Anda di halaman 1dari 15

Rangkuman Mata Kuliah Pengauditan 1:

SAMPLING AUDIT DALAM PENGUJIAN


PENGENDALIAN

OLEH:
MAXYANUS TARUK LOBO
A311 12 296

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2014

A. KONSEP-KONSEP DASAR SAMPLING AUDIT


1. Sifat Dan Tujuan Sampling Audit
AU 350.01 mendefinisikan sampling audit (audit sampling) sebagai penerapan
prosedur audit terhadap unsur-unsur suatu saldo akun atau kelompok transaksi
yang kurang dari 100 % dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo
akun atau kelompok transaksi tersebut. Sampling audit diterapkan baik untuk
pengujian pengendalian dan pengujian substantif. Namun demikian, hal tersebut
bukan berarti dapat diterapkan untuk seluruh prosedur audit yang dapat digunakan
dalam pengujian-pengujian tersebut. Contoh, sampling audit secara luas di gunakan
dalam pemeriksaan (vouching), konfirmasi (confirming), dan penelusuran (tracing),
tetapi hal tersebut tidak biasa digunakan dalam pengajuan pertanyaan, observasi,
dan prosedur analitis.
2. Ketidakpastian Dan Sampling Audit
Standar pekerjaan lapangan kedua dan ketiga berisi elemen ketidakpastian. Contoh,
perhitungan auditor atas resiko pengendalian yang mempengaruhi sifat (nature),
waktu (timing), luas (extent) dan pemilihan staf (staffing) atas prosedur-prosedur
audit lainnya yang dilakukan.Ketidakpastian yang melekat dalam audit sering
disebut sebagai risiko audit. Sampling audit menerapkan dua komponen risiko audit,
yaitu : (a) Risiko pengendalian yaitu risiko bahwa pengendalian intern tidak dapat
mendeteksi atau menghindari salah saji material dalam asersi laporan keuangan.;
(b) Pengujian rincian risiko, merupakan risiko bahwa salah saji material tidak akan
diungkapkan dengan pengujian rincian oleh auditor.
Sampling audit dalam pengujian pengendalian memberikan informasi yang secara
langsung berhubungan dengan penilaian auditor atas risiko pengendalian, dan
sampling audit dalam pengujian substantif membantu auditor mengkuantifikasi dan
mengendalikan pengujian rincian atas risiko.
3. Risiko Sampling dan Risiko Nonsampling
a. Risiko Sampling
Risiko sampling(sampling risk) adalah risiko bahwa auditor mencapai
kesimpulan yang salah karena sampel populasi tidak representatif. Risiko
sampling adalah bagian sampling yang melekat akibat menguji lebih sedikit dari
populasi secara keseluruhan. Sebagai contoh, asumsikan auditor memutuskan
bahwa pengendalian dianggap tidak efektif jika terdapat tingkat pengecualian
populasi 6 persen. Asumsikan auditor menerima bahwa pengendalian dianggap
efektif berdasarkan pengujian pengendalian dengan sampel sebanyak 100 item
yang memiliki dua pengecualian. Jika populasi sebenarnya memiliki tingkat
pengecualian sebesar 8 persen, auditor menerima populasi yang salah karena
sampel tidak cukup mewakili populasi. berkaitan dengan kemungkinan bahwa

sampel yang diambil tidak menggambarkan secara benar populasi tersebut.


