Anda di halaman 1dari 114

Hukum kedua termodinamika terbagi menjadi 2

yaitu :
1. Untuk mesin kalor
tidak mungkin mengubah semua kalor yang
terdapat pada resevoir kalor temperatur tinggi
menjadi kerja dalam sebuah siklus kerja tanpa
membuang sebagian kalor ke reservoir kalor
temperatur rendah . Pernyataan ini dapat
digambarkan sebagai berikut .

Gambar 1 proses perubahan kalor menjadi kerja


menurut hukum kedua termodinamika
Semua mesin kalor yang bekerja menghasilkan
kerja (W) dengan mengkonversikan kalor dari
sumber kalor yang lebih tinggi (Qh) pasti akan
membuang sebagian kalor ke resevoir kalor yang
lebih rendah temperaturnya (Ql). Artinya tidak
semua kalor dapat diubah menjadi kerja, pasti

ada kebocoran dan kerugian yang disebut


efisiensi ().
Contoh; sebuah motor bakar bensin membakar
campuran udara dan bahan bakar dan
menghasilkan kalor. Energi kalor ini tidak
semuanya dapat diubah oleh mesin menjadi
kerja (putaran poros), tetapi pasti ada sebagian
yang dibuang ke lingkungan sekitar melalui
pendingin mesin dan sisa gas buang. Proses
konversi energi pada motor bakar menurut
hukum kedua termodinamika dapat digambarkan
sebagai berikut .

Gambar 2 proses konversi energi pada motor


bakar menurut hukum kedua termodinamika
Efisiensi sistem dapat dihitung dengan
membandingkan kerja yang dihasilkan dengan
kalor yang diberikan atau dapat ditulis secara
matematis .

2. Untuk mesin pendingin

Tidak mungkin memindahkan kalor dari


reservoir temperatur rendah ke reservoir
temperatur tinggi dalam sebuah siklus kerja
tanpa membutuhkan kerja dari luar sistem .
Hukum kedua termodinamika untuk mesin
pendingin dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3 proses pemindahan kalor dari reservoir

temperatur rendah ke reservoir temperatur


tinggi menurut hukum kedua termodinamika.
semua mesin pendingin memindahkan panas dari
ruangan atau sumber panas yang lebih rendah ke
sumber panas yang lebih tinggi membutuhkan
kerja dari luar sistem. Pada dasarnya kalor
berpindah dari temperatur tinggi ke temperatur
rendah, jadi untuk membalik arah kalor atau
memindahkan kalor dari sumber yang
bertemperatur rendah ke daerah yang
bertemperatur lebih tinggi dibutuhkan kerja
tambahan (W).
Contoh; Lemari es mendinginkan ruangan di
dalam lemari es dengan cara membuang kalor
dari dalam lemari es ke luar ruangan
(lingkungan). Temperatur di dalam lemari es
lebih rendah dari pada temperatur di luar lemari
es. Supaya lemari es dapat bekerja, maka lemari
es membutuhkan kerja dari luar. Kerja ini
diambil dari energi listrik yang digunakan untuk
menggerakan kompressor pada mesin pendingin
lemari es.
Inti dari hukum kedua termodinamika adalah
setiap proses konversi energi selalu menghasilkan

kerugian yang disebut efisiensi (). Proses nyata


disebut juga proses irreversibel atau proses yang
tidak dapat kembali ke titik semula. Semua
proses di alam adalah irreversibel.
bersambung ke siklus-siklus termodinamika

Senin, 16 Maret 2015

Prinsip Kerja Lemari Es


(kulkas) dalam Termodinamika
Adalah suatu unit mesin pendingin di pergunakan dalam rumah tangga, untuk
menyimpan bahan makanan atau minuman. Untuk menguapkan bahan
pendingin di perlukan panas.
Lemari es memanfaatkan sifat ini. Bahan pendingin yang digunakan sudah
menguap pada suhu -200C. panas yang diperlukan untuk penguapan ini diambil
dari ruang pendingin, karena itu suhu dalam ruangan ini akan turun. Penguapan
berlangsung dalam evaporator yang ditempatkan dalam ruang pendingin.
Karena sirkulasi udara, ruang pendingin ini akan menjadi dingin seluruhnya.
Lemari Es merupakan kebalikan mesin kalor. Lemari Es beroperasi untuk
mentransfer kalor keluar dari lingkungan yang sejuk kelingkungn yang hangat.
Dengan melakukan kerja W, kalor diambil dari daerah temperatur rendah
TL (katakanlah, di dalam lemari Es), dan kalor yang jumlahnya lebih besar
dikeluarkan pada temperature tinggi Th (ruangan).

Sistem lemari Es yang khas, motor kompresor memaksa gas pada temperatur
tinggi melalui penukar kalor (kondensor) di dinding luar lemari Es dimana
Qh dikeluarkan dan gas mendingin untuk menjadi cair. Cairan lewat dari daerah
yang bertekanan tinggi , melalui katup, ke tabung tekanan rendah di dinding
dalam lemari es, cairan tersebut menguap pada tekanan yang lebih rendah ini
dan kemudian menyerap kalor (QL) dari bagian dalam lemari es. Fluida
kembali ke kompresor dimana siklus dimulai kembali.
Lemari Es yang sempurna (yang tidak membutuhkan kerja untuk mengambil
kalor dari daerah temperatur rendah ke temperatur tinggi) tidak mungkina ada.
Ini merupakan pernyataan Clausius mengenai hukum Termodinamika kedua.
Kalor tidak mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda panas. Dengan
demikian tidak akan ada lemari Es yang sempurna.

Cara Kerja Instalasi Mesin Kulkas


Setelah ke dalam kompresor diisi gas freon , maka gas itu dapat dikeluarkan
kembali dari silinder oleh kompresor untuk diteruskan ke kondensor, setelah itu
menuju saringan, setelah itu menuju ke pipa kapiler dan akan mengalami
penahanan. Adanya penahanan ini akan menimbulkan suatu tekanan di dalam
pipa kondensor. Sebagai akibatnya gas tersebut menjadi cairan di dalam pipa
kondensor. Dari pipa kapiler cairan tersebut terus ke evaporator dan terus
menguap untuk menyerap panas. Setelah menjadi gas terus dihisap lagi ke
kompresor. Demilian siklus kembali terulang.

Jenis Aliran Udara Pendingin


Jenis aliran udara pada lemari es ada 2 macam :

1. Secara alamiah tanpa fan motor, di dalam lemari es udara dingin pada
bagian atas dekat evaporator mempunyai berat jenis lebih besar. Dari

beratnya sendiri udara dingin akan mengalir ke bagian bawah lemari es.
Udara panas pada bagian bawah lemari es karena berat jenisnya lebih
kecil dan di desak oleh udara dingin dari atas, akan mengalir naik ke
atas menuju evaporator. Udara panas oleh evaporator didinginkan
menjadi dingin dan berat lalu mengalir ke bawah lagi. Demikianlah
terjadi terus menerus secara alamiah.

2. Aliran udara di dalam lemari es dengan di tiup oleh fan motor, lemari es
yang memakai fan motor, dapat terjadi sirkulasi udara dingin yang kuat
dan merata ke semua bagian dari lemari es. Udara panas di dalam lemari
es dihisap oleh fan motor lalu dialirkan melalui evaporator. Udara
menjadi dingin dan oleh fan motor di dorong melalui saluran atau
cerobong udara, di bagi merata ke semua bagian dalam lemari es.

Hukum pertama Termodinamika merupakan


perluasan dari hukum kekelan energi yang
menyatakan meskipun energi kalor telah
berubah menjadi perubahan energi dalam
dan usaha luar gas,jumlah seluruh energi
itu selalu tetap.Dinyatakan dalam bentuk
persamaan: Q = U + W dengan Q =
energi kalor yang diserap atau dilepas
sistem
U = perubahan energi dalam
W = usaha luar (kerja)
Jika sistem melakukan kerja,nilai W
bertanda positif
Jika sistem menerima kerja,nilai W
bertanda negatif
Jika sistem melepas kalor,nilai Q
bertanda negatif

Jika sistem menerima kalor,nilai Q


bertanda positif

HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA

Hukum pertama termodinamika


berbicara tentang hukum kekelan
energi,bahwa jumlah seluruh energi itu
selalu tetap meskipun energi itu telah
berubah bentuk dari bentuk yang satu
ke bentuk yang lain.Tetapi apakah
perubahan bentuk energi itu dapat
berlangsung sembarang? Hukum
pertama termodinamika tidak
membatasi hal ini.Kenyataannya
menunjukan bahwa kalor selalu
mengalir dari benda yang suhunyan
tinggi ke benda yang suhunya
rendah.Dapatkah kalor berpindah dari
arah sebaliknya? Keadaan ini tidak
pernah terjadi walaupun tetap
memenuhi hukum
termodinamika.Pembatasan tentang
perubahan mana yang dapat terjadi
mana yang tidak,dinyatakan
dalam hukum kedua termodinamika.
Beberapa rumusan hukum kedua
termodinamika adalah sebagai berikut :
1. Hukum kedua termodinamika
tentang entropi

Hukum kedua termodinamika tentang


entropi menyatakan bahwa Total
entropi jagat raya / alam semesta
tidak berubah ketika proses
reversibel terjadi (Sjagat raya = 0) dan
bertambah ketika proses ireversibel
terjadi (Sjagat raya >0). Kata jagat raya
berarti keseluruhan sistem dan
lingkungannya.
2. Hukum kedua termodinamika
tentang mesin kalor
Rumusan kelvin dan Plank
menyatakan bahwa Tidak mungkin
membuat mesin yang bekerja
dalam satu siklus,menerima kalor
dari satu sumber kalor dan
mengubah kalor itu seluruhnya
menjadi usaha.Dapat juga
dikatakan bahwa tidak mungkin
membuat mesin yang efisiensinya
100%.Jadi,seperti telah
dikemukakan di atas,bahwa dari
semua mesin yang ada,mesin
carnot-lah yang memiliki efisiensi
terbesar.Rumusan Clausius
menyatakan bahwa Kalor mengalir
secara spontan dari benda bersuhu
tinggi ke benda yang suhunya
rendah dan tidak mengalir secara
spontan dalam arah
sebaliknya.Tidak mungkin
membuat mesin yang bekerja
dalam suatu siklus,mengambil

kalor dari reservoir yang suhunya


rendah dan memberikan kalor itu
pada reservoir yang suhunya tinggi
tanpa memerlukan usaha luar.
3. Prinsip dasar mesin pendingin
Berdasarkan rumusan
Clausius,.kalor dapat dipaksa
mengalir dari reservoir dingin T1 ke
reservoir panas T2dengan
melakukan usaha pada
sistem.Peralatan yang bekerja
dengan cara sperti ini
disebut mesin pendingin
(refrigenerator).Contoh mesin
pendingin yaitu Lemari Es (kulkas)
dan pendingin ruangan (air
conditioner).
Dalam lemari es (kulkas),sebagai
reservoir dingin adalah bagian
dalam kulkas (tempat menyimpan
makanan). Sedangkan sebagai
reservoir panas adalah udara luar
sekitar kulkas.Usaha luar dilakukan
arus listrik pada sistem,
menyebabkan kalor yang diambil
dari makanan dipindahkan ke
udara luar.Dalam pendingin
ruangan (air cinditioner),sebagai
reservoir dingin adalah ruangan
dalam, sedangkan sebagai
reservoir panas adalah udara dari
luar ruangan.

Besarnya usaha luar yang


diperlukan dalam mesin pendingin
adalah :
W = Q 1 Q2
Dengan Q1 adalah kalor yang
diserap dari suhu rendah
Q2 adalah kalor yang diberikan
pada suhu tinggi
Koefisien performansi
Penampilan (performansi) mesin
pembakaran ditunjukan oleh
efisiensi mesin itu.Untuk mesin
pendingin,penampilannya
ditunjukan oleh nilai koefisien
performansi (Cp).Koefisien
performansi didefinisikan sebagai
nilai perbandingan antara kalor
reservoir dingin dengan usaha yang
diberikan pada sistem.
Cp = Q2 = Q2 = T2 .
W Q1 Q2 T2 T1
Nilai koefisien performansi selalu
lebih besar dari pada satu (Cp >
1).Makin tinggi nilai Cp maka
makin baik mesin pendingin.Kulkas
atau AC umumnya memiliki nilai
Cp antara 2 sampai denagn 6.

SISTEM KERJA MESIN PENDINGIN (update)


Secara alami, kalor mengalir dari suhu yang tinggi ke suhu yang lebih
rendah. Namun bagaimana jika kita ingin mengalirkan kalor dari
tempat yang bersuhu lebih rendah ke tempat yang bersuhu lebih
tinggi seperti yang terjadi pada mesin pendingin? Tentu saja perlu
adanya kerja/usaha tambahan agar proses tersebut bisa terjadi.
Prinsip ini yang mendasari kerja mesin-mesin pendingin seperti AC
dan lemari es.
Berdasarkan hukum termodinamika pertama, energi yang dilepaskan
ke reservoir suhu tinggi (Q1), dalam hal ini lingkungan luar, harus
sama dengan jumlah energi dari reservoir suhu rendah atau bagian
dalam mesin pendingin (Q2) dan kerja yang dilakukan oleh mesin
pendingin itu sendiri. kita dapat menuliskannya:
Q1 = W + Q2
Kerja yang dilakukan oleh mesin pendingin diusahakan seminimal
mungkin, sehingga listrik yang diperlukan sedikit. Namun kerja yang
dilakukan juga tidak mungkin 0 , karena menurut pernyataan
Clausius:
Tidak mungkin membangun sebuah mesin siklis yang mampu
mentrasfer kalor dari suhu rendah ke suhu yang lebih tinggi secara
berulang-ulang tanpa adanya input energi berupa usaha
Pernyataan ini merupakan bentuk lain dari hukum termodinamika
kedua, secara sederhana, bisa dikatakan bahwa energi (kalor) tidak
mengalir dengan sendirinya dari suhu dingin ke suhu panas.
Representasi skematik mesin mesin pendingin/mesin pompa
panas/heat pump
Siklus yang mendasari prinsip kerja mesin pendingin baik itu AC
maupun lemari es adalah siklus refrigerasi. Terdapat empat
komponen utama pada sistem refrigerasi seperti yang ditunjukkan
pada gambar berikut:
Komponen-komponen sistem refrigerasi kompresi uap

Secara teori, prinsip kerja dan mekanisme perpindahan panas ideal


yang terjadi pada sistem refrigeran adalah sebagai berikut (diambil
dari buku termodinamika karangan Moran & Saphiro):
Saat refrigeran melewati evaporator, terjadi perpindahan panas dari
ruang pendinginan sehingga menyebabkan refrigeran menguap.
Besarnya laju perpindahan panas per satuan massa refrigeran
dinyatakan oleh persamaan:
dimana m adalah laju aliran massa refrigerant. Laju perpindahan
panas Q merupakan kapasitas refrigerasi mesin pendingin.
Refrigeran yang meninggalkan evaporator kemudian melewati
kompresor sehingga tekanan dan temperaturnya meningkat. Energi
yang diperlukan kompresor agar dapat beroperasi diperoleh dari
energi listrik. Kesetimbangan massa dan energi pada kompresor
dapat dituliskan sebagai:
dimana Wc/m adalah laju daya masukan per satuan massa refrigeran
yang diperlukan untuk menjalankan mesin pendingin

Selanjutnya, refrigeran akan melewati kondensor, dimana refrigeran


akan mengembun dengan cara melepaskan panas ke lingkungan
yang temperaturnya lebih rendah. Laju perpindahan panas dari
refrigeran per satuan massanya dinyatakan oleh persamaan:

Akhirnya, refrigeran pada keadaan 3 akan memasuki katup ekspansi


dan terkekspansi hingga temperatur dan tekanannya berkurang,
dimana pada keadaan ini, refrigeran berwujud dua fasa yaitu uap air.
Akan kita ketahui bahwa prinsip kerja masing-masing mesin
pendingin: AC dan lemari es (yang dijelaskan dibawah) akan sama
dengan yang telah dijelaskan diatas.

