MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah Fikih
Muamalah yang Diampu oleh Drs. Aceng Kosasih, M.Ag. dan Shindu Irwansyah
Lc., M.Ag.
Kelompok 8
Acep Suwarna
1206252
M.Jiva Agung W
1202282
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikanmakalah ini tepat pada waktunya. Shalawat
serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Rasulullah SAW, keluarganya,
sahabatnya, tabiin tabiatnya dan seluruh umatnya sampai akhir zaman yang patuh dan
taat kepada ajarannya. mn.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliahFikih
Muamalah yaitu membahas tentang Investasi Syariah.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bpk. Drs. Aceng Kosasih, M.Ag. dan
Bpk.Shindu Irwansyah, Lc., M.Ag. atas bimbingannya, serta kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.Olehkarena itu,kami mengharapkan kritik dan
saran yang dapat membangun sebagai bahan masukan untuk kami di masa yang akan
datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat umumnya bagi pembaca dan khususnya
bagi kami. mn
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Keberadaan investasi pada era globalisasi, tentunya sudah tidak asing lagi.
B.
1.
Rumusan Masalah
Apa definisi investasi?
2.
3.
4.
5.
C.
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Investasi
Menurut Fabozzi (2010:5) Investasi secara umum diartikan keputusan
mengeluarkan dana pada saat sekarang ini untuk membeli aktiva riil (tanah, rumah,
mobil, dan sebagainya) atau aktiva keuangan (saham, obligasi, reksadana, wesel, dan
sebagainya) dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar di masa
yang akan datang.
Sedangkan menurut Iwan (Syakir, 2004:359) Investasi adalah menanamkan atau
menempatkan aset, baik berupa harta maupun dana, pada sesuatu yang di harapkan akan
memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilainya di masa mendatang.
Beberapa pendapat tentang investasi dari para ahli yang di kutip dari Fabozzi
(2010:6) Fitz Gerald menyatakan bahwa investasi adalah aktifitas yang berkaitan
dengan usaha penarikan sumber dana untuk di pakai mengadakan barang modal pada
saat sekarang ini, dan dengan barang modal itu akan di hasilkan aliran produk baru di
masa yang akan datang. Dengan makna yang sama Van Horne dan Clark dkk
menyatakan bahwa investasi adalah kegiatan yang memanfaatkan pengeluaran kas pada
saat sekarang untuk mengadakan barang modal guna menghasilkan penerimaan yang
lebih besar di masa yang akan datang.
Jadi dapat di simpulkan bahwa investasi adalah pengeluaran untuk mengadakan
barang modal pada saat sekarang dengan tujuan untuk menghasilkan keluaran barang
atau jasa agar dapat di peroleh manfaat yang lebih besar di masa yang akan datang.
B. Bentuk dan Tujuan Investasi
Pengertian investasi secara umum adalah penanaman modal dalam jangka waktu
tertentu (pendek/panjang) dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan.
Menurut Inggrit (2009: 19) ada dua bentuk investasi, diantaranya:
1.
Investasi pada aktiva Riil, yaitu investasi dalam bentuk yang dapat dilihat secara
fisik, seperti emas, intan, perak, real eatate/ rumah, tanah, dll
2.
Investasi pada Aktiva financial, yaitu investasi dalam bentuk yang biasaya
diwakilkan dalam surat-surat berharga, seperti surat berharga, deposito, dll.
Investasi secara langsung artinya: dengan memilki surat berharga tersebut maka
pemilik surat berharga tersebut dapat menentukan jalannya kebijaksanaan yang
juga berpengaruh pada investasi surat berharga yang dimilkinya. Contohnya;
saham
2.
(Fabozzi: 2010) ada beberapa motif seseorang melakukan kegiatan investasi, antara
lain:
1.
Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan datang
2.
3.
sehingga keputusan tersebut sudah mempertimbangkan ekspektasi return yang didapatkan dan
juga resiko yang dihadapi. Menurut Huda dan Mustafa (Ismail: 2012) ada beberapa tahapan
dalam pengambilan keputusan investasi, antara lain:
1.
3.
4.
5.
Evaluasi kinerja portopolio. Pada tahap ini, investor melakukan penilaian terhadap
kinerja portopolio secara periodik, dalam arti tidak hanya return yang
diperhatikan, tetapi juga resiko yang dihadapi.
