Krisis energi telah diprediksikan akan melanda dunia. Hal ini dikarenakan
semakin langkanya minyak bumi dan semakin meningkatnya permintaan energi.
Untuk itu diperlukan sebuah terobosan untuk memanfaatkan energi lain, selain
energi yang tidak terbarukan. Karena kalau kita tergantung pada energi tidak
terbarukan, maka di masa depan kita juga akan kesulitan untuk memanfaatkan
energi ini karena keterbatasan populasi dari energi tersebut. Untuk itu akan dicoba
untuk menggali informasi tentang tenaga ombak yang sebenarnya sudah
dimanfaatkan oleh banyak negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan survei yang
dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Pemerintah
Norwegia sejak tahun 1987, terlihat bahwa banyak daerah-daerah pantai yang
berpotensi sebagai pembangkit listrik bertenaga ombak. Ombak di sepanjang
Pantai Selatan Pulau Jawa, di atas Kepala Burung Irian Jaya, dan sebelah barat
Pulau Sumatera sangat sesuai untuk menyuplai energi listrik. Kondisi ombak
seperti itu tentu sangat menguntungkan, sebab tinggi ombak yang bisa dianggap
potensial untuk membangkitkan energi listrik adalah sekitar 1,5 hingga 2 meter,
dan gelombang ini tidak pecah hingga sampai di pantai.
DAFTAR ISI
ABSTRAK.....
2DAFTAR ISI........ .
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..4
1.2 Permasalahan .....4
1.3 Tujuan....5
1.4 Manfaat .....5
BAB II DASAR TEORI
2.1 Potensi Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik...6
2.2 Teknik Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik...6
2.3 Kelebihan dan Kekurangan..12
2.4 Konversi Energi Gelombang di Indonesia...13
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Potensi Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik di Dunia..16
3.2 Teknik Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik.16
3.3 Peluang Indonesia Menerapkan Sistem...18
Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik
3.4 Kelebihan dan Kekurangan..18
BAB IV KESIMPULAN.....20
DAFTAR PUSTAKA ..21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk bisa melangsungkan hidupnya, manusia harus berusaha
memanfaatkan sumber daya hayati yang ada di bumi ini dengan sebaikbaiknya. Akan tetapi penggunaan tersebut haruslah mempunyai tujuan yang
positif yang nantinya tidak akan membahayakan manusia itu sendiri. Sehingga
manusia harus mencari sumber energi alternatif lain untuk menghidupi
kebutuhan sehari-harinya. Misalnya sumber daya hayati yang ada di planet
bumi ini salah satunya adalah lautan. Selain mendominasi wilayah di bumi ini,
laut juga mempunyai banyak potensi pangan (beranekaragam spesies ikan dan
tanaman laut) dan potensi sebagai sumber energi. Energi yang ada di laut ada
3 macam, yaitu: energi ombak, energi pasang surut dan energi panas laut.
Salah satu energi di laut tersebut adalah energi ombak. Sebenarnya ombak
merupakan sumber energi yang cukup besar. Ombak merupakan gerakan air
laut yang turun-naik atau bergulung-gulung. Energi ombak adalah energi
alternatif yang dibangkitkan melalui efek gerakan tekanan udara akibat
fluktuasi pergerakan gelombang.
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sabagai
berikut:
1. Bagaimana potensi sumber energi gelombang laut di dunia
2. Bagaimana teknik konversi energi gelombang laut menjadi listrik
3. Bagaimana jika Indonesia memanfaatkan konversi energi gelombang
menjadi listrik
4. Bagaimana kekurangan dan kelebihan teknik konversi energi gelombang
menjadi listrik
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sabagai berikut:
1. Memahami potensi sumber energi gelombang laut di dunia
2. Memahami teknik konversi energi gelombang laut menjadi listrik
3. Dapat menganalisis apakah Indonesia dapat memanfaatkan konversi energi
gelombang menjadi listrik
4. Memahami kekurangan dan kelebihan teknik konversi energi gelombang
menjadi listrik
1.4 Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan
pengetahuan kepada pembaca tentang teknik konversi energi khususnya
mengenai konversi energi gelombang laut menjadi listrik.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Potensi Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik di Dunia
Selain panas laut dan pasang surut, masih terdapat satu lagi energi
samudera yaitu energi gelombang. Sudah banyak pemikiran untuk
mempelajari kemungkinan pemanfaatan energi yang tersimpan dalam ombak
laut. Salah satu negara yang sudah banyak meneliti hal ini adalah Inggris.