Diagram T-S siklus kompresi uap ideal


1. Lemari es
Dalam sebuah lemari es, berlangsung suatu siklus yang dinamakan
cooling cycle (siklus pendinginan). Agar proses ini dapat berlangsung,
diperlukan suatu zat yang mudah berubah wujud dari cair ke gas
ataupun sebaliknya. Zat ini disebut refrigeran, dan pada lemari es,
refrigeran yang biasa dipakai adalah gas Freon.
Cara Kerja Lemari Es
Pertama-tama, dengan adanya aliran listrik, kompresor akan bekerja
menghisap gas refrigeran yang bersuhu dan bertekanan rendah dari
saluran hisap dan evaporator. Kompresor kemudian memampatkan
gas refrigeran sehingga menjadi uap/gas bertekanan tinggi dan
bersuhu tinggi. Gas tersebut dipaksa keluar oleh kompresor
memasuki kondensor yang dingin. Gas refrigeran yang panas dan
bertekanan tinggi tersebut di dalam kondensor akan didinginkan oleh
udara di luar lemari es (panas berpindah dari kondensor ke
lingkungan luar) sehingga suhunya turun, mencapai suhu kondensasi
(pengembunan) dan wujudnya berubah menjadi cair, tapi tekanannya
tetap tinggi.
Refrigeran ini kemudian mengalir ke dalam penyaring (strainer dan
drier), lalu masuk ke dalam pipa kapiler yang berdiameter kecil dan
panjang sehingga tekanannya turun drastis dari pipa kapiler,
refrigeran cair yang tekananya sudah sangat rendah ini selanjutnya
memasuki ruang evaporator yang memiliki tekanan yang rendah
hingga vakum, sehingga titik didihnya semakin rendah. Oleh sebab
itu, refrigeran segera berubah wujud menjadi gas.
Skematik Komponen-komponen lemari es. Bagian belakang lemari es
tempat terjadinya pertukaran panas antara refrigeran dengan
lingkungan
Untuk dapat menguap di dalam evaporator, refrigeran memerlukan
kalor. Oleh karena refrigeran memiliki kalor laten penguapan yang

besar, kalor diserap dari sekeliling evaporator, yaitu isi lemari es.
Kerja ini diperkuat oleh adana daya hisap kompresor yang
menyebabkan molekul-molekul gas refrigeran mendapat percepatan
sehingga bergerak melesat sepanjang evaporator sambil mengambil
panas dari sekelilingnya dengan efek resultan isi lemari es menjadi
dingin.
Selanjutnya gas refrigeran memasuki akumulator untuk dipisahkan
dengan refrigeran yang masih berwujud cair. Hanya refrigeran yang
berwujud gas yang boleh memasuki saluran hisap, kemudian kembali
lagi ke kompresor untuk dimampatkan, kemudian dipompakan lagi ke
kondensor, begitu seterusnya.
Selain cooling cycle, lemari es juga memiliki kerja pendukung yaitu
mencairkan es (defrost). Bila defrost tidak berfungsi, maka bunga es
akan semakin menumpuk di luar pipa evaporator sehingga akhirnya
daya mendinginkan akan semakin berkurang.
Kerja mencairkan es di evaporator dikerjakan oleh defrost heater
(pemanas listrik) yang dibantu oleh komponen-komponen listrik kecil
yang membentuk rangkaian listrik dengan berbagai variasi
rangkaian , namun memiliki prinsip kerja yang sama, yaitu mengatur
waktu pendinginan dan pencairan es secara bergantian agar tercapai
pendinginan yang optimal di dalam lemari es.
Skematik Komponen-komponen lemari es (juga)
2. Air Conditioner (AC)
Mesin pendingin udara (AC) adalah alat yang menghasilkan udara
dingin dengan cara menyerap udara panas disekitar ruangan. Proses
udara menjadi dingin adalah akibat adanya pemindahan panas. Sama
seperti lemari es, AC juga menggunakan bahan pendingin yang
disebut refrigeran. Ruangan di dalam AC, dibagi menjadi 2 yaitu
ruang dalam dan ruang luar. Bagian ruang dalam, udaranya dingin
karena adanya proses pendinginan. Bagian ruang luar digunakan
untuk melepaskan panas ke udara sekitar.
Komponen-Komponen AC

AC merk LG
Secara umum, gambaran mengenai prinsip kerja AC adalah:
Penyerapan panas oleh evaporator
Pemompaan panas oleh kompresor
Pelepasan panas oleh kondensor

Skema Prinsip Kerja AC


Prinsip kerja AC tidak berbeda jauh dengan prinsip kerja lemari es,
hanya saja pada AC, pemindahan panas diperlukan energi tambahan
yang lebih besar karena udara yang didinginkan skalanya lebih besar
dan banyak. Di dalam AC, wujud refrigeran berubah-ubah, dari bentuk
cair ke gas atau sebaliknya. Pada kompresor, refrigeran masih berupa
uap, tekanan dan panasnya lalu dinaikkan dengan cara
memampatkannya oleh piston dalam silinder kompresor. Kemudian
uap panas tersebut didingikan pada saluran pipa kondensor agar
menjadi cairan.
Pada saluran pipa kondensor diberi kipas untuk mempercepat proses
pendinginan. Proses pelepasan panas ini disebut teknik
pengembunan. Selanjutnya cairan refrigeran dimasukkan ke dalam
evaporator dan dikurangi tekanannya sehingga menguap dan
menyerap kalor udara sekitar.
Di dalam AC ruang bagian dalam, udara dingin disebarkan
menggunakan kipar blower. Dalam bentuk uap (gas), refrigeran
dihisap lagi oleh kompresor. Demikian proses tersebut beruang terus
sampai gas habis terpakai dan harus diisi kembali

Efisiensi mesin
Efisiensi suatu mesin dinyatakan dalam koefisien peformansi (COP),
merupakan rasio antara kalor yang dipindahkan (Q) dengan usaha

yang diperlukan untuk memindahkan kalor tersebut (W). Mesin yang


efektif memiliki COP yang bernilai besar.

Lemari es yang bagus biasanya memiliki nilai COP antara 5-6.


REFERENSI:
Raymond A. S., John W. J. Physic for Scientist and Engineer 8th Ed.
2010
Moran J., Shapiro N. M. Fundamentals of Engineering Thermodynamics
5th Ed. John Willey and Sons. 2006
Yunus A. C., Michael A. B., Thermodynamic: An Engineering Aprroach
5th Ed
Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Teknik Dasar AC. 2003
diskonelektronik.blogspot.com (diakses tanggal 24 Desember 2012)
bahasanotomotif.com (diakses tanggal 24 Desembe

spontan dan tidak spontan. Jika mesin kalor kalor


menyerap energi

sebab

dari benda bersuhu tinggi ~

dan benda yang bersuhu rendah akan

secara spontan menyerap energi tersebut. Benda


bersuhu rendah dinyatakan mempunyai energi
sebesar

Berdasar prinsip mesin pemanas tersebut, maka


perhitungan efisiensi mesin panas menjadi :

x 100%
Mengapa dihitung efisiensi ? Berdasarkan pernyataan
Clausius, bahwatidak ada mesin yang menyerap energi
seluruhnya kemudian mampu mengubah seluruh energi
yang diserap sepenuhnya menjadi kerja/ usahanah,
berdasar pernyataan tersebut maka muncul efisiensi
mesin (atau nilai kinerja mesin) yang dinyatakan dengan
koefisien

yang dibaca eta

pertanyaannya mengapa

dikurangi

? Karena

adalah energi yang diserap mesin pada tandon (reservoir


energi) bersuhu tinggi yang akan melepaskan kalor
(energi) secara spontan kepada

(reservoir atau tandon

energi bersuhu rendah) yang berfungsi menyerap energi


tersebut.
Sementara mesin pendingin berprinsip, menyerap energi
panas dari dalam suatu ruang dan kemudian menyedot
dan membuangnya ke lingkungan. Energi yang dibuang
ke lingkungan itu suhunya lebih tinggi. Mengapa ?
Karena untuk menyedot energi dari dalam ruang
diperlukan pompa pengisap sebab energi dari benda
bersuhu rendah tidak dapat mengalir secara spontan !
Sehingga energi dalam ruang dinyatakan sebagai
dan energi panas yang dibuang ke luar sistem
menuju lingkungan dinyatakan sebagai
Bentuk persamaan efisiensi mesin pendingin (koefisien
kinerja mesin pendingin dinyatakan dengan huruf cp
atau kk) adalah :

cp = kk =
dari

karena

selalu lebih besar nilainya

maka hasil pembagian fungsi tersebut selalu lebih

dari angka 1.

refrigerator
Sebuah lemari es (sering disebut kulkas "" singkatnya)
adalah sebuahpendingin alat yang terdiri dari termal
terisolasi kompartemen dan pompa panas -kimia atau
mekanis berarti-untuk mentransfer panas dari ke
lingkungan eksternal, pendinginan isi ke suhu di bawah
ambien. Cooling is a popular food storage technique in
developed countries and works by decreasing the
reproduction rate of bacteria. Pendinginan adalah
populerteknik penyimpanan makanan di negara maju
dan bekerja dengan mengurangi tingkat reproduksi
bakteri. The device is thus used to reduce the rate of
spoilage of foodstuffs. Perangkat demikian digunakan
untuk mengurangi tingkat pembusukan bahan pangan. A
device described as a "refrigerator" maintains a
temperature a few degrees above the freezing point of
water; a similar device which maintains a temperature
below the freezing point of water is called a
" freezer ." Sebuah perangkat digambarkan sebagai
kulkas "" mempertahankan suhu beberapa derajat di
atas titik beku air, sebuah perangkat yang mirip yang
mempertahankan suhu di bawah titik beku air

disebut kulkas "." The refrigerator is a relatively modern


invention among kitchen appliances . lemari es adalah
penemuan modern yang relatif antara peralatan
dapur . It replaced theicebox , which had been a
common household appliance for almost a century and a
half prior. Ia menggantikan lemari es , yang telah
menjadi alat rumah tangga biasa selama hampir satu
setengah abad sebelum. For this reason, a refrigerator is
sometimes referred to as an " icebox ."Untuk alasan ini,
lemari es kadang-kadang disebut sebagai lemari es

Dasar-dasar Refrigerasi
1. Istilah-istilah Refrigerasi
Obyek: Suatu benda, zat, atau ruangan, yang padanya dikenakan proses
refrigerasi, atau yang menerima dampak dari proses refrigerasi.
Lingkungan: Suatu tempat di mana sebuah obyek berada. Dalam konteks
refrigerasi biasanya, meskipun tidak selalu, lingkungan menyatakan ruang
udara alami di sekitar obyek.
Lingkungan alami: Lingkungan yang asli, dengan kondisi yang kita dapati
sebagaimana apa adanya.
Lingkungan buatan: Lingkungan yang secara sengaja dibuat berbeda dari
kondisi asli alaminya dengan sesuatu cara, salah satunya adalah dengan
mengenakan proses refrigerasi padanya.
Kondisi lingkungan: Sebuah lingkungan dicirikan oleh besaran-besaran fisik
yang menjadi indikator kondisinya. Besaran fisik yang mencirikan kondisi
lingkungan, antara lain adalah: tingkat suhu, tingkat tekanan, dan tingkat
kelembaban dari udara lingkungan.

Refrigerasi: Refrigerasi
adalah proses pengambilan kalor dari suatuobyek, yang menyebabkan suhu
obyek tersebut menjadi lebih rendah dari suhu lingkungan di mana obyek
tersebut berada. Refrigerasi juga mencakup pula proses untuk
mempertahankan tingkat suhu obyek yang didinginkan itu agar tetap lebih
rendah dari lingkungannya.
Sistem: Gabungan dari seperangkat komponen yang masing-masing
mempunyai fungsi yang berbeda-beda, akan tetapi secara keseluruhan
bersama-sama menghasilkan sebuah fungsi, kegunaan, manfaat atau
dampak tertentu.
Sistem refrigerasi: Sistem yang digunakan sebagai sarana untuk
memindahkan kalor, yaitu dengan cara menarik kalor dari obyek yang
didinginkan, menyalurkan kalor itu, dan kemudian
melepaskan/membuangnya ke lingkungan alami, yang suhunya lebih tinggi
dari obyek atau benda dari mana kalor tersebut berasal.
Refrigeran: Suatu senyawa kimia berbentuk zat alir, yang memiliki sifat-sifat
termal antara lain: mudah berubah bentuk atau fasa akibat perubahan
besaran-besaran fisiknya (suhu dan tekanan). Proses perubahan fasa
tersebut melibatkan penyerapan ataupun pelepasan kalor dalam jumlah
yang cukup besar. Refrigeran berfungsi sebagai media penukar kalor pada
sistem refrigerasi.
Beban refrigerasi: Banyaknya energi termal dari sebuah obyek yang harus
diserap atau ditarik oleh sebuah sistem refrigerasi. Energi termal tersebut
membebani sistem, atau menjadi beban yang harus ditanggung oleh sistem.
Kapasitas refrigerasi: Ukuran dari kemampuan sistem refrigerasi untuk
menanggung beban refrigerasi dari sebuah obyek. Biasanya sebuah unit
refrigerasi (sistem) dipilih yang mempunyai kapasitas lebih besar, atau

sekurangnya sama, dengan besarnya beban refrigerasi yang akan


ditanggungnya.