C.
diamkan maka lambat laun akan termakan oleh zakatnya. Salah satu hikmah dari zakat
ini adalah mendorong setiap muslim untuk menginvestasikan hartanya agar bertambah.
Syakir (2004:362) Prinsip-prinsip islam dalam muamalah yang harus di perhatikan
oleh pelaku investasi (pihak terkait) adalah:
1.
Rabbani
Rabbani merupakan istilah dalam bahasa Arab, yang berasal dari kata Rabb yaitu
Tuhan atau makna lainnya Pencipta, Pemelihara, Pendidik, Pemilik, Raja, dan Pemberi
rezeki. Bantuan kata Rabbani berarti hak Ketuhanan atau kepunyaan Allah saja.
Artinya seorang investor meyakini bahwa dirinya, dan yang di investasikannya,
keuntungan dan kerugiannya, serta semua pihak yang terlibat di dalamnya ialah
kepunyaan Allah. Manusia hanya mengambil dan melaksanakannya dalam kehidupan
dunia ini saja, juga sebagai bekal untuk fase kehidupan berikutnya yang abadi. Hal ini
sebagaimana Allah menyatakan dalam firman-Nya.
Artinya: Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, Padahal Dia
adalah Tuhan bagi segala sesuatu. dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan
kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak
akan memikul dosa orang lain. kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan
diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan." (QS. Al-Anaam: 164)
Keyakinan utuh bahwa Allah Yang Maha Esa adalah satu-satunya Penguasa,
Pemilik, serta Pemberi sekaligus Penahan rezeki. Keimanan ini dapat di simak
terkandung dalam firman-Nya.
Artinya: Atau siapakah Dia yang memberi kamu rezki jika Allah menahan rezki-Nya?
sebenarnya mereka terus menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri? (QS.
Al-Mulk: 21)
Artinya: Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain
Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi ? tidak ada
Tuhan selain dia; Maka Mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)? (QS. Fathir:
3)
Setelah yakin bahwa yang di cari oleh investor pada hakikatnya adalah makhluk
Allah, milik Allah, dan di bawah kekuasaan Allah, maka usaha berikutnya ialah
meminta karunia yang di cari itu kepada pemiliknya. Juga melakukan berbagai usaha
pencarian sesuai dengan prosedur yang di izinkannya, sebagaimana dinyatakan dalam
kitab-Nya:
Artinya: Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi;
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
(QS. Al-Jumuah: 10)
2.
Halal
Investasi yang halal yaitu investasi yang berbagai aspeknya termasuk dalam
lingkup yang di peroleh ajaran Islam. Aspek kehalalan tersebut harus mencakup hal-hal
berikut.
a. Niat atau motivasi
Motivasi yang halal ialah transaksi yang berorientasi kepada hasil yang winwin, yaitu saling memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terlibat dalam
transaksi. Islam sangat jelas menekankan sikap kemanfaatan resiprokal ini,
dan sangat membenci sikap mengambil keuntungan sendiri yang merugikan
orang lain.
b. Transaksi
Bentuk transaksi yang di perbolehkan dalam islam yaitu harus berlandaskan
kepada Alquran dan As-sunnah ash-shahih. Transaksi bisnis yang di benarkan
adalah yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut
1) Pihak-pihak yang bertransaksi adalah mereka yang memiliki kesadaran
dan pemahaman akan bentuk dan konsekuensi transaksi tersebut, di
10
3.
secara Islam. Proses dan hasil akhir win-win adalah posisi yang di inginkan Islam. Para
11
pihak yang terlibat dalam investasi, masing-masing harus dapat memperoleh manfaat
sesuai dengan porsinya. Seluruh tindakan dan dealing serta transaksi yang
memungkinkan untuk mendatangkan keuntungan yang sedikit secara sementara, namun
akhirnya akan membawa kerugian yang demikian banyak dan tidak bisa di perbaiki, di
anggap oleh Alquran sebagai bisnis yang sungguh-sunguh merugikan dan tidak
membawa maslahah. Kerugian ini di asumsikan sebagai merusakkan proporsi karena
perbendaharaan akhirat yang abadi di perdagangkan dengan kenikmatan dunia yang
fana dan terbatas.