Berdasarkan hasil pengamatan yang ada, deretan ombak (gelombang) yang
terdapat di sekitar pantai Selandia Baru dengan tinggi rata-rata 1 meter dan
periode 9 detik mempunyai daya sebesar 4,3 kW per meter panjang ombak.
Sedangkan deretan ombak serupa dengan tinggi 2 meter dan 3 meter dayanya
sebesar 39 kW per meter panjang ombak. Untuk ombak dengan ketinggian
100 meter dan perioda 12 detik menghasilkan daya 600 KW per meter. Di
Indonesia, banyak terdapat ombak yang ketinggiannya di atas 5 meter
sehingga potensi energi gelombangnya perlu diteliti lebih jauh. Negara-negara
maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Finlandia, dan Belanda, banyak
menaruh perhatian pada energi ini. Lokasi potensial untuk membangun sistem
energi gelombang adalah di laut lepas, daerah lintang sedang dan di perairan
pantai. Energi gelombang bisa dikembangkan di Indonesia di laut selatan
Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
Ocean energi memfokuskan pengembangan pembangkit listrik gelombang
laut dengan membuat oscilating water column yang mengapung di atas sebuah
ponton dengan dipancangkan di dasar laut menggunakan kawat baja. Listrik
yang dihasilkan dialirkan melalui kabel transmisi menuju ke daratan.
Berlokasi di Irlandia, sebuah negara yang terletak di salah satu tempat dengan
iklim yang mendukung terjadinya gelombang laut dengan energi yang lebih
dari cukup untuk dipanen, perusahaan tersebut memiliki lokasi yang tepat
untuk melakukan riset dan pengembangan.
Sistem pembangkit listrik tersebut terdiri dari chamber berisi udara yang
berfungsi untuk menggerakkan turbin, kolom tempat air bergerak naik dan
5
turun melalui saluran yang berada di bawah ponton dan turbin yang terhubung
dengan generator. Gerakan air naik dan turun yang seiring dengan gelombang
laut menyebabkan udara mengalir melalui saluran menuju turbin. Turbin
tersebut didesain untuk bisa bekerja dengan generator putaran dua arah.
Sistem yang berfungsi mengkonversi energi mekanik menjadi listrik terletak
di atas permukaan laut dan terisolasi dari air laut dengan meletakkannya di
dalam ruang khusus kedap air, sehingga bisa dipastikan tidak bersentuhan
dengan air laut.
Dengan sistem yang dimilikinya, pembangkit listrik tersebut bisa
memanfaatkan efisiensi optimal dari energi gelombang dengan meminimalisir
gelombang-gelombang yang ekstrim. Efisiensi optimal bisa didapat ketika
gelombang dalam kondisi normal. Hal tersebut bisa dicapai dengan
digunakannya katup khusus yang menghindarkan turbin tersebut dari
overspeed.
2.2 Teknik konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik
Ada tiga cara membangkitkan listrik dengan tenaga ombak :
Energi gelombang
Energi kinetik yang ada pada gelombang laut digunakan untuk
menggerakkan turbin. Ombak naik ke dalam ruang generator, lalu air yang
naik menekan udara keluar dari ruang generator dan menyebabkan turbin
berputar.ketika air turun, udara bertiup dari luar ke dalam ruang generator dan
memutar turbin kembali.(lihat gambar di sampin
sebuah
struktur
kanal
yang
dibangun
di
pantai
untuk
di
negara
Pusat
stasiun
listrik
yang sama telah berdatangan dari Hawai, Spanyol, Afrika Selatan, Meksiko,
Cili, dan Amerika Serikat. John Bell, Direktur Keuangan Energetech yang
mengembangkan stasiun tersebut, mengatakan bahwa Energi gelombang
merupakan sumber energi yang tiada habisnya dibandingkan sumber energi
alam lainnya. Gelombang selalu ada dan tidak hilang seperti matahari dan
angin.