2. Sistem Refrigrasi Mekanik

Pada sistem refrigrasi mekanik kompresi uap terdapat rangkaian dari empat
komponen utama, yaitu: evaporator, kompresor, kondenser, dan alat
pengontrol aliran refrigeran. Masing-masing komponen mempunyai ciri dan
fungsi sendiri-sendiri yang berbeda, tetapi secara terintegrasi dan
dioperasikan bersama-sama akan dapat memindahkan energi termal.
Dampak dari pengoperasian sebuah sistem refrigerasi pada sebuah obyek
adalah, bila terambil sebagian energi yang terkandung di dalamnya, suhu
obyek tersebut akan menurun. Sebaliknya, karena operasi sistem refrigerasi
itu kemudian sejumlah energi termal terpindahkan ke lingkungan, maka
lingkungan tersebut dapat menjadi lebih hangat. Gambar 1 memperlihatkan
fungsi sistem refrigerasi terhadap obyek dan lingkungannya.

Gambar 1. Fungsi sistem refrigerasi terhadap obyek dan


lingkungannya, Toby< Tling

Sistem refrigerasi yang digunakan dalam praktikum ini disebut sebagai


sistem mekanik, yaitu untuk membedakan dari sistem-sistem refrigerasi
yang lain. Disebut sistem mekanik karena refrigeran mengalir bersirkulasi di
dalam sistem akibat dorongan yang dilakukan secara mekanik. Gambar 2
memperlihatkan skema sebuah sistem refrigerasi sederhana beserta semua
komponen utama dan sirkulasi aliran refrigerannya. Sirkulasi aliran refrigeran
itu berlangsung berulang-ulang membentuk suatu siklus, yaitu yang
dinamakan siklus refrigerasi.

Gambar 2. Komponen utama sistem refrigerasi

3. Komponen Utama Sistem Refrigerasi

Berikut ini uraian ringkas tentang komponen-komponen utama sebuah


sistem refrigerasi mekanik. Uraian ini disusun menurut urutan jalur siklusnya,
perhatikan skema pada Gambar 2 di atas. Sistem refrigerasi seperti pada
gambar itu berisi refrigeran yang disirkulasikan ke seluruh bagian sistem.
Refrigeran itu berperan dan berfungsi sebagai media penghantar kalor, dari

saat kalor diserap sistem di evaporator, hingga saat dilepas dan dibuang ke
lingkungan di kondenser.
1. Kondenser (condenser CD)
Kondenser adalah komponen di mana terjadi proses perubahan fasa
refrigeran, dari fasa uap menjadi fasa cair. Dari proses kondensasi
(pengembunan) yang terjadi di dalamnya itulah maka komponen ini
mendapatkan namanya. Proses kondensasi akan berlangsung apabila
refrigeran dapat melepaskan kalor yang dikandungnya. Kalor tersebut
dilepaskan dan dibuang ke lingkungan. Agar kalor dapat lepas ke
lingkungan, maka suhu kondensasi (Tkd) harus lebih tinggi dari suhu
lingkungan (Tling). Karena refrigeran adalah zat yang sangat mudah
menguap, maka agar dapat dia dikondensasikan haruslah dibuat
bertekanan tinggi. Maka, kondenser adalah bagian di mana refrigeran
bertekanan tinggi (Pkd = high pressure HP).
2. Piranti ekspansi (expansion device EXD)
Piranti ini berfungsi seperti sebuah gerbang yang mengatur banyaknya
refrigeran cair yang boleh mengalir dari kondenser ke evaporator. Oleh
sebab itu piranti ini sering juga dinamakan refrigerant flow controller.
Dalam berbagai buku teks Termodinamika, proses yang berlangsung
dalam piranti ini biasanya disebut throttling process. Besarnya laju aliran
refrigeran merupakan salah satu faktor yang menentukan besarnya
kapasitas refrigerasi. Untuk sistem refrigerasi yang kecil, maka laju aliran
refrigeran yang diperlukan juga kecil saja. Sebaliknya unit atau sistem
refrigerasi yang besar akan mempunyai laju aliran refrigeran yang besar
pula. Terdapat beberapa jenis piranti ekspansi. Di bawah ini diterakan
beberapa di antaranya.
a. Pipa kapiler (capillary tube CT).

Berupa pipa kecil dari tembaga dengan lubang berdiameter sekitar 1


mm, dengan panjang yang disesuaikan dengan keperluannya hingga
beberapa meter. Pada berbagai unit refrigerasi yang
menggunakannya pipa ini biasanya diuntai agar terlindung dari
kerusakan dan ringkas penempatannya.
Lubang saluran yang sempit dan panjangnya pipa kapiler ini merupakan
hambatan bagi aliran refrigeran yang melintasinya; hambatan itulah
yang membatasi besarnya aliran itu. Pipa kapiler ini menghasilkan
aliran yang konstan.
b. Katup ekspansi tangan (hand/manual expansion valve HEV).
Adalah pengatur aliran yang berupa katup atau keran biasa, yang
dioperasikan untuk mengatur bukaannya secara manual.
c. Katup ekspansi termostatik (thermostatic expansion valve TEV).
Pada piranti ini terdapat bagian yang dapat bekerja secara termostatik,
yaitu mempunyai sensor suhu yang dilekatkan pada bagian keluaran
evaporator. Perubahan suhu yang terjadi pada keluaran evaporator
itu menjadi indikator besar-kecilnya beban refrigerasi. Variasi suhu itu
dimanfaatkan untuk mengatur bukaan TEV, sehingga besarnya laju
aliran melintasinya juga menjadi terkontrol.
d. Katup pelampung (float valve FV).
Piranti ekspansi jenis ini biasanya dirangkaikan dengan evaporator jenis
genangan (flooded evaporator, wet evaporator). Ketinggian muka
(level) cairan dalam tandon (reservoir) cairan evaporator menjadi
pendorong pelampung yang menjadi pengatur besarnya bukaan
katup.

3. Evaporator (evaporator EV)


Evaporator adalah komponen di mana cairan refrigeran yang masuk ke
dalamnya akan menguap. Proses penguapan (evaporation) itu terjadi
karena cairan refrigeran menyerap kalor, yaitu yang merupakan beban
refrigerasi sistem. Terdapat dua jenis evaporator yaitu:
a. Evaporator ekspansi langsung (direct/dry expansion type - DX).
Pada evaporator ini terdapat bagian, yaitu di bagian keluarannya, yang
dirancang selalu terjaga kering, artinya di bagian itu refrigeran yang
berfasa cair telah habis menguap sebelum terhisap keluar ke saluran
masuk kompresor.
b. Evaporator genangan (flooded/wet expansion type).
Pada evaporator jenis ini seluruh permukaan bagian dalam evaporator
selalu dibanjiri, atau bersentuhan, dengan refrigeran yang berbentuk
cair. Terdapat sebuah tandon (reservoir, low pressure receiver), di
mana cairan refrigeran terkumpul, dan dari bagian atas tandon
tersebut uap refrigeran yang terbentuk dalam evaporator tersebut
dihisap masuk ke kompresor.
4. Kompresor (compressor CP)
Kompresor adalah komponen yang merupakan jantung dari sistem
refrigerasi. Kompresor bekerja menghisap uap refrigeran dari evaporator
dan mendorongnya dengan cara kompresi agar mengalir masuk ke
kondenser. Karena kompresor mengalirkan refrigeran sementara piranti
ekspansi membatasi alirannya, maka di antara kedua komponen itu
terbangkitkan perbedaan tekanan, yaitu: di kondenser tekanan refrigeran
menjadi tinggi (high pressure HP), sedangkan di evaporator tekanan
refrigeran menjadi rendah (low pressure LP).

4. Karta Mollier (Karta Tekanan Entalpi) dan Siklus Refrigerasi


Siklus refrigerasi yang terjadi di dalam sebuah sistem refrigerasi dapat
diterakan dan digambarkan diagramnya pada sebuah karta tekanan
entalpi. Penggambaran tersebut dibuat berdasarkan tingkat tekanan (HP dan
LP) dan suhu pada berbagai bagian sistem yang dapat diperoleh dengan
cara mengukurnya. Gambar 3 menunjukkan gambar diagram suatu siklus
refrigerasi.

Gambar 3. Diagram proses refrigerasi

I. rnot dan Mesin Kalor


Siklus Carnot dan Mesin Kalor Siklus Carnot dan
Mesin Kalor merupakan pembahasan kita kali ini,
sebelumnya kita sudah membahas Sifat-sifat Gas

Ideal dan Hukum I Termodinamika. Kesemua materi


tersebut masuk dalam materi Fisika SMA Kelas XI.
1. Siklus Carnot
Pada saat belajar termodinamika kalian akan
menemui gabungan proses-proses yang akan kembali
ke keadaan semula atau siklus yang dinamakan siklus
Carnot. Siklus Carnot inilah yang dapat digunakan
sebagai acuan untuk membuat mesin kalo r. Siklus
Carnot terdiri atas empat proses yaitu 2 proses
adiabatis dan 2 proses isotermis lihat Gambar berikut.

AB dan CD adalah proses isotermis. Sedangkan


BC dan DA adalah proses adiabatis. Pada proses AB
proses menyerap kalor Q1 dan saat proses CD
melepas kalor sisa Q2. Selama siklus terjadi dapat

menghasilkan usaha. Dan berlaku hubungan seperti


persamaan berikut.

atau

2. Mesin Kalor
Dari siklus Carnot diatas untuk kemudian dapat dibuat
suatu mesin yang dapat memanfaatkan suatu
aliran kalor secara spontan sehingga dinamakan
mesin kalor. Perhatikan mesin kalor pada Gambar
berikut.

Sesuai dengan siklus carnot maka dapat


dijelaskan prinsip kerja mesin kalor. Mesin kalor
menyerap kalor dari reservois bersuhu tinggi T1
sebesar Q1. Mesin menghasilkan kerja sebesar W dan
membuang sisa kalornya ke reservois bersuhu rendah
T2 sebesar Q2. Hubungan Q1, W dan Q2 sesuai
persamaan

Dari penjelasan diatas terlihat bahwa tidak ada sebuah


mesin yang memanfaatkan semua kalor yang diserap
Q1 untuk melakukan kerja W. Pasti selalu ada yang
terbuang. Artinya setiap mesin kalor selalu
memiliki efisiensi. Efisiensi mesin kalor ini didenisikan
sebagai berikut.
%
Jika disubstitusikan nilai W dari
persamaan

dapat diperoleh persamaan

berikut.
%
%
Efisiensi Maksimum

Siklus Carnot merupakan model mesin kalor


yang ideal. Apakah sifat-sifatnya? Pada mesin ideal ini
kalornya sebanding dengan suhu.

Dari hubungan tersebut dapat ditentukan


efisiensi mesin ideal, yang berarti efisiensi itu
merupakan efisiensi maksimum. Efisiensi maksimum
dari mesin carnot tersebut sebagai berikut.
%
Kata Kunci :
siklus carnot,mesin carnot,siklus carnot menggunakan
proses,mesin kalor rumus,mesin kalor,rumus
carnot,rumus mesin carnot mengenai efisiensi,rumus
mesin kalor,Rumus rumus siklus Termodinamika,siklus
carnot dan mesin kalor

Kondensor adalah sebuah alat yang digunakan untuk


mengubah/mendinginkan gas yang bertekanan tinggi
berubah menjadi cairan yang bertekanan tinggi. Cairan
lalu dialirkan ke orifice tube.

Kondensor adalah alat untuk membuat kondensasibahan


pendingin gas dari kompresor dengan suhu tinggi dan
tekanan tinggi. Untuk penempatanya sendiri, kondensor
ditempatkan diluar ruangan yang sedang didinginkan,
agar dapat membuang panasnya keluar. Kondensor
merupakan jaringan pipa yang berfungsi sebagai
pengembunan. Refrigerant yang yang dipompakan dari
kompresor akan mengalami penekanan sehingga
mengalir ke pipa kondensor, kemudian mengalami
pengembunan. Dari sini refrigerant yang sudah
mengembun dan menjadi zat cair akan mengalir menuju
pipa evaporator.
Filed under: >> Repair | Ditandai: fungsi kondensor
ac, kondensor ac | Leave a comment

Kompresor ac
Posted on April 3, 2011 by tiknoac

Kompresor adalah power unit dari sistem sebuah AC.


