
akurat;
3. Atur tegangan masukan menjadi 1 V, amati keluaran dijitalnya;
4. Ulangi untuk nilai masukan sebesar 2 V dan tegangan maksimum hingga
tampilan dijital tidak berubah. Amati keluaran dijitalnya;
5. Ulangi untuk 1 V dan 2 V dan untuk minimum.
6. Amati perubahan kode pada tegangan nol.
4.3.Derau Kuantisasi
1. Ikuti petunjuk umum. Setelah mengklik toolbar Practical, lalu klik Quantisation
noise;
2. Set frekuensi pada 300 Hz dan amplitudo tegangan (peak) 0.2 Volt dengan
menggunakan pengendali Fine control;
3. Set resolusi pada 4 bit , lewat menu Option;
4. Amati keluaran dijitalnya (tespoint 7) serta hasil filter keluarannya (testpoint 8);
5. Ulangi untuk resolusi bit-bit yang berbeda;
6. Gunakan spectrum analyzer untuk melihat output.
35
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
36
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
MODUL 7
MODULASI DIJITAL
1. TUJUAN
Setelah mengikuti praktikum ini, Saudara diharapkan dapat :
1) Mengenal jenis teknik modulasi dijital.
2) Mengamati modulasi dan demodulasi ASK.
3) Mengamati modulasi FSK.
2. DASAR TEORI
Modulasi adalah proses penumpangan sinyal informasi
terhadap frekuensi
pembawa yang memiliki frekuensi lebih tinggi. Pada umumnya sumber informasi berbentuk
sinyal analog. Untuk mengefektifkan transmisi maka pada modulasi dijital informasi harus
dalam bentuk dijital. Modulasi dijital sebetulnya adalah proses mengubah-ubah karakteristik
dan sifat gelombang pembawa (carrier) sedemikian rupa sehingga bentuk hasilnya memiliki
ciri-ciri dari bit (0 atau 1) yang dikandungnya.
H al yang menjadi masalah besar dalam pentransmisian informasi adalah saat
transmitter dan receiver dipisahkan oleh free space, dimana sinyal sinyal yang dikirim
transmitter akan mengalami distorsi dan noise sehingga menyebabkan error pada informasi
yang akan diterima. Sistem komunikasi dijital digunakan untuk meminimalisasi efek yang
terjadi di kanal, maksimalisasi transfer rate,dan keakuratan transmisi informasi.
Keuntungan sistem komunikasi dijital yaitu:
a. Terjadinya interferensi yang sangat kecil;
b. Tahan terhadap noise;
c. Dapat mengoreksi terjadinya error;
d. Mudah untuk memanipulasi;
e. Mudah untuk diproses dan multipleksing.
37
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
TRANSMITTER
Analog
Signal
ADC
Source
Encoder
Encryption
and
Scrambling
Digital
carrier
Modulatio
n
Channel
Encoder
Line
Code
r
Bandpass Channel
(Carrier
Transmission)
Low-Pass Channel
(Baseband
Transmission)
Baseband
Bandpass
Lowpass
Dem
odula
tor
Channel
Encoder
Baseband
Processing
Regenerator
Source
Encoder
DAC
Analog Signal
RECEIVER
Line Decoder
38
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
coding
berguna
kompatibilitasnya dengan
untuk
channel
memproses
aliran
yang digunakan.
data
untuk
menjamin
Channel coding
dapat
mengontrol jumlah eror pada aliran data dengan menambah bit ekstra pada data
yang sudah di-source code secara sistematis
6. Dijital Carrier Modulator dan Demodulator
Modulasi dijital adalah proses dimana simbol-simbol dijital diubah menjadi
gelombang yang kompatibel dengan karakteristik channel.
7. Communication Channel
Channel merupakan jalur elektris antara sumber dan tujuan. Channel dapat berupa
kawat, link radio, link telepon dan lain sebagainya. Tidak ada channel yang ideal.
Semua channel mempunyai bandwidth yang terbatas dan sinyal informasi sering
mengalami distorsi amplitudo dan fasa saat melewatinya. Selain itu terdapat distorsi,
39
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
noise serta interferensi yang sulit dihindari sehingga menyebabkan error pada sinyal
dijital yang diterima.