berisvestasi. Sebagai contoh ialah bidang perbankan. Kemudian asuransi juga sekarang
memiliki peran sebagai alat investasi berbarengan dengan fungsi utamanya untuk
memberikan proteksi. Terlebih di zaman sekarang ini, mulai diperkenalkan perbankan
12
dan asuransi dengan system ekonomi syariah. Pasti akan menambah dafar ragam di
bidang investasi. Dan juga selain investasi diperbankan dan investasi, masyarakat juga
mulai mempertimbangkan reksadana sebagai alternative yang memberikan hasil yang
lebih baik. Menurut Inggid (2009: 29-37) menyatakan ada tiga ragam investasi syariah,
diantaranya:
1. Perbankan syariah
Bank Umum Syariah
Bank Muamalat Indonesia
Bank syariah Mandiri
Bank syariah Indonesia
Perbedaan dari bank syariah dan bank konvensional ialah tidak adanya bunga
pada bank syariah. Nasabah yang menabung dibank syariah tidak akan diberikan
keuntungan bunga melainkan berupa bagi hasil. Sedangkan pada system bagi hasil
dihitung dari hasil usaha pihak bank dalam mengelola uang nasabah. Bank dan nasabah
membuat perjanjian bagi hasil berupa prosetase tertentu untuk nasabah dan untuk bank,
perbandingan ini disebut nisbah.
2. Asuransi Syariah
Asuransi Syariah
Asuransi Mubarokah
13
Asuransi Jasindo
Asuransi Binagriya
Perbedaan antara asuransi syariah dan asuransi konvensional tidak terlalu kentara,
karena secara teknis prosedur hamper mirip dengan asurasi konvensional. Namun ada
satu hal mendasar yang membedakan yaitu perjanjian transaksinya.
Pada asuransi konvensional, nasabah membeli perindungan atau jaminan dari
perusahaan asuransi. Sedangkan pada asuransi syariah, perjanjiannya, para nasabah
mengikat diri dalam suatu komunitas dan saling menanggung jika terjadi musibah.
Tentu saja perjanjian yang berbeda ini akan menimbulkan konsekuensi yang berbeda
pula. Diantaranya adalah masalah kepemilikan uang premi. Pada asuransi konvesional,
karena trasaksinya adah jual beli maka premi yang sudah dibayarkan sepenuhnya
menjadi pemilik perusahaan asuransi. Sedangkan pada asuransi syariah, premi yang
dibayar nasabah tetap menjadi milik nasabah yang diamanahkan kepada perusahaan
asuransi syariah untuk dikelola dan dikembangkan dananya. Permasalahan asuransi
tidak berhenti pada transaksinya, melainkan juga pada investasinya karena sebagian
asuransi yang dibeli masyarakat justru yang asuransi yang mengandung investasi
(asuransi dwiguna). Selam ini, asuransi konvesional menginvestasikan dana yang
didapatnya tanpa mempertimbangkan lagi factor halal-haram. Tentunya ini menjadikan
uang hasil investasi yang diterima nasabah juga menjadi tidak terjaga kehalalannya. Ini
juga yang menjadi salah satu perbedaan lagi dari asuransi syariah. Investasi pada
asuransi syariah diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah yang memastikan bahwa semua
mekanisme asuransi dan alokasi investasinya tidak bertentangan dengan hukum syariah.
Danareksa
Rifan Syariah
Batasa Asuransi
Batasa capital
14
Produk investasi dana reksa dana syariah bias menjadi alternative yang baik untuk
menggantikan produk pebankan yang pada saat ini dirasakan memberikan hassil yang
relati kecil.
Mekanisme investasi reksa dana sebenarnya mirip dengan ivestasi bagi hasil. Para
investor dan manager investasi (patungan) untuk melakukan investasi kedalam berbagai
produk investasi yang memerlukan modal yang besar. Sedangkan keputusan untuk
melakukan investasinya dipegang sepenuhnya oleh manager investasi yang lebih ahli
dan pengalaman. Selanjutnya, hasil keuntungan investasi tersebut dihasilkan diantara
para investor dan manager investasi sesuai dengan proporsi modal yang dimiliki.
Mekanisme bagi hasil sesuai dengan aturan syariah, namun yang menjadi masalah
adalah langkah investasi yang dilakukan manager investasi dilakukan dengan bebas
tanpa batasan aturan syariah. Untuk itulah diciptakan produk reksa dana syariah dimana
keputusan investasi yang dilakukan oleh manager investasi dilakukan dalam batasanbatasan syariah. Dengan cara ini, hasil investasi yang dibagikan kepada para investor
menjadi bersih dari riba dan unsur yang lainnya. Walaupun produk reksa dana syariah
masih terbbatas jumlahnya, namun bias menjadi alternative yng baikbagi umat muslim
yang ingin mendapatkan hasil investasi yang halal.