Ketika AC dijalankan, kompresor mengubah fluida
kerja/refrigent berupa gas dari yang bertekanan rendah
menjadi gas yang bertekanan tinggi. Gas bertekanan
tinggi kemudian diteruskan menuju kondensor.
Merupakan bagian yang paling penting dari mesin
pendingin, kompresor menekan bahan pendingin
kesemua bagian dri system. Pada system refrigerasi
kompresor bekerja membuat perbedaan tekanan pada
masing masing bagian. Karena dengan adanya
perbedaan antara sisi tekanan tinggi dan tekanan rendah,

maka bahan pendingin cair dapat melalui alat pengatur


aliran ke evaporator.
Fungsi kompresor sendiri adalah menghisap gas
refrigerant dari evaporator yang bertekanan dan
bertemperatur rendah kemudian memampatkan gas
tersebut menjadi gas yang bertekanan dan bertemperatur
yang tinggi.
Filed under: >> Repair | Ditandai: fungsi kompressor ac, kinerja
kompressor | Leave a comment

bagian bagian dari ac


Posted on April 3, 2011 by tiknoac

Bagaimana cara kerja sistem AC sehingga mampu


memberikan efek pendingin dalam ruangan Anda? AC
alias Air Conditioner alias Pengkondision Udara
merupakan seperangkat alat yang mampu
mengkondisikan ruangan yang kita inginkan, terutama
mengkondisikan ruangan menjadi lebih rendah suhunya
dibanding suhu lingkungan sekitarnya. Seperangkat alat
tersebut diantaranya kompresor, kondensor, orifice tube,
evaporator, katup ekspansi, dan evaporator
Filed under: >> Repair | Ditandai: ac split, bagian dari ac, isi dari
ac | Leave a comment

fungsi freon / refrigerator


Posted on April 3, 2011 by tiknoac

Kunci utama dari AC adalah refrigerant, yang umumnya


adalah fluorocarbon [**], yang mengalir dalam sistem,
menjadi cairan dan melepaskan panas saat dipompa
(diberi tekanan), dan menjadi gas dan menyerap panas
ketika tekanan dikurangi. Mekanisme berubahnya
refrigerant menjadi cairan lalu gas dengan memberi atau
mengurangi tekanan terbagi mejadi dua area: sebuah
penyaring udara, kipas, dan cooling coil (kumparan
pendingin) yang ada pada sisi ruangan dan sebuah
kompresor (pompa), condenser coil (kumparan penukar
panas), dan kipas pada jendela luar.
Udara panas dari ruangan melewati filter, menuju ke
cooling coil yang berisi cairan refrigerant yang dingin,
sehingga udara menjadi dingin, lalu melalui teralis/kisi-kisi
kembali ke dalam ruangan. Pada kompresor, gas
refrigerant dari cooling coil lalu dipanaskan dengan cara
pengompresan. Pada condenser coil, refrigerant
melepaskan panas dan menjadi cairan, yang tersirkulasi
kembali ke cooling coil. Sebuah thermostat [***]
mengontrol motor kompresor untuk mengatur suhu
ruangan.
Filed under: >> Repair | Ditandai: fungsi freon, gunanya
freon, kegunaan freon, peranan freon | 1 Comment

cara kerja sistem AC


Posted on April 3, 2011 by tiknoac

Kompresor yang ada pada sistem pendingin dipergunakan


sebagai alat untuk memampatkan fluida kerja (refrigent),
jadi refrigent yang masuk ke dalam kompresor dialirkan ke
condenser yang kemudian dimampatkan di kondenser.
Di bagian kondenser ini refrigent yang dimampatkan akan
berubah fase dari refrigent fase uap menjadi refrigent fase
cair, maka refrigent mengeluarkan kalor yaitu kalor
penguapan yang terkandung di dalam refrigent. Adapun
besarnya kalor yang dilepaskan oleh kondenser adalah
jumlahan dari energi kompresor yang diperlukan dan
energi kalor yang diambil evaparator dari substansi yang
akan didinginkan.
Pada kondensor tekanan refrigent yang berada dalam
pipa-pipa kondenser relatif jauh lebih tinggi dibandingkan

dengan tekanan refrigent yang berada pada pipi-pipa


evaporator.
Setelah refrigent lewat kondenser dan melepaskan kalor
penguapan dari fase uap ke fase cair maka refrigent
dilewatkan melalui katup ekspansi, pada katup ekspansi
ini refrigent tekanannya diturunkan sehingga refrigent
berubah kondisi dari fase cair ke fase uap yang kemudian
dialirkan ke evaporator, di dalam evaporator ini refrigent
akan berubah keadaannya dari fase cair ke fase uap,
perubahan fase ini disebabkan karena tekanan refrigent
dibuat sedemikian
rupa sehingga refrigent setelah melewati katup ekspansi
dan melalui evaporator tekanannya menjadi sangat turun.
Hal ini secara praktis dapat dilakukan dengan jalan
diameter pipa yang ada dievaporator relatif lebih besar jika
dibandingkan dengan diameter pipa yang ada pada
kondenser.
Dengan adanya perubahan kondisi refrigent dari fase cair
ke fase uap maka untuk merubahnya dari fase cair ke
refrigent fase uap maka proses ini membutuhkan energi
yaitu energi penguapan, dalam hal ini energi yang
dipergunakan adalah energi yang berada di dalam
substansi yang akan didinginkan.
Dengan diambilnya energi yang diambil dalam substansi
yang akan didinginkan maka enthalpi substansi yang
akan didinginkan akan menjadi turun, dengan turunnya
enthalpi maka temperatur dari substansi yang akan

didinginkan akan menjadi turun. Proses ini akan berubah


terus-menerus sampai terjadi pendinginan yang sesuai
dengan keinginan.

Karena bersentuhan, maka setelah beberapa saat


benda A dan benda C berada dalam keseimbangan
termal. Demikian juga benda B dan benda C berada
dalam keseimbangan termal. Apakah benda A dan
benda B yang tidak saling bersentuhan juga berada
dalam keseimbangan termal ?
Berdasarkan hasil percobaan, ternyata benda A dan
benda B juga berada dalam keseimbangan termal.
Dalam hal ini, suhu benda A = suhu benda B. Jadi
walaupun benda A dan benda B tidak bersentuhan,
tapi karena keduanya bersentuhan dengan benda C,
maka benda A dan benda B juga ikut2an berada
dalam keseimbangan termal.
Hal ini disimpulkan dalam sebaris kalimat di bawah
ini:
Jika dua benda berada dalam keseimbangan termal
dengan benda ketiga, maka ketiga benda tersebut
berada dalam keseimbangan termal satu sama lain.
Ini adalah hukum ke-0 termodinamika

Pengertian Usaha, Kalor, dan Energi


Usaha yang dilakukan pada (atau oleh) sistem
adalah ukuran energi yang dipindahkan dari sistem
ke lingkungan atau sebaliknya.
Energi mekanik (kinetik atau potensial) sistem
adalah energi yang dimiliki sistem akibat gerak dan
koordinat kedudukannya.
Kalor mirip seperti usaha, yaitu hanya muncul jika
terjadi perpindahan energi antara sistem dan
lingkungan. Kalor muncul ketika energi dipindahkan
akibat adanya perbedaan suhu perubahan wujud
zat.
Pengertian Energi Dalam
Energi dalam sistem merupakan jumlah seluruh
energi kinetik molekul sistem, ditambah jumlah
seluruh energi potensial yang timbul akibat adanya
interaksi antara molekul sistem. Kita berharap
bahwa jika kalor mengalir dari lingkungan menuju
sistem (sistem menerima energi), energi dalam sistem
akan bertambah. Sebaliknya, jika sistem melakukan
kerja terhadap lingkungan (sistem melepaskan
energi), energi dalam sistem akan berkurang.
Dengan demikian, dari kekekalan energi, kita bisa
menyimpulkan bahwa perubahan energi dalam
sistem = Kalor yang ditambahkan pada sistem
(sistem menerima energi) Kerja yang dilakukan oleh
sistem (sistem melepaskan energi). Secara matematis,

bisa ditulis seperti ini :

Energi dalam merupakan besaran yang menyatakan


keadaan mikroskopis sistem. Besaran yang
menyatakan keadaan mikroskopis sistem (energi
dalam) tidak bisa diketahui secara langsung. Yang
kita analisis dalam persamaan Hukum Pertama
Termodinamika hanya perubahan energi dalam saja.
Perubahan energi dalam bisa diketahui akibat
adanya energi yang ditambahkan pada sistem dan
energi yang dilepaskan sistem dalam bentuk kalor
dan kerja.
Formulasi Usaha
Proses Isobarik adalah proses yang terjadi pada
tekanan tetap.
Secara Sistematis Usaha pada proses Isobarik

Rumus pada persamaan diatas hanya dapat


digunakan untuk menghitung usaha gas pada
tekanan tetap (proses Isobarik). Jika tekanan gas
berubah, usaha W harus dihitung dengan cara
integral. Secara umum, usaha dihitung dengan cara
integral berikut.
Rumus umum Usaha

Oleh Karena itu, jika grafik tekanan terhadap Volume


diberikan , maka arti geometris dari persamaan
adalah luas dibawah kurva.
Usaha dalam proses siklus
Pengertian usaha dalam proses siklus ialah usaha
yang dilakukan oleh atau pada system gas yang
menjalani suatu proses siklus sama dengan luas
daerah yang dimuat oleh siklus tersebut.
Formulasi kalor
Kalor yang diserap (atau diberikan) oleh sistem gas
dapat dihitung dari rumus kalor, yaitu

atau

Dengan c adalah kalor jenis gas dan C adalah


kapasitas kalor gas.
Formulasi Energi Dalam
Secara matematis, perubahan energi dalam gas
dinyatakan sebagai
Untuk gas monoatomik:

Untuk gas diatomik:

Dimana U adalah perubahan energi dalam gas, n


adalah jumlah mol gas, R adalah konstanta umum
gas (R = 8,31 J mol1 K1, dan T adalah perubahan
suhu gas (dalam kelvin).
Proses-proses Termodinamika Gas
a. Proses isobarik

Proses isobarik adalah proses perubahan keadaan


gas pada tekanan tetap. Persamaan keadaan untuk
proses isobarik adalah

Ini adalah huku Gay Lussac. Sedangkan rumus

usahanya adalah

b. Proses isokhorik

Proses isokhorik adalah proses perubahan gas pada


volum tetap. Persamaan keadaan untuk proses
isokhorik adalah

; karena V tetap

Ini adalah hukum Charles


c. Proses isotermal

Jika proses yang terjadi berlangsung dalam suhu


konstan, proses ini dinamakan proses isotermik.
Karena berlangsung dalam suhu konstan, tidak
terjadi perubahan energi dalam dan berdasarkan
hukum I termodinamika kalor yang diberikan sama
dengan usaha yang dilakukan sistem (Q = W ).
Persamaan keadaan untuk proses isokhorik adalah

, karena T tetap

Proses isotermik dapat digambarkan dalam grafik p


V di bawah ini. Usaha yang dilakukan sistem dan
kalor dapat dinyatakan sebagai

d. Proses adiabatik

Proses adiabatik adalah proses perubahan keadaan


sistem tanpa adanya kalor yang masuk ke atau
keluar dari sistem (gas), yaitu Q = 0.
Proses adiabatik dapat digambarkan dalam grafik p
V dengan bentuk kurva yang mirip dengan grafik p
V pada proses isotermik namun dengan
kelengkungan yang lebih curam.
Proses ini mengikuti rumus Poisson sebagai berikut:
dan

Dengan
> 1, merupakan hasil perbandingan kapasitas kalor
gas padatekanan tetap CP dan kapasitas kalor pada
volume tetap CV. Yang disebut konstanta Laplace.

Usaha yang dilakukan oleh sistem (gas) hanya


mengubah energi dalam, sebab sistem tidak
menerima ataupun melepas kalor. Besarnya usaha
yang dilakukan oleh sistem dapat ditentukan dengan
menerapkan rumus umum usaha, maka diperoleh
persamaan

Hukum Pertama Termodinamika


Energi dalam suatu sistem berubah dari nilai awal
awal U1 ke nilai akhir U2 sehubungan dengan kalor
Q dan usaha W

Q adalah positif jika sistem memperoleh kalor dan


negatif jika kehilangan kalor. Usaha W positif jika
usaha dilakukan oleh sistem dan negatif jika usaha
dilakukan pada sistem.
Hukum Pertama pada Berbagai Proses
Termodinamika Gas
Proses isotermal
Pada proses isotermal, suhu awal gas T1 sama

dengan suhu akhir gas T2 (T1 = T2). Hukum pertama


termodinamika memberikan

Proses isokhorik
Pada proses isokhorik, volum gas tetap , sehingga
usaha W = 0. Hukum pertama termodinamika
memberikan

Dan

Proses adiabatik
Pada proses adiabatik, Q = 0, sehingga hukum
pertama memberikan
dan

Kapasitas Kalor Gas


Pengertian kapasitas kalor
Kapasitas kalor adalah kalor Q, yang diperlukan oleh
suatu zat untuk menaikan suatu zat itu sebesar satu
kelvin

Kapasitas kalor gas pada tekanan tetap, Cp


didefinisikan sebagai kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu suatu zat satu kelvin pada tekanan
tetap.

Kapasitas kalor gas pada volum tetap, CV


didefinisikan sebagai kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu suatu zat satu kelvin pada volum
tetap.

Kapasitas Kalor Molar ( Cm )


Kapasitas Kalor Molar ( Cm ) adalah kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu satu mol zat
dalam satu kelvin.
Secara matematis dirumuskan :

Kapasitas molar pada tekanan tetap ( Cp,m )


dirumskan :

Kapasitas kalor molar pada volume tetap ( Cv,m )

dirumuskan :

Hukum Kedua Termodinamika


HukumI I termodinamika membatasi perubahan
energi mana yang dapat berlangsung dan perubahan
energi mana yang tidak dapat berlangsung.
Pembatasan ini dapat dinyatakan dengan berbagai
cara, yaitu:
(1) Rudolf Clausius (1822 1888) menyatakan
rumusan Clausius tentang hukum II termodinamika
dengan pernyataan aliran kalor. Kalor mengalir
secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda
bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan
dalam arah kebalikannya.
(2) Hukum II termodinamika dinyatakan dalam
entropi Total entropi jagat raya tidak berubah ketika
proses reversibel terjadi dan bertambah ketika proses
ireversibel terjadi.
(3) Kelvin dan Planck menyatakan rumusan yang
setara sehingga dikenal rumusan Kelvin-Planck
tentang hukum II termodinamika tentang mesin
kalor.
Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang
bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata
menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengubah

sluruhnya menjadi usaha luar.

Mesin Kalor
Mesin kalor adalah suatu alat yang mengubah energi
panas menjadi energi mekanik. Dalam mesin
misalnya, energi panas hasil pembakaran bahan
bakar diubah menjadi energi gerak mobil. Tetapi,
dalam semua mesin kalor kita ketahui bahwa
pengubahan energi panas ke energi mekanik selalu
disertai disertai gas buangan, yang membawa
sejumlah energi panas. Dengan demikian, hanya
sebagian energi panas hasil pembakaran bahan
bakar yang diubah ke energi mekanik
Efisiensi Termal
Efisiensi termal sebuah mesin kalor adalah nilai
perbandingan antara usaha yang dilakukan dan
kalor yang diserap dari sumber suhu tinggi selama
satu siklus.