Pada dunia telekomunikasi dikenal dua macam sistem transmisi yaitu baseband dan
bandpass. Sistem transmisi baseband adalah sistem transmisi yang melakukan transmisi
tanpa melakukan translasi frekuensi (modulasi) sebelumnya. Untuk meningkatkan akurasi
sistem, dilakukan line coding. Line code tersebut harus dipilih secara teliti agar sesuai
dengan karakteristik channel. Terdapat berbagai bentuk teknik line coding diantaranya Non
Return to Zero (NRZ), Return to Zero (RZ), Manchester, Alternate Mark Inversion (AMI),
HDB3 dll. Media transmisi pada sistem baseband dapat berupa coaxial cable dan biasa
digunakan dalam jaringan lokal berskala kecil.
Sistem transmisi bandpass merupakan sistem transmisi yang sudah mengalami
modulasi, yaitu sinyal informasi (diskrit) memodulasi sinyal pembawa(kontinu). Sebelum
dimodulasi menggunakan teknik modulasi dijital maka sinyal informasi harus berbentuk data
dijital. Oleh karena itu, sinyal informasi yang masih berupa analog harus dikonversi dulu
dengan menggunakan ADC (Analog to Digital Converter). Terdapat berbagai macam teknik
modulasi dijital diantaranya ASK (Amplitude Shifted Keying), FSK (Frequency Shifted
Keying) dan PSK (Phase Shifted Keying). Dikenal juga teknik modulasi QAM (Quadrature
Amplitude Modulation) yang merupakan kombinasi antara ASK dan PSK.
Amplitude Shift Keying (ASK) merupakan modulasi dijital yang berdasar pada
pergeseran amplitudo. Pada ASK, dua nilai biner diwakili oleh dua amplitudo sinyal
pembawa, pada umumnya salah satu amplitudo adalah nol untuk mewakili biner 0,
sedangkan biner 1 diwakili oleh adanya sinyal pembawa dengan amplitudo yang konstan.
s(t)= {
A cos(2 ft )
0
Biner 0
Biner 1
(6.1)
Pada Gambar 6.2 ditampilkan bentuk sinyal dijital setelah melalui modulasi ASK.
40
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
metode
ASK
adalah
bit
rate
yang
dihasilkan
lebih
besar.
Kekurangannya adalah untuk menentukan level acuan yang dimilikinya, setiap sinyal yang
terdapat pada saluran transmisi jarak jauh selalu dipengaruhi oleh noise dan distorsi lainnya.
Oleh karena itu, metode ASK hanya menguntungkan bila dipakai untuk transmisi jarak dekat
saja. Dalam hal ini faktor noise atau gangguan juga harus diperhitungkan dengan teliti.
Frequency
Shift
Keying
(FSK)
merupakan
modulasi
sinyal
dijital
dengan
menggunakan penggeseran frekuensi sesuai dengan nilai sinyal dijital.FSK mewakili dua
nilai biner dengan dua buah frekuensi yang letaknya berdekatan dengan frekuensi tengah,
seperti persamaan berikut :
s(t)={
dengan
dan
A cos(2 f1t )
A cos(2 f 2t )
Biner 1
Biner0
(6.2)
dengan suatu selisih frekuensi tertentu. Pada proses ini frekuensi gelombang carrier
berubah-ubah sesuai perubahan biner sinyal informasi dijital. Pada Gambar 6.3 ditampilkan
bentuk sinyal dijital setelah melalui modulasi FSK.
41
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
42
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
Nama Alat
Jumlah
1.
2.
3.
Perangkat komputer
4. PROSEDUR PERCOBAAN
4.1.Prosedur Umum Percobaan
Prosedur kerja umum dilakukan pada saat mulai menggunakan software Feedback.
1. Dari menu utama untuk mengetahui tugas yang akan dilakukan, klik icon
perangkat lunak pada desktop;
2. Pilih System;
3. Pilih Index;
4. Klik assignment sesuai dengan praktikum Saudara;
5. Klik toolbar Practical sesuai dengan practical yang sedang Saudara lakukan.
Jika akan melanjutkan ke Practical selanjutnya :
1. Klik toolbar System, lalu klik End practical;
2. Kemudian memulai kembali dengan mengklik toolbar Practical selanjutnya;
3. Untuk berhenti, klik toolbar System, lalu klik Quit.
4.2. Percobaan Amplitude Shift Keying (ASK)
1. Atur semua potensiometer workboard pada posisi tengah;
2. Atur MS bit switch <7> dan LS bit switch <8> sesuai dengan data bit word
yang dibutuhkan.
