Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mikroorganisme terdapat dimana-mana, seperti pada tanah, debu, udara, air,
makanan ataupun permukaan jaringan tubuh kita. Keberadaan mikroorganisme tersebut
ada yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, tetapi banyak pula yang merugikan
manusia misalnya dapat menimbulkan berbagai penyakit atau bahkan dapa menimbulkan
kerusakan akibat kontaminasi. (Ratna S, 1990)
Pengendalian mikroorganisme yang menyebabkan kontaminasi ini dapat
dilakukan dengan berbagai cara tergantung macam dan sifat bahan. Secara mekanik
misalnya dengan penyaringan, secara kimia misalnya dengan desinfektan dan secara fisik
misalnya dengan pemanasan, penyinaran ultraviolet, sinar-x dan lain-lain. (Hollander,
1995)
Aktivitas di dalam gedung yang semakin banyak dapat meningkatkan jumlah
polutan dalam ruangan. Kenyataan ini menyebabkan risiko terpaparnya polutan dalam
ruangan terhadap manusia semakin tinggi, namun hal ini masih jarang diketahui oleh
masyarakat umum. Kualitas udara yang buruk akan membawa dampak negatif terhadap
pekerja/karyawan berupa keluhan gangguan kesehatan. (Cahanti dan Mukono, 2013)
Menurut Cahanti dan Mukono (2013), dampak pencemaran udara dalam ruangan
terhadap tubuh terutama pada organ tubuh yang kontak langsung dengan udara contohnya
sebagai berikut: iritasi selaput lendir; iritasi mata: mata pedih, mata merah, mata berair;
iritasi hidung: bersin, gatal; iritasi tenggorokan: sakit menelan, gatal, batuk kering;
gangguan

neurotoksik:

sakit

kepala,

lemah/capai,

mudah

tersinggung,

sulit

berkonsentrasi; gangguan paru dan pernapasan: batuk, nafas berbunyi atau mengi, sesak
nafas, rasa berat di dada; gangguan kulit: kulit kering, kulit gatal; gangguan saluran
cerna: diare atau mencret; lain-lain: gangguan perilaku, gangguan saluran kencing, sulit
belajar.
Keluhan tersebut biasanya tidak terlalu parah dan tidak menimbulkan kecacatan
tetap, tetapi jelas terasa amat mengganggu, tidak menyenangkan dan bahkan
mengakibatkan menurunnya produktivitas kerja para penghuni ruangan.

Untuk pengendalian ruangan biasanya dengan menggunakan radiasi sinar


ultraviolet, penyaringan udara atau penyemprotan dengan menggunakan bahan kimia
tertentu. Radiasi sinar ultraviolet dapat memebunuh mikroorganisme dengan panjang
gelombang antara 220-290 nm dan radiasi yang paling efektif adalah 253,7 nm. Faktor
penghambat dari sinar ultraviolet adalah daya penetrasinya yang lemah. Untutk
memperoleh hasil yang baik baha-bahan yang akan disterilkan harus dilewatkan atau
ditempatkan dibawah sinar ultraviolet. Lamanya penyinaran tergantung dari luas, jarak,
intensitas dan dari jenis bakteri itu sendiri. (Hollander, 1995)

DAFTAR PUSTAKA
Hollander, A. 1995, Radiation Biology. Vol II. Effects of radiation on bacteria. Cornerll
University, Itacha N.Y
Ratna Siri, Hadioetomo, 1990, Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek Teknik dan Prosedur Dasar
Laboratorium, PT Gramedia, Jakarta.
Candrasari, Cahyatri Rupsianing dan J. Mukono. 2013. Hubungan Kualitas Udara Daam Ruang
dengan Kelhan Penghuni Lembaga ermasyarakatan Kelas IIA Kabupaten Sioarjo. Jurnal
Kesehatan Lingkungan. Vol. 7(1).

Anda mungkin juga menyukai