Formulasi Clausius
Formulasi Clausius: Tidak mungkin untuk membuat
sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus
yang semata-mata memindahkan energi panas dari
suatu benda dingin ke benda panas.

Formulasi Clausius menyatakan bahwa tidak ada


mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang
dapat membekukan air dan menggunakan energi
yang dibebaskan dari proses pembekuan ini untuk
mendidihkan lebih banyak air tanpa efek lebih lanjut.
Siklus Carnot
Mesin Carnot adalah mesin kalor hipotesis yang
beroperasi dalam suatu siklus reversibel yang disebut
siklus carnot . Model dasar mesin ini dirancang oleh
Nicolas Leonard Sadi Carnot seorang insinyur militer
Perancis pada tahun 1824. Model mesin Carnot
kemudian dikembangkan secara grafis oleh Emile
Clapeyron 1834.
Carnot dapat memahami proses dasar yang
mendasari usaha oleh semua mesin. Proses itu
adalah perubahan dari satu bentuk energi (kalor)
menjadi bentuk energi lain (usaha mekanik). Ia
berhasil mengenali bahwa usaha dapat dilakukan
hanya ketika kalor mengalir dari suatu suhu tinggi ke
suhu rendah. Karena itu, Carnot mengusulkan suatu
mesin kalor ideal yang bekerja secara siklus dan
dapat balik (reversibel) di antara dua suhu.
Disebutkan bahwa mesin Carnot tidaklah memiliki
efisiensi 100 %, tetapi merupakan mesin yang
efisiensinya paling besar dari semua mesin yang
mengubah kalor menjadi usaha. Carnot menganalisis
perubahan energi selama satu siklus dari performa
mesin dan menentukan kondisi-kondisi untuk
mencapai efisiensi maksimum.

Teorema Carnot adalah pernyataan formal dari fakta


bahwa: Tidak mungkin ada mesin yang beroperasi
diantara dua reservoir panas yang lebih efisien
daripada sebuah mesin Carnot yang beroperasi pada
dua reservoir yang sama. Artinya, efisiensi
maksimum yang dimungkinkan untuk sebuah mesin
yang menggunakan temperatur tertentu diberikan
oleh efisiensi mesin Carnot:

Mesin Pendingin
Kalor dapat dipaksa mengalir dari benda dingin ke
benda panas dengan melakukan usaha pada sistem.
Peralatan yang bekerja secara ini disebut mesin
pendingin (refrigerator), contohnya lemari es (kulkas)
dan pendingin ruangan (AC) Ukuran penampilan
sebuah mesin pendingin dinyatakan dengan koefisien
daya guna (koefisien perfomansi) yang diberi
lambang.
Peralatan sehari-hari yang termasuk mesin
pendingin adalah lemari es (kulkas) dan pendingin
ruangan (AC).
Dalam suatu lemari es (kulkas), bagian dalam
peralatan bertindak sebagai sumber dingin,
sedangkan bagian luar yang lebih hangat bertindak
sebagai sember panas. Kulkas mengambil kalor dari
makanan yang tersimpan di dalam kulkas dan
mengalirkan kalor ini ke udara di sekitar kulkas.
Untuk dapat melakukan ini diperlukan energi listik

yang melakukan usaha pada sistem, sehingga kalor


dapat mengalir dari sumber dingin ke sumber panas.
Ukuran kinerja sebuah kulkas dan pendingin
ruangan bisa diperoleh dengan menetapkan hasil
bagi kalor yang dipindahkan dari sumber dingin
dengan usaha W yang dibutuhkan untuk
memindahkan kalor ini. Hasil bagi ini disebut
koefisien performansi ( CP ).
Koefisien performansi ( Cp )

atau

Kulkas dan pendingin ruangan komersial memiliki


koefisien performansi dalam jangkauan 2-6,
bergantung pada selisih suhu dan . Pendingin
dengan koefisien performansi lebih tinggi adalah
pendingin yang lebih baik. Ini karena pendingin
tersebut memindahkan sejumlah kalordengan
usaha yang lebih kecil dan karena itu ongkos
oprasionalnya lebih murah

Refrigerator/mesin pendingin pada dasarnya


merupakan mesin panas yang bekerja terbalik,
yaitu usaha diberikan pada refrigerator menyerap
kalor dari reservoir dinngin dan membuangnya ke
reservoir panas.
Dengan melakukan usaha W pada sistem
(pendingin), sejumlah kalor Q2 diambil dari
reservoir bersuhu rendah T2 . Kemudian,
sejumlah kalor Q1 dibuang ke reservoir
bersuhu tinggi T1. Ukuran kemampuan
sebuah mesin pendingin dinyatakan sebagai
koefisien daya guna (koefisien performansi)
yang diberi lambang Kp dan dirumuskan
dengan persamaan :
K r = Q2 / W
Oleh karena usaha yang diberikan pada
mesin pendingin tersebut dinyatakan
dengan W = Q1 - Q2,Persamaan diatas
dapat ditulis menjadi :
Kr = Q2 / (Q1 - Q2)
Jika gas yang digunakan dalam sistem mesin
pendingin adalah gas ideal, Persamaan
dapat dituliskan menjadi :
Kp = T2 / (T1 - T1)
Lemari es dan pendingin ruangan memiliki
koefisien performansi dalam jangkauan 2
sampai dengan 6. Semakin tinggi nilai KP,
semakin baik mesin pendingin tersebut.

Contoh mesin pendingin AC dan Lemari es


a. Air Conditioner (AC)
Mesin pendingin udara (AC) adalah alat yang
menghasilkan udara dingin dengan cara
menyerap udara panas disekitar ruangan.
Proses udara menjadi dingin adalah akibat
adanya pemindahan panas. Sama seperti
lemari es, AC juga menggunakan bahan
pendingin yang disebut refrigeran. Ruangan
di dalam AC, dibagi menjadi 2 yaitu ruang
dalam dan ruang luar. Bagian ruang dalam,
udaranya dingin karena adanya proses
pendinginan. Bagian ruang luar digunakan
untuk melepaskan panas ke udara sekitar.
Secara umum, gambaran mengenai prinsip
kerja AC adalah:
- Penyerapan panas oleh evaporator
- Pemompaan panas oleh kompresor
- Pelepasan panas oleh kondensor

Bagian bagian AC dan fungsinya


- Kondensor AC, Kondensor adalah sebuah
alat yang digunakan untuk mengubah gas
yang bertekanan tinggi berubah menjadi
cairan yang bertekanan tinggi yang
kemudian akan dialirkan ke orifice tube.
Kondensor merupakan bagian yang panas
dari air conditioner. Kondensor bisa disebut
heat exchange yang bisa memindahkan
panas ke udara atau ke intermediate fluid
(semacam air larutan yang mengandung
ethylene glycol), untuk membawa panas ke
orifice tube.
- Compressor AC, Compressor AC adalah
power unit dari sistem AC. Ketika AC
dijalankan, compressor AC mengubah fluida
kerja/refrigent berupa gas dari yang
bertekanan rendah menjadi gas yang
bertekanan tinggi. Gas bertekanan tinggi
kemudian diteruskan menuju kondensor.
- Katup Ekspansi, Katup ekspansi
merupakan komponen penting dalam sistem
air conditioner. Katup ini dirancang untuk
mengontrol aliran cairan pendingin melalui
katup orifice yang merubah wujud cairan
menjadi uap ketika zat pendingin
meninggalkan katup pemuaian dan

memasuki evaporator/pendingin.
- Orifice Tube, Orifice tube merupakan
tempat di mana cairan bertekanan tinggi
diturunkan tekanan dan suhunya menjadi
cairan dingin bertekanan rendah. Dalam
beberapa sistem, selain memasang sebuah
orifice tube, dipasang juga katup ekspansi.
- Thermostat, Thermostat pada air
conditioner beroperasi dengan
menggunakan lempeng bimetal yang peka
terhadap perubahan suhu ruangan.
Lempeng ini terbuat dari 2 metal yang
memiliki koefisien pemuaian yang berbeda.
Ketika temperatur naik, metal terluar
memuai lebih dahulu, sehingga lempeng
membengkok dan akhirnya menyentuh
sirkuit listrik yang menyebabkan motor AC
aktif.
- Evaporator AC, Refrigent menyerap panas
dalam ruangan melalui kumparan pendingin
dan kipas evaporator meniupkan udara
dingin ke dalam ruangan. Refrigent dalam
evaporator mulai berubah kembali menjadi
uap bertekanan rendah, tapi masih
mengandung sedikit cairan. Campuran
refrigent kemudian masuk ke akumulator /
pengering. Ini juga dapat berlaku seperti

mulut/orifice kedua bagi cairan yang


berubah menjadi uap bertekanan rendah
yang murni, sebelum melalui compressor AC
untuk memperoleh tekanan dan beredar
dalam sistem lagi. Biasanya, evaporator
dipasangi silikon yang berfungsi untuk
menyerap kelembapan dari refrigent.
Prinsip kerja AC , pemindahan panas
diperlukan energi tambahan yang lebih
besar karena udara yang didinginkan
skalanya lebih besar dan banyak. Di dalam
AC, wujud refrigeran berubah-ubah, dari
bentuk cair ke gas atau sebaliknya. Pada
kompresor, refrigeran masih berupa uap,
tekanan dan panasnya lalu dinaikkan
dengan cara memampatkannya oleh piston
dalam silinder kompresor. Kemudian uap
panas tersebut didingikan pada saluran pipa
kondensor agar menjadi cairan.
Pada saluran pipa kondensor diberi kipas
untuk mempercepat proses pendinginan.
Proses pelepasan panas ini disebut teknik
pengembunan. Selanjutnya cairan refrigeran
dimasukkan ke dalam evaporator dan
dikurangi tekanannya sehingga menguap
dan menyerap kalor udara sekitar.

Di dalam AC ruang bagian dalam, udara


dingin disebarkan menggunakan kipar
blower. Dalam bentuk uap (gas), refrigeran
dihisap lagi oleh kompresor. Demikian
proses tersebut beruang terus sampai gas
habis terpakai dan harus diisi kembali
b. Lemari es (kulkas)
Dalam sebuah lemari es, berlangsung suatu siklus yang
dinamakan cooling cycle (siklus pendinginan). Agar proses ini dapat
berlangsung, diperlukan suatu zat yang mudah berubah wujud dari cair
ke gas ataupun sebaliknya

Dibawah ini adalah bagian-bagian dan fungsi


dari freezer:
- Kompresor. Kompresor merupakan suatu
alat yang digunakan sebagai penekan gas
freon sehingga tekanannya menjadi tinggi.
- Kondensor. Kondensor berfungsi untuk
membuang kalor dari freon sehingga freon
berubah bentuk dari gas menjadi cair.

- Filter. Filter berfungsi untuk menyaring


freon dari kemungkinan kotoran yang ikut
terbawa freon.
- Pipa kapiler. Pipa kapiler berfungsi untuk
menghasilkan tekanan yang tinggi ketika
Freon berbentuk cair.
- Expanding Valve. Expanding valve
berfungsi untuk mengatur banyaknya Freon
yang masuk ke evaporator.
- Evaporator. Evaporator merupakan tempat
penguapan Freon cair menjadi gas sehingga
temperature freon menjadi rendah.
- Thermostat. Thermostat berfungsi untuk
mengatur temperatur dari freezer.
- Akumulator. Akumulator berfungsi untuk
menampung bahan pendingin cair.
Pada dasarnya prinsip kerja dari freezer
adalah memanfaatkan sifat dari gas freon
yang suhunya akan menjadi rendah bila
tekanannya juga rendah. Prinsip kerja dari
freezer adalah sebagai berikut :
- Kompresor memompakan gas freon dengan
tekanan yang tinggi dan temperatur yang
tinggi.
- Lalu gas freon dikirim ke kondensor untuk
dibuang kalornya agar freon dapat berubah

bentuk menjadi cair akan tetapi tekanannya


masih tinggi.
- Freon cair ini terus masuk ke pipa kapiler
dengan terlebih dahulu disaring dari
kemungkinan kotoran yang ikut terbawa.
- Dari pipa kapiler ini freon cair diuapkan
oleh evaporator yang mana sebelumnya
melewati katup ekspansi.
- Didalam evaporator tekanan dan
temperature freon rendah sekali sehingga
freon kembali ke dalam bentuk gas.
- Freon yang telah berbentuk gas ini akan
masuk ke saluran hisap untuk disirkulasikan
ulang oleh kompresor.
Contoh Soal:
Sebuah lemari es memiliki koefisien
performansi 6. Jika suhu ruang di luar lemari
es adalah 28 C, berapakah suhu paling
rendah di dalam lemari es yang dapat
diperoleh?
Jawaban :
Diketahui: Kp = 6, dan T1 = 28 C.
Koefisien performansi maksimum diperoleh
sebagai berikut:
Kp = T2/(T1-T2)
dengan T1 adalah suhu tinggi dan T2 adalah

suhu rendah. Dari persamaan tersebut


diperoleh
(KP) T1 (KP) T2 = T2
(KP) T1 = (1 + KP) T2
T2 = [Kp/(Kp+1)] T1
Dari soal diketahui T1 = (28 + 273) K = 301
K dan KP = 6,0 sehingga suhu paling rendah
di dalam lemari es T2 dapat dihitung.
T2 = [6/(6+1)] x 300 K
T2 = 258 K atau 15 C.