3. Amati
sinyal
di
setiap
titik
menggunakan
osciloscope
dan
43
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
sinyal
di
setiap
titik
menggunakan
osciloscope
dan
44
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
MODUL 8
FILTER FIR
1. TUJUAN
Setelah mengikuti praktikum ini, Saudara diharapkan dapat :
1) Mengerti tentang pemrosesan sinyal dijital dan aplikasinya
2) Mengerti konsep filter
3) Merancang filter FIR sederhana
2. DASAR TEORI
Filter dijital adalah suatu prosedur matematika atau algoritma yang mengolah sinyal
masukan dijital dan menghasilkan isyarat keluaran dijital yang memiliki sifat tertentu sesuai
dengan tujuan filter. Penggunaan filter ini banyak dan luas sekali. Sebagian besar aplikasi
pemrosesan sinyal menggunakan filter. Pada pengolahan sinyal dijital, filter yang didesain
adalah filter dijital. Filter dijital dapat dibagi menjadi dua yaitu Filter Dijital IIR (infinite impulse
response) dan FIR (finiteimpulse response). Pembagian ini berdasarkan pada tanggapan
impuls filter tersebut. FIR memiliki tanggapan impuls yang panjangnya terbatas, sedangkan
IIR tidak terbatas. FIR tidak memiliki pole, maka kestabilan dapat dijamin sedangkan IIR
memiliki pole-pole sehingga lebih tidak stabil. Pada filter dijital orde tinggi, kesalahan akibat
pembulatan koefisien filter dapat mengakibatkan ketidakstabilan.
Secara umum filter dibagi menjadi :
a. Finite Impulse Response (FIR)
Formula FIR dapat dilihat sebagai berikut:
N 1
(7.1)
k 0
45
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
(7.2)
k 0
Operasi dasar yang digunakan pada pemrosesan sinyal hanya berupa perkalian dan
penjumlahan sederhana saja. Namun demikian, kedua operasi yang dilakukan ini sangat
banyak jumlahnya, sehingga untuk menerapkannya dalam aplikasi diperlukan suatu
prosesor yang sangat cepat dalam melakukan perhitungan matematis. Untuk itulah didesain
suatu mikroprosesor yang bekerja khusus untuk memproses sinyal dijital yang disebut
Digital Signal Processor (DSP).
FIR filter berfungsi untuk mengoperasikan real-time digital filter pada DSP.
Dinamakan finite atau terbatas dikarenakan tidak ada feedback pada jenis filter ini. Tidak
ada feedback dikarenakan nilai sampel suatu sinyal dibatasi sampai nilai
banyaknya sampel tergantung dari banyaknya nilai koefisien
sehingga
penggunaan FIR filter meliputi penggunaan dari ADC dan DAC yang terintegrasi dengan
DSP board. ADC berfungsi untuk menangkap dan merubah sinyal menjadi bentuk diskrit,
sedangkan DAC berfungsi merubah kembali sinyal menjadi analog.
Secara umum suatu FIR didefinisikan oleh suatu impulseresponses,
, dengan
adalahi koefisien filter seperti terdapat pada Gambar 3. Nilai dan jumlah koefisien filter
ditentukan oleh spesifikasi filter yang diinginkan. Secara manual suatu nilai dan jumlah
koefisien filter dapat dicari dengan berbagai metode yang memanfaatkan konsep
discretefouriertransform dan teknik windowing.
46
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
dengan
Salah satu alat yang dapat mensimulasikan pemrosesan sinyal dijital adalah
menggunakan DSK TMS320C6713. DSK TMS320C6713 adalah salah satu tipe C6000 yang
dapat bekerja pada fixed-point maupun floating-point. Tetapi, DSP ini masih berupa starter
kit, yaitu suatu platform yang dapat mensimulasikan DSP C6713 yang sebenarnya. DSK tipe
ini lebih ditujukan untuk keperluan edukasi, penelitian, serta evaluasi. Namun, hasil dari
aplikasi yang kita buat di DSK tipe ini sangat mungkin untuk diterapkan pada DSP C6713
yang sebenarnya.
