Anda di halaman 1dari 4

RESUME KASUS 1 TUTOR 3

Asuhan Keperawatan Pada Tn.B dengan gangguan penglihatan : Katarak


A. Pengkajian
I. Identitas Pasien
Nama
:Tn. B
Umur
: 76 Tahun
Jenis Kelamin
: Pria
Alamat
:Agama
:Status Pendidikan : Tanggal Masuk Rumah Sakit : II. Anamnesa
a. Keluhan Utama : Penglihatan Kabur
b. Riwayat Kesehatan Sekarang : P,Q,R,S,T
Berdasarkan kasus, penyakit yang diderita Tn. B disebabkan oleh faktor usia
dan adanya riwayat hipertensi. Faktor usia berkaitan dengan degenerasi
sehingga terjadi penurunan fungsi organ. Selain itu, dengan bertambahnya usia,
saraf-saraf pada lensa akan menumpuk sehingga tidak menyebabkan nyeri.
Pasien merasa melihat asap dan tajam penglihatan berkurang. Selain itu, awan
putih terlihat di sekitar lensa mata. Skala dan waktu tidak terkaji sehiingga perlu
pengkajian lanjutan.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi 5 tahun terakhir dan rajin kontrol. Perlu
pengkajian lanjutan terkait riwayat penyakit, seperti DM, hipoparatiroid, uveitis,
glaukoma, miopi, dan yang lainnya. Tanya juga apakah pasien pernah terpajan
radiasi atau tidak, terdapat trauma pada mata atau tidak, dan pengkajian riwayat
alergi dan infeksi pada mata.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji apakah terdapat anggota keluarga yang pernah mengalami katarak. Selain
itu, kaji juga penyakit yang diderita ibu selama masa kehamilan, kaji riwayat
penyakit sistemik pada keluarga, seperti DM dan yang lainnya.

III. Pemeriksaan Fisik


Inspeksi : Lensa mata keruh, bayangan seperti awan putih di sekitar lensa,
reflek cahaya (-/-). Jika cahaya yang dilihat itu putih/abu, maka terindikasikan
katarak. Diperlukan juga pengkajian pada sklera dan konjungtiva, pemeriksaan TTV,
serta antropometri karena tekanan darah tinggi dapat dikaitkan dengan katarak. Perlu

pengkajian ukuran pupil saat diberi rangsangan cahaya. Dilihat juga kekeruhan lensa
untuk mengetahui stadium pada katarak. Inspeksi juga adanya kemerahan pada mata
karena normalnya tidak ada. Kaji lapang pandang karena pada pasien katarak akan
terjadi penyempitan lapang pandang. Kaji dengan snellen chart untuk mengetahui
visus. Juga kaji keadaan retina. Biasanya pasien katarak merasa bayangan terlihat
ganda, sensitif bila terkena cahaya (silau), bayangan yang ditangkap seperti
lingkaran, sulit melihat pada malam hari, warna cahaya memudar dan cenderung
berubah warna.
Palpasi : Tidak ada nyeri pada mata.
IV. Pemeriksaan Diagnosis
a. Oftalmoskopi : untuk melihat struktur internal mata dan melihat adanya atrofi,
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

mikroaneorisme.
Pemeriksaan glukosa
Pemeriksaan darah lengkap dan LED
Tonografi : untuk mengukur tekanan intraokuler (normal = 12-25 mmHg)
Slit Lamp : untuk mengetahui fotofobia
Keratometer : untuk mengukur kelengkungan dan refleksi permukaan kornea
Mesin Telebinokuler : sama seperti Snellen Chart
EKG : untuk memastikan ada tidaknya aterosklerosis
Gonioskopi : untuk mengukur volume cairan yang keluar dari bola mata dan
membedakan celah normal antara sudut terbuka dari sudut tertutup glaukoma.

No

Tanda dan Gejala

Etiologi

Problem

.
1.

