Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering
dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai barang tertentu, kayu
tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya. Kita sebagai pengguna dari
kayu yang setiap jenisnya mempunya sifat-sifat yang berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu
tersebut sehingga dalam pemilihan dan penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu
harus betul-betul sesuai dengan yang kita inginkan.
Dewasa ini penggunaan kayu sudah beralih ke bahan konstruksi lain yang lebih mudah
didapatkan. Namun walaupun bahan kayu sudah semakin sulit didapat masih ada beberapa
peminat kayu sesuai keperluannya. Karena itulah makalah ini mengangkat tentang kayu
sebagai bahan referensi untuk pertimbangan menggunakan kayu dengan jenis dan ukuran
seperti apa.
Tumbuhan berkaryu muncul di alam diperkirakan pertama kali pada 395 hingga 400
juta tahun yang lalu. Manusia telah menggunakan kayu untuk berbagai kebutuhan sejak
ribuan tahun, terutama untuk bahan bakar dan konstruksi untuk membuat rumah dan senjata
serta sebagai bahan baku industri (misal pengemasan dan kertas). Kayu bisa dijadikan
referensi sejarah mengenai kondisi iklim dan cuaca dimasa pohon tersebut tumbuh melalui
variasi jarak antar cincin pertumbuhan.

B. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan pembaca
mengenai kayu, jenis dan ukurannya. Yang akan berguna saat kita diperhadapkan tentang
konstruksi kayu.

BAB II
1

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kayu
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena
mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari
memasak, membuat prabotan, bahan bangunan, kertas, dan masih banyak lagi. Penyebab
terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai
jaringan dibatang. Ilmu kayu (wood science) mempelajari berbagai aspek mengenai
klasifikasi kayu serta sifat-sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu.
Kayu memiliki empat unsur esensial bagi manusia, antara lain :
1. Selulosa
Unsur ini merupakan komponen terbesar pada kayu meliputi 70 % berat kayu.
2. Lignin
Komponen ini berfungsi sebagai pengikat satuan strukturil kayu dan memberikan sifat
keteguhan pada kayu.
3. Bahan-bahan ekstraksi
Komponen ini memberikan sifat pada kayu, seperti bau, warna, rasa, dan keawetan.
4. Mineral pembentuk abu
Komponen ini tertinggal setelah lignin dan selulosa terbakar habis
Mengenai struktur kayu dalam perencanaannya harus dipenuhi syarat-syarat berikut :
1. Analisis struktur harus dilakukan dengan cara-cara mekanika teknik yang baku
2. Analisi dengan computer, harus menunjukkan prinsip program dan ditunjukan dengan
jelas data masukan serta penjelasan data keluaran.
3. Percobaan model diperbolehkan bila diperlukan untuk menunjang analisis teoritis
4. Analisis struktur dilakukan dengan model-model matematis yang menimbulkan
keadaan yang sesungguhnya dilihat dari segi sifat bahan dan kekakuan unsurnya.

Bila car perhitungan menyimpang dari tata cara ini maka harus mengikuti persyaratan sebagai
berikut :

Struktur yang dihasilkan dapat dibuktikan dengan perhitungan atau percobaan

yang cukup aman.


Tanggung jawab atas penyimpangan, dipikul oleh perencana dan pelaksana yang

bersangkutan.
Perhitungan atau percobaan tersebut diajukan pada panitia yang ditunjuk oleh
pengawas lapangan.