Texas Instruments mengeluarkan beberapa seri DSP board untuk pengaplikasian
procesor DSP dengan biaya yang murah, salah satunya adalah DSP board seri DSK
TMS320C6713. Pada dasarnya board ini dikembangkan sebagai low-cost platform yang
memiliki high performance, untuk lebih memudahkan pembelajaran pemrosesan sinyal dijital
bagi semua orang. Pada DSP board ini sudah diintegrasikan komponen-komponen yang
berhubungan dengan pemrosesan sinyal dengan menggunakan DSP (Digital Signal
Processor). Komponen yang ada dalam board sifatnya statis secara hardware, namun dapat
diprogram dengan menggunakan software Code Composer Studio. Pada Gambar 1 dan
Gambar 2 ditampilkan tampilan dan blok diagram DSK TMS320C6713.
47
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
CPLD berisi register-register yang berfungsi untuk mengatur fitur-fitur yang ada
pada board. Pada DSK C6713, terdapat 4 jenis register CPLD, yaitu:
USER_REG Register untuk mengatur switch dan LED sesuai yang diinginkan
user.
VERSION Register untuk indikasi yang berhubungan dengan versi board dan
CPLD.
3. Flash memory
DSK menggunakan memori flash untuk booting. Pada flash berisi sebuah program
kecil yang disebut POST (Power On Self Test). Program ini berjalan saat DSK
48
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
pertama kali dinyalakan. Program POST akan memeriksa fungsi-fungsi dasar board
seperti koneksi USB, audio codec, LED, switches, dan sebagainya.
4. SDRAM
Memori utama yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan instruksi maupun data.
5. AIC23 Codec
Berfungsi sebagai ADC maupun DAC bagi sinyal yang masuk ke board.
6. Daughter card interface
Konektor-konektor tambahan yang berguna untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi
pada board. Terdapat tiga konektor, yaitu memory expansion, peripheral expansion,
dan Host Port Interface.
7. LED dan Switches
LED dan switches ini merupakan fitur yang dapat membantu dalam membangun
aplikasi karena dapat deprogram sesuai keinginan user.
8. JTAG (Joint Test Action Group)
Merupakan konektor yang dapat melakukan transfer data dengan kecepatan yang
sangat tinggi. Hal ini akan berguna dalam aplikasi real-time.
DSK dapat digunakan untuk banyak hal, mulai dari simulasi komunikasi, sistem
kendali hingga pengolahan gambar dan suara. DSP umumnya digunakan pada aplikasi
komunikasi (seluler). Embedded DSP dapat ditemukan pada cellular phones, fax/modems,
disk drives, radio, printers, hearing aids (alat bantu pendengaran), MP3 player, highdefinition television (HDTV), kamera dijital, dan lain-lain. Penggunaan DSP pada alat-alat
tersebut dapat menurunkan harga produksi, karena DSP dapat diprogram sesuai dengan
kebutuhan, memiliki softaware yang murah dan dukungan hardware yang cukup.
49
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
Nama Alat
Jumlah
1.
DSK TMS320C6713
2.
3.
4.
Mikrofon
5.
Audio Speaker
4. PROSEDUR PERCOBAAN
Secara umum percobaan ini menggunakan perangkat MATLAB Simulink dan CCS
Studio yang diintegrasikan sehingga dapat diprogramkan pada DSK TMS320C6713. Proses
tersebut dinamakan sebagai proses targeting. Untuk perancangan filter dijital sendiri
dilakukan pada Simulink dengan bantuan FDA Tool.
4.1.Targetting Simulink ke DSK TMS320C6713
Secara sederhana, pada proses targetting digunakan SIMULINK dan CCS. Untuk
menghubungkan SIMULINK dengan DSK dibutuhkan Real Time Workshop, Embedded
Target for TI C6000 DSP, dan Link for CCS. Ketiga hal tersebut dapat ditemukan di
SIMULINK dan harus dilakukan pengaturan konfigurasi. Hubungan ketiga hal tersebut
dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.
