Pengertian Asuransi
Pada prinsipnya, asuransi kerugian adalah mekanisme proteksi atau perlindungan
dari risiko kerugian keuangan dengan cara mengalihkan risiko kepada pihak lain. Berikut
adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber :
1. Menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang pasal 246
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana sesorang
penanggung mengikatkan diri kepada seseorang tertanggung, dengan menerima suatu
premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan,
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu
peristiwa tak tentu.
2. Menurut Undang-undang No. 2 Th. 1992 tentang Usaha Perasuransian
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima
premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan
atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
3. Menurut Paham Ekonomi
Asuransi merupakan suatu lembaga keuangan karena melalui asuransi dapat
dihimpun dana besar, yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan,
disamping bermanfaat bagi masyarakat yang berpartisipasi dalam bisnis asuransi,
serta asuransi bertujuan memberikan perlindungan atau proteksi atas kerugian
keuangan (financial loss), yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak diduga
sebelumnya (fortuitious event).
B. Manfaat Asuransi
Pada dasarnya asuransi memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara lain:
1. Rasa aman dan perlindungan
Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung akan memberikan rasa aman dari risiko
atau kerugian yang mungkin timbul. Kalau risiko atau kerugian tersebut benar-benar
24
terjadi, pihak tertanggung (insured) berhak atas nilai kerugian sebesar nilai polis atau
ditentukan berdasarkan perjanjian antara tertanggung dan penanggung.
2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil
Prinsip keadilan diperhitungkan dengan matang untuk menentukannilai pertanggungan
dan premi yang harus ditanggung oleh pemegang polis secara periodik dengan
memperhatikan secara cermat faktor-faktor yang berpengaruh besar dalam asuransi
tersebut. Untuk mendapatkan nilai pertanggungan, pihak penanggung sudah membuat
kalkulasi yang tidak merugikan kedua belah pihak. Semakin besar nilai pertangguangan,
semakin besar pula premi periodik yang harus dibayar oleh tertanggung.
3. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.
4. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan
Premi yang dibayarkan setiap periode memiliki substansi yang sama dengan tabungan.
Pihak penanggung juga memperhitungkan bunga atas premi yang dibayarkan dan juga
bonus (sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak).
5. Alat penyebaran risiko
Risiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut dibebankan juga pada
penanggung dengan imbalan sejumlah premi tertentu yang didasarkan atas nilai
pertanggungan.
6. Membantu meningkatkan kegiatan usaha
Investasi yang dilakukan oleh para investor dibebani dengan risikokerugian yang bisa
diakibatkan oleh berbagai macam sebab (pencurian, kebakaran, kecelakaan, dan lainlain).
C. Risiko dan Ketidakpastian
Secara umum, risiko adalah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan
yang menimbulkan kerugian. Risiko dalam industri perasuransian diartikan sebagai
ketidakpastian dari kerugian finansial atau kemungkinan terjadinya kerugian. Berikut ini
adalah jenis-jenis risiko:
1. Risiko murni
Adalah risiko yang apabila benar-benar terjadi, akan memberikan kerugian dan apabila
tidak terjadi, tidak akan menimbulkan kerugian dan tidak juga memberikan keuntungan.
24
2. Risiko spekulatif
Adalah risiko yang berkaitang dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu kemungkinan
untuk mendapatkan keuntungan dam kemungkinan untuk mendapat kerugian.
3. Risiko individu
Adalah risiko yang kemungkinan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Risiko individu
ini masih dipilah menjadi 3 jenis :
a. Risiko pribadi (personal risk)
Adalah risiko yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memperoleh manfaat
ekonomi. Atau dengan kata lain risiko ini berfungsi untuk menanggung dirinya sendiri
atau orang yang ia asuransikan.
b. Risiko harta (property risk)
Adalah risiko yang ditanggungkan atas harta yang dimilikinya rusak, hilang atau
dicuri. Dengan kerusakan atau kehilangan tersebut, pemilik akan kehilangan
kesempatan ekonomi yang diperoleh dari harta yang dimilikinya.
c. Risiko tanggung gugat (liability risk)
Risiko yang mungkin kita alami atau derita sebagai tanggung jawab akibat kerugian
atau lukanya pihak lain. Misalkan, pemberian asuransi oleh mandor bangunan kepada
para pekerjanya.
