html
FISIKA ESBACH
Selasa, 24 April 2012
CARA MENGATASI MISKONSEPSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA
A.
B.
Dalam Fisika, kerja (W) sama dengan gaya (F) kali jarak (s). Jika suatu
gaya (F) bekerja pada suatu objek dan objek itu tidak bergerak dalam
suatu jarak tertentu (s), maka tidak ada kerja (W). Di sini
beberapa peserta didik berpikir bahwa di situ ada kerja (W). Mereka
sulit mengerti mengapa jika seseorang mendorong suatu kereta
dengan banyak energi, ia tidak membuat kerja. Mereka berpikir bahwa
jika seseorang membuat aktivitas dengan suatu energi ia membuat
suatu kerja, gagasan ini bertentangan dengan prinsip Fisika yang
diterima.
Beberapa peserta
didikmengalami
kesulitan
untuk
memahami konsep kekekalan energi. Mereka mengalami dalam hidup
mereka bahwa jika mereka mengendarai mobil atau sepeda motor
cukup lama, bensinnya akan habis. Jika mereka bekerja giat, mereka
akan lelah kehabisan tenaga. Bagaimana mungkin dapat dikatakan
bahwa energinya tetap/kekal?" demikian mereka menyangsikan.
Beberapa peserta didik mengatakan bahwa jika dua kereta dengan
kecepatan yang sama tetapi arahnya berlawanan bertumbukan,
mereka akan berhenti karena kecepatan totalnya menjadi nol. Mereka
lupa bahwa kekekalan momentum membutuhkan resultan momentum
(mv) = 0. Maka jika massanya berbeda, mereka tidak akan berhenti
langsung (Suparno, 1998:18).
Sewaktu mempelajari energi kinetik, beberapa peserta didik SMA
masih mempunyai gagasan yang keliru tentang besarnya energi kinetik
suatu benda bila kecepatannya ditambah. Mereka menjelaskan, energi
kinetik suatu benda yang kecepatannya ditambah tiga kali lipat, maka
energi kinetiknya juga akan menjadi tiga kali lipat. Mereka tidak
melihat secara cermat rumusan energi kinetik. Dalam rumusan itu, bila
kecepatannya menjadi 3 kali lipat, maka energi kinetiknya akan
menjadi 9 kali lebih besar karena ada unsur kuadrat.
C.
Penyebab Miskonsepsi
2.
3.
Sebab Khusus
Peserta Didik
Prakonsepsi,
pemikiran
asosiatif,
pemikiran
humanistik, reasoning yang tidak lengkap, intuisi
yang salah, tahap perkembangan kognitif peserta
didik, kemampuan peserta didik, minat belajar
peserta didik.
Guru
Buku Siswa
Konteks
Metode
mengajar
Selain penyebab yang diuraikan pada tabel 2.1, Masril dan Nur Asma
(2002) masih menyebutkan satu penyebab lagi, yaitu kurangnya
pengetahuan dari peserta didik.
Miskonsepsi disebabkan oleh bermacam-macam hal. Secara umum
dapat disebabkan oleh peserta didik sendiri, guru yang mengajar,
konteks pembelajaran, cara mengajar dan buku teks. Penyebab dari
peserta didik beranggapan seperti itu, ada baiknya peta konsep itu
digabungkan dengan wawancara klinis.
Dalam wawancara itu peserta didik diminta mengungkapkan gagasangagasannya, dan mengapa ia punya gagasan tersebut. Menurut
Feldsine, miskonsepsi dapat diidentifikasi dengan mudah oleh guru dari
peta konsep peserta didik dan dapat dibantu dengan interviu peserta
didik, mengapa ia mempunyai miskonsepsi itu. Dalam interviu itu si
peneliti dapat mengerti lebih baik mengapa peserta didik mempunyai
miskonsepsi dan membantu untuk mengatasinya.
Dalam peta konsep peserta didik mempunyai miskonsepsi tentang
gaya dapat menimbulkan: perubahan bentuk, panjang arah,
dan percepatan. Padahal yang benar, kecepatan bukan percepatan
yang ditimbulkan oleh gaya tersebut.
2)
Wawancara Diagnosis
diajarkan. Dari diskusi di kelas itu dapat dideteksi juga apakah gagasan
mereka itu tepat atau tidak. Dari diskusi itu, guru dapat mengerti
konsep-konsep alternatif yang dipunyai peserta didik. Cara ini lebih
cocok digunakan pada kelas yang besar, dan juga sebagai penjajakan
awal. Yang perlu diperhatikan oleh guru adalah membantu agar setiap
peserta didik berani bicara mengungkapkan pikiran mereka tentang
persoalan yang dibahas.
6)
Sebab Khusus
Cara Mengatasi
Prakonsepsi,
Dihadapkan
kenyataan
Pemikiran asosiatif,
Dihadapkan
pada
kenyataan dan peristiwa
anomali
Pemikiran humanistik,
Tahap
siswa,
perkembangan
kognitif
Guru
pada
Dihadapkan
pada
kenyataan dan anomali
Dilengkapi;
dihadapkan
pada kenyataan
Dihadapkan
pada
kenyataan; anomali dan
rasionalitas
Diajar
sesuai
level
perkembangan;
mulai
dengan
yang
konkret,
baru
kemudian
yang
abstrak
Dibantu
proses
pelan-pelan,
Belajar lagi
Harusnya
ilmunya
sesuai
bidang
Buku Siswa
Penjelasan keliru,
Salah
tulis
rumus,
terutama
dalam
terlalu
Konteks
cara
Dibenarkan
Dikoreksi
Dihadapkan
pada
pengalaman baru sesuai
dengan konsep fisika
Dijelaskan
perbedaan
dengan contoh
Mengungkapkan
yang dikritisi guru
hasil
Dijelaskan perbedaannya
Hanya
berisi
menulis,
ceramah
Langsung
ke
matematika,
dalam
bentuk
Tidak
miskonsepsi,
mengungkapkan
Guru
memeberi
kesempatan peserta didik
mengungkapkan gagasan
yang
Dikoreksi
cepat
dan
ditunjukkan salahnya
Ditunjukkan kemungkinan
salah konsep
Model
analogi
kurang tepat,
dipakai
Model demonstrasi/Praktikum,
Model diskusi
ke
TwitterBerbagi
Mengenai Saya
2012 (3)
April (3)
Apr 24 (1)
CARA
AmRyeAnThY
MENGATASI
Sulawesi
MISKONSEPSI Makassar,
Selatan,
Indonesia
DALAM
PEMBELAJARA Lihat profil lengkapku
N FISI...
Apr 25 (1)
Apr 27 (1)
2015 (1)
ke