50
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
51
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
2. Selanjutnya buka blok FDA Tool pada FIR.mdl (tersedia 3 blok FDA Tool dimana
setiap FDA tool akan dikendalikan oleh satu tombol pada DSK). Pada Gambar 7.5
di bawah ini ditampilkan tampilan simulasi FIR filter;
52
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
PERHATIAN!!
MOHON PRAKTIKAN SELALU MEMINTA PENDAMPINGAN ASISTEN DALAM PROSES
TARGETTING AGAR TIDAK TERJADI KEGAGALAN PADA SISTEM DSK.
---o0o---
53
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
MODUL 9
SIMULASI JALUR KOMUNIKASI NIRKABEL
MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK RADIOMOBILE
1. TUJUAN
Setelah mengikuti praktikum ini, Saudara diharapkan dapat :
1) Memahami konsep komunikasi nirkabel.
2) Mempelajari membuat simulasi satu atau lebih jalur radio dengan parameter
yang diubah-ubah dengan perangkat lunak Radio Mobile.
2. DASAR TEORI
Gelombang radio yang berpropagasi di udara akan mengalami beberapa fenomena
fisik yang berbeda, misalnya refleksi, transmisi, difraksi, dan scattering. Lingkungan
propagasi adalah lingkungan geografis di mana gelombang radio merambat dari transmitter
ke receiver. Lingkungan propagasi sangat dipengaruhi oleh parameter-parameter fisik
medium, seperti tekanan, temperatur, kelembapan, indeks refraksi, dan dari database area
geografis tertentu seperti topografi, persebaran vegetasi, jalan, dan gedung. Propagasi
gelombang radio dapat ditentukan dengan pemodelan berbagai mekanisme fisik yang
berbeda, seperti redaman ruang hampa, redaman atmosfer, redaman akibat vegetasi, dan
lain-lain.
Mode propagasi gelombang radio yang paling sederhana adalah propagasi radio
pada jalur line-of-sight karena sinyal gelombang mikro tidak dapat diblok oleh gedung atau
lembah. Untuk melakukan transmisi harus dihindari adanya penghalang atau kemiringan
bumi, sehingga jika posisi antar gedung terhalang, maka diperlukan menara untuk
menempatkan antena lebih tinggi lagi, agar tetap dalam posisi saling melihat (line of sight).
Secara umum, propagasi dikatakan line-of-sight jika tidak terdapat akibat-akibat
difraksi gelombang, hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat obstacle daerah first Fresnel
ellipsoid.
Pada Gambar 8.1 di bawah ini ditunjukkan model sederhana analisa jalur
54
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
dan
(8.2)
Langkah pertama untuk membuat sistem nirkabel adalah membuat rancangan dan
simulasi kerja sistem. Salah satu alat untuk merancang dan menyimulasi sistem nirkabel
adalah perangkat lunak Radio Mobile.
Radio Mobile adalah sebuah perangkat lunak yang dikembangkan oleh Roger Coud
untuk para pelaku radio amatir. Radio Mobile menggunakan model digital daerah ketinggian
untuk perhitungan cakupan dan kekuatan sinyal yang diterima di berbagai tempat di
sepanjang jalur radio. Radio Mobile secara otomatis membangun profil antara dua titik di
peta digital yang menunjukkan cakupan wilayah dan zona Fresnel pertama. Pada saat
simulasi, perangkat lunak ini akan memeriksa line-of-sight dan menghitung path loss.
Dengan menggunakan Radio Mobile, sangat mungkin untuk dibuat jaringan dari beberapa
topologi yang berbeda, termasuk jaringan master/slave, point-to-point, dan point-tomultipoint. Perangkat lunak ini dapat digunakan untuk menghitung wilayah cakupan dari
base stasion pada sebuah sistem point-to-multipoint, bekerja untuk sistem yang memiliki
frekuensi dari 100 kHz sampai 200 GHz.
55
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
Nama Alat
Jumlah
1.
2.