Dalam melakukan pengujian pengendalian jenis risiko sampling berikut dapat
terjadi :
a) Risiko atas penilaian tingkat risiko pengendalian yang terlalu rendah (the
risk of assessing control risk too low) adalah risiko bahwa penilaian tingkat
risiko pengendalian berdasarkan sampel mendukung penilaian tingkat risiko
pengendalian yang direncanakan pada saat efektivitas operasi aktual dari
prosedur atau kebijakan struktur pengendalian, jika diketahui, dianggap
tidak cukup mendukung tingkat penilaian yang di rencanakan.
b) atas penilaian tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggi (the risk od
assessing control risk too high) adalah risiko bahwa penilaian tingkat risiko
pengendalian berdasarkan sampel tidak mendukung penilaian tingkat risiko
pengendalian yang direncanakan pada saat efektivitas operasi aktual dari
prosedur atau kebijakan struktur pengendalian, jika diketahui, dianggap
cukup untuk mendukung tingkat penilaian yang direncakan.
Sedangkan dalam melakukan pengujian substantif risiko sampling berikut dapat
terjadi:
a) Risiko kesalahan penerimaan
Risiko kesalahan penerimaan ( risk of incorrrect acceptance) adalah risiko
bahwa sampel mendukung kesimpulan bahwa saldo akun yang dicatat tidak
salah saji secara material, padahal saldo akun tersebut salah saji secara
material.
b) Risiko kesalahan penolakan
Risiko kesalahan penolakan ( risk of incorrrect rejection) adalah risiko
bahwa sampel mendukung kesimpulan bahwa saldo akun yang dicatat
salah saji secara material, padahal saldo akun tersebut tidak salah saji
secara material
Risiko-risiko tersebut mempunyai dampak yang signifikan terhadap efektivitas
dan efesiensi audit.Risiko penilaian tingkat risiko pengendalian yang terlalu
rendah dan risiko kesalahan penerimaan, masing-masing dijelaskan sebagai
risiko beta (beta risk) dalam istilah umum statistik, berkaitan dengan efektivitas
audit.Pada saat auditor menarik kesimpulan yang salah ini, prosedur-prosedur
auditor tidak cukup untuk mendeteksi salah saji secara material, dan dia tidak
mempunyai dasar alasan untuk pendapatnya.Sebaliknya, risiko penilaian tingkat
risiko pengendalian yang terlalu tinggi dan risiko kesalahan penolakan, masing-

masing dapat dijelaskan sebagai risiko alfa (alpha risk) adalah istilah umum
statistik berrkaitan ddengan efisiensi audit. Ketika kesimpulan yang salah ini
terjadi, auditor akan meningkatkan pengujian substantive. Namun demikian,
upaya-upaya ini akan mengarah kepada kesimppulan yang benar, dan audit
akan efektif.
b. Risiko nonsampling
Risiko nonsampling(nonsampling risk) adalah risiko bahwa pengujian audit
tidak menemukan pengecualian yang ada dalam sampel. Dua penyebab risiko
nonsampling adalah kegagalan auditor untuk mengenali pengecualian dan
prosedur audit yang tidak sesuai atau tidak efektif.
Auditor mungkin gagal mengenali pengecualian karena kelelahan, bosan atau
tidak memahami apa yang harus dicari. Contoh di asumsikan 3 dokumen
pengiriman tidak dilampirkan ke salinan faktur penjualan dalam sampel
sebanyak 100. Jika auditor menyimpulkan bahwa tidak ada pengecualian, hal
tersebut merupakan kesalahan nonsampling. Prosedur audit yang tidak efektif
untuk mendeteksi pengecualian yang diragukan adalah dengan memeriksa
sampel dokumen pengiriman dan menentukan apakah masing-masing telah
dilampirkan ke faktur penjulan, dan bukan memeriksa sampel salinan faktur
penjualan untuk menentukan apakah dokumen pengiriman telah dilampirkan.
Dalam kasus ini, auditor telah melakukan pengujian dengan arah yang salah
karena memulainya dengan dokumen pengiriman dan bukan salinan faktur
penjualan. Prosedur audit yang dirancang dengan cermat, instruksi yang tepat,
pengawasan, dan review merupakan cara untuk mengendalikan risiko
nonsampling. Sumber-sumber risiko nonsampling meliputi : (a) Kesalahan
manusia; (b) Penerapan prosedur audit yang tidak sesuai dengan tujuan audit;
(c) Salah menginterpretasikan hasil sampel; (d) Kepercayaan pada informasi
yang salah diterima dari pihak lain.
4. Sampling Nonstatistik dan Statistik
Metode sampling audit dapat dibagi menjadi dua kategori utama: sampling statistik
dan sampling nonstatistik. Dalam melakukan pengujian audit yang sesuai dengan
GAAS, auditor dapat menggunakan sampling nonstatistik (nonstatistical sampling)
atau samping statistik (statistical sampling) atau keduanya.
Tujuan dari perencanaan sampel adalah memastikan bahwa pengujian audit
dilakukan dengan cara yang memberikan risiko sampling yang diinginkan dan
meminimalkan kemungkinan kesalahan nonsampling. Sampling statistik (statistical
sampling) dengan menerapkan aturan matematika, auditor dapat mengkuantifikasi
(mengukur) resiko sampling dalam merencanakan sampel, dicontohkan anda
mungkin ingat penghitungan hasil statistik dengan tingkat keyakinan 95%

