DISUSUN OLEH :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
(106113013)
(106113014)
(106113015)
(106113016)
(106113017)
(106113018)
(106113019)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seseorang dikatakan syok bila terdapat ketidakcukupan perfusi
oksigen dan zat gizi ke sel- sel tubuh. Kegagalan memperbaiki perfusi
menyebabkan kematian sel yang progressif, gangguan fungsi organ dan
akhirnya kematian penderita (Boswick John. A, 1997, hal 44).
Kardiogenik syok merupakan syok yang disebabkan kegagalan
jantung, metabolisme miokard. Apabila lebih dari 40% miokard ventrikel
mengalami gangguan, maka akan tampak gangguan fungsi vital dan kolaps
kardiovaskular
(Raharjo,S., 1997).
Perkiraan
terbaru
kejadian
syok
awal
dan
agresif
dapat
BAB II
PEMBAHASAN
nadi,
tekanan
darah,
serta
kontraktilitas
miokard.
Dengan
dan apabila "Cardiac Index" kurang dari 1,8 ltr/menit/m2, maka keadaan
kardiogenik syok semakin nyata (Shoemaker, 1989; Mustafa, I, 1994).
Hipoperfusi miokard, diperburuk oleh keadaan dekompensasi, akan
menyebabkan semakin memperjelek keadaan, kerusakan miokard ditandai
dengan
kenaikan
ensim
kardial,
serta
peningkatan
asam
laktat.
D. Gambaran Klinik
Gambaran syok
pada
umumnya,
seperti
takikardi,
oligouri,
paru
akan
mencetuskan
dyspnoe
yang
berat
ditunjukkan
dengan
Obat alternatif
Menurut Dean AJ, Beaver KM (2007):
1. Emergent therapy
Terapi ini bertujuan untuk menstabilkan hemodinamik pasien dengan
oksigen, pengaturan jalan nafas (airway control), dan akses intravena.
Diperlukan usaha untuk memaksimalkan fungsi ventrikel kiri.
2. Volume expansion
Jika tidak ada tanda volume overload atau edema paru, volume expansion
dengan 100mL bolus dari normal saline setiap 3 menit sebaiknya dicoba;
hingga, baik perfusi yang cukup maupun terjadi kongesti paru. Pasien
dengan infark ventrikel kanan memerlukan peningkatan tekanan untuk
mempertahankan atau menjaga kardiak output.
3. Inotropic support
a. Pasien dengan hipotensi ringan (tekanan darah sistolik 80-90 mmHg)
dan kongesti pulmoner, untuk hasil terbaik dirawat dengan
dobutamine (2,5 mikrogram/kg berat badan/menit, pada interval 10
menit).
Dobutamine
menyediakan
dukungan
inotropik
saat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kardiogenik syok adalah keadaan menurunnya cardiac output dan
terjadinya hipoksia jaringan sebagai akibat dari tidak adekuatnya volume
intravaskular. Kriteria hemodiamik hipotensi terus menerus (tekanan darah
sistolik < 90 mmHg lebih dari 90 menit) dan bekurangnya cardiac index
(<2,2/menit per m2) dan meningginya tekanan kapiler paru (>15 mmHg).
Sebagian besar disebabkan oleh infark miokardial akut (Hollenberg,
2004).
Gambaran syok pada umumnya, seperti takikardi, oligouri,
vasokontriksi perifer, asidosis metabolik merupakan gambaran klinik pada
kardiogenik syok.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
sebagai acuan dalam Asuhan Keperawatan Gawat Darurat tentang
penatalaksanaan syok kardiogenik
Kami menyadari bahwa
makalah
ini
masih
jauh
dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi kesempurnaan dimasa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, R.W. &Griendling, K.K. (2009) Pathogenesis of
Hypertension:Vascular Mechanism. In:Hollenberg, N.K., ed. Atlas of
Hypertension. New York:Springer.
Boswick John. A, 1997., 1997., Perawatan Gawat Darurat., EGC., Jakarta
Mubin, H. 2008,PanduanPraktisIlmuPenyakitDalam: Diagnosis danTerapi. Edisi
2.Jakarta. EGC.
Tambunan Karmell., et. All., 1990., Buku Panduan Penatalaksanaan Gawat
Darurat., FKUI, Jakarta
Tjokronegoro, Arjatmo, dkk. 2002. Updates in Neuroemergencies.BalaiPenerbit
FK UI, Jakarta
Wilson R F, ed. Shock. Dalam buku: Critical Care Manual. 1981; c:1-42.