Perangkat komputer
4. PROSEDUR PERCOBAAN
4.1.Sistem Radio Titik ke Titik
1. Buka perangkat lunak Radio Mobile (rmweng.exe);
2. Buka Map properties (F8), pilih nama kota dengan Select a city name atau
masukkan posisi (lattitude dan longitude) kota tersebut dan pilih berapa ukuran
pengambilan gambar (Size height);
3. Buka Network properties (ctrl N), lalu buka System. Buat sistem yang diinginkan.
Atur parameter-parameter dari sistem tersebut;
4. Buka Unit properties (ctrl U), tempatkan unit sesuai lokasi yang diinginkan;
5. Buka Network properties, lalu buka Membership, tentukan sistem yang digunakan
untuk masing-masing unit;
6. Untuk menampilkan semua unit pada peta, klik View, lalu klik Show networks, lalu
klik All;
7. Hitung link budget untuk link tersebut dengan cara klik Tools, lalu klik Radio link
(F2). Dapat juga menampilkan detail keluaran dari simulasi. (Tools Radio link
view details);
8. Ubah parameter-parameternya, misal tinggi antena, unit yang menjadi TX/RX.
Silakan Saudara analisa!
4.2. Pengulang pada Sistem Radio Titik ke Titik
1. Buka perangkat lunak Radio Mobile (rmweng.exe);
2. Buka Map properties (F8), pilih nama kota dengan Select a city name atau
masukkan posisi (lattitude dan longitude) kota tersebut dan pilih berapa ukuran
pengambilan gambar (Size height);
56
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
3. Buka Network properties (ctrl N), lalu buka Parameters. Buat paramater yang
diinginkan. Atur parameter-parameter dari parameter tersebut;
4. Pilih System. Buat dua sistem (repeater dan hand held) yang diinginkan. Atur
parameter-parameter dari parameter tersebut;
5. Pilih Membership.
Untuk repeater :
---o0o---
57
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
MODUL 10
SIMULASI AKSES RADIO KOMUNIKASI NIRKABEL
MENGGUNAKAN PERANGKAT MINILINKTM
1. TUJUAN
Setelah mengikuti praktikum ini, Saudara diharapkan dapat :
1) Memahami jenis dan fungsi komponen-komponen yang ada pada perangkat
MINI-LINKTM.
2) Memahami cara melakukan pemindaian frekuensi dan penyelesaian masalah
saat kejadian gagal koneksi trafik pada perangkat MINI-LINKTM.
3) Memahami prinsip rugi daya propagasi menggunakan perangkat MINI-LINKTM.
2. DASAR TEORI
Ericsson adalah perusahaan yang telah mempunyai pengalaman di bidang teknologi
microwave selama lebih dari empat puluh tahun dan pengalaman di bidang telekomunikasi
selama lebih dari 130 tahun. Prestasi Ericsson pada beberapa waktu terakhir adalah
Ericsson merupakan perusahaan pertama yang telah berhasil mendemonstrasikan secara
langsung kecepatan 2,5 Gbps melalui udara dan juga yang pertama yang memperkenalkan
produk komersial dengan modulasi 512 QAM.
MINI-LINKTM diproduksi oleh Ericsson di pabriknya sendiri yang berada di Swedia.
Pabrik Ericsson tersebut merupakan pabrik yang mempunyai fasilitas produksi perangkat
gelombang mikro terbesar di dunia. Ericsson telah mempunyai pengalaman yang luas
tentang MINI-LINKTM mulai dari perencanaan hingga pembangunan jaringan MINI-LINKTM di
seluruh dunia. MINI-LINKTM merupakan perangkat teknologi transmisi microwave yang
paling banyak digunakan di seluruh dunia.
Pada edisi microwave MINI-LINKTM ini, Ericsson mengeluarkan beberapa tipe
microwave, yaitu Mini Link CN, Mini Link E, Mini Link LH, dan Mini Link TN. Hal tersebut
terdapat pada Ericsson MicrowavePortrofolio pada edisi MINI-LINKTM nya seperti terlihat
pada Gambar 2 di bawah ini.
58
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
lingkungan
yang
sulit
dijangkau.
Terutama
di
Indonesia,
kondisi
lingkungan seperti ini tepat jika menggunakan teknik transmisi berbasis radio
(microwave).
b. Pengimplementasian
yang
tidak
membutuhkan
waktu
cukup
lama.