2.2 Pengenalan Kayu Sebagai Bahan Konstruksi Dan Material Bangunan


a. Kayu sebagai konstruksi bangunan
Kayu untuk keperluan bangunan umumnya dari kelas kuat I, II , dan III dengan rasio
kekuatan terhadap berat yang cukup tinggi, serta mempunyai kelas awet I atau II. Bila dari
kelas awet III atau dibawahnya, maka kayu harus diawetkan dahulu. Untuk mendapat kayu
dengan bentangan dan ukuran yang besar sangat sulit karena bentang dan ukuran besar
disesuaikan dengan ukuran pohonnya. Untuk mengatasi hal itu perlu dibuat balok gulam
yaitu gabungan dua atau lebih papan kayu gegrgajian yang direkat dengan perekat tertentu
searah dengan serat kayu sejajar satu sama lain.
b. Lantai atau (Flooring)
Lantai kayu atau mozaik parquet flooring sangat disukai karena selain mengandung
estetika juga memberikan kesan hangat pada ruang. Untuk Harwood atau kayu daun lebar
sangat disukai dan sering digunakan.
c. Dinding
Untuk dinding bagian luar (eksterior) selain digunakan papan kayu, saat ini lebih
umum digunakan kayu lapis eksterior, flakeboard/ papan partikel eksterior. Sedangkan untuk
dinding bagian dalam ruangan ( interior ) diperlukan kayu yang bercorak indah, stabil dan
awet , untuk berbagai keperluan dipersyaratkan mampu meredam suara.
2.2.1 Bentuk Sambungan Yang Bisa Di Terapkan Pada Kayu
Berikut ini merupakan jenis-jenis sambungan pada kayu :

Sambungan bibir lurus


Sambungan bibir miring berkait
Sambungan takikat lurus
Sambungan takikan miring
Sambungan ekor burung pada papan

2.2.2 Dimensi Kayu Di Pasaran


Untuk kayu rakyat dalam bentuk kayu gergajian bervariasi setiap jenis kayu tertentu
seperti kayu mahoni yang biasa dipakai bahan mebel, kayu buah sebagai bahan kayu
pertukangan dan konstruksi. Kayu yang digergaji umumnya berasal dari hutan rakyat,
3

berdiameter kecil dengan mutu batang yang kurang bagus ( bengkok dan porsi gubalnya
tinggi).
2.3 Keuntungan Dan Kerugian Kayu
Keuntungan kayu
Adapun keuntungannya antara lain :
a. Murah dan mudah dikerjakan
b. Mempunyai kekuatan yang tinggi dan bobotnya rendah
c. Mempunyai sifat isolasi terhadap pengaruh listrik
d. Bila ada kerusakan mudah diganti dan bisa diperoleh dalam waktu singkat.
e. Pembebanan tekan bersifat elasti.
f. Bila terawat dengan baik akan tahan lama
Kerugian kayu
Adapun Kerugiannya antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.

Kurang homogen ketidaksamaan sebagai hasil alam


Cacat pada kayu
Mudah terbakar
Dapat memuai dan menyusut dengan perubahan-perubahan kelembaban.
Terjadinya lendutan yang cukup besar.

2.4 Anatomi Kayu


a. Sifat-sifat anatomi kayu

Kayu memiliki sifat yang bermacam-macam antara lain: sifat anatomi kayu, sifat fisik
kayu, sifat mekanik kayu, sifat higroskopis kayu. Penentuan beberapa jenis kayu
dalam bentuk olahan yang masih mudah dilakukan dengan hanya memperlihatkan
sifat kasar yang mudah dilihat. Contoh kayu jati atau tectona grandis memiliki gambar

lingkaran tumbuh yang jelas.


Sifat struktur atau microskopis adalah sifat yang dapat kita ketahui dengan alat bantu
yaitu kaca pembesar ( loupe ) sifat struktur yang diamati adalah :

Warna kayu : Apabila kayu berwarna putih biasanya terdapat pada kayu yang
pohonnya masih muda, untuk kayu yang berwarna kuning sudah bisa dijadikan
struktur asal kuat kelas dan jenisnya masuk dalam kriteria, untuk kayu yang berwarna
coklat sudah bisa digunakan sebagai struktur, kayu yang berwarna merah sudah bisa
digunakan sebagai struktur, untuk kayu yang memiliki warna hitam sudah digunakan

sebagai struktur.
Tekstur kayu : Tekstur kayu dapat dibedakan menjadi sangat halus, halus, agak halus,

agak kasar, dan sangat kasar.


