Anda di halaman 1dari 7

BANDUNG-NET: Jaringan Komputer Terbesar di Indonesia

Onno W. Purbo
Dalam era globalisasi yang bertumpu pada kekuatan informasi, tidak
dapat disangkal lagi keberadaan jaringan komputer antara berbagai lembaga /
institusi di Indonesia sifatnya sangat strategis. Dengan menggunakan jaringan
komputer proses link & match maupun transfer teknologi dapat dilakukan
secara efisien dan efektif tanpa terikat pada dimensi ruang & waktu. Proses ini
jauh lebih efisien dibandingkan mengadakan seminar / forkom secara
konvensional yang sangat terikat pada dimensi ruang & waktu.
Berdasarkan pemikiran di atas, selama satu tahun belakangan ini, di
motori

oleh

KBK

Jaringan

Komputer

PAU

Mikroelektronika

ITB

yang

bekerjasama dengan beberapa lembaga / organsasi yaitu INKOM-LIPI, HME-ITB,


ARC-ITB telah berhasil mengoperasikan sebuah sebuah jaringan komputer
yang bertumpukan teknologi packet radio di wilayah Bandung. Jaringan
komputer

BANDUNG-NET

merupakan

bagian

dari

jaringan

komputer

Paguyuban yang lebih luas lagi dan mengkaitkan berbagai lembaga seperti
tampak pada gambar. Terlihat dari gambar bahwa BANDUNG-NET merupakan
komponen terbesar dari jaringan komputer Paguyuban yang mengkaitkan
berbagai universitas di Indonesia seperti ITB, UI, UGM, ITENAS. Maupun
berbagai lembaga penelitian dan industri, antara lain, LAPAN, LIPI, BPPT, PT.
INTI, PT. LEN Industri, PT. ATW, PT. USI/IBM dan masih banyak lagi. Pada
kenyataannya BANDUNG-NET barangkali merupakan jaringan komputer yang
paling rumit di Indonesia yang untuk pertamakalinya mengintgrasikan

berbagai Local Area Network (LAN) berbasis Novell dan UNIX menjadi satu
kesatuan dalam wilayah yang luas menggunakan media komunikasi jarak jauh
packet radio berdasarkan protokol komunikasi TCP/IP.
Teknologi inti jaringan komputer yang kami gunakan adalah open sistem
TCP/IP

menggunakan

media

komunikasi

jarak

jauh

radio

sehingga

memungkinkan pengembangan jaringan dengan biaya yang sangat murah


dibandingkan menggunakan media komunikasi lainnya. Di samping itu,
teknologi jaringan komputer radio sifatnya terbuka sehingga memudahkan kita
untuk mempelajari teknologi yang ada. Bahkan beberapa penelitian yang
dilakukan oleh organisasi yang terkait ke jaringan telah menghasilkan
beberapa prototipe peralatan maupun perangkat lunak yang dapat dibuat
sendiri di Indonesia. Beberapa perangkat lunak bahkan dapat diperoleh secara
cuma-cuma dari kami untuk membantu pengembangan lebih lanjut jaringan.
Secara teknologi, perangkat packet radio sangat sederhana bahkan siswa
SMP / SMA sebetulnya dapat mebuat sendiri peralatan yang dibutuhkan
sebagai bagian dari pelajaran prakarya elektronika. Tentunya akan menarik jika
SMP / SMA terkait dalam jaringan komputer ini sehingga terbuka langsung
untuk berdiskusi dengan para mahasiswa, pengajar perguruan tinggi maupun
peneliti di lembaga penelitian. Hal ini akan merupakan terobosan besar dari
segi penyiapan SDM yang telah digariskan di GBHN 1993.
Adanya fasilitas surat elektronik dan konferensi elektronik di jaringan
komputer yang dikembangkan telah memungkinkan terjadi interaksi antara
lembaga yang terkait terjadi secara aktif. Apalagi dengan adanya kontribusi

dari sdr. Arman Hazairin (ITB) dan sdr. Judhi Prasetyo (ITENAS) yang telah
membantu mengembangkan perangkat lunak untuk mempermudah jalannya
konferensi elektronik sangat membantu jalannya konferensi elektronik yang
kami jalankan di jaringan komputer ini. Proses pengembangan yang kami
lakukan umumnya banyak bertumpu dengan fasilitas konferensi elektronik
maupun

surat

elektronik.