memberikan risiko sampling sebesar 5%.Sampling nonstatistik (nonstatistical


sampling) auditor tidak mengkuantifikasi risiko sampling. Kedua jenis sampling
memerlukan pertimbangan dalam perencanaan dan pelaksanaan rencana sampling
serta pengevaluasian hasil-hasilnya. Lebih dari itu, kedua jenis sampling tersebut
dapat memberikan bahan bukti yang cukup sebagaimana dipersyaratkan dalam
standar pekerjaan lapangan yang ketiga. Perbedaan penting antara kedua jenis
sampling ini adalah bahwa hukum probabilitas digunakan untuk mengendalikan risiko
sampling dalam sampling statistik. Piliha antara kedua jenis sampling tersebut
terutama didasarkan pada pertimbangan biaya/manfaat (cost/benefit considerations).
Sampling statistik dalam hal tertentu tepat pada saat populasi audit besar, seperti
ketika mengkonfirmasi piutang. Jika pengujian pengendalian menggunakan teknologi
informasi, secara biaya akan lebih efektif jika auditor menggunakn teknik audit
berbantuan komputer yang merupakan bentuk sampling nonstatistik.
Dalam sampling nonstatistik, auditor menentukan ukuran sampel dan mengevaluasi
hasil sampel yang diinginkan berdasarkan kriteria subjektif dan pengalaman yang
dimiliki.

Dengan

demikian,

auditor

mungkin

tidak

mengetahui

kalau

dia

menggunakan sampel yang terlalu besar untuk satu bidang, dan sampel yang terlalu
kecil untuk bidang yang lain. Untuk memperluas kecukupan bukti audit yang
didasarkan pada sampel, auditor mungkin, pada saat tertentu, memperoleh lebih
banyak (atau lebih sedikit) bukti dari pada kebutuhan sesungguhnya untuk
mempunyai dasar alasan pendapat yang dikemukakan. Namun demikian, sampel
nonstatistik yang dirancang dengan baik bisa sama efektifnya dengan sampel
statisik. Dalam sampel statistik, diperlukan biaya yang tidak sedikit untuk melatih
auditor dalam menggunakan statistik dan merancang serta mengimplementasikan
sampel yang telah direncanakan. Namun demikian, sampling statistik harus
menguntungkan auditor dalam : (a) Perancangan sampel yang efisien; (b) Mengukur
kecukupan bukti yang diperoleh; (c) Mengevaluasi hasil sampel
5. TEKNIK SAMPLING AUDIT
Auditor dapat menggunakan sampling untuk memeperoleh informasi tentang
beberapa perbedaan karakteristik populasi. Namun demikian, kebanyakan sampel
audit mengarah pada :
a. Tingkat penyimpangan (deviation rate)
b. Jumlah uang
Pada saat sampling statistik dugunakan, teknik sampel ini masing-masing
ditunjukkan sebagai sampling atribut dan sampling variabel.

B. SAMPLING NONSTATISTIK UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN


1. Pengendalian yang Dapat Diuji dengan Menggunakan Sampling Nonstatistik
Dalam lingkungan saat ini di mana beberapa prosedur pengendalian di program
untuk mendapatkan keunggulan teknologi informasi, efektivitas biaya dapat dicapai
dengan mempertimbangkan rencana sampling nonstatistik. Pada saat auditor
sedang mengembangkan rencana audit untuk menguji prosedur pengendalian yang
diprogram, auditor perlu mempertimbangkan efisiensi bukti mengenai pengendalian
yang diprogram, pengendalian umum komputer, dan prosedur tindak lanjut manual.
Namun demikian, auditor dapat mempertimbangkan rencana pengembangan untuk
menguji pengendalian manajemen pada seluruh transaksi. Sebagaimana dijelaskan
sebelumnya, pengujian statistik pada pengendalian mungkin sesuai dalam situasi
ini.
a. Pengujian

prosedur

pengendalian

dengan

program

komputer

(Testing

Computer-Programmed Control Procedures)


