Tumbukan
: 1401010031
Rekan Kerja
: Jeremiah Irwan
Jessica Afianto
I.
Tujuan Praktikum
Tujuan utama dari praktikum ini adalah agar dapat memahami
hukum kekekalan momentum dan mengaitkannya dengan hukum Newton
ke-2 dan ke-3, serta dapat membedakan tumbukan elastik dan tumbukan
inelastik.
II.
Pendahuluan
A. Prinsip Praktikum
Momentum atau biasa ditulis dengan lambang P dapat
didefinisikan sebagai suati hasil kali antara massa (m) dengan
kecepatan (v). Atau dapat ditulis sebagi berikut :
=
M1
M2
V2
M2
M1
Setelah tumbukan :
V1
V2
M1
M2
1 (1 1 )(1 + 1 ) = 2 (2 2 )(2 +2 )
2 1 = (2 1 )
=
Dimana :
= kecepatan relatif benda 2 dilihat oleh benda 1 sesaat sebelum
tumbukan
= kecepatan relatif benda 2 dilihat oleh benda 1 sesaat setelah
tumbukan
Sebelum tumbukan :
V2
V1
M2
M1
Setelah tumbukan :
V
M1
M2
100%
(2 1 )
=
=
2 1
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagi
berikut :
-
Air Blower
Jangka Sorong
C. Prosedur Kerja
1. Percobaan 1
a. Tumbukan Elastik
1) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan, lalu
mengecek kelengkapan alat dan bahan.
b. Tumbukan Inelastik
1) Mengganti pegas pada kedua kereta dengan velcro yang
tersedia lalu mengencangkannya dengan sekrup.
2) Menimbang massa kereta menggunakan neraca lengan o
hauss.
3) Meletakan keretaa II ditengah-tengah lintasan air track,
lalu meletakkan kereta I di ujung lintasan air track
4) Memantulkan kereta I ke karet gelang, lalu mencatat hasil
dari time counter
5) Mengulangi langkah 3 dan 4 sebanyak 4 kali
2. Percobaan 2
a. Tumbukan Elastik
1) Mengganti velcro pada kedua kereta dengan pegas, lalu
mengencangkannya dengan sekrup.
b. Tumbukan Inelastik
1) Mengganti pegas pada kedua kereta menggunakan velcro
lalu mengencangkan velcro dengan sekrup.
2) Menambahkan beban ke kereta I lalu menimbang massa
kereta menggunakn eraca lengan o hauss.
3) Meletakan kereta II pada bagian tengah lintasan, lalu
meletakkan kereta I pada bagian ujung lintasan.
4) Memnatulkan kereta I ke karet gelang, lalu mencatat hasil
yang ditunjukkan oleh time counter.
5) Mengulangi langkah 2-4 sebanyak 4 kali menggunakan
beban yang bervariasi dan menukar posisi beban pada
kereta II.
3. Percobaan 3
1) Mengganti sekrup pada kedua kereta menggunakan sekrup
yang lebih panjang, lalu menambahkan magnet pada
kedua kereta.
2) Menimbang massa kereta menggunakan neraca lengan o
hauss.
4. Percobaan 4
1) Mengukur tinggi penyangga tambahan dengan
menggunakan jangka sorong.
2) Meletakan salah satu kereta pada bagian akhir lintasan,
lalu meletakkan kereta lain dekat kereta pertama dengan
posisi kutub magnet yang sama.
3) Menandai jarak terdekat antar kereta, lalu menghitung
jarak terdekatnya, dan mencatat hasilnya pada tabel.
4) Mengulangi langkah 1-3 sebanyak 4 kali dengan
menambahkan penyangga tambahan secara bertahap.
5. Percobaan 5
1) Meletakkan salah satu kereta pada ujung lintasan, lalu
menandai satu titik pada lintasan sebagai titik lepas.
2) Menambahkan penyangga tambahan pada penyangga
llintasan air track.