Rumus - Rumus Minimal


Hukum Termodinamika I
U = Q W
Keterangan :
U = perubahan energi dalam (joule)
Q = kalor (joule)
W = usaha (joule)
Proses-proses
Isobaris tekanan tetap
Isotermis suhu tetap U = 0
Isokhoris volume tetap (atau isovolumis atau
isometric) W = 0
Adiabatis tidak terjadi pertukaran kalor Q = 0

Siklus daur U = 0
Persamaan Keadaan Gas
Hukum Gay-Lussac
Tekanan tetap V/T = Konstan V /T = V /T
1

Hukum Charles
Volume tetap P/T = Konstan P /T = P /T
1

Hukum Boyle
Suhu tetap PV = Konstan P1V1 = P2V2
P, V, T Berubah (non adiabatis)
(P
V ) / (T ) = (P V ) / (T )
1

Adiabatis
P1V1 = P2V2
T1V1 1= T2V2 1
= perbandingan kalor jenis gas pada tekanan tetap
dan volum tetap = C /C
p

Usaha
W = P(V) Isobaris
W = 0 Isokhoris
W = nRT ln (V2 / V1) Isotermis
W = 3/2 nRT Adiabatis ( gas monoatomik)
Keterangan :
T = suhu (Kelvin, jangan Celcius)
P = tekanan (Pa = N/m2)

V = volume (m3)
n = jumlah mol
1 liter = 103m3
1 atm = 105 Pa ( atau ikut soal!)
Jika tidak diketahui di soal ambil nilai ln 2 = 0,693

Mesin Carnot
= ( 1 T / T ) x 100 %
= ( W / Q ) x 100%
W = Q1 Q2
Keterangan :
= efisiensi mesin Carnot (%)
Tr = suhu reservoir rendah (Kelvin)
Tt = suhu reservoir tinggi (Kelvin)
W = usaha (joule)
Q1 = kalor masuk / diserap reservoir tinggi (joule)
Q2 = kalor keluar / dibuang reservoir rendah (joule)
r

Contoh soal dan


pembahasan
Soal No. 1
Suatu gas memiliki volume awal 2,0 m3 dipanaskan
dengan kondisi isobaris hingga volume akhirnya
menjadi 4,5 m3. Jika tekanan gas adalah 2 atm,
tentukan usaha luar gas tersebut!
(1 atm = 1,01 x 105 Pa)
Pembahasan
Data :
V2 = 4,5 m3
V1 = 2,0 m3
P = 2 atm = 2,02 x 105 Pa
Isobaris Tekanan Tetap
W = P (V)
W = P(V2 V1)
W = 2,02 x 105 (4,5 2,0) = 5,05 x 105 joule
Soal No. 2
1,5 m3 gas helium yang bersuhu 27oC dipanaskan
secara isobarik sampai 87oC. Jika tekanan gas helium
2 x 105 N/m2 , gas helium melakukan usaha luar
sebesar....
A. 60 kJ

B. 120 kJ
C. 280 kJ
D. 480 kJ
E. 660 kJ
(Sumber Soal : UMPTN 1995)
Pembahasan
Data :
V1 = 1,5 m3
T1 = 27oC = 300 K
T2 = 87oC = 360 K
P = 2 x 105 N/m2
W = PV
Mencari V2 :
V
/T = V /T
V2 = ( V /T ) x T2 = ( 1,5/300 ) x 360 = 1,8 m3
W = PV = 2 x 105(1,8 1,5) = 0,6 x 105 = 60 x 103 =
60 kJ
2

Soal No. 3
2000
/693 mol gas helium pada suhu tetap 27oC mengalami
perubahan volume dari 2,5 liter menjadi 5 liter. Jika R
= 8,314 J/mol K dan ln 2 = 0,693 tentukan usaha yang
dilakukan gas helium!
Pembahasan
Data :
n = 2000/693 mol

V2 = 5 L
V1 = 2,5 L
T = 27oC = 300 K
Usaha yang dilakukan gas :
W = nRT ln (V2 / V1)
W = (2000/693 mol) ( 8,314 J/mol K)(300 K) ln ( 5 L / 2,5 L )
W = (2000/693) (8,314) (300) (0,693) = 4988,4 joule
Soal No. 4
Mesin Carnot bekerja pada suhu tinggi 600 K, untuk
menghasilkan kerja mekanik. Jika mesin menyerap
kalor 600 J dengan suhu rendah 400 K, maka usaha
yang dihasilkan adalah....
A. 120 J
B. 124 J
C. 135 J
D. 148 J
E. 200 J
(Sumber Soal : UN Fisika 2009 P04 No. 18)
Pembahasan
= ( 1 T / T ) x 100 %
Hilangkan saja 100% untuk memudahkan
perhitungan :
= ( 1 400/600) = 1/3
=(W/Q )
1
/3 = W/600
W = 200 J
r

Soal No. 5
Diagram PV dari gas helium yang mengalami proses
termodinamika ditunjukkan seperti gambar berikut!

Usaha yang dilakukan gas helium pada proses ABC


sebesar....
A. 660 kJ
B. 400 kJ
C. 280 kJ
D. 120 kJ
E. 60 kJ
(Sumber Soal : UN Fisika 2010 P04 No. 17)
Pembahasan
WAC = WAB + WBC
WAC = 0 + (2 x 105)(3,5 1,5) = 4 x 105 = 400 kJ
Soal No. 6
Suatu mesin Carnot, jika reservoir panasnya bersuhu
400 K akan mempunyai efisiensi 40%. Jika reservoir
panasnya bersuhu 640 K, efisiensinya.....%
A. 50,0
B. 52,5

C. 57,0
D. 62,5
E. 64,0
(Sumber Soal : SPMB 2004)
Pembahasan
Data pertama:
= 40% = 4 / 10
Tt = 400 K
Cari terlebih dahulu suhu rendahnya (Tr) hilangkan 100
% untuk mempermudah perhitungan:
= 1 (Tr/Tt)
4
/ 10 = 1 (Tr/400)
(Tr/400) = 6 / 10
Tr = 240 K
Data kedua :
Tt = 640 K
Tr = 240 K (dari hasil perhitungan pertama)
= ( 1 Tr/Tt) x 100%
= ( 1 240/640) x 100%
= ( 5 / 8 ) x 100% = 62,5%
Soal No. 7
Sebuah mesin Carnot yang menggunakan reservoir
suhu tinggi bersuhu 800 K mempunyai efisiensi
sebesar 40%. Agar efisiensinya naik menjadi 50%,
maka suhu reservoir suhu tinggi dinaikkan menjadi....
(UMPTN 90)

A. 900 K
B. 960 K
C. 1000 K
D. 1180 K
E. 1600 K
Pembahasan
Rumus efisiensi (tanpa %)

Data dari Efisiensi pertama,


Tt = 800 K
= 40% = 0,4 (1 ) = 0,6
Dari sini diperoleh suhu rendah Tr

Dari data efisiensi kedua,


= 50% = 0,5 (1 ) = 0,5
Tr = 480 K
Suhu tingginya:

Soal No. 8
Sebuah mesin Carnot bekerja pada pada suhu tinggi
627C memiliki efisiensi 50%. Agar efisiensi
maksimumnya naik menjadi 70% pada suhu rendah
yang tetap, maka suhu tingginya harus dinaikkan
menjadi....
A. 1500C
B. 1227C
C. 1127C
D. 1073C
E. 927C
Soal No. 9
Perhatikan gambar berikut ini!

Jika kalor yang diserap reservoir suhu tinggi adalah


1200 joule, tentukan :
a) Efisiensi mesin Carnot
b) Usaha mesin Carnot
c) Perbandingan kalor yang dibuang di suhu rendah
dengan usaha yang dilakukan mesin Carnot
d) Jenis proses ab, bc, cd dan da

Pembahasan
a) Efisiensi mesin Carnot
Data :
Tt = 227oC = 500 K
Tr = 27oC = 300 K
= ( 1 Tr/Tt) x 100%
= ( 1 300/500) x 100% = 40%
b) Usaha mesin Carnot
= W/Q
4
/10 = W/1200
W = 480 joule
1

c) Perbandingan kalor yang dibuang di suhu rendah


dengan usaha yang dilakukan mesin Carnot
Q2 = Q1 W = 1200 480 = 720 joule
Q2 : W = 720 : 480 = 9 : 6 = 3 : 2
d) Jenis proses ab, bc, cd dan da
ab pemuaian isotermis (volume gas bertambah,
suhu gas tetap)
bc pemuaian adiabatis (volume gas bertambah,
suhu gas turun)
cd pemampatan isotermal (volume gas berkurang,
suhu gas tetap)
da pemampatan adiabatis (volume gas berkurang,
suhu gas naik)

Soal No. 10
Sejumlah gas ideal mengalami proses seperti gambar
berikut.

Proses yang menggambarkan adiabatis dan isokhorik


berturut-turut ditunjukkan pada nomor...(UN Fisika
2013)
A. 1 2 dan 3 4
B. 1 2 dan 4 5
C. 2 3 dan 1 2
D. 2 3 dan 1 2
E. 2 3 dan 3 4
Pembahasan
Adiabatis : proses dimana tidak ada kalor masuk atau
keluar. Ciri garisnya melengkung curam. Seperti garis
2 - 3.
Isokhorik : proses pada volume tetap. Garisnya yang
tegak lurus sumbu V. Bisa 5 - 1, juga 3 - 4.
Pilihan yang ada sesuai adiabatis dan isokhoris adalah
2 - 3 dan 3 - 4

Aliran fluida dalam suatu pipa dapat diukur


menggunakan teknik membaca perbedaan tekanan
pada pipa tersebut, dimana untuk mendapatkan
perbedaan tekanan pada suatu pipa tersebut dibuat
dengan cara mengatur luas penampang pipa pada
kedua ujungnya berbeda. Metoda pengukuran aliran
fluida pada suatu pipa ini dapat dilakukan berdasarkan
Hukum Bernoulli, dimana Hukum Bernoulli
menyatakan hubungan tekanan fluida yang mengalir
pada suatu pipa adalah sebagai berikut : dimana: P =
tekanan fluida = masa jenis fluida v = kecepatan
fulida g = gravitasi bumi h = tinggi fluida (elevasi)
Gambar Prinsip Hukum Kontiunitas Dari gambar diatas
dapat diperoleh persamaan tekanan fluida jika h1 dan
h2 dibuat sama tingginya maka : atau Perhatian :
Rumus diatas hanya berlaku untuk aliran Laminer,
yaitu aliran yang memenuhi prinsip kontinuitas. Pipa
pitot, orifice plate, pipa venturi dan flow Nozzle
menggunakan hukum Bernoulli diatas. Prinsip
dasarnya adalah membentuk sedikit perubahan
kecepatan dari aliran fluida sehingga diperoleh

perubahan tekanan yang dapat diamati. Pengubahan


kecepatan aliran fluida dapat dilakukan dengan
mengubah diameter pipa, hubungan ini diperoleh dari
Hukum kontiunitas aliran fluida. Perhatikan rumus
berikut: A1.D1 = A2.D2, di mana : A = luas penampang
pipa dan B = debit fluida yang mengalir pada pipa
tersebut. Karena debit fluida berhubungan langsung
dengan kecepatan fluida, maka jelas kecepatan fluida
dapat diubah dengan cara mengubah diameter pipa
Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/teorielektronika/mengukur-aliran-fluida-menggunakanperbedaan-tekanan/
Copyright Elektronika Dasar

Aliran fluida dalam suatu pipa dapat diukur


menggunakan teknik membaca perbedaan tekanan
pada pipa tersebut, dimana untuk mendapatkan
perbedaan tekanan pada suatu pipa tersebut dibuat
dengan cara mengatur luas penampang pipa pada
kedua ujungnya berbeda. Metoda pengukuran aliran
fluida pada suatu pipa ini dapat dilakukan berdasarkan

Hukum Bernoulli, dimana Hukum Bernoulli


menyatakan hubungan tekanan fluida yang mengalir
pada suatu pipa adalah sebagai berikut : dimana: P =
tekanan fluida = masa jenis fluida v = kecepatan
fulida g = gravitasi bumi h = tinggi fluida (elevasi)
Gambar Prinsip Hukum Kontiunitas Dari gambar diatas
dapat diperoleh persamaan tekanan fluida jika h1 dan
h2 dibuat sama tingginya maka : atau Perhatian :
Rumus diatas hanya berlaku untuk aliran Laminer,
yaitu aliran yang memenuhi prinsip kontinuitas. Pipa
pitot, orifice plate, pipa venturi dan flow Nozzle
menggunakan hukum Bernoulli diatas. Prinsip
dasarnya adalah membentuk sedikit perubahan
kecepatan dari aliran fluida sehingga diperoleh
perubahan tekanan yang dapat diamati. Pengubahan
kecepatan aliran fluida dapat dilakukan dengan
mengubah diameter pipa, hubungan ini diperoleh dari
Hukum kontiunitas aliran fluida. Perhatikan rumus
berikut: A1.D1 = A2.D2, di mana : A = luas penampang
pipa dan B = debit fluida yang mengalir pada pipa
tersebut. Karena debit fluida berhubungan langsung
dengan kecepatan fluida, maka jelas kecepatan fluida
dapat diubah dengan cara mengubah diameter pipa

Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/teorielektronika/mengukur-aliran-fluida-menggunakanperbedaan-tekanan/


Copyright Elektronika Dasar

Aliran fluida dapat


diaktegorikan Menjadi:
Aliran laminar
Aliran fluida yang bergerak atau berjalan didalam
lapisan2/lamina2 dengan 1 lapisan mengalir secara
lancar. Didalam aliran laminar, viskositas berfungsi
untuk meredam kecendrungan terjadinya gerakan
relatif antara lapisan.
Aliran turbulen
Aliran trubulen yaitu pergerakan dari partikel2
fluida yang tidak bisa menentu dikarenakan
mengalami campuran serta putaran partikel antar
lapisan, dan dapat mengakibatkan saling tukar
momentum dari satu bagian fluida dan kebagian
fluida lain-nya dan dalam skala yang begitu besar.
Dalam keadaan yang alirannya turbulen
maka turbulensi yang akan terjadi membangkitkan
tegangan geser merata diseluruh aliran fluida
sehingga akan menghasilkan kerugian-kerugian

aliran.
Aliran transisi
Aliran transisi yaitu merupakan salah satu aliranaliran peralihan dari aliran laminar ke aliran yang
turbulen.
Viskositas
Viskositas fluida adalah ukuranyang ketahanan
sebuah fluidanya terhadap yang dideformasi atau
dalam perubahan bentuk. Viskositas dipengaruhi
oleh temperatur, tekanan,
kohesi dan laju perpindahan momentum
molekularnya. Viskositas zat cair akan cenderung
menurun seiring akan bertambah-nya temperatur
hal ini disebabkan oleh gaya-gaya kohesi pada zat
cair ini apa bila dia di panaskan dia akan mengalami
penurunan dengan semakin
bertambahnya temperatur pada zat cair yang
menyebabkan menurunya viskositas dari zat-zat cair
tersebut.
Rapat jenis (density)
Density/rapat jenis simbolnya adalah
() density suatu zat adalah suatu ukuran untuk
konsentrasi zat tersebut, yang dinyatakan
dalam massa persatuan volume, sifat ini akan
ditentukan dengan cara-cara menghitung nisbah
(ratio), masa zat yang terkandung didalam satu
kesatuan bagian tertentu terhadap volume bagian
tersebut. rumusnya sebagi berikut

Keterangan :

dimana : m adalah masa fluida ( kg)


adalah volume fluida (m3)
Nilai density yang dapat dipengaruhi oleh
temperatur yang semakin tinggi temperatur
maka kerapatan suatu fluida semakin berkurang
karena disebabkan gaya kohesi dari molekulmolekul fluida semakin berkurang.
Debit Aliran
termodinamika 3

Aliran Fluida
Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai aliran fluida terlebih dahulu anda
harus memahami tentang apa itu fluida, agar anda lebih mudah untuk
memahaminya.