Risiko yang dihadapi perlu ditangani dengan baik untuk mempertimbangkan
kehidupan perekonomian di masa mendatang. Dalam menangani risiko tersebut minimal ada
lima cara yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Menghindari risiko (risk avoidance)
Dapat dilaksanakan dengan cara mempertimbangkan risiko yang mungkin timbul
sebelum kita melakukan aktivitas-aktivitas. Setelah mengetahui risiko yang mungkin
timbul kit bisa menetukan apakah aktivitas tersebut bisa kita lanjutkan atau kita hentikan.
2. Mengurangi risiko (risk reduction)
Tindakan ini hanya bersifat meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi.
3. Menahan risiko (risk retention)
24
Berarti kita tidak melakukan aktivitas apa-apa terhadap risiko tersebut. Risiko tersebut
dapat ditahan karena secara ekonomis biasanya melibatkan jumlah yang kecil. Bahkan
kadang-kadang orang tidak sadar akan usaha menahan risiko ini.
4. Membagi risiko (risk sharing)
Tindakan ini melibatkan orang lain untuk sama-sama menghadapi risiko.
5. Mentransfer risiko (risk transferring)
Berarti memindahkan risiko kerugian kepada pihak lain yang bersedia serta mampu
memikul beban risiko.
D. Prinsip Asuransi
1
Kerugiaan tidak dapat diperkirakan. Risiko yang bisa diasuransikan berkaitan dengan
kemungkinan terjadinya kerugian. Kemungkian tersebut tidak dapat diperkirakan
terjadinya.
Kewajaran. Risiko yang dipertanggungkan dalam asuransi adalah benda atau harta
yang memiliki nilai material baik bagi tertanggung maupun bagi penanggung.
Catastrophic. Risiko yang mungkin terjadi haruslah tidak akan menimbulkan suaatu
kemungkinan rugi yang sangat besar, yaitu jika sebagian besar pertanggungan
kemungkinan akan mengalami kerugian pada waktu yang bersamaan.
Homogen. Untuk memenuhi syarat dapat diasuransikan, barang atau harta yang akan
dipertanggungkan harus homogen, yang berarti banyak barang yang serupa atau
sejenis.
Indemnity
24
Proximate Cause
Adalah suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkan terjadinya suatu persitiwa secara
berantai atau berurutan tanpa intervensi suatu ketentuan lain, diawali dan bekerja dengan
aktif dari suatu sumber baru dan independent.
Subrogation
Pada prinsipnya merupakan hak penanggung yang telah memberikan ganti rugi kepada
tertanggung untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan asuransinya
mengalami suatu peristiwa kerugian.
Contribution
Bahwa penanggung berhak mengajak penanggung-penanggung yang lain yang memiliki
kepentingan yang sama untuk ikut bersama membayar ganti rugi kepada seorang
tertanggung meskipun jumlah tanggungan masing-masing belum tentu sama besar.
E. Polis Asuransi
Polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang
mengadakan perjanjian asuransi. Dengan adanya polis asuransi perjanjian antara edua belah
pihak mendapatkan kekuatan secara hukum. Polis asuransi memuat hal-hal sebagai berikut:
1
Nomor polis
Uraian risiko
Jumlah pertanggungan
Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah dengan nomor polisi, nomor
rangka, dan nomor mesin kendaraan.
F. Premi Asuransi
24
Premi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak penanggung yang
berupa pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik. Jumlah premi sangat tergantung
pada faktor-faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya tingkat risiko dan jumlah nilai
pertanggungan. Apabila kemungkinan terjadinya risiko kerugian yang sangat tinggi, pihak
penanggung tentu saja akan memperhitungkan tingkat premi yang jauh lebih tinggi daripada
pertanggungan yang kemungkinan terjadinya kerugian kecil.
G. Penggolongan Asuransi
Menurut Sifat Pelaksanaannya
1. Asuransi sukarela
Pada prinsipnya pertanggungan dilakukan dengan cara sukarela, dan semata-mata
dilakukan atas kesadaran seseorang akan kemungkinan terjadinya risiko kerugian atas
sesuatu yang dipertanggungkan tersebut, misal: asuransi kecelakaan, asuransi kebakaran,
asuransi kendaraan bermotor, dsb.
2. Asuransi wajib
Merupakan asuransi yang sifatnya wajib dilakukan oleh pihak-pihak terkait yang
pelaksanaannya dilakukan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang ditetapkan
oleh pemerintah, misal: asuransi tenaga kerja, asuransi kecelakaan, dsb.