E.
yang masih diragukan kehalalan atau keharamannya. Penghindaran diri terhadap yang
demikian itu merupakan tindakan yang terpuji. Ini di dasarkan kepada hadits Nabi saw.,
Sesungguhnya hal yang halal telah jelas dan yang haram telah jelas serta di
antara keduanya terhadap yang samar. Sebagian besar manusia tidak bihat itu, berarti
dia telah menjaga agama dan dirinya. Dan, siapa saja yang terjatuh ke dalm
musytabihat itu, maka ia telah terjerumus kepada yang haram, sebagaimana seseorang
yang mengembalakan ternaknya di sekeliling batas untuk menjaga diri dari melintasi
batas itu. Ketahuilah bahwa sesungguhnya setiap raja memiliki btasan-batasan, dan
15
yang dilarang oleh islam. Mengenai hal ini Rasulullah telah memperingati umatnya
yang terdapat dalam haditsnya akan tiba suatu zaman bagi manusia, dimana seseorang
tidak lagi memperdulikan rezeki yang didapatnya, apakah dari sumber yang halal atau
dari sumber yang haram (HR. Bukhari)
Haram disini bukan hanya menyangkut para pelaku langsungnya saja, melainkan
juga siapa saja yang turut serta didalamnya.
Dalam lingkup bisnis, hukum haram ini mencakup dua aspek penting.
1) Pencurian
Islam sendiri telah memberlakukan hukum kepada pengguna, penyewa atau
pemakai yang mengetahui bahwa barang atau jasa tersebut ialah hasil pencurian. Sebab,
perbuatan itu sama dengan membantu perampok, pencuri, ataupun pelanggar hak orang
lain. Rasulullah bersabda dalam hadits riwayat Hakim dan Baihaqi, siapa saja yang
membeli barang curian, sedangkan dia mengetahui bahwa baran ersebut adalah hasil
curian, maka dia bersekutu dalam dosanya dan keburukannya
2) Mempermainkan harga
Maksudnya ialah pihak pembeli menawar dalam suatu pembelian dengan maksud
agar orang lain menawar dengan yang lebih tinggi. Definisi ersebut sebagaimana yang
dijelaskan oleh Imam Malik bin Anas, An-Najasy ialah anda menawar suatu barang
16
dagangan dengan harga yang lebih tinggi dari harga jual, tetapi anda sendiri tidak ingin
membelinya, melainkan agar orang lain membelinya dengan harga tinggi.
3) Penipuan
Yang termasuk dalam penipuan adalah penjualan fiktif. Hal semacam ini dapat
dimanipulasi dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk mendapatkan sertifikasi
standar tertentu, memperoleh kredi perbankan, ataupun tujuan-tujuan lainnya.
4) Menimbun Barang
Menimbun barang merupakan suau perwujudan mementingkan dri sendir, dimana
pada saat yang sama merugikan dan menyengsarakan orang lain. Tujuannya ialah untuk
mengurangi stok barang dipasar. Sehingga, melalui mekanisme pasar penawaran
berkurang permintaan bertambah akan berakibat melambungnya harga barang
tersebut dipasar.
5) Perjudian
Manifestasinya dapat berupa semaca arisan, undian social berhadiah, ataupun jenisjenis permainan lainnya sebagai salah satu cara entertainment bagi konsumen pada
suatu jaringan pasar swalayan atau group hotel berbintang tertentu.
Infestor dan manager investasi harus jeli dalam menganalisis bisnis jenis ini, agar
tidak terjebak dalam emiten peyelenggara perjudian atau emiten yang mendapatkan
kontribusi penghasilan dari perjudian.
3.
a.
peradaban dunia. Islam pun menerapkan hukum yan sangat berat dimana public harus
menyaksikan hukuman terhadap pelaku perzinaan. Nabi memberikan suatu ancaman
yang sangat serius terhadap pelakunya serta (terlebih lagi) pelaku degan bisnis
prostitusi.