Dengan

adanya

fasilitas-fasilitas

ini,

proses

pengembangan dapat dilakukan oleh beberapa orang sekaligus tanpa terikat


pada dimensi ruang dan waktu. Konsep link & match yang baru-baru mulai
didengungkan sebetulnya telah lama kami lakukan di jaringan komputer
Pabuyuban ini, bahkan barangkali jauh lebih efisien daripada penggunaan
Forkom-Forkom konvensional yang selama ini dilakukan untuk proses link &
match. Jelas bahwa forkom elektronis jauh lebih ekonomis dan efisien
dibandingkan dengan forkom konvensional yang sering dilakukan.
Konsep link & match dalam jaringan komputer bahkan tidak terikat pada
dimensi ruang yang umumnya membatasi lingkup hubungan pada lembaga /
institusi di dalam negeri. Apalagi dengan adanya hubungan jaringan ke luar
negeri oleh, PUSILKOM-UI menggunakan SLI. Maupun yang cukup revolusioner
oleh kelompok Prof. Dr. Iskandar Alisyahbana yang menggunakan teknologi
Low Earth Orbit (LEO) satelit VITASAT yang memungkinkan hubungan dengan
jaringan komputer InterNet dengan biaya yang sangat murah. Kedua alternatif
saluran ke luar negeri ini terus disempurnakan untuk memperlancar operasi
jaringan komputer Paguyuban yang dikembangkan. Keberadaan hubungan luar
negeri yang sangat murah ini sangat menarik ditinjau dari segi link & match

karena sangat membantu proses transfer teknologi dari luar negeri ke


Indonesia melalui pengiriman informasi-informasi elektronik yang sangat
effisien. Hasilnya, terkaitnya jaringan komputer Sustainable Development
Network (SDN) di bawah United Nation Development Program (UNDP) kedalam
jaringan komputer Paguyuban. Maupun usaha kerjasama untuk mengkaitkan
13 universitas di Indonesia timur oleh United States Information Service (USIS)
dan masih banyak lagi. Semua ini dimungkinkan karena keberadaan jaringan
komputer di Indonesia yang mempercepat proses interaksi & kerjasama antara
instansi / lembaga yang terkait.
Akhir kata, jelas bahwa keberadaan jaringan komputer dalam era
globalisasi informasi telah terbukti memberikan nilai lebih bagi pembangunan
di Indonesia. Warga Bandung dapat berbangga diri bahwa BANDUNG-NET yang
merupakan bagian jaringan komputer Paguyuban merupakan jaringan terbesar
dan terrumit di Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena adanya kontribusi
secara aktif dari beberapa perguruan tinggi, lembaga penelitian maupun
industri telekomukasi di Bandung. Kami para anggota jaringan komputer
Paguyuban telah bertekad untuk membantu institusi / lembaga / SMP / SMA
yang berminat untuk bergabung ke jaringan sekuat tenaga kami. Bahkan
perangkat lunak yang dibutuhkan dapat diperoleh secara cuma-cuma. Mudahmudahan hal ini dapat membantu perkembangan jaringan komputer di
Indonesia khususnya maupun pembangunan Indonesia pada umumnya.

Onno W. Purbo, ketua KBK Jaringan Komputer PAU Mikroelektronika ITB

Gambar 1. Topologi Jaringan Komputer Paguyuban yang saat ini beroperasi


(January 1994).

Anda mungkin juga menyukai