Arah serat kayu : Arah serat kayu dibedakan menjadi, arah serat kayu yang lurus, arah
serat yang agak berpadu, arah serat yangberpadu, arah seratyang sangat berpadu serta

arah serat yang bergelomban.


Kekerasan kayu : Antara lain sangat lunak, lunak, agak lunak, agak keras, dan keras.
Pori-pori kayu : Pori kayu merupakan sel yang berbentuk pembuluh dengan arah
longitudinal dan dapat dibedakan berdasarkan ukuran pori serta frekuensi pori.

b. Bagian-bagian kayu
Kulit luar : Lapisan yang berada paling luar dalam keadaan kering berfungsi sebagai

pelindung bagian dalam kayu


Kulit dalam : Lapisan yang berada didalam kulit luar yang bersifat basah dan lunak

berfungsi mengangkut bahan makanan dari daun kebagian lain.


Kambium : Jarinagan ini kedalam membentuk jaringan baru sedangkan keluar

membentuk sel kulit.


Kayu gubal : Berfungsi sebagai pengangkut air,zat bahan makanan kebagian pohon

yang lain.
Kayu teras : Berasal dari kayu gubal, bagian sel-sel yang sudah tua dan kosong terisi

zat lain yang berupa zat ekstrasi.


Galih/hati : Bagian ini mempunyai umur paling tua karena ada sejak permulaan kayu

itu tumbuh.
Garis teras : Jari-jari retakkan yang timbul akibat penyusutan pada waktu pengeringan
yang tidak teratur.

2.5 Proses Pengolahan Kayu


Dalam proses pengolahan kayu di bagi menjadi tiga yaitu :
a. Penebangan Kayu :
Pada tahun 1970-an jenis gergaji yang banyak digunakan adalah gergaji buatan
amerika. Seperti Mculloch, Homelite, Piyoneer, Echo, dan sebagainya. Untuk menjaga
keselamatan sebelum bekerja, seseorang penebang seharusnya menggunakan perlengkapan

penenbangan yang lengkap dengan kostumnya seperti celana panjang, jaket, sepatu lapangan,
helm pengaman, pelindung muka, penutup telinga, dan sarung tangan.
Alat yang biasanya digunakan untuk melakukan penebangan adalah Feller
( penebangan ) alat ini adalah alat penebang modern. Alat yang ke dua Feller Bunchers sama
dengan Feller,tetapi berfungsi juga mengumpulkan kayu yang rebah ke tempat pengumpulan.
Alat ke tiga Clipping dan shearing Tools yaitu alat pemotong dari alat tebang berupa pisau
atau gunting, kegunaan alat ini terutama untuk memotong pohon dalam rangka membuat
jalan strip.
b. Pengergajian kayu :
Perlu kita ketahui kayu log yang digergaji akan menghasilkan beberapa bagian papan atau
balok kayu yang mempunyai pola serat sesuai dengan retak kayu tersebut dalam log.
Berdasarkan posisi letak asal dalam batang kayu tersebut ada beberapa jenis papan atau
balok, yaitu :
1. Papan Tangensial ( Flat Sawn ) : Di buat untuk menonjolkan keindahan struktur serat
kayu.
2. Papan Radial ( Quater Sawn ) : Papan jenis ini paling stabil digunakan sebagai bahan
konstruksi.
3. Papan Semi Radial ( Semi Quarter Sawn ) : Papan semi radial mempunyai arah
penyusutan sesuai dengan arah lingkaran tahunnya serta letak kayu gubal dan kayu
terasnya.
4. Papan Tengah atau Hati : Yaitu papan tengah atau papan hati.
5. Pengawetan kayu : Pengawetan kayu ialah daya tahan suatu jenis kayu terhadap faktorfaktor perusak yang datang dari luar tubuh kayu itu sendiri. Kayu yang awet dipakai
dalam konstruksi atap, belum pasti dapat bertahan lama bila digunakan di laut. Oleh
karena itu, tiap-tiap jenis kayu mempunyai keawetan yang berbeda pula. Misalnya
keawetan kayu meranti tidak sama dengan keawetan kayu jati.
Adapun faktor-faktor perusak dalam pengawetan kayu digolongkan menjadi :
Penyebab non-makhluk hidup, terdiri dari :
1. Faktor fisik : Ialah keadaan yang dipengaruhi oleh suhu, dan kelembaban udara, api,
udara, dan air.
2. Faktor mekanik : Yang termasuk faktor mekanik antara lain, pukulan, gesekkan,
tarikkan, tekanan dan sebagainya.
3. Faktor kimia : Unaur kimia perusak kayu antara lain pengaruh garam, pengaruh asam,
dan basa.
Penyebab makhluk hidup, terdiri dari :
1. Jenis jamur ( aneka macam )
2. Jenis serangga ( aneka macam )
3. Jenis binatang laut ( aneka macam )
Kemudian alasan manusia melakukan pengawetan kayu karena :
6