Menurut Jenis Usaha Perasuransian
Menurut UU Nomor 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransuan jenis usaha
perasuransian dibagi menjadi beberapa jenis:
a. Usaha Asuransi
1. Asuransi kerugian (nonlife insurance)
Asuransi kerugian menurut UU Nomor 2 Tahun 1992 yaitu usaha yang memberikan jasajasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab
hokum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Usaha asuransi
kerugian dapat dibagi sebagai berikut:
-
24
Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian yang tidak dapat digolongkan kedalam
asuransi kebakaran dan asuransi pengangkutan. Jenisnya antara lain: asuransi
kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri, pencurian uang dalam pengangkutan
dan penyimpanan, kecurangan, dsb.
Asuransi jiwa biasa (ordinary life insurance). Biasanya polis asuransi jiwa ini
diterbitkan dalam suatu nilai tertentu dengan premi yang dibayar secara periodic.
Asuransi jiwa kelompok (group life insurance). Asuransi jiwa yang biasanya
dikeluarkan tanpa ada pemeriksaan medis atas suatu kelompok orang dibawah satu
polis induk dimana masing-masing anggota kelompok menerima sertifikat partisipasi.
Asuransi jiwa insudtrial (industrial life insurance). Dalam jenis asuransi ini dibuat
dengan jumlah nominal tertentu.
3. Reasuransi
Adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang dipertanggungkan atau asuransi
dari asuransi. Reasuransi adalah suatu system penyebaran risiko dimana penanggung
menyebarkan seluruh atau sebagian dari pertanggungan yang ditutupnya kepada
penanggung lainpenyebaran risiko dapat dilakukan dengan dua mekanisme, yaitu
koasuransi dan reasuransi. Koasuransi adalah pertanggungan yang dilakukan secara
bersama atas suatu objek asuransi. Fungsi reasuransi :
-
24
Meningkatkan kepercayaan
Reasuransi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Mekanisme untuk reasuransi antara
lain:
-
Reasuransi proporsional
Pembagian risiko antara ceding company dengan reasuradur dilakukan secara
proporsional berdasarkan jumlah retensi yang ditetapkan.
Reasuransi nonproporsional
Bentuk ini memberikan kemungkinan bagi reasuradur untuk tidak membayar klaim
atau membayar klaim terbatas jumlah yang ada dalam treaty.
b. Usaha Penunjang
1) Pialang asuransi
Adalah usaha memberikan jasa keperantaraan dalam penutupan asuransi dan
penanggungan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk kepentingan
tertanggung.
2) Pialang reasuransi
adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam penempatan reasuransi dan
penanganan penyelesaian ganti rugi reasuransi dewan bertindak untuk kepentingan
perusahaan asuransi
3) Penilai kerugian asuransi
Adalah usaha yang memberikan jasa penilaian terhadap kerugian pada objek asuransi
yang dipertanggungkan.
4) Konsultan aktuaria
Adalah usaha yang memberikan jasa aktuaria
5) Agen asuransi
Adalah pihak yang memberikan jasa keperantaraan dalam rangka pemasaran jasa
asuransi untuk dan atas nama penanggung.
24
tanggal
26
Februari
1993
tentang
Perizinan
dan
24
24
24
sudah
disediakan oleh asuransi unit link. Nasabah tinggal pilih yang sesuai dengan profil
risiko. Laporan monitoring perkembangan investasi setiap bulan dikirimkan
kepada pemegang polis.
3. Unit Link menawarkan berbagai asuransi tambahan (rider), seperti asuransi
kesehatan, cacat tetap, penyakit kritis dan lain lain. Dengan begitu, nasabah
tidak perlu direpotkan lagi, mencari cari sendiri asuransi tambahan. Semuanya
kumplit dalam satu paket. Salah satunya adalah rider asuransi kesehatan yang bisa
memproteksi sampai usia 80 Tahun. Asuransi kesehatan tradisional belum bisa
memberikan perlindungan sampai usia setua ini. Maksimal paling tua di usia 70
tahun, itu pun butuh persetujuan kembali pihak asuransi (tidak otomatis lanjut).
Ini merupakan keunggulan tersendiri buat unit link.
4.
Dalam kasus kasus tertentu ketika premi kecil, misal dibawah 500 ribu,
asuransi tradisional sulit dikombinasikan dengan reksadana untuk mendapatkan
hasil optimal karena ada minimum premi di asuransi tradisional yang membuat
porsi investasi menjadi sangat kecil sehingga hasilnya kurang optimal. Dalam
kondisi ini, unit link lebih dapat mengakomodasi keadaan karena menerima
minimum premi yang lebih rendah untuk investasi dan proteksi.