DS : Pasien

# Usia Lanjut :

Gangguan persepsi

mengatakan :

- Penurunan kadar air di lensa

sensori penglihatan

- Penglihatan kabur

- Nukleus berubah warna dari bening

- Merasa melihat asap

jadi coklat kekuningan (Nukleus

- Tajam penglihatan

keras dan padat) Penekanan saraf

berkurang

pada sentral lensa transaparansi

- Memiliki riwayat

hilang dan akhirnya keruh

hipertensi 5 tahun

(degenerasi lensa) bloking sinar

terakhir

dari kornea ke retina cahaya tidak


diterima pandangan kabur.

DO :
- Lensa mata keruh

# Hipertensi :

- Bayangan seperti

- Perfusi jaringan mata menurun

awan putih pada lensa

mata kurang nutrisi metabolisme

- Refleks cahaya (-/-)

di mata terganggu Katarak

- Usia 76 tahun

- Stres oksidatif (radikal bebas tidak

- Tidak ada nyeri

seimbang dengan antioksidan)


karena faktor usia serabut lensa
rusak katarak

2.

DS : Pasien

Katarak akan dioperasi defisit

mengatakan akan

pengetahuan post operasi mandi

mandi di pancuran

di pancuran

Resiko komplikasi

setelah operasi.

B. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN


1. Gangguan persepsi sensori penglihatan b.d. penurunan ketajaman penglihatan ditandai
dengan pasien mengeluh penglihatan kabur, merasa melihat asap, tajam penglihatan
berkurang, memiliki riwayat hipertensi 5 tahun terakhir, lensa mata keruh, bayangan
seperti awan putih di lensa mata, refleks cahaya (-/-), tidak ada nyeri pada mata.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, ketajaman
penglihatan meningkat dengan kriteria :
penglihatan tidak kabur
lapang pandang meningkat

tidak terdapat awan putih di lensa


reflek cahaya (+/+)
lensa mata tidak keruh
Intervensi :
1.
2.

Kaji ketajaman penglihatan (R/ untuk menentukan visus)


Kaji apa yang dapat atau tidak dapat dilihat oleh pasien (R/ untuk
mendapatkan data-data pandangan akurat dan bagaimana hal tersebut
mempengaruhi perawatan)
Adaptasikan lingkungan

3.

dengan

kebutuhan

visual

klien

(R/

dapat

memfasilitasi kebebasan bergerak dengan aman)


Cegah glare sinar menyilaukan (R/ sinar menyilaukan dapat menyebabkan

4.

distress)
5. Anjurkan pasien untuk menggunakan alternatif rangsang (R/ alternatif
rangsang dapat menstimulasi rangsangan klien)
Kolaborasi pembedahan ECCE (extra capsula cataract extractive) dan ICCE

6.

(intra capsula cataract extractive)


Ket :
ECCE : mengangkat korteks dan nukleus (kapsul tidak diangkat); Kapsul
dimasukkan lensa intra okuler 95% berhasil
ICCE : mengangkat korteks, nukleus dan kapsul, resiko tinggi mengalami retina
destraction, tidak bisa ditanam lensa intraokuler
7. Tambahan : pembedahan menggunakan laser femtosecond (belum banyak
digunakan di Indonesia)
C. PENKES
Post Op :
a. Menggunakan kaca mata khusus
b. Jangan mandi di pancuran
c. Hindari keramaian
d. Jangan berkegiatan yang berat-berat
e. Pengunaan obat sesuai resep dokter (dosis dan cara pakai ) dan cuci tangan sebelum
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

dan sesudah pemberian obat.


Hindari kebiasaan merokok dan meminum minuman keras
Hindari mengucek / menggosok mata
Saat tidur, pakai pembungkus rambut ( menghindari rambut kontak dengan mata)
Atur pola makan (perbanyak Vit A)
Jangan membungkuk melebihi pinggang
Jangan mengeden terlalu keras saat BAB
Jika nyeri segera hubungi dokter

Anda mungkin juga menyukai