3) Melepaskan kereta lain dari titik lepas, lalu menandai titik
terdekat antar kereta sebelum kereta kembali terdorong
oleh gaya magnet.
4) Menghitung jarak terdekat antar kereta lalu memasukan
data pada tabel.
III.
Data Pengamatan
Berikut adalah tabel hasil percobaan :
1. Percobaan 1
a. Percobaan 1a
Massa Kereta=
0,1108
Waktu ( sekon )
Kecepatan ( m/s )
Momentum
Energi Kinetik
(joule)
Koe.
Restitusi
Ek.
Relatif
P Relatif
0,02018
0,9734
5,530%
2,728%
0,01603
0,01514
0,9717
5,894%
2,905%
0,06152
0,01801
0,01708
0,9739
5,431%
2,680%
0,08787
0,08413
0,03484
0,03194
0,9574
9,079%
4,441%
0,08017
0,07663
0,02901
0,02650
0,9557
9,476%
4,631%
Rata-rata =
0,96647
7,082%
3,477%
Standart Deviasi =
0,009055
0,02016
0,009728
No.
t1
t1 '
t2
V1
V2
V1 '
V2 '
P'
Ek 1
Ek 2
0,01613
0,01657
0,6200
0,6035
0,06869
0,06687
0,02129
0,01859
0,01913
0,5379
0,5227
0,05960
0,05792
0,01754
0,01801
0,5701
0,5552
0,06317
0,01261
0,01317
0,7930
0,7593
0,01382
0,01446
0,7236
0,6916
b. Percobaan 1b
Massa Kereta
=0,1119
Waktu ( sekon )
No.
Kecepatan ( m/s )
Momentum
Energi Kinetik
(joule)
Ek 1
Ek 2
Koe.
Restitusi
Ek.
Relatif
P Relatif
0,00504
0,00674
135,6%
8,550%
0,00934
0,00338
128,4%
6,870%
0,02013
0,00732
0,00611
175,0%
17,271%
0,05220
0,01433
0,00609
0,00656
135,3%
8,484%
0,04676
0,01071
0,00489
0,00699
119,1%
4,675%
Rata rata =
0,00595
138,7%
4,675%
Standart Deviasi =
0,001474
0,2138
0,04795
t1
t2
t3
V1
V2
V1 '
V2 '
P'
0,02171
0,04680
0,04748
0,4606
0,2106
0,2137
0,05154
0,04748
0,01187
0,01619
0,03450
0,03473
0,6177
0,2879
0,2900
0,06912
0,06467
0,02135
0,01667
0,03880
0,03938
0,5999
0,2539
0,2576
0,06713
0,05724
0,01976
0,04260
0,04318
0,5061
0,2316
0,2349
0,05663
0,02286
0,04750
0,04821
0,4374
0,2074
0,2105
0,04895
10
2. Percobaan 2
a. Percobaan 2a
Massa (kg)
No.
Waktu ( sekon )
Kecepatan ( m/s )
Energi Kinetik
(joule)
Momentum
Koe.
Restitusi
Ek.
Relatif
P
Relatif
0,01416
1,032
4,432%
7,811%
0,02496
0,02403
1,007
3,869%
4,224%
0,08169
0,02629
0,02520
1,047
4,351%
8,149%
0,04342
0,00828
0,00764
0,9105
8,364%
1,328%
0,06793
0,01663
0,01554
0,8352
7,010%
10,62%
Kereta
1
Kereta
2
t1
t2
t1 '
V1
V2
V1 '
V2 '
P'
Ek 1
Ek 2
0,1233
0,1108
0,02042
0,01978
0,4897
0,5056
0,06039
0,05602
0,01479
0,1359
0,1108
0,01650
0,01523
0,2166
0,6061
0,04616
0,6566
0,08236
0,07903
0,1484
0,1108
0,01680
0,01488
0,2054
0,5952
0,04868
0,6720
0,08835
0,1108
0,1233
0,02586
0,0284
0,3867
0,3521
0,04285
0,1108
0,1484
0,01825
0,02185
0,5479
0,4577
0,06071
Rata-rata =
0,9665
5,605%
6,427%
Standart Deviasi =
0,09065
0,01971
0,03651
b. Percobaan 2b
Massa (kg)
No.