Definisi Fluida

Definisi yang lebih tepat untuk membedakan zat padat dengan fluida adalah dari
karakteristik deformasi bahan-bahan tersebut. Zat padat dianggap sebagai bahan
yang menunjukkan reaksi deformasi yang terbatas ketika menerima atau
mengalami snatu gaya geser (shear). Sedangkan fluida ,memperlihatkan
penomena sebagai zat yang terus menerus berubah bentuk apabila mengalami
tekanan geser; dengan kata lain yang dikategorikan sebagai fluida adaIah suatu zat
yang tidak mampu mcnahan tekanan geser tanpa berubah bentuk.

Fluida Dalam Kehidupan Sehari-hari


Setiap hari kita selalu berhubungan dengan fluida hampir tBnpa sadar. Banyak
gejala alam yang indah dan menakjubkan, seperti bukit-bukit pasir dan ngaraingarai yang dalam, terjadi skibat gaya-gaya yang ditimbulkan oleh aJiran udara
atan air serta perilaku aliran fuida itu ketika mejumpai halangan

Pendahuluan

Pada umumuya aliran fluida dapat dibedakan atas (1) aliran dalam saluran,
yaitu: aliran yang dibatasi oleh permukaan-permukasn keras, dan (2) a1iransekitar

benda, yang dikelilingi oleh fluida yang sel~jutnya tidak terbatas. Pebedaan
demikian hanyalah untuk memudahkall peni1liauan saja, karena gejaIa dasar dan
kelakuam fluida berlaku pada kedua aliran tersebut. Aliran melalui pipa dipilih
untuk mewakili bentuk penampang lain karena dilapangan secara garis besar
dapat kita jumpai dalam aplikasi lapangan.

Aliran Fluida

Secara umum, aliran fluida dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu :

1. Aliran laminar
Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan lapisan, atau lamina
laminar dengan satu lapisan meluncur secara lancar . Dalam aliran laminar ini
viskositas berfungsi untuk meredam kecendrungan terjadinya gerakan relatif
antara lapisan. Sehingga aliran laminar memenuhi hukum viskositas Newton.

2. Aliran turbulen
Aliran dimana pergerakan dari partikel partikel fluida sangat tidak
menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang
mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida
yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi
yang terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh fluida
sehingga menghasilkan kerugian kerugian aliran.

3. Aliran transisi

Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran


turbulen.

Tanpa sadar, kita sebenarnya telah melihat fenomena tersebut


dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada asap rokok. asap
yang dekat pada rokoknya (aliran laminer), diatasnya (aliran
transisi), dan diatasnya lagi (paling atas aliran turbulen).

Konsep Dasar

Kita dapat membedakan aliran fluida apakah itu termasuk dalam aliran laminer,
turbulen atau transisi dengan menggunakan bilangan Reynolds.

Adalah Osborne Reynold yang menemukannya. Berikut biografinya.

Osborne Reynolds adalah seorang fisikawan berkebangsaan


United Kingdom yang lahir pada tanggal 23 Agustus 1842 di Belfast, Irlandia. Dia
juga merupakan lulusan Victoria University Of Manchester.
Reynold dikenal karena penelitiannya tentang kondisi aliran fluida di dalam pipa
transisi, dari aliran laminar ke aliran turbulen.

Dari penelitian itulah akhirnya dia menemukan Bilangan Reynold (bilangan tak
berdimensi) yang sekarang dipakai untuk membedakan apakah suatu aliran fluida
itu merupakan aliran laminar, transisi, atau turbulen.
Publikasi penelitiannya tentang dinamika fluida dimulai sejak awal tahun 1870-an
dan model teori akhirnya dipublikasikan pada pertengahan tahun 1890-an.
Osboren Reynolds meraih penghargaan Royal Medal pada tahun 1888, di
Notable awards. Reynolds meninggal pada tahun 1912 pada usia 69 tahun.

Bilangan Reynolds

Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang dapat


membedakan suatu aliran itu dinamakan laminar, transisi atau turbulen.

Dimana : V kecepatan (rata-rata) fluida yang mengalir (m/s)


D adalah diameter dalam pipa (m)
adalah masa jenis fluida (kg/m3)
adalah viskositas dinamik fluida (kg/m.s) atau (N. det/ m2)

Dilihat dari kecepatan aliran, menurut (Mr. Reynolds)


diasumsikan/dikategorikan :

Aliran laminer, dengan Re < 2300.


Aliran turbulen, dengan Re > 4000
Aliran transisi, dengan Re diantara 2300 dan 4000 (bilangan Reynolds kritis).

Sumber :
http://es.scribd.com/doc/87011673/Karakteristik-AliranFluida1
http://en.wikipedia.org/wiki/Osborne_Reynolds
http://ridwan.staff.gunadarma.ac.id
http://elearning.gunadarma.ac.id

Ciri-ciri (karakteristik) umum dari aliran fluida


1. Aliran fluida bisa berupa aliran tunak
(steady) dan aliran tak tunak (nonsteady). Aliran fluida dikatakan aliran tunak
jika kecepatan setiap partikel di suatu titik
selalu sama. Katakanlah partikel fluida
mengalir melewati titik A dengan kecepatan

tertentu, lalu partikel fluida tersebut


mengalir dengan kecepatan tertentu di titik
B. Ketika partikel fluida lainnya yang
menyusul dari belakang melewati titik A,
kecepatan alirannya sama dengan partikel
fluida yang bergerak mendahului mereka.
Hal ini terjadi apabila laju aliran fluida
rendah. Contohnya adalah air yang mengalir
dengan tenang. Lalu bagaimanakah dengan
aliran tak-tunak ? aliran tak tunak
berlawanan dengan aliran tunak. Jadi
kecepatan partikel fluida di suatu titik yang
sama selalu berubah. Kecepatan partikel
fluida yang lebih dahulu berbeda dengan
kecepatan partikel fluida yang terletak
dibelakangnya.
2. Aliran fluida bisa berupa aliran berolak
(rotational) dan aliran tak berolak
(irrotational).Bayangkan sebuah kincir
mainan yang dibuang ke dalam air yang
mengalir. Jika kincir itu bergerak tapi tidak
berputar, maka gerakannya adalah tak
berolak. Sebaliknya jika bergerak sambil
berputar maka gerakannya kita sebut
berolak. Contoh lain adalah pusaran air.

3. Aliran fluida bisa berupa aliran


termampatkan
(compressible) dan aliran taktermapatkan (incompressible). Jika
fluida yang mengalir mengalami perubahan
volum (atau massa jenis) ketika fluida
tersebut ditekan, maka aliran fluida itu
disebut aliran termapatkan. Sebaliknya
apabila jika fluida yang mengalir tidak
mengalami perubahan volum (atau massa
jenis) ketika ditekan, maka aliran fluida
tersebut dikatakan tak termampatkan.
Kebanyakan zat cair yang mengalir bersifat
tak-termampatkan.
4. Aliran fluida bisa berupa aliran kental
(viscous) dan aliran tak kental (nonviscous). Kekentalan dalam fluida itu mirip
seperti gesekan pada benda padat. Makin
kental fluida, gesekan antara partikel fluida
makin besar.
Fluida Dinamis
Besaran-besaran fisika pada fluida dapat ditinjau
saat fluida diam (hidrostatis) dan saat fluida
bergerak (hidrodinamis). Hukum-hukum yang
berlaku pada fluida yang bergerak berbeda

dengan hukum-hukum pada fluida diam.


Contohnya, selain bergantung pada massa jenis
fluida dan ketinggian (kedalaman) titik
pengamatan, tekanan dalam fluida juga
dipengaruhi oleh kecepatan aliran fluida.
Kenyataannya, fluida sebenarnya ialah fluida
sejati. Namun fluida sejati sangat rumit dan
belum dipahami seluruhnya, pada pembahasan
berikut akan dilakukan pendekatan untuk fluida
ideal.
Fluida Ideal
Fluida ideal merupakan fluida yang tidak dapat
dimampatkan atau dikatakan sebagai fluida yang
tidak kompresibel, artinya volume dan massa
jenisnya tidak berubah karena pengaruh
tekanan.
Saat mengalir, fluida ideal tidak mengalami
gesekan oleh dinding tempatnya mengalir.
Demikian pula, benda yang bergerak dalam
fluida ideal tidak mendapatkan hambatan dari
gaya gesek. Aliran fluida ideal dikatakan sebagai
aliran laminer, artinya kecepatan aliran fluida

pada sembarang titik tidak berubah terhadap


waktu, baik besarnya maupun arahnya. Dalam
aliran laminer, setiap titik pada fluida, bergerak
dengan kecepatan tetap dan tidak saling
mendahului ataupun memotong yang lain.
Pada fluida yang bergerak, setiap titik memiliki
kecepatan untuk tiap posisi, v(r). Oleh karena
kecepatan setiap titik pada setiap posisi dapat
diwakili oleh kecepatan tertentu, fluida yang
bergerak dapat digambarkan sebagai medan
kecepatan v(r).
Jika lintasan suatu titik pada fluida dilukiskan,
akan diperoleh garis lintasan yang disebut garis
aliran. Garis aliran ini terbagi menjadi dua, yaitu
garis alir laminer (streamline/laminer flow) dan
garis aliran turbulen (turbulent flow). Berbeda
dengan garis aliran laminer yang kecepatan
setiap titiknya tetap, pada garis aliran turbulen
kecepatan titik dapat berubah.
Untuk fluida ideal, kecepatan setiap titik
seragam. Berarti medan kecepatan v(r) dimanamana sama. Oleh karena itu, titik-titik pada

fluida ideal akan memiliki lintasan berupa aliran


laminer (streamline).
1. Persamaan Kontinuitas

Aliran Fluida
Besaran yang menunjukkan volume fluida yang
mengalir melalui suatu penampang setiap
satuan waktu dinamakan debit aliran. Semakin
rapat garis aliran, kecepatan aliran semakin
besar.
Q=V/t
= A. v
A1 > A2
v2 > v1
Debit aliran disetiap titik selalu tetap, maka :

Q1 = Q2
A1V1 = A2V2 . .
.persamaan kontinuitas
2. Persamaan Bernoulli
Azas Bernoulli membicarakan pengaruh
kecepatan fluida terhadap tekanan di dalam
fluida tersebut. Bernoulli memberikan suatu
kesimpulan bahwa di dalam fluida yang mengalir
dengan kecepatan lebih tinggi akan diperoleh
tekanan yang lebih kecil.

Gambar bagian fluida (garis miring lurus dan garis


horizontal) bergerak melalui bagian pipa dari
kedudukan yang diperlihatkan di dalam (a) ke
kedudukan yang diperlihatkan di dalam (b).

Secara umum, persamaan bernoulli dituliskan


sebagai berikut
V2 > V1
P2 > P1
P1 + gh1 + 1/2v12 = P2 + gh2 + 1/2v22
Dapat juga dituliskan sebagai berikut
P + gh + 1/2v2 = tetap
Pemakaian Persamaan Bernoulli dan
Persamaan Kontinuitas
1. Alat pengukur venturi (venturi meter)
venturi meter adalah sebuah alat yang
ditaruh di dalam sebuah pipa aliran untuk
mengukur laju aliran suatu cairan.
2. Tabung pitot
alat ini digunakan untu mengukur laju aliran
suatu gas.
3. Daya angkat dinamik
daya angkat dinamik adalah gaya yang beraksi
pada sebuah benda, seperti sayap sebuah kapal
terbang, hidrofoil, atau sebuah rotor helikopter,
karena geraknya melalui suatu fluida.

4. Dorongan pada sebuah roket


Daftar Pustaka
Tipler.P.A.(1998).Fisika untuk Sains dan Teknik
Jilid!.Jakarta: Erlangga
Ishaq Mohamad.(2007).Fisika Dasar edisi
2.Yogyakarta: Graha ilmu.
Tranggono Agus.(2005).Sains Fisika 2B Untuk
SMA Kelas 2.Jakarta: Bumi Aksara

Air yang mengalir, gas yang mengalir, begitu juga


dengan substansi lain yang biasa disebut fluida,
dapat terjadi akibat dari adanya perbedaan tekanan.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai fluida
yang mengalir. Air dalam pipa PDAM keluar melalui
keran sampai minuman dalam gelas yang diaduk
dengan sendok merupakan contoh dari aliran fluida
yang selama ini kita manfaatkan untuk kebutuhan
manusia. Dalam aliran fluida semacam itu terdapat
fenomena yang bisa dipelajari. Ada hal-hal yang
berpengaruh satu sama lain. Jenis zat, kekentalan
(viskositas), kecepatan alir menjadi dasar tema
pembicaraan. Berdasarkan karakteristik struktur
internal aliran, aliran fluida dapat dibedakan menjadi
dua macam yaitu aliran laminar dan turbulen.

Aliran Laminar
Aliran laminar adalah aliran fluida yang bergerak
dengan kondisi lapisan-lapisan (lanima-lamina)
membentuk garis-garis alir yang tidak berpotongan
satu sama lain. Hal tersebut d tunjukkan oleh
percobaan Osborne Reynold. Pada laju aliran
rendah, aliran laminer tergambar sebagai filamen
panjang yang mengalir sepanjang aliran. Aliran ini
mempunyai Bilangan Reynold lebih kecil dari 2300.
Aliran Turbulen
Aliran turbulen adalah aliran fluida yang partikelpartikelnya bergerak secara acak dan tidak stabil
dengan kecepatan berfluktuasi yang saling interaksi.
Akibat dari hal tersebut garis alir antar partikel
fluidanya saling berpotongan. Oleh Osborne
Reynold digambarkan sebagai bentuk yang tidak
stabil yang bercampur dalam wamtu yang cepat
yang selanjutnya memecah dan menjadi takterlihat.
Aliran turbulen mempunyai bilangan reynold yang

lebih besar dari 3000.