Untuk
Tingkat reliabilitas sistem yang tinggi, fleksibel, dan dapat digunakan sebagai
scalable connection untuk cadangan (back-up) jaringan backbone fiber optic. Perlu
diketahui, pada jaringan transmisi, kawat tembaga dirasa sudah tua dan tidak terupgrade. last mile loops often have less than four nines reliability.
Selain alasan-alasan di atas, terdapat alasan khusus mengapa teknologi transmisi
59
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
proses instalasi jaringan yang cepat, digunakanlah tenologi transmisi microwave. Biasanya,
proses instalasi microwave membutuhkan waktu 2 hingga 3 hari.
Beberapa aplikasi yang memanfaatkan MINI-LINKTM adalah jaringan mobile,
transmisi dari suatu perusahaan ke operator, jaringan transmisi pada pemerintahan dan
militer, dan jaringan backbonemicrowave. Pada Gambar 3 ditampilkan beberapa aplikasi
MINI-LINKTM.
60
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
MMU (Modem Unit). RAU dapat disambungkan dengan sebuah antena yang
mempunyai band width lebar pada sebuah sistem yang terintegrasi maupun
terpisah. RAU terhubung ke antena melalui interface waveguide. Pelepasan dan
penggantian RAU dapat dilakukan tanpa mempengaruhi pengarahan antena.
Pada Gambar 9.3 ditampilkan
2) Antena
Antena microwave yang terdapat pada MINI-LINKTM memiliki variasi diamater
antara 0,2 m sampai dengan 3,7 m, dan terdiri dari polarisasi tunggal dan
polarisasi ganda. Semua antena adalah compact, atau dengan kata lain low
profile. Pada Gambar 9.4 ditampilkan antena microwave MINI-LINKTM.
61
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
Gambar 9. 5. Antena yang dipasang secara terpisah dengan RAU (a) dan
antena yang terpasang secara terintegrasi dengan RAU (b) pada MINI-LINKTM
Tabel 9. 2. Spesifikasi antena yang digunakan pada MINI-LINKTM
62
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
63
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
Perlu diketahui, susunan modul-modul yang tepasang pada AMM harus sesuai
dengan ketentuan seperti terlihat pada Gambar 9.7. Jika hanya satu MMU yang
terpasang, maka MMU tersebut harus diletakkan di slot kedua (kedua dari atas).
64
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
65
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
66
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
67
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
Gambar 9. 14. Berbagai jenis coaxial connector yang digunakan pada perangkat MINILINKTM
3) Grounding Cable & Grounding Bar
Grounding cable&grounding bar merupakan perangkat grounding yang
bertujuan untuk proteksi jika terdapat arus berlebih. Pada Gambar 9.15 ditanpilkan
grounding bar.
68
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
5) LSA
LSA merupakan tempat koneksi kabel traffic. Pada Gambar 9.17
ditampilkan tampilan LSA.
6) Rak 19 inchi
Rak 19 inchi digunakan sebagai tempat untuk meletakkan modul-modul,
catu daya, distribusi daya DC, DDF panel, dan sebagainya. Pada Gambar 9.18
ditampilkan rak 19 inchi.
69
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
8) Dummy Unit
Dummy unit digunakan jika terdapat slot yang kosong pada AMM. Dummy
unit diperlukan sebagai perangkat yang esensial untuk me-maintain pendinginan
udara yang ada di dalam AMM. Dummy unit terdiri dari berbagai ukuran seperti
terlihat pada Gambar 9.20.
70
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
2) Mini-Link Craft
Nama Alat
Jumlah
1.
Perangkat MINI-LINK E
2.
Perangkat MINI-LINK TN
3.
4.
Insertion tool
5.
Perangkat komputer
4. PROSEDUR PERCOBAAN
4.1.Penyelesaian Masalah Saat Kejadian Gagal Koneksi Trafik
1. Buka perangkat lunak MSM;
2. Cabut dan koneksikan kabel traffic Mini-Link E. Amati tampilan alarm pada
MSM.
4.2.Pemindaian Frekuensi
1. Buka perangkat lunak MSM;
2. Kilk Setup lalu pilih Hop Setup pada Iuia;
3. Ubah-ubah frekuensi yang terdapat pada tampilan Hop Setup
71
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
Departemen Teknik Elektro FTUI
Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
---o0o---
72