1. Kayu sulit didapat dalam jumlah banyak dan harganya mahal


2. Menjaga sisi keindahan corak serat kayu
3. Mendapatkan keuntungan vinansial
Adapun tujuan pengawetan kayu :
1. Memperpanjang usia kayu
2. Memanfaatkan pemakaian jenis-jenis kayu yang sudah langka
3. Membuka lapangan kerja
Kategori jenis pengawetan kayu :
1. Pengawetan remanen atau sementara ( prophylactis treatment ) : Bertujuan
menghindari serangan pada kayu basah dan serangga lain dengan alat yang dipakai
adalah NaPCP ( Natrium Penthaclor Phenol), Gammexane, Borax, baik untuk dolog
maupun kayu gergajiam basah.
2. Pengawetan permanen : Bertujuan menahan semua faktor perusak kayu selama
mungkin. Pengawetan permanen dapat menggunakan semua metode, tergantung
bahan pengawet yang dipakai serta penetrasi dan retensi yang diinginkan.
Macam-macam metode pengawetan :
1. Metode sederhana
2. Metode khusus
Teknik pengawetan kayu :
1. Menyiapkan kayu yang akan di awetkan : Agar di peroleh hasil pengawetan yang baik
perlu di perhatikan sebagai berikut, kayu harus cukup kering sebelum di awetkan,
kayu harus bebas kulit dan kotoran, sortimen kayu atau bentuk kayunya ( kayu
gergeajian/dolok ), kayu di anjurkan dalam bentuk siap pakai kemudian bahan
pengawet, metode serta alat untuk pelaksanaan pengawetan, dan faktor perusak kayu,
tempat kayu akan digunakan kemudian dan dilanjutkan cara pengawetannya.
2. Cara pengawetan kayu : Meliputi cara rendaman dengan merendam kayu di dalam
bak larutan bahan pengawet yang telah di konsentrasi ( kepekatan ) bahan pengawet
dan larutannya, selama beberapa jam atau beberapa hari. Setelah itu dilanjutkan
dengan cara ke dua yaitu pencelupan. Cara ini umumnya di lakukuan di industriindustri penggergajian untuk mencegah serangan jamur blue stain. Adapun cara ke
tiga pemulasan dan penyemprotan, cara ini dapatdilakukan dengan alat yang
sederhana. Cara pengawetan ini hanya dianjurkan bila serangan perusak kayu akan
dipakai tdak hebat ( ganas ). Cara ke empat yaitu pembalutan dengan metode
pengawetan yang khusus digunakan untuk mengawekan tiang-tiang dengan
menggunakan