Waktu ( sekon )
Kecepatan ( m/s )
Momentum
Energi Kinetik
(joule)
Koe.
Restitusi
Ek.
Relatif
P Relatif
0,01173
0,005027
125,4%
8,946%
0,01833
0,00842
0,007068
117,8%
9,502%
0,02313
0,01124
105,7%
8,474%
0,06439
0,02565
0,00833
0,005921
207,9%
17,668%
0,05883
0,01989
0,00732
0,009133
171,6%
13,428%
Rata-rata =
0,00543
145,7%
11,60%
Standart Deviasi =
0,003402
0,4282
0,03917
Kereta
1
Kereta
2
t1
t2
t1 '
V1
V2
V1 '
V2 '
P'
Ek 1
Ek 2
0,1244
0,1119
0,01534
0,03157
0,03190
0,6518
0,3134
0,3168
0,08111
0,07445
0,02644
0,137
0,1119
0,01933
0,03816
0,03870
0,5173
0,2583
0,2621
0,07087
0,06472
0,1495
0,1119
0,01798
0,0341
0,03410
0,5561
0,2932
0,2933
0,08316
0,07666
0,1119
0,137
0,01477
0,03839
0,03899
0,6770
0,2564
0,2605
0,07576
0,1119
0,1244
0,01677
0,03976
0,04064
0,5963
0,2460
0,2515
0,06673
11
3. Percobaan 3
Massa (kg)
No.
Waktu ( sekon )
Kecepatan ( m/s )
Energi Kinetik
(joule)
Momentum
Koe.
Restitusi
Ek.
Relatif
P
Relatif
0,00390
0,8990
23,72%
11,23%
0,01012
0,00896
0,9407
12,99%
6,299%
0,04746
0,00829
0,00721
0,9328
14,91%
7,199%
0,04533
0,04181
0,00658
0,00560
0,9223
17,53%
8,416%
0,05101
0,04771
0,00833
0,00729
0,9352
14,32%
6,924%
Rata-rata =
0,92605
16,70%
8,014%
Standart Deviasi =
0,01651
0,04260
0,01956
Kereta
1
Kereta
2
t1
t2
t1'
V1
V2
V1'
V2'
P'
Ek 1
Ek 2
0,1562
0,1562
0,04024
0,04476
0,2485
0,2234
0,03882
0,03490
0,00482
0,1562
0,1562
0,02778
0,02953
0,3599
0,3386
0,05623
0,05290
0,1562
0,1562
0,03070
0,03291
0,3257
0,3039
0,05088
0,1562
0,1562
0,03446
0,03736
0,2901
0,2677
0,1562
0,1562
0,03062
0,03274
0,3265
0,3054
4. Percobaan 4
No.
Fm
Jarak
Magnet
(m)
Sin
Tinggi
0,01724
0,068
0,01127
0,00970
0,03448
0,05
0,02253
0,01940
0,05170
0,043
0,03378
0,02910
0,06891
0,036
0,04502
0,03880
0,1041
0,029
0,06802
0,0587
5. Percobaan 5
No.
Massa
Tinggi
Sin
So
Smin
0,1562
0,00970
0,01127
0,2
0,024
0,176
0,003035
0,1562
0,01940
0,02253
0,2
0,009
0,191
0,006586
0,1562
0,0196
0,02276
0,2
0,008
0,192
0,006689
0,1562
0,02910
0,03378
0,2
0,004
0,196
0,01013
0,1562
0,0293
0,03401
0,2
0,003
0,197
0,01025
12
IV.