Teknologi informasi telah memberikan sumbangan yang berarti pada konsisten
prosedur pengendalian. Dalam era di mana prosedur pengendalian dilakukan
secara manual, seseorang dapat membandingkan dengan benar, misalnya,
informasi dalam voucher dengan pesanan pembelian, laporan, penerimaan,
dan faktur pemasok. Namun pada akhirnya, kelelahan dapat timbul dan
prosedur yang sama mungkin dilakukan dengan salah.Untuk prosedur
pengendalian yang diprogram secara spesifik sesuai kehendak, biasanya
cukup bagi auditor untuk menguji pengendalian yang diprogram dengan hanya
dua transaksi yang sesuai : satu transaksi yang diproses dengan benar dan
satu transaksi yang harus ditandai sebagai suatu pengecualian. Akan tetapi,
auditor dapat menguji setiap aspek pengendalian yang diprogram dengan
ukuran sampel dua pengujian transaksi.
b. Pengujian prosedur pengendalian umum komputer(Testing Computer General
Control Procedures)
Prosedur pengendalian umum komputer meliputi pengendalian organisasi dan
operasi, pengembangan sistem dan pengendalian dokumentasi, pengendalian
perrangkat keras (hardware) dan sistem perangkat lunak (system software),
pengendalian akses, serta pengendalian data dan prosedur. Semua itu
meninggalkan jejak audit (audit trail) atas laporan perubahan sistem,
bagaimana perubahan diuji dan disetujui, dan keamanan perangkat lunak yang
dapat menghasilkan laporan dan catatan mengenai siapa yang telah
mengakses program dan arsip data. Auditor dapat menguji pengendalianpengendalian ini dengan menginspeksi laporan dan catatan dan dengan
membuat pertanyaan serta observasi. Pertanyaan dan observasi tidak
termasuk sampling audit, dan auditor dapat menggunakan teknik sampling

nonstatistik ketika membuat keputusan tentang perluasan inspeksi atas


laporan, catatan komputer, dan catatan-catatan lain yang memberikan bukti
tentang prosedur pengendalian umum komputer.
c. Pengujian Prosedur Tindak Lanjut Manual
Prosedur pengendalian berprogram computer
pengecualian

untuk

tindak

lanjut

manual.Hal

biasanya
itu

apata

memberikan
menunjukan

pengecualian pada layar komputer dan tidak dapat memproses lebih lanjut
sebuah

transaksi

sampai

perkecualian

tersebut

dikoreksi.Pengujian

pengendalian yang ditampilkan di layar diuji terutama dengan pengajuan


pertanyaan dan observasi, dan dengan menyerahkan transaksi yang dapat
menghasilkan pesan yang diduga salah.Alternatifnya, pengecualian dicetak
dan dilaporkan secara harian atau mingguan untuk tindak lanjut dan
koreksi.Karyawan biasanya membuat notasi pada laporan pengecualian yang
dicetak, yang berkaitan dengan langkah yang diambil dalam mengoreksi
transaksi tersebut termasuk hal-hal yang berkaitan. Sampling nonstatistik
merupakan cara yang tepat untuk memilih laporan pengecualian dengan tujuan
menguji efektivitas prosedur tindak lanjut manual.
d. Pengujian Pengendalian Manajemen
Banyak prosedur pengendalian manajemen