bahan

pengawet

bentuk

cream

cairan

pekat,

yang

dilaburkan/diletakkan pada permukaan kayu yang masih basah. Selanjunya dengan


metode cara ke lima yaitu proses vakum dan tekanan ( cara modern ).
7

Urutan kerja dalam pengawetan kayu di bagi menjadi dua macam urutan kerja pada
proses pengawetan kayu :
1. Urutan kerja pada proses pengawetan sel penuh
2. Kayu di masukkan ke dalam tangki pengawet, tangki di tutup rapat agar jangan terjadi
kebocoran.
3. Dilakukan pengisapan udara ( vakum ).
4. Sambil vakum di pertahankan, larutan pengawet kayu dimasukkan ke dalam tangki
pegawet hingga penuh.
5. Setalah penuh, proses vakum dihentikan kemudian diganti dengan proses tekanan
sampai sekitar 8-15 atmosfer selama kurang lebih 2 jam.
6. Proses penekanan dihentikandan bahan pengawet kayu keluarkandari tangki kembali
ke tangki persediaan.
7. Dilakukan vakum terakhir sampai 40 cm/ Hg, selama 10-15 menit, dengan maksud
untuk membersihkan permukaan kayu dari bahan pengawet.
8. Urutan kerja pada proses pengawetan sel kosong :
9. Kayu dimasukkan kedalam tangki, lalu tutup rapat.
10. Tanpa vakum langsung pemberian tekanan udara sampai 4 atmosfer selama 10-20
menit.
11. Sementara tekanan udara dipertahankan, larutan bahan pengawet dimasukan kedalam
tagki pengawet himga penuh.
12. Kemudian tekanan ditingkatkan sampai 7-8 atmosfer selama beberapa jam.
13. Tekanan dihentikan dan bahan pengawet dikeluarkan.
14. Dilakukan vakum 60 cm /Hg, selama 10 menit untuk membersihkan permukaan kayu
dari kelebihan bahan pengawet.
Perbedaan proses sel penuh dan sel kosong ialah sebagai berikut : pada proses sel penuh
bahan pengawet dapat mengisi seluruh lumen sel, sedangkan pada sel kosong hanya mengisi
ruang antar sel.
Proses kahir pengawetan kayu ada 3 hal yag perlu diperhatikan pada akhir proses pengawetan
kayu :
1. Pembongkaran kayu daridalam bak celup harus berhati-hati, jangan sampai
permukaan kau yag sudah terlapisi bahan pengawet kayu jadi tergores.
2. Untuk pengeringan setalah kayu di awetkan dengan cara alami atau pun buatan.
3. Penyimpanan sementara sebelum dipakai harus dilakukan ditempat terlindung dan
terbuka sirkulasi udaranya.
2.6.
Sifat-Sifat Kayu
Di konstruksi bangunan berikut sifat-sifat kayu secara kimiawi :

1. Kayu tersusun dari sel-sel yang m alam konstruksi dan pemakaian kayu sebagai bahan
bangunan seseorang harus benar-benar mengetahui dan memahami sifat-sifat dan
jenis kayu yang biasa digunakan sebagai emiliki tipe bermacam-macam dan susunan
dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa
( karbohidrat ) serta lignin (non karbohidrat ).
2. Semua kayu bersifat anisotropic, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika
diuji menurut tiga arah utamanya yaitu longitudinal, radial, dan tangensial.
3. Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau
melepaskan kadar air sebagai akibat perubahan kelembaban dan suhu udara dan
sekelilingnya.
4. Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit, dan dapat terbakar terutama dalam
keadaan kering.
Berikut sifat-sifat kayu secara fisik :
1. Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air, dan zat
ekstraktif didalamnya.
2. Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur perusak kayu dari luar.
3. Kayu yang beraneka macam warnanya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu
yang berbeda-beda.
4. Tekstur adalah ukuran relative sel-sel kayu. Tekstur kayu digolongkan dalam kayu
5.
6.
7.
8.

bertekstur halus, sedang , dan kasar.


Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon.
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu.
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka.
Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna , arah serat, tekstur, dan
kemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu yang membuat kayu

mempunyai nilai dekoratif.


9. Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Dalam kondisi
kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan
air keseimbangan atau EMC ( equilibrium mointure content ).
10. Kayu memiliki sifat sendiri terhadap suara :
Sifai akustik ; yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan dengan

elastisitass kayu.
Sifat rensonansi ; yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang

suara.
11. Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membut
barang-barang yang berhubungan lansung dengan sumber panas.
12. Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik.

Kayu memiliki sifat mekanik, meliputi :


1. Kekuatan tarik kayu :
Kekuatan tarik kayu sejajar dengan arah serat
Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah serat
2. Kekuatan tekan kayu :
Kekuatan tekan kayu sejajar dengan arah serat.
Pada semua kayu kekuatan tegak lurus serat lebih kecil daripada kekuatan
kompersi sejajar arah serat
3. Kekuatan geser kayu :
Kekuatan geser kayu sejajar dengan arah serat kayu
Kekuatan geser kayu tegak lurus arah serat
Kekuatan geser miring
4. Kekuatan lentur kayu :
Keuatan lengkung static, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang

mengenainya secara perlahan-lahan.


Kekuatan lengkung pukul, yaltu kekuatan kayu menahan gaya yang

mengenainya secara mendadak.


5. Kekakuan kayu
Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau lengkung.
Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.
6. Keuletan kayu :
Keuletan kayu adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang
relative besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang
berulang-ulang yang melampaui batas proposional serta mengakibatkan perubahan
bentuk yang permanent dan kerusakan sebagian.
7. Kekerasan kayu :
Kekerasan kayu adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik
atau lekukan atau kikisan ( abrasi )
8. Kekuatan belah kayu :
Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha
membelah kayu ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat kekuatan kayu
atau sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2.
Factor luar ( eksternal ) :Pengawetan kayu, pembebaban dan cacat yang

disebabkan oleh jamur atau serangga perusak kayu.


Factor dalam kayu ( internal ) :BJ, cacat mata kayu, serat miring dan
sebagainya.

1.6 Klasifikasi Kayu


kayu merupakan salah satu material bahan bangunan yang sering digunakan dalam
konstruksi. Setiap kayu memiliki sifat dan ciri tersendiri baik dalam segi keindahan serat,
10

kadar air, keawetan, berat jenis, kerapatan, dan kekuatan. Berikut merupakan beberapa
macam kayu yang sering digunakan sebagai bahan konstriksi :
1. Kayu Jati Kayu jati : sering dianggap sebagai kayu dengan serta dan tekstur paling
indah. Kerakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi
pilihan utama sebagai metrial bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I,
II dan Kelas Kuat I, II. Kayu Jati juga terbukti tahan terhadap terhadap jamur, rayap
dan serangga lainnya karena kandungan minyak didalam kayu itu sendiri. Jawa dalah
pengahsil pohon jati berkualitas terbaik yang sudah mulai ditanam Pemerintah
Belanda sejak tahun 1800-an, dan sekarang berada dibawah pengelolaan PT Perum
Perhutani. Harga kayu jati banyak dipengaruhi di asal, ukurn dan criteria, batasan
kualitas kayu yang ditoleransi, seperti : ada mata sehat, ada mata mati, ada doreng,
ada putih.
2. Kayu Merbau : Kayu Merbau termasuk jenis kayu yang cukup keras dan stabil
sebagai alternative pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti than terhadap
serangga. Warna kayu Merbau adalah coklat kemerahan dan kadang disertai dengan
highlight kuning. Pohon Merbau trmasuk pohon huan hujan tropis. Termasuk kayu
dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Pohon Merbau tumbuh subur di
Indonesia, terutama di pulau Irian/ Papua.
3. Kayu Bangkirai/ Yellow Balau : Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu yang awet dan
kuat. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I,II, III dan Kelas Kuat I, II. Pohon
Bangkirai Banyak ditemukan dihutan hujan tropis dipulau Kalimantan. Kayu
nerwarna kuning kadang agak kecoklatan, oleh karena itu disebut Yellow Balau.
4. Kayu Kamper : Kayu kamper memiliki serat kayu yang halus dan indah sehingga
sering menjadi pilihan bahan membuat pintu panil dan jendela. Karna tidak segetas
bangkirai, retak rambut jarang ditemui. Karna tidak sekeras bangkirai kecenderung
berubah bentuk juga besar sehingga tidak disarakan untuk pintu dan jendela dengan
disain terlalu lebar dan tinggi. Kayu ini termasuk kayu dengan kelas awet II, III Kelas
Kuat II, I. Samarinda adalah daerah penghasil kayu kamper dengan serat paling halus.
5. Kayu Kelapa : Kayu kelapa adalah salah satun alternative baru sebagai bahan
bangunan dengan syarat pohon kelapa berusia diatas 60 tahun. Semua bagian dari
pohon kelapa adalah serat/fiber yaitu berbentuk garis pendek-pendek. Kayu ini tidak
ditemukan mata kayu karena pohon kelapa tidak ada ranting atau cabang.
6. Kayu Meranti Merah : Kayu ini termasuk jenis kayu keras, warnanya merah muda tua
hingga merah muda pucat, bertekstur tidak terlalu halus, tidak begitu tahan cuaca,

11

sehingga tidak dianjurkan dipakai diluar ruangan. Kayu meranti termasuk kayu
dengan Kelas Awet III, IV, dan Kelas Kuat II, IV.
7. Kayu Karet Botanical Name : Hevea brasilieensis Family Name : Euphorbiaceae
Kayu karet, disebut Rubber wood pada awalnya hanya tumbuh di daerah
Amazon,Brazil. Kayu ini berwarna putih kekuningan sedikit cream ketika baru
dipotong, dan kecoklatan setelah mengering. Kayu karet tergolong kayu lunak-keras,
tapi lumayan berat dengan densitas antara 435-625 kg/m3 dalam level kekringan 12
%. Kayu karet termasuk kelas kuat II dan Kelas Awet III.
8. Kayu Gelam : Kayu ini dengan diameter kecil umumnya dipakai sebagai steger pada
konstruksi beton, sedangkan dengan diameter besar di pakai untuk cerucuk pada
pekerjaan sungai dan jembatan.
9. Kayu Ulin Kayu : jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai,
onglen, belian, tabulin, dan telian. Kayu ulin termasuk kayu Kelas Kuat I dan Kelas
Awet I.
10. Kayu Akasia Kayu akasia ( acacia magium ) : mempunyai berat jenis rata-rata 0,75
berarti pori-pori dab seratnya cukup rapat sehingga daya serap air kecil. Kayu ini
termasuk kayu dengan Kelas Awet II dan Kelas Kuat I, II. Kayu ini bertekstur agak
kasar, berserat lurus berpadu, mudah dikerjakan, sehingga banyak diminati sebagai
bahan konstruksi maupun bahan meibel-furnitur.

12

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kegiatan untuk menentukan suatu jenis kayu, secara teknis menjafdi sangat penting
dalam rangka menentukan rencana penggunaannya, serta untuk kepentingan transaksi jualbeli atau perdagangan kayu. Secara teoritis, metode pengenalan/penentuan/identifikasi jenis
kayu mudah dipelajari sebagai suatu pengetahuan. Namun demikian keterampilan teknis
pengenalan Janis kayu hnaya akan diperoleh melalui proses latihan yang rutin, berulangulang dan terus-menerus. Kelengkapan koleksi kayu akan sangat membantu proses
peningkatan kemampuan dan keterampilan dalam pengenalan jenis kayu.
3.2 Saran
Pengenalan atas sifat-sifat fisik dan mekanik akan sangat membantu dalam
menentukan jenis-jenis kayu untuk tujuan penggunaan tertentu. Diharapkan dengan sangat
memahami sifat dan jenis kayu untuk penggunaan tertentu akan mengurangi ketergantungan
konsumen akan suatu jenis kayu tertentu saja sehingga pemanfaatan jenis-jenis kayu yang
semula belum dimanfaatkan akan semakin meningkat.

13

Anda mungkin juga menyukai