Analisis Data
Pada percobaaan 1a ini kita akan menyelidiki mengenai tumbukan leting
sempurna, atau tumbukan dengan nilai e mendekati angka 1. Kita harus
mencari besarnya momentum, dan Ek untuk dapat memuktikannya. Untuk
mencari momentum, kita harus mencari kecepatan terlebih dahulu. Kecepatan
dapat dicari dengan rumus :
13
Setelah nilai P dan P diketahui, maka kita dapat mencari besarnya P relatif
dengan rumus sebagai berikut :
=
| |
100%
1
2
2
| |
100%
(2 1 )
=
=
2 1
14
Dari ketiga data diatas, dapat disimpulkan bahwa pada percobaan 1a ini,
besarnya momentum dan Ek sebelum dan sesudah tumbukan adalah tetap atau
kekal dengana besarnya galat atau error sebesar kurang dari 10%, sehingga
tumbukan pada percobaan 1a ini bersifat elastik.
15
besar. Dapat disimpulkan bahwa ada energi kinetik yang hilang pada saat
tumbukan, sehingga tumbukan pada percobaan 1b bersifat inelastik.
massa
untuk
mengetahui
apakah
perbedaan
massa
16
Pada percobaan 2b, sama seperti pada percobaan 1b, pegas pada kereta
diganti dengan velcro, sehingga pada saat tumbukan, kedua kereta akan
menempel bersama. Sama seperti pada percobaan-percobaan sebelumnya,
setelah mendapatkan waktu yang diperlukan, maka kita harus mencari nilai
V1, V2, V1 dan V2. Kemudian mencari besarnya momentum sebelum dan
sesudah tumbukan, lalu mencari besarnya energi kinetik sebelum dan sesudah
tumbukan. Setelah itu , kita dapat menganalisa data pada percobaan 2b ini.
Dari 5 kali percobaan, didapatkan data besarnya energi kinetik relatif sebagai
berikut : 125,4% ; 117,8% ; 105,7% ; 207,9% dan 171,6% dengan nilai ratarata sebesar 145,7%. Momentum relatif dari ke-5 data tersebut adalah sebagai
berikut : 8,946% ; 9,502% ; 8,474% ; 17,66% ; dan 13,42% degan nilai ratarata sebesar 11,60%. Koefisien restitusi dari ke-5 percobaan tersebut adalah
sebagai berikut : 0,005026 ; 0,007068 ; 0 ; 0,005920 ; dan 0,009133, dengan
rata-rata sebesar 0,003401.
Dari data diatas, dapat kita simpulkan bahwa massa yang berbeda tidak
mempengaruhi besarnya momentum sebelum dan sesudah tumbukan, karena
nilai rata-rata dari momentum sebesar 11,60%. Dari besarnya galat energi
kinetik, rata-ratanya adalah 171,6%, yang berarti ada energi kinetik yang
hilang selama tumbukan, koefisien restitusinya memiliki rata-rata sebesar
0,003402 yang mendekati nilai nol. Dari semua data diatas, dapat disimpulkan
bahwa pada percobaan 2b tumbukannya bersifat inelastik.
17
sebelum dan sesudah tumbukan. Setelah itu kita mencari nilai relatif dari
momentum dan energi kinetik.
Dari ke-5 kali percobaan, didapatkan data energi kinetik sebagai berikut :
23,72% ; 12,99% ; 14,91% ; 17,53% ; dan 14,32% dengan rata-rata 16,70%.
Momentum relatif dari ke-5 kali percobaan, adalah sebagai berikut : 11,23% ;
6,299% ; 7,199 % ; 8,416% ; dan 6,924% dengan rata-rata sebesar 8,014%.
Sedangkan koefisien restitusinya adalah sebagai berikut : 0,8990 ; 0,9407 ;
0,9238 ; 0,9223 ; dan 0,9352 dengan nilai rata-rata sebesar 0,9260.