24
5. Tingkat melek finansial (financial literacy) masyarakat kita masih rendah, seperti
ditunjukkan oleh sejumlah survei. Karena itu untuk mendidik masyarakat
mengenai investasi di Reksadana bukan perkara yang mudah. Saya mengalami
bagaimana sulitnya menjelaskan Reksadana kepada banyak orang, terutama
karena banyak yang alergi atau takut dulu, menganggap produk keuangan sesuatu
yang rumit. Dalam kondisi ini, unit link hadir menawarkan kemudahan. Fungsi
belajar investasi diambil alih oleh unit link. Ini bagus atau tidak, saya tidak tahu,
tapi ini kenyataan di lapangan.
24
24
Sebagai produk asuransi yang banyak dipilih dan digunakan oleh masyarakat umum,
maka sudah pasti asuransi unit link memiliki beragam manfaat yang dianggap
menguntungkan bagi pihak penggunanya. Beberapa poin di bawah ini adalah manfaat
asuransi unit link yang bisa kita dapatkan:
Perlindungan tambahan
Asuransi unit link memiliki beragam jenis asuransi tambahan (rider) yang bisa kita
pilih dan sesuaikan dengan beragam kebutuhan kita. Hal ini tentu akan sangat mudah dan
praktis karena kita tidak membutuhkan berbagai macam jenis asuransi dan cukup
menggunakan satu unit link saja untuk segala kebutuhan kita. Namun satu hal yang patut kita
perhitungkan sejak awal adalah menganai besaran premi yang harus kita bayarkan akibat
adanya rider di dalam unit link yang kita gunakan, karena penggunaan rider akan selalu
dibarengi dengan penambahan sejumlah premi.
tidak akan hangus, dan bisa dicairkan jika sewaktu-waktu kita membutuhkannya. Hal ini
tentu saja cukup menguntungkan, karena pada asuransi jiwa murni akan menerapkan sistem
24
premi hangus jika ternyata risiko yang ditanggung tidak terjadi hingga masa berlaku asuransi
telah selesai.
jauh melampaui masa pertanggungan yang ditetapkan di dalam asuransi jiwa murni. Di
dalam asuransi unit link, tertanggung bisa mendapatkan masa pertanggungan selama, 75
tahun, 80 tahun, atau hingga 100 tahun. Masa pertanggungan ini akan disesuaikan dengan
kebijakan masing-masing yang diterapkan oleh perusahaan asuransi.
Manfaat double
Sebagaimana kita ketahui, asuransi unit link merupakan layanan asuransi yang terdiri
dari manfaat perlindungan dan juga investasi. Kita bisa mendapatkan kedua manfaat tersebut
sekaligus, dengan hanya membayar sejumlah premi kepada perusahaan asuransi yang kita
gunakan. Dengan begitu, bukan hanya perlindungan terhadap berbagai risiko yang terjadi
pada diri kita saja, namun dalam hal ini kita juga akan mendapatkan sejumlah keuntungan
dari investasi yang kita lakukan tersebut.
Kemudahan berinvestasi
Seringkali kita mengalami kebingungan dan ketakutan pada saat harus berinvestasi
pada satu instrumen investasi tertentu, hal ini bisa terjadi akibat minimnya pengetahuan kita
mengenai investasi itu sendiri. Namun dengan unit link, kita akan mendapatkan kemudahan
dan kenyamanan dalam berinvestasi, karena investasi yang kita lakukan dalam unit link akan
ditangani oleh ahli yang profesional yang berasal dari perusahaan asuransi yang kita
gunakan. Dengan begitu, kita tidak perlu merasa khawatir dan kebingungan mengenai
investasi, kita juga bisa mendapatkan informasi detail mengenai segala sesuatunya dengan
cara menanyakan hal tersebut pada pihak perusahaan asuransi.