17
Jika seseorang berzina maka keluarlah iman itu dari dirinya bagaikan topi
dikepalanya. Kemudian jika ia menghentikannya, maka iman itupun kembali pada
dirinya. (HR. Abu Daud, Tarmidzi)
Dengan demikan, kontribusi sekecil apapun terhadap perbuatan apalagi industry
prostitusi, berarti memberikan andil bagi kehancuran masyarakat.
b.
Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk. (QS.Al-Isra: 32)
4.
Riba
Beberapa dalil lain dalam alquran dan hadits Nabi seputar keharaman riba dapat
kita lihat kembali untuk menyegarkan ingatan kita betapa dasyatnya larangan riba.
Artinya: orang-orang yang Makan (mengambil) ribatidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka
berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal
18
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum
datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali
(mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka
kekal di dalamnya.
riba itu memiliki tujuh puluh pintu dimana yang paling ringan (dosanya) ialah
seperti (dosanya) seseorang yang menikahi ibunya (HR. Ibnu Majah)
5.
menimbulkan mabuk bagi manusia pada umumya. Artinya, benda ini dapat mengubah
kondisi psikologi pemakainya kedalam suasana psikis yang diinginkannya. Disamping
itu, ia memiliki sifat destruktif secara fisik dan psikis serta individu dan social, terutama
pada jangka panjang. Dengan demikian, yang terasuk dalam kategori khamar ialah
minuman keras (baik diminum maupun dicampur dengan minuman atau makana lain),
narkotika psikotropika, rokok, dan zat-zat adiktif lainnya. Sebagaimana sabda
Rasulullah saw pecandu khamar laksana penyembah berhala (HR. Ibnu Majah)
Sikap menjauhi khamar tersebut juga harus dilakukan oleh berbagai pihak yang
terlibat didalamnya, termasuk investor dalam industry minuman keras sebgaimana
diingatkan oleh Nabi Muhammad: Aku melaknati sepuluh pihak yang terlibat dalam
khamar. Yaitu penuangnya (pencampurnya), yang meminta dituangkan, peminumnya,
pembawanya, yang diminta dibawakan, yang mengambilkannya, penjualnya, yang turut
memakan dari penjualannya,pembelinya, dan yang membelikannya untuk pihak lain
(HR> Thirmidzi)
6.
Makanan Haram
Sebagaimana diketahui bahwa Al-quran secara eksplisit mengharamkan empat jenis
makanan dan sejenisnya: bangkai, darah yang mengalir, babi, binatang yang disembelih
tidak denan nama (untuk) Allah. Disamping itu, Nabi melarang sejumlah makanan
seperti binatang yang bertaring dan burung gagak.
19
Dengan demikian, kita tahu bahwa industry yang bergerak dalam produksi,
peternakan, pengolahan, ekspor impor, distribusi, maupun pemasaran dari produkproduk diatas yang dipergunakan untuk makanan adalah perusahaan-perusahaan yang
harus dihindari dalam berinvestasi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menurut Murdifin (2010:5) Investasi secara umum diartikan keputusan
mengeluarkan dana pada saat sekarang ini untuk membeli aktiva riil (tanah, rumah,
mobil, dan sebagainya) atau aktiva keuangan (saham, obligasi, reksadana, wesel, dan
sebagainya) dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar di masa
yang akan datang.
Menurut Inggrit (2009: 19) ada dua bentuk investasi, diantaranya:
1. Investasi pada aktiva Riil, yaitu investasi dalam bentuk yang dapat dilihat
secara fisik, seperti emas, intan, perak, real eatate/ rumah, tanah, dll
2. Investasi pada Aktiva financial, yaitu investasi dalam bentuk yang biasaya
diwakilkan dalam surat-surat berharga, seperti surat berharga, deposito, dll.
Tujuan dari investasi ialah mendapatkan sejumlah pendapatan keuntungan. Ahmad
(2004: 3-4), Tandelilin (2001), Huda dan Edwin (2007: 8-9) ada beberapa motif
seseorang melakukan kegiatan investasi, antara lain:
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan datang
2. Mengurangi tekanan inflasi. Hal demikian karena variabel invlasi dapat
mengoreksi seluruh pendapatan yang ada. Investasi dalam sebuah bisnis tertentu
dapat dikategorikan langkah mitigasi yang efektif.
20
B. Saran
Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna.
Maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritik membangun dari pembaca agar bisa
lebih baik lagi untuk masa yang akan datang.
21
DAFTAR PUSTAKA
22