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa gaya tolak menolak antar kutub
magnet yang sejenis dapat menghasilkan momentum yang sama. Maksudnya,
momentum sebelum dan sesudah tumbukan sama besar, walaupun tumbukan
antar kedua kereta tidak terjadi secara langsung, tapi melalui perantara gaya
tolak menolak antar kutub magnet sejenis. Sehingga dapat disimpulkan
walaupun besar energi kinetik relatifnya lebih dari 10%, tapi berdasarkan
besarnya koefisien restitusi rata-rata yang bernilai 0,9260 atau yang hampir
mendekati 1, maka dapat dikatakan bahwa tumbukan bersifat elastik.
Pada percobaan ke-4, kita akan mencari besarnya gaya interaksi magnet,
dengan cara mencari jarak terdekat antara 2 buah magnet yang berkutub sama,
sehingga ada gaya tolak menolak yaang muncul antar magnet. Pada percobaan
ini, lintasan diberi penyangga tambahan sehingga muncul sudut kemiringan
tertentu, sehingga muncul gaya akibat adanya sudut kemiringan dan gaya
gravitasi.
= 0
sin = 0
W
= sin
= . . sin
18
No.
Fm
Jarak
Magnet
Sin
Tinggi
0,01724
0,06800
0,01126
0,00970
0,03448
0,05000
0,02252
0,01940
0,05170
0,04300
0,03377
0,02910
0,06891
0,03600
0,04501
0,03880
0,1041
0,02900
0,06801
0,0587
Hubungan Fm dengan S
0,12000
0,10412
0,10000
Fm
0,08000
0,06891
0,05171
0,06000
0,03448
0,04000
0,01724
0,02000
0,00000
0
0,01
0,02
0,03
0,04
0,05
0,06
0,07
0,08
S
Pada percobaan ke 5, sama seperti pada percobaan ke-4, kita akan mencari
jarak antar magnet yang paling kecil. Sama seperti pada percobaan ke-4, pada
lintasan air track akan ditambahkan penyangga tambahan secara bertahap
sehingga muncul sudut tertentu. Namun, perbedaan percobaan ini dengan
19
percobaan ke-4 adalah kereta II kan dilepaskan dari titik tertentu, lalu kita
akan mencari jarak minimum antar magnet ssebelum kereta kembali
memantul akibat terdorong oleh gaya magnet.
= .
= . . sin .
Dimana :
=
No.
Massa
Tinggi
Sin
So
Smin
0,1562
0,00970
0,01127
0,2
0,024
0,176
0,00304
0,1562
0,01940
0,02253
0,2
0,009
0,191
0,00659
0,1562
0,0196
0,02276
0,2
0,008
0,192
0,00669
0,1562
0,02910
0,03378
0,2
0,004
0,196
0,01013
0,1562
0,0293
0,03401
0,2
0,003
0,197
0,01026
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sama seperti pada percobaan ke4, tinggi penyangga tambahan mempengaruhi nilai sin , sehingga
mempengaruhi besarnya W, karena berlaku = . . sin . . Nilai s
dipengaruhi oleh Smin , karena nilai s didapatkan dari , Smin sendiri
dipengaruhi oleh sin atau . . sin , sehingga semakin besar sin
maka akan semakin besar dorongan yang didapatkan oleh kereta II akibat oleh
gaya gravitasi, sehingga jarak Smin semakin kecil seiring dengan semakin
besarnya tinggi penyangga tambahan, atau dapat dikatakan bahwa besarnya
Smin berbanding terbalik dengan besarnya .
Hubungan antara W dengan S min dapat dilihat pada grafik berikut :
20
0,01000
0,00800
0,00669
0,00600
0,00659
0,00400
0,00304
0,00200
0,00000
0
0,005
0,01
0,015
0,02
0,025
0,03
Smin
V.
Kesimpulan
Dari ke-5 percobaan diatas, dapat ditaraik kesimpulan sebagai berikut :
21
22
VI.
Referensi
Modul Laboratorium Fisika Dasar 2014
Buku Menguasai IPA SKS edisi 1
fisikareview.wordpress.com
23