24
Asuransi unit link adalah asuransi yang fleksibel dan memudahkan kita dalam
menambah dana ataupun menarik dana tersebut. Kita juga diberi kemudahan untuk
mengalihkan dana investasi yang kita miliki ke jenis investasi lainnya yang disediakan oleh
pihak asuransi.
memungkinkan kita untuk cuti sementara dalam membayar premi yang menjadi kewajiban
kita selaku tertanggung. Namun dalam masa ini, kita tetap bisa mendapatkan manfaat dari
polis asuransi yang kita gunakan, termasuk mendapatkan beragam informasi lainnya yang
memang menjadi hak kita sebagai pengguna unit link.
e. Risiko Kerugian Asuransi Unit Link
Meski memiliki beragam manfaat, namun unit link juga memiliki risiko
kerugian akibat adanya berbagai hal yang menjadi dampak dari investasi yang terdapat di
dalamnya. Kita bisa melihatnya dalam beberapa poin di bawah ini:
Unit link pada dasarnya adalah sebuah layanan asuransi yang bertujuan untuk
melakukan proteksi, dan hal ini merupakan fungsi utama dari asuransi ini. Dengan menilik
hal tersebut, maka bisa dipastikan bahwa manfaat investasi yang terdapat di dalam unit link
tidak akan bisa berjalan dengan maksimal, di mana investasi langsung akan memberikan
manfaat yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan manfaat yang kita dapatkan dari
investasi unit link.
Asuransi unit link menerapkan jumlah premi yang jauh lebih besar jika dibandingkan
dengan asuransi jiwa murni. Hal ini bahkan bisa berkali lipat jumlahnya. Premi yang tinggi
ini bisa terjadi akibat adanya fungsi investasi yang terkandung di dalam asuransi unit link, di
24
mana pada dasarnya dana premi yang kita bayarkan memang digunakan sebagai dana
investasi oleh perusahaan asuransi yang kita gunakan.
Meski menawarkan investasi, namun pada dasarnya asuransi unit link tidak memiliki
jaminan keuntungan pada investasi yang kita lakukan. Hal ini justru berpotensi untuk sangat
merugikan, karena meskipun tidak ada jaminan keuntungan dari investasi yang kita lakukan,
namun segala macam biaya yang timbul akibat adanya investasi tersebut bersifat tetap dan
wajib kita bayarkan.
Jika dibandingkan dengan asuransi jiwa murni, maka nilai perlindungan yang
diberikan oleh asuransi unit link jauh lebih kecil. Hal ini berbanding terbalik dengan besaran
premi dan biaya yang harus kita bayarkan, di mana asuransi jiwa murni justru menawarkan
jumlah premi yang jauh lebih ringan jika dibandingkan dengan asuransi jiwa unit link.
Meski pembayaran premi di dalam unit link bersifat tetap hingga masa pertanggungan
selesai, namun pada kenyataannya biaya asuransi yang ditetapkan oleh unit link akan
meningkat setiap tahun, dan hal ini tidak akan ditampilkan di dalam proposal asuransi
tersebut. Hal ini bisa dilihat dengan adanya tanda asterik (*) yang terdapat di dalam biaya
asuransi, yang berbunyi: Merupakan biaya asuransi pada saat usia masuk. Biaya asuransi
akan berubah dari tahun ke tahun sesuai dengan usia pada saat tahun berjalan . Hal ini
menjadi bukti bahwa besaran biaya asuransi yang dipungut oleh perusahaan penyedia
layanan unit link, akan meningkat setiap tahunnya.
f. Fasilitas dan Biaya Unit Link
Pada produk unit link, Anda akan memperoleh proteksi asuransi sebagai perlindungan
diri atau barang atas musibah tak terduga di masa mendatang. Selain itu, nasabah juga akan
mendapatkan manfaat berupa aset. Hal inilah yang menjadi bahan pertimbangan masyarakat
24
untuk lebih memilih produk ini. Namun, beberapa orang juga ada yang sedikit kecewa dengan
menanamkan uangnya di unit link. Mengapa demikian, biasanya produk unit link lebih mahal
lantaran komponen biayanya tergolong tinggi. Sebaliknya hasil imbal baliknya sedikit lambat
di banding produk investasi murni. Berikut beberapa alasan kenapa produk unit link lebih
mahal dari produk yang lain.
Biaya Administrasi : Biaya administrasi tetap di kenakan pada pemegang polis selama
polis itu masih berlaku. Besarnya biaya pun tergantung dari kebijakan pihak sauransi.
Sementara sistem pembayaran dihitung dalam bulanan bahkan ada yang tahunan
Biaya Alokasi Premi : Biaya ini di kenakan saat pertama kali membeli asuransi unit link.
Tentu saja hal ini kurang menyenangkan bagi pemegang polis, biaya ini pun juga
dipungut tiap dana yang dialokasikan ke produk investasi.
Biaya Pengelolaan Investasi : Selain biaya diatas, perusahaan asuransi juga memberikan
biaya pengelolaan investasi pada pemegang polis. Biaya pengelolaan investasi bisa
bervariasi tergantung investasi yang di pilih serta keuntungan margin yang di harapkan
oleh perusahaan. Biasanya besarnya biaya sekitar 3 persen per tahun berdasarkan harga
unit.