meliputi

adanya

review

manajemen terhadap berbagai laporan keuangan dan kinerja bisnis. Laporan


siklus

pendapatan

dapat

mengurutkan

order

pelanggan

berdasarkan

profitabilitas, laporan pelanggan baru, laporan pelanggan pasif empat bulan


terkahir, atua menunjukan volume aktivitas, harga penjualan, dan marjin
produk. Laporan siklus pengeluaran dapat menunjukan pembelian yang
dilkakukan selama minggu terakhir yang disusun berdasarkan pemasok atau
produk dan penerimaan jasa.Pengendalian ini mengharapkan manajemen
untuk me-review dan menyetujui kelengkapan, keakuratan, dan alasan-alasan
dilakukannya transaksi dalam satu minggu. Samping nonstatistik merupakan
metode yang tepat untuk menentukan efektivitas pengujian audit atas
pengendalian manajemen yang memanfaatkan laporan-laporan jenis ini dari
sistem akuntansi.
2. Langkah-Langkah Dalam Sampling Nonstatistik
Sampel nonstatistik tepat digunakan ketika auditor menginspeksi ringkasan laporan
yang dapat memberikan bukti tentang efektivitas pengendalian umum, prosedur
tindak lanjut manual, atau pengendalian manajemen. Langkah-langkah yang
tercakup dalam rencana sampling nonstatistik meliputi hal-hal berikut ini :
a. Menentukan tujuan audit dan prosedur untuk memenuhi tujuan tersebut

b. Menentukan populasi dan unit sampling


c. Menspesifikasi pengendalian yang dikehendaki dan bukti bahwa pengendalian
tersebut efektif atau tidak efektif
d. Menggunakan pertimbangan profesional untuk menentukan ukuran sampel
e. Menggunakan pertimbangan profesional untuk menentukan metode pemilihan
sampel
f.

Menetapkan prosedur audit untuk pengujian pengendalian

g. Menerapkan prosedur audit untuk pengujian pengendalian


h. Mengevaluasi hasil sampel

a) Menentukan Tujuan Audit dan Prosedur Audit


Tujuan menyeluruh dari pengendalian adalah untuk mengevaluasi efektivitas
rancangan dan operrasi pengendalian intern. Beberapa pengendalian, seperti
prosedur pengendalian yang terprogram, dapat dirancang untuk menghindari
atau mendeteksi dan mengoreksi salah saji tertentu. Sebagai contoh, prosedur
pengendalian yang terprogram dapat dirancang untuk menjamin bahwa seluruh
pembelian dicatat atau seluruh penjualan adalah valid (eksistensi atau
keterjadiannya). Pengendalian manajemen dapat mendeteksi salah saji untuk
beberapa tujun audit. Sebagai contooh, review manajemen atas transaksi
pembelian dapat memberikan kepastian bahwa pembelian adalah valid dan
dinilai dengan benar. Beberapa pengendalian, seperti prosedur pengendalian
umum komputer, dapat mempunyai pengaruh pervasif pada beberapa tujuan
audit. Akhirnya, auditor harus memahami bagaimana pengendalian tertentu
akan mempengaruhi penilaian risiko pengendalian untuk asersi tertentu atau
tujuan audit.
b) Menentukan Populasi dan Unit Sampling
Populasi (population) didefinisakn oleh pengendalian intern sebagai seluruh
situasi di mana pengendalian harus dilakukan. Unit sampling (sampling unit)
merupakan cara audiitor mengidentifikasikan kinerja pengendalian intern yang
dikehendaki. Sebagai contoh, auditor mungkin ingin menguji populasi seluruh
perubahan program selama tahun ini untuk menguji pengendalian umum pada
seluruh perubahan program. Pada contoh ini, unit sampling secara individual
merupakan perubahan program. Selain itu, auditor juga dapat menguji populasi

seluruh laporan manajemen dalam siklus pengeluaran dimana manajemen


diminta untuk me-review dan menyetujui

seluruh beban pengeluaran pada

pusat pertanggungjawabannya. Unit samping tersebut merupajan laporan


individual yang dikirim ke manajmen. Walaupun laporan tersebut berisi
informasi tentang sejumlah transaksi, namun laporan itu merupakan unit
sampling karena laporan inilah yang direspon oleh manajemen dalam
melakukan pengendalian transaksi.Dalam atribut sampel statistik untuk
pengujian pengendalian, populasi merupakan kelompok transaksi yang diuji.
Auditor harus menentukan bahwa penyajian secara fisik atas populasi tersebut
adalah sesuai tujuan rencananya. Identifikasi populasi juga termasuk
pertimbangan homogenitas populasi pada pengendalian yang diuji.
Unit sampling merupakan elemen individual dalam populasi. Unit sampling
dapat berupa dokumen, item-item dalam dokumen, ayat jurnal atau register
atau cataatn dalam arsip komputer. Unit sampling mempunyai dampak yang
signifikan terhadap terhadap efisiensi audit.
c) Menspesifikasi Pengendalian yang Dikehendaki dan Bukti efektivitas Operasi
Auditor harus menentukan bukti yang menunjuka efektif tidaknya suatu
pengendalian intern. Dalam kasus pengendalian umum atas perubahan
progrma,

auditor

dapat

mengharapkan

departemen

pemakai

untuk

mendokumentasikan proses koreksi transaksi yang nampak pada laporan


pengecuualian.