Faktor yang mempengaruhi aliran laminar dan


turbulen adalah bilangan Reynolds.
Dalammekanika fluida, bilangan
Reynolds adalah rasio antara gaya inersia terhadap
gayaviskos yang mengkuantifikasikan hubungan
kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran
tertentu. Bilangan ini digunakan untuk
mengidentikasikan jenis aliran yang berbeda,
misalnya laminar dan turbulen. Bilangan Reynold
merupakan salah satu bilangan tak berdimensi yang
paling penting dalam mekanika fluida dan
digunakan, seperti halnya dengan bilangan tak
berdimensi lain, Untuk memberikan kriteria untuk
menentukandynamic similitude. Jika dua pola aliran
yang mirip secara geometris, mungkin pada fluida
yang berbeda dan laju alir yang berbeda pula,
memiliki nilai bilangan tak berdimensi yang relevan,
keduanya disebut memiliki kemiripan dinamis.

dengan:

vs - kecepatan fluida,
L - panjang karakteristik,
- viskositas absolut fluida dinamis,
- viskositas kinematik fluida: = / ,
- kerapatan (densitas) fluid

Pengertian tegangan permukaan- Haiiiii semua, berjumpa lagi dalamblog


penuh dengan ilmu ini. Masih membahas materi Fisika tentunya. Pada pertemuan
ini pak guru akan membahas materi fisika yang tak kalah menariknya dalam
kehidupan sehari-hari. Pernahkah kalian melihat nyamuk bisa berdiri di atas
permukaan air tanpa tenggelam? Atau mungkin laba-laba? Kemudian pernahkan
kalian memperhatikan tetesan air yang keluar melalui selang atau kran?
Bagaimana bentuknya? Ya benar bentuknya seberpi bulatan-bulatan bola, itu
semua adalah fenoemna tegangan permukaan air. Apa itu tegangan permukaan?
Baiklah, dalam fisika akan dibahas fenoemna apakah itu. Simak baik-baik
ya! Check these out!

Tegangan permukaan adalah gaya atau tarikan ke bawah yang menyebabkan


permukaan cairan berkontraksi, permukaan zat cair kelihatan tegangan dan seperti
bersifat elastis. Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi
pada zat cair (fluida) yang berada dalam keadaan diam (statis). Hal ini disebabkan
oleh gaya-gaya tarik menarik antar molekul air dengan wadahnya yang tidak
seimbang pada antar muka cairan. Gaya ini dapat diketahui pada kenaikan cairan
biasa dalam pipa kapiler dan pada bentuk suatu tetesan kecil cairan.

Adapun faktor yang mempengaruhi besarnya tegangan permukaan adalah jenis


cairan, suhu, tekanan, massa jenis, konsentrasi zat terlarut, dan kerapatan.
Misalnya, jika cairan memiliki molekul besar seperti air, maka tegangan
permukaannya juga besar. Salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya
tegangan permukaan adalah massa jenis/ densitas (), semakin besar massa jenis
berarti semakin rapat jarak antar partikel cairan tersebut.

Nah kerapatan partikel inilah yang menyebabkan makin besarnya gaya yang
diperlukan untuk memecahkan permukaan cairan tersebut, dan perlu diingat
juga partikel yang rapat mempunyai gaya tarik menarik antar partikel yang kuat
pula. Sebaliknya cairan yang mempunyai massa jenis kecil akan mempunyai
tegangan permukaan yang kecil.

line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times


New Roman";">
Banyak cara dalam penentuan tegangan permukaan, yakni dengan metode pipa
kapiler, yaitu mengukur tegangan permukaan zat cair dan sudut kelengkungannya
dengan memakai pipa berdiameter. Salah satu ujung pipa dicelupkan kedalam

permukaan zat cair maka zat cair tersebut permukaannya akan naik sampai
ketinggian tertentu.
Tegangan permukaan dapat dirumuskan sebagai berikut:
= F/ d
Dengan = tegangan permukaan (N/m)
F= gaya tarik (N)
d=panjang permukaan (m)
Berikut ini merupakan contoh peristiwa tegangan permukaan zat cair
1.

Jarum bisa terapung di atas permukaan air,

2.

Sabun mandi, detergen, dapat menurunkan tegangan permukaan zat cair sehingga
air dapat membasahi tubuh lebih sempurna dan hasilnya akan lebih bersih.

3.

Beberapa jenis serangga kecil bisa berjalan bahkan hinggap di atas permukaan air

Tegangan permukaan adalah gaya atau tarikan


kebawah yang menyebabkan permukaan cairan
berkontraksi dan benda dalam keadaan tegang.
Hal ini disebabkan oleh gaya-gaya tarik yang
tidak seimbang pada antar muka cairan. Gaya ini
biasa segera diketahui pada kenaikan cairan
biasa dalam pipa kapilerdan bentuk suatu tetesan
kecil cairan. tegangan permukaan merupakan
fenomena menarik yang terjadi pada zat cair
(fluida) yang berada dalam keadaan diam (statis).

Besarnya tegangan permukaan diperngaruhi oleh


beberapa faktor, seperti jenis cairan, suhu, dan,
tekanan, massa jenis, konsentrasi zat terlarut,
dan kerapatan. Jika cairan memiliki molekul besar
seperti air, maka tegangan permukaannya juga
besar. salah satu factor yang mempengaruhi
besarnya tegangan permukaan adalah massa
jenis/ densitas (D), semakin besar densitas berarti
semakin rapat muatan muatan atau partikelpartiekl dari cairan tersebut. Kerapatan partikel ini
menyebabkan makin besarnya gaya yang
diperlukan untuk memecahkan permukaan cairan
tersebut. Hal ini karena partikel yang rapat
mempunyai gaya tarik menarik antar partikel yang
kuat. Sebaliknya cairan yang mempunyai densitas
kecil akan mempunyai tegangan permukaan yang
kecil pula.
Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner
mempunyai pengaruh terhadap sifat-sifat larutan
termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada
permukaan larutan. Telah diamati bahwa solut
yang ditambahkan kedalam larutan akan
menurunkan tegangan muka, karena mempunyai

konsentrasi dipermukaan yang lebih besar


daripada didalam larutan. Sebaliknya solut yang
penambahannya kedalam larutan menaikkan
tegangan muka mempunyai konsentrasi
dipermukaan yang lebih kecil daripada didalam
larutan.
Ada beberapa metoda penentuan tegangan
muka, dalam praktikum ini digunakan metoda
pipa kapiler, yaitu mengukur tegangan permukaan
zat cair dan sudut kelengkungannya dengan
memakai pipa berdiameter. Salah satu ujung pipa
dicelupkan kedalam permukaan zat cair maka zat
cair tersebut permukaannya akan naik sampai
ketinggian tertentu.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah
diperolah, tegangan permukaan air adalah 2,69
dyne/cm, tegangan permukaan Natrium lauril
sulfat 0.01 % adalah 3,21 dyne/cm, Natrium lauril
sulfat 0.05 % adalah 3,21 dyne/cm, Natrium lauril
sulfat 0,1 % adalah 3,7 dyne/cm dan tegangan
permukaan paraffin cair adalah 5,48 dyne/cm.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah
dilakukan, tegangan permukaanzat cair yang

diamati memiliki hasil yang berbeda-beda. Hal ini


terjadi karena molekul memiliki daya tarik menarik
antara molekul sejenis yang disebut
dengan daya kohesi. Daya kohesi suatu zat selalu
sama, sehingga pada permukaan suatu zat cair
akan terjadi perbedaan tegangan karena tidak
adanya keseimbangan daya kohesi. Semakin
tinggi perbedaan tegangan yang terjadi pada
bidang mengakibatkan kedua zat cair itu susah
bercampur. Tegangan yang terjadi pada air akan
bertambah dengan penambahan garam-garam
anorganik atau senyawa-senyawa.
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa
percobaan yang telah dilakukan ternyata
mengalami sedikit penyimpangan dengan data
pada literatur. Hal ini mungkin disebabkan
beberapa hal, diantaranya adalah kurang telitian
praktikan dalam membaca skala pada pipa kapiler
dan kurang tepatnya konsentrasi larutan yang
dibuat.

Tekanan Hidrostatik adalah tekanan pada zat cair yang


diam sesuai dengan namanya (hidro: air dan statik:
diam). Atau lebih lengkapnya Tekanan Hidrostatik
didefinisikan sebagai tekanan yang diberikan oleh
cairan pada kesetimbangan karena pengaruh gaya
gravitasi.
Hal ini berarti setiap benda yang berada pada zat cair
yang diam, tekanannya tergantung dari besarnya
gravitasi. Adakah hal lain yang mempengaruhi
besarnya tekanan hidrostatik? Ya ada yaitu:
kedalaman/ketinggian dan massa jenis zat cair.
Coba perhatikan gambar dan penjelasannya dibawah
ini:

Dari Penjelasan penurunan rumus tekanan hidrostatik


di atas diperoleh kesimpulan beberapa hal:

1. Volume tidak mempengaruhi besarnya tekanan


hidrostatik
2. Besarnya tekanan hidrostatik dipengaruhi oleh
kedalaman, gravitasi dan massa jenis zat cair
(fluida)
Sehingga rumus tekanan hidrostatik fluida statis
adalah:

Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari:


Kapal selam adalah contoh penerapan tekanan
hidrostatik. Karena manusia tidak mempu menyelam
terlalu dalam dibuatlah kapal selam yang terbuat dari
bahan yang sangat kokohdan kuat serta memiliki
bentuk hampir bulat. Hal ini dimaksudkan untuk
mengatasi besarnya tekanan hidrostatik di dalam
kapal selam.

Contoh Soal
Pada kedalaman 10.000 m, besar tekanan hidrostatik
adalah? (massa jenis air laut = 1,025 x 10*3 Kg/m*3)...
Dengan menggunakan rumus tekanan hidrostatik di
atas maka jawabannya adalah:
P = 1.025 x 10*3 (10) (10.000) = 1,025 x 10*8 atau
setara dengan 10*3 atm
- See more at:
http://fisikaituasyik.weebly.com/tekananhidrostatis.html#sthash.gn3pEKyq.dpuf

Tekanan hidrostatik merupakan


tekanan total yang diberikan zat cair
pada kedalaman tertentu. Ketika suatu
bejana diisi dengan zat cair, maka
tekanan pada dasar bejanan yang
disebabkan oleh berat zat cair yang
diam di atasnya dapat dihitung dengan
rumus :
Ph = WA = c.g.h

Dengan :
Ph = tekanan hidrostatis pada
kedalaman h (N/m2)
c = massa jenis zat cair (kg/m3)
W = berata zat cair (N)
A = luas bidang tekan (m2)
h = kedalaman zat cair dari
permukaannya (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2).

Berdasarkan hukum utama hidrostatik


yang menyebutkan bahwa tekanan
hidrostatik di sebarang titik adalah
sama besar, maka pada pipa

berbentuk U yang diisi dengan dua


jenis zat cair yaitu air dan minyak akan
berlaku :
P 1 = P2
1.g.h1 = 2.g.h2
1.h1 = 2.h2
Dengan :
P1 = tekanan hidrostatis akibat air
(N/m2)
P1 = tekanan hidrostatis akibat minyak
(N/m2)
1 = massa jenis air (kg/m3)
2 = massa jenis minyak (kg/m3)
h1 = ketinggian air (m)
h2 = ketinggian minyak (m)

Selain tekanan hidrostatis, pada

kedalaman h dari permukaan juga


terdapat tekanan udara luar sehingga
tekanan total (mutlak) pada
kedalaman h merupakan jumlah dari
tekanan hidrostatis dan tekanan udara
luar.
P = Po + Ph
Dengan :
P = tekanan pada kedalaman h
(N/m2)
Po = tekanan atmosfer (N/m2)
Ph = tekanan hidrostatis pada
kedalaman h (N/m2)

Contoh Soal :
1.
Tentukanlah tekanan hidrostatis
yang dialami oleh seekor ikan yang

sedang berenang pada kedalaman


10 meter dari permukaan sungai.
Pembahasan :
Ph = .g.h
Ph = 1000 (10) (10)
Ph = 100.000 N/m2
Ph = 105 N/m2

2.
Jika seorang penyelam berada
pada kedalaman 15 meter di
bawah permukaan laut,
tentukanlah tekanan total yang
dialami penyelam tersebut.
Diketahui tekanan udara luar
sebesar 105 N/m2.
Pembahasan :

P = Po + .g.h
P = 105 + 1000 (10) (15)
P = 105 + 150.000 N/m2
P = 105 + 1,5 x 105 N/m2
P = 2,5 x 105 N/m2

Massa jenis adalah pengukuran massa setiap


satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis
suatu benda, maka semakin besar pula massa
setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap
benda merupakan total massa dibagi dengan total
volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa
jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki
volume yang lebih rendah daripada benda
bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih
rendah (misalnya air).
Satuan SI massa jenis
adalah kilogram per meter kubik (kgm-3)
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat.
Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda.

Dan satu zat berapapun massanya berapapun


volumenya akan memiliki massa jenis yang sama.
Rumus untuk menentukan massa jenis adalah

dengan
adalah massa jenis,
m adalah massa,
V adalah volume.
Satuan massa jenis dalam 'CGS [centigram-sekon]'
adalah: gram per sentimeter kubik
(g/cm3).
1 g/cm3=1000 kg/m3
Massa jenis air murni adalah 1
g/cm3 atau sama dengan 1000 kg/m3
Selain karena angkanya yang mudah
diingat dan mudah dipakai untuk
menghitung, maka massa jenis air
dipakai perbandingan untuk rumus ke-2
menghitung massa jenis, atau yang
dinamakan 'Massa Jenis Relatif'

Rumus massa jenis relatif = Massa


bahan / Massa air yang volumenya sama

Anda mungkin juga menyukai