K. Asuransi Syariah
a. Pengertian Asuransi Syariah
Definisi asuransi syari'ah menurut Dewan Syariah Nasional adalah usaha untuk
saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang melalui investasi dalam
bentuk aset dan atau tabarru' yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko/
bahaya tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.
Asuransi Syariah adalah sebuah sistem dimana para partisipan/ anggota/ peserta
mendonasikan/ menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang akan digunakan untuk
membayar klaim, jika terjadi musibah yang dialami oleh sebagian partisipan/ anggota/
peserta. Peranan perusahaan disini hanya sebatas pengelolaan operasional perusahaan
24
asuransi serta investasi dari dana-dana/ kontribusi yang diterima/ dilimpahkan kepada
perusahaan.
Asuransi syari'ah disebut juga dengan asuransi ta'awun yang artinya tolong menolong
atau saling membantu. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Asuransi ta'awun prinsip
dasarnya adalah dasar syariat yang saling toleran terhadap sesama manusia untuk menjalin
kebersamaan dalam meringankan bencana yang dialami peserta. Prinsip ini sesuai dengan
firman Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat 2, yang artinya : "Dan saling tolong
menolonglah dalam kebaikan dan ketaqwaan dan jangan saling tolong menolong dalam
dosa dan permusuhan"
b. Dasar Hukum Islam terkait Asuransi Syariah
Dasar Hukum asuransi syariah antara lain sebagai berikut:
Surat Yusuf :43-49 Allah menggambarkan contoh usaha manusia membentuk sistem
proteksi menghadapi kemungkinan yang buruk di masa depan.
Surat Al-Baqarah :188 Firman Allah ...dan janganlah kalian memakan harta di antara
kamu sekalian dengan jalan yang bathil, dan janganlah kalian bawa urusan harta itu
kepada hakim yang dengan maksud kalian hendak memakan sebagian harta orang lain
dengan jalan dosa, padahal kamu tahu (al:Baqarah:188)
Al Hasyr:18 Artinya :Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Alloh dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok (masa
depan) dan bertaqwalah kamu kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa
yang engkau kerjakan.
24
24
dipanjangkan usia maka perusahaan akan untung namun apabila peserta baru sekali
membayar ditakdirkan meninggal maka perusahaan akan rugi. Dengan demikian menurut
pandangan syariah terjadi cacat karena ketidakjelasan (gharar) dalam hal berapa besar yang
akan dibayarkan oleh pemegang polis (pada produk saving) atau berapa besar yang akan
diterima pemegang polis (pada produk non-saving).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, seorang ulama salaf ternama dalam kitabnya "Majmu
Fatwa" menyatakan bahwa akad dalam Islam dibangun atas dasar mewujudkan keadilan dan
menjauhkan penganiayaan. Harta seorang muslim yang lain tidak halal, kecuali dipindahkan
haknya kepada yang disukainya. Keadilan dapat diketahui dengan akalnya, seperti pembeli
wajib menyatakan harganya dan penjual menyerahkan barang jualannya kepada pembeli.
Dilarang menipu, berkhianat, dan jika berhutang harus dilunasi. Jika kita mengadakan suatu
perjanjian dalam suatu transaksi bisnis secara tidak tunai maka kita wajib melakukan hal-hal
berikut: I% Menuliskan bentuk perjanjian (seperti adanya SP dan polis). I% Bentuk
perjanjian harus jelas dimengerti oleh pihak-pihak yang bertransaksi (akad tadabuli atau
akad takafuli). I% Adanya saksi dari kedua belah pihak. I% Para saksi harus cakap dan
bersedia secara hukum jika suatu saat diminta kewajibannya. (Penulis simpulkan dari firman
Allah SWT, surat al-Baqarah ayat 282).
2. Gharar (Ketidakjelasan)
Definisi gharar menurut Madzhab Syafii adalah apa-apa yang akibatnya tersembunyi
dalam pandangan kita dan akibat yang paling kita takuti.
Gharar/ketidakjelasan itu terjadi pada asuransi konvensional, dikarenakan tidak
adanya batas waktu pembayaran premi yang didasarkan atas usia tertanggung, sementara
kita sepakat bahwa usia seseorang berada di tangan Yang Mahakuasa. Jika baru sekali
seorang tertanggung membayar premi ditakdirkan meninggal, perusahaan akan rugi
sementara pihak tertanggung merasa untung secara materi. Jika tertanggung dipanjangkan
usianya, perusahaan akan untung dan tertanggung merasa rugi secara financial. Dengan kata
lain kedua belah pihak tidak mengetahui seberapa lama masing-masing pihak menjalankan
transaksi tersebut. Ketidakjelasan jangka waktu pembayaran dan jumlah pembayaran
mengakibatkan ketidaklengkapan suatu rukun akad, yang kita kenal sebagai gharar. Para
ulama berpendapat bahwa perjanjian jual beli/akad tadabuli tersebut cacat secara hukum.
24
Pada asuransi syariah akad tadabuli diganti dengan akad takafuli, yaitu suatu niat
tolong-menolong sesama peserta apabila ada yang ditakdirkan mendapat musibah.
Mekanisme ini oleh para ulama dianggap paling selamat, karena kita menghindari larangan
Allah dalam praktik muamalah yang gharar.
Pada akad asuransi konvensional dana peserta menjadi milik perusahaan asuransi
(transfer of fund). Sedangkan dalam asuransi syariah, dana yang terkumpul adalah milik
peserta (shahibul mal) dan perusahaan asuransi syariah (mudharib) tidak bisa mengklaim
menjadi milik perusahaan.
3. Tabarru dan Tabungan
Tabarru berasal dari kata tabarraa-yatabarra-tabarrawan, yang artinya sumbangan
atau derma. Orang yang menyumbang disebut mutabarri (dermawan). Niat bertabbaru
bermaksud memberikan dana kebajikan secara ikhlas untuk tujuan saling membantu satu
sama lain sesama peserta asuransi syariah, ketika di antaranya ada yang mendapat musibah.
Oleh karena itu dana tabarru disimpan dalam rekening khusus. Apabila ada yang tertimpa
musibah, dana klaim yang diberikan adalah dari rekening tabarru yang sudah diniatkan oleh
sesama peserta untuk saling menolong.
Menyisihkan harta untuk tujuan membantu orang yang terkena musibah sangat
dianjurkan dalam agama Islam, dan akan mendapat balasan yang sangat besar di hadapan
Allah, sebagaimana digambarkan dalam hadist Nabi SAW,"Barang siapa memenuhi hajat
saudaranya maka Allah akan memenuhi hajatnya."(HR Bukhari Muslim dan Abu Daud).
Untuk produk asuransi jiwa syariah yang mengandung unsur saving maka dana yang
dititipkan oleh peserta (premi) selain terdiri dari unsur dana tabarru terdapat pula unsur dana
tabungan yang digunakan sebagai dana investasi oleh perusahaan. Sementara investasi pada
asuransi kerugian syariah menggunakan dana tabarru karena tidak ada unsur saving. Hasil
dari investasi akan dibagikan kepada peserta sesuai dengan akad awal. Jika peserta
mengundurkan diri maka dana tabungan beserta hasilnya akan dikembalikan kepada peserta
secara penuh.
4. Maisir (Judi)
24
Allah SWT berfirman dalam surat al-Maidah ayat 90,"Hai orang-orang yang
beriman sesungguhnya khamar, maisir, berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah
perbuatan keji, termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar
kamu mendapatkan keberuntungan."
Prof. Mustafa Ahmad Zarqa berkata bahwa dalam asuransi konvensional terdapat
unsur gharar yang pada gilirannya menimbulkan qimar. Sedangkan al qimar sama dengan
al maisir. Muhammad Fadli Yusuf menjelaskan unsur maisir dalam asuransi konvensional
karena adanya unsur gharar, terutama dalam kasus asuransi jiwa. Apabila pemegang polis
asuransi jiwa meninggal dunia sebelum periode akhir polis asuransinya dan telah membayar
preminya sebagian, maka ahliwaris akan menerima sejumlah uang tertentu. Pemegang
polistidak mengetahui dari mana dan bagaimana cara perusahaan asuransi konvensional
membayarkan uang pertanggungannya. Hal ini dipandang karena keuntungan yang diperoleh
berasal dari keberanian mengambil risiko oleh perusahaan yang bersangkutan. Muhammad
Fadli Yusuf mengatakan, tetapi apabila pemegang polis mengambil asuransi itu tidak dapat
disebut judi. Yang boleh disebut judi jika perusahaan asuransi mengandalkan
banyak/sedikitnya klaim yang dibayar. Sebab keuntungan perusahaan asuransi sangat
dipengaruhi oleh banyak /sedikitnya klaim yang dibayarkannya.
5. Riba
Dalam hal riba, semua asuransi konvensional menginvestasikan dananya dengan
bunga, yang berarti selalu melibatkan diri dalam riba. Hal demikian juga dilakukan saat
perhitungan kepada peserta, dilakukan dengan menghitung keuntungan di depan. Investasi
asuransi konvensional mengacu pada peraturan pemerintah yaitu investasi wajib dilakukan
pada jenis investasi yang aman dan menguntungkan serta memiliki likuiditas yang sesuai
dengan kewajiban yang harus dipenuhi. Begitu pula dengan Keputusan Menteri Keuangan
No. 424/KMK.6/2003 Tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan
Reasuransi. Semua jenis investasi yang diatur dalam peraturan pemerintah dan KMK
dilakukan berdasarkan sistem bunga.
Asuransi syariah menyimpan dananya di bnak yang berdasarkan syariat Islam dengan
sistem mudharabah. Untuk berbagai bentuk investasi lainnya didasarkan atas petunjuk
Dewan Pengawas Syariah. Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imron ayat 130,"Hai
24
orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan riba yang memang riba itu bersifat
berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapatkan keberuntungan."
Hadist, "Rasulullah mengutuk pemakaian riba, pemberi makan riba, penulisnya dan
saksinya seraya bersabda kepada mereka semua sama."(HR Muslim)
6. Dana Hangus
Ketidakadilan yang terjadi pada asuransi konvensional ketika seorang peserta karena
suatu sebab tertentu terpaksa mengundurkan diri sebelum masa reversing period. Sementara
ia telah beberapa kali membayar premi atau telah membayar sejumlah uang premi. Karena
kondisi tersebut maka dana yang telah dibayarkan tersebut menjadi hangus. Demikian juga
pada asuransi non-saving atau asuransi kerugian jika habis masa kontrak dan tidak terjadi
klaim, maka premi yang dibayarkan akan hangus dan menjadi milik perusahaan.
Kebijakan dana hangus yang diterapkan oleh asuransi konvensional akan
menimbulkan ketidakadilan dan merugikan peserta asuransi terutama bagi mereka yang
tidak mampu melanjutkan karena suatu hal. Di satu sisi peserta tidak punya dana untuk
melanjutkan, sedangkan jika ia tidak melanjutkan dana yang sudah masuk akan hangus.
Kondisi ini mengakibatkan posisi yang dizalimi. Prinsip muamalah melarang kita saling
menzalimi, laa dharaa wala dhirara ( tidak ada yang merugikan dan dirugikan).
Asuransi syariah dalam mekanismenya tidak mengenal dana hangus, karena nilai
tunai telah diberlakukan sejak awal peserta masuk asuransi. Bagi peserta yang baru masuk
karena satu dan lain hal mengundurkan diri maka dana/premi yang sebelumnya dimasukkan
dapat diambil kembali kecuali sebagian kecil dana yang dniatkan sebagai dana tabarru (dana
kebajikan). Hal yang sama berlaku pula pada asuransi kerugian. Jika selama dan selesai
masa kontrak tidak terjadi klaim, maka asuransi syariah akan membagikan sebagian
dana/premi tersebut dengan pola bagi hasil 60:40 atau 70:30 sesuai kesepakatan si awal
perjanjian (akad). Jadi premi yang dibayarkan pada awal tahun masih dapat dikembalikan
sebagian ke peserta (tidak hangus). Jumlahnya sangat tergantung dari hasil investasinya.
24
24
Daftar Pustaka
Abadi, Rizki. 2016. Tertarik Asuransi Unit Link? Ini Manfaat dan Kekurangannya. (Online),
(https://www.cermati.com/artikel/tertarik-asuransi-unit-link-ini-manfaat-dankekurangannya, diakses 23 Oktoberr 2016)
Rio. 2014. Pengertian Asuransi Jiwa Unit Link : Manfaat dan Implikasinya. (Online),
(http://www.duwitmu.com/asuransi/pengertian-asuransi-jiwa-unit-link-manfaat-danimplikasinya/ , diakses 23 Oktoberr 2016)
Salsabilla, Endah. 2015. Info Asuransi Syariah.(Online), (http://www.asuransisyariah.net/, diakses
23 Oktober 2016)
Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta :
Salemba Empat.
Zulfikah. 2013. Asuransi Syariah.(Online), (http://www. digilib.uinsby.ac.id/11254/7/bab2.pdf ,
diakses 23 Oktober 2016)
24