Dalam

kasus

pengendalian

manajemen,

klien

dapat

mengharapkan manajemen untuk me-review dan memberikan persetujuan


berdasarkan laporan transaksi mingguan yang dibebankan pada pusat
pertanggungjawannya. Pada saat auditor memperooleh pemahaman atas
pengendalian itern, hal tersebut membantu untuk memahami dokumentasi
audit, sehingga perkecualian tersebut diakui secara jelas.
d) Menggunakan Pertimbangan Profesional untuk Menentukan Ukuran Sampel
Factor-faktor utama pada ukuran sampel dalam sampel nonstatistik adalah: (1)
Risiko atas penilaian risiko pengendalian yang terlalu rendah; (2) Tingkat
penyimpangan yang dapat di toleransi; (3) Tingkat penyimpangan populasi
yang diharapkan untuk setiap pengendalian.
Tingkat penyimpangan yang dapat ditoleransi (tolerable deviation rate) adalah
tingkat maksimum penyimpangan dari pengendalian yang dapat diterima oleh
auditor denan menggunakan risiko pengendalian yang direncanakan dan
sebelum

mengevaluasi

bukti,

auditor

menentukan

berapa

banyak

penyimpangan dari pengendalian yang ditentukan yang dapat diterima.


Akhirnya, auditor harus mengestimasi tingkat penyimpangan populasi yang
diharapkan (expected population deviation rate), yaitu yang merupakan
taksiran terbaik auditor atas tingkat penyimpngan actual dalam populasi.Auditor

dapat mengestimasi tingkat penyimpangan populasi berdasarkan pengalaman


sebelumnya dengan klien atau pengetahuan yang diperoleh pada saat
memperoleh pemahaman atas pengendalian intern.Pada saat menentukan
ukuran sampel, semakin rendah tingkat penyimpangan yang diharapkan,
semakin kecil ukuran sampel.
e) Menggunakan Pertimbangan Profesional untuk Menentukan Metode Pemilihan
Sampel
Setelah auditor mengidentifikasi populasi serta unit sampling dan menentukan
ukuran sampel, langkah utama selanjutnya adalah memilih item sampel
(Pengendalian utama bukti, laporan pengecualian, atau laporan yang ditujukan
ke pengendalian manajemen).Teknik sampling nonstatistik yang biasa adalah
sampling sembarang (haphazard sampling). Metode ini mencakup pemilihan
item pada, tanpa memperhatikan jumlah transaksi, bulan dalam tahun tersebut,
f)

atau hal-hal lainnya.


Menerapkan Prosedur Audit untuk Pengujian Pengendalian
Ketika menggunkan data untuk menguji prosedur pengendalian yang terprogra,
auditor mencari satu transaksi yang dip roses dengan baik (transaksi yang ada
di bawah pengujian terbatas) dan satu transaksi yang akan di laporkan sebagai
pengecualian (transaksi yang ada di atas pengujian terbatas). Auditor juga
dapat mengevaluasi efektivitas pengguna yang terlibat dalam pengembangan
program, atau mengevaluasi efektitivitas prosedur tindak lanjut manual atau
pengendalian

manajemen.Tahapan

ini

terutama

ditujukan

pada

risiko

nonsampling jika auditor tidak mengidentifikasi kegagalan pengendalian pada


risiko nonsampling jika auditor tidak dapat mengidentifikasikan kegagalan
pengendalian pada saat bukti ada di tangan.Auditor trsebut perlu mengevaluasi
apakah pengendalian intern pada auditor yang dikehendaki beroperasi secara
efektif.
g) Evaluasi Hasil
Penyimpangan dari prosedur pