Anda di halaman 1dari 1

Otitis Media Akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh telinga

tengah, tuba eustachii, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Biasanya terjadi karena
peradangan saluran napas atas dan sering mengenai bayi dan anak-anak (Samuel et al., 2013).
Otitis Media Akut adalah salah satu infeksi tersering pada anak-anak. Pada beberapa
penelitian infeksi ini diperkirakan terjadi 25% pada anak (Adams, 1997).
Otitis media sangat berhubungan dengan gangguan pendengaran (Monasta, et al,
2012). WHO memperkirakan bahwa pada tahun 2000 terdapat 250 juta (4,2%) penduduk
dunia yang pernah menderita otitis media akut disertai gangguan pendengaran, 75 sampai 140
juta terdapat di Asia Tenggara (Supari, 2006). Pada tahun 2005, terdapat 278 juta orang di
dunia pernah menderita gangguan pendengaran. Kurang lebih dua pertiganya terjadi pada
negara berkembang (World Health Organization, 2006). Pada tahun 2014, angka gangguan
pendengaran di dunia meningkat menjadi 360 juta orang yaitu sekitar lima persen dari
populasi dunia (World Health Organization, 2014) dalam (Samuel et al., 2013).
Prevalensi gangguan dengar di Indonesia dilaporkan sebesar 4,29,2%. Penyebab
gangguan dengar adalah sumbatan serumen sebanyak 13,2%; otitis media serosa 0,3%;
perforasi membran timpani yang kering 2,6%; dan otitis media supuratif kronik (OMSK)
sebanyak 3,2% (Hartanto, 2013).
Otitis media menunjukkan prevalensi sebesar 13,2%, merupakan penyakit infeksi
yang paling sering menyebabkan gangguan dengar konduktif sementara pada anak usia
sekolah. Angka kejadian gangguan dengar pada anak sekolah dengan otitis media adalah 57%
di Australia dan 75,38% dari tersangka otitis media di Indonesia (Hartanto, 2013).
Otitis Media Akut merupakan infeksi bakteri pada telinga tengah (Lucente F; Har-El
G, 2011). Otitis Media Akut sering terjadi pada anak terutama usia 6 bulan sampai 3 tahun
dan merupakan akibat sekunder dari infeksi saluran pernapasan atas, ditandai dengan nyeri
telinga disertai demam dan penderita tampak sakit (Sjamsuhidajat, R; Karnadihardja, W;
Prasetyono, T; Rudiman, 2010).
Nyeri merupakan indikator tunggal yang paling dapat dipercaya tentang keberadaan
dan intensitas nyeri dan apapun yang berhubungan dengan ketidaknyamanan(Potter, Patricia,
2005)

Anda mungkin juga menyukai