PENELITI
Universitas
Oregon
memuplikasikan temuan
teknologi
terbarunya
Magnet
Linear
memang
pada
Jouanne menuturkan dalam percobaan sistem ini diletakkan kurang lebih satu
atau dua mil laut dari pantai. Kondisi ombak yang cukup kuat dan mengayun
dengan gelombang yang lebih besar akan menghasilkan listrik dengan
tegangan yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil penelitian Universitas Oregon,
setiap pelampung mampu menghasilkan daya sebesar 250 kilowatt.
Ada beberapa pilihan untuk menghasilkan daya tersebut, ujar Jouanne.
Penjelasan di atas menggunakan teknik koil yang bergerak naik turun, tetapi
bisa juga dengan teknik batang magnet yang bergerak naik turun. Pilihan
kedua dengan menggunakan pelampung, penempatan koil dan batang magnet
bisa juga ditempatkan di dasar atau di permukaan laut. Jouanne menuturkan,
teknologi yang ditawarkannya tersebut memiliki banyak keuntungan dibandingkan dengan teknologi laut.
Ketersediaan teknologi ini mencapai 90 persen dan kerapatan energi
yang dihasilkannya lebih tinggi,katanya. Mesin sendiri juga dapat dirakit dan
digunakan dalam skala kecil maupun besar tergantung pada energi yang
dibutuhkan. Potensi penggunaan energi pun bisa diterapkan di banyak negara
terutama yang memiliki kawasan pantai. Dibandingkan dengan energi angin
atau matahari, energi gelombang laut kerapatannya jauh lebih tinggi. Peneliti
yang sama dari OSU, Alan Wallace menyebutkan penyediaan energi gelombang ini dengan hanya 200 buoy yang diapungkan, satu buah pelabuhan
atau kota besar seperti Portland sudah dapat memanfaatkan energinya dengan
sangat melimpah tanpa harus menarik bayaran. Peneliti percaya jika hasil
penelitian tersebut benar-benar dioptimalkan di sepanjang pantai, seluruh
energi listrik di dunia sudah bisa terpenuhi. Jumlah ini ditaksir hanya
mengambil 0,2 persen energi pantai, kata Alan. Keyakinanya semakin lebih
diperkuat dengan efisiensi penghasilan energi yang tinggi dan besar, energi
gelombang laut ini bisa menjadi energi utama pengganti energi sekarang.
Di samping nilai ekonomis yang cukup menjanjikan ada hal-hal lain
yang dapat memberikan keuntungan di bidang lingkungan hidup. Energi ini
lebih ramah Iingkungan, tidak menimbulkan polusi suara, emisi C02, maupun
polusi visual dan sekaligus mampu memberikan ruang kepada kehidupan laut
10
Kekurangan :
1.Diperlukan alat khusus yang memerlukan teknologi tinggi, sehingga
tenaga ahli sangat diperlukan.
11
yakni sumber energi alternatif yang berasal dari daratan dan sumber energi
yang berasal dari laut. Untuk Jawa yang padat penduduknya, pembangunan
fasilitas pembangkit listrik dengan energi alternatif yang berasal dari daratan
kemungkinan Dari penelitian PL Fraenkel (J Power and Energy Vol 216 A,
2002) lokasi yang ideal untuk instalasi pembangkit listrik tenaga arus
mempunyai kecepatan arus dua arah (bidirectional) minimum 2 meter per
detik. Yang ideal adalah 2.5 m/s atau lebih. Kalau satu arah (sungai/arus
geostropik) minimum 1.2-1.5 m/s. Kedalaman tidak kurang dari 15 meter dan
tidak lebih dari 40 atau 50 meter. Relatif dekat dengan pantai agar energi dapat
disalurkan dengan biaya rendah. Cukup luas sehingga dapat dipasang lebih
dari satu turbin dan bukan daerah pelayaran atau penangkapan ikan.
Gelombang laut sangat potensial dikonversikan menjadi energi listrik,
khususnya karena Indonesia memiliki pantai yang sangat panjang yang bisa
diberdayakan sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil.
Balai Pengkajian Dinamika Pantai BPPT saat ini sedang melakukan kajian
Hybrid Power Energy dengan mendisain dan membangun sistem energi
gelombang laut dengan peralatan Oscilating Water Column (OWC), kata
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Said Djauharsyah
Jenie seperti dilansir Antara, di Jakarta, Rabu (11/4).
OWC merupakan salah satu sistem dan peralatan yang dapat mengubah
energi gelombang laut menjadi energi listrik dengan menggunakan kolom
osilasi. Alat OWC ini akan menangkap energi gelombang yang mengenai
lubang pintu OWC, sehingga terjadi fluktuasi atau osilasi gerakan air dalam
ruang OWC, kemudian tekanan udara ini akan menggerakkan baling-baling
turbin yang dihubungkan dengan generator listrik sehingga menghasilkan
listrik. Sistem ini diakuinya belum pernah dibangun di Indonesia sehingga
pelaksanaan disain dan pembangunan prototipe sistem OWC ini adalah yang
pertama kali dilaksanakan. Rencananya pada 2007 akan dilaksanakan
pengembangan rancang bangun Pembangkit Listrik Energi Gelombang untuk
menghasilkan listrik 2,5 KVA hingga 500 kVA yang disesuaikan dengan
pendanaan yang tersedia, pemerintah ataupun swasta. Prototipe yang telah
13
diujicobakan adalah dengan struktur baja yang untuk output 1KVA dicapai
efisiensi 30 persen dan dengan struktur beton yang untuk output 1KVA dicapai
efisiensi 45 persen. Jika didayagunakan secara optimal maka energi konversi
gelombang laut akan menjamin ketersediaan energi listrik sepanjang tahun
sehingga suplai listrik tidak akan tergantung pada pergantian dan perubahan
musim, ujarnya. Fenomena fisik laut seperti pergerakan pasang surut,
gelombang, panas laut, angin laut dan perubahan salinitas seluruhnya bisa
dikonversikan menjadi
14
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Potensi Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik di Dunia
Ada tiga cara mendasar agar kita bisa memanfaatkan energi
gelombang. Energi dari naik turunnya ketinggian laut atau disebut juga energi
gelombang, dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga listrik. Tenaga
gelombang biasanya dipacu dengan membuka sebuah dam menuju ke waduk.
Waduk tersebut dilengkapi dengan pintu air yang dibuka untuk mengalirkan
air ke penampungan, lalu pintu air ditutup sehingga menyebabkan ketinggian
air turun. Perbedaan ketinggian itu menyebabkan turbin berputar.
Potensi energi gelombang ada di stasiun Rance di Perancis, yang
menghasilkan energi listrik 240 MW . sepertinya Prancis adalah satu-satunya
negara
15
Dalam PLTO ini proses masuk dan keluarnya aliran ombak pada suatu
ruangan tertentu (khusus) dapat menyebabkan terdorongnya udara keluar dan
masuk melalui sebuah saluran di atas ruang khusus tersebut. Apabila
diletakkan sebuah turbin di ujung saluran tersebut, maka aliran udara yang
keluar masuk akan memutar turbin yang menggerakkan generator. Kelemahan
16
dari model ini adalah aliran keluar masuk udara dapat menimbulkan
kebisingan, akan tetapi karena aliran ombak sudah cukup bising umumnya ini
tidak menjadi masalah besar.
3.3 Peluang Indonesia Menerapkan Sistem Konversi Energi Gelombang
Menjadi Listrik
Untuk wilayah Indonesia, energi yang mempunyai prospek bagus
adalah energi arus laut. Hal ini dikarenakan Indonesia mempunyai banyak
pulau dan selat sehingga arus laut akibat interaksi Bumi-Bulan-Matahari
mengalami percepatan saat melewati selat-selat tersebut. Selain itu, Indonesia
adalah tempat pertemuan arus laut yang diakibatkan oleh konstanta pasang
surut M2 yang dominan di Samudra Hindia dengan periode sekitar 12 jam dan
konstanta pasang surut K1 yang dominan di Samudra Pasifik dengan periode
lebih kurang 24 jam. M2 adalah konstanta pasang surut akibat gerak Bulan
mengelilingi Bumi, sedangkan K1 adalah konstanta pasang surut yang
diakibatkan oleh kecondongan orbit Bulan saat mengelilingi Bumi.
Interaksi Bumi-Bulan diperkirakan menghasilkan daya energi arus
pasang surut setiap harinya sebesar 3.17 TW, lebih besar sedikit dari kapasitas
pembangkit listrik yang terpasang di seluruh dunia pada tahun 1995 sebesar
2.92 TW (Kantha & Clayson, 2000). Namun, untuk wilayah Indonesia potensi
daya energi arus laut tersebut belum dapat diprediksi kapasitasnya.
3.4 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Konversi Energi Gelombang Menjadi
Listrik
Kekurangan dari energi arus laut adalah output-nya mengikuti grafik
sinusoidal sesuai dengan respons pasang surut akibat gerakan interaksi BumiBulan-Matahari. Pada saat pasang purnama, kecepatan arus akan deras sekali,
saat pasang perbani, kecepatan arus akan berkurang kira-kira setengah dari
pasang
purnama.
Kekurangan
lainnya
adalah
biaya
instalasi
dan
pemeliharaannya yang cukup besar. Kendati begitu bila turbin arus laut
dirancang dengan kondisi pasang perbani, yakni saat di mana kecepatan arus
17
paling kecil, dan dirancang untuk bekerja secara terus-menerus tanpa reparasi
selama lima tahun, maka kekurangan ini dapat diminimalkan dan keuntungan
ekonomisnya sangat besar. Hal yang terakhir ini merupakan tantangan teknis
tersendiri untuk para insinyur dalam desain sistem turbin, sistem roda gigi,
dan sistem generator yang dapat bekerja secara terus-menerus selama lebih
kurang lima tahun.
Keuntungan penggunaan energi arus laut adalah selain ramah
lingkungan, energi ini juga mempunyai intensitas energi kinetik yang besar
dibandingkan dengan energi terbarukan yang lain. Hal ini disebabkan densitas
air laut 830 kali lipat densitas udara sehingga dengan kapasitas yang sama,
turbin arus laut akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan turbin angin.
Keuntungan lainnya
adalah
tidak perlu
18
BAB IV
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :
19
DAFTAR PUSTAKA
http://www.beritanet.com/Technology/ombak-pembangkit-tenaga-listrik.html
http://kontaktuhan.org/news/news182/ga_41.htm
http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1125749769
http://agusset.wordpress.com/2006/01/05/energi-dari-laut/
http://www.ristek.go.id/index.php?mod=News&conf=v&id=2232
http://geton.nedw.org/pembangkit-listrik-tenaga-ombak/gerakan-tolak-nuklir/
http://portal.djlpe.esdm.go.id/modules/news/index.php?_act=detail&sub=news_m
edia&news_id=839
http://www.indomedia.com/intisari/2001/Sept/khas_infotekno_pompa.htm
http://www.energiterbarukan.net/index.php?
option=com_content&task=view&id=79&Itemid=80
http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1103304274&8
http://www.energiportal.com/mod.php?
mod=publisher&op=viewarticle&cid=37&artid=731
http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1994/11/16/0008.html
http://www.hupelita.com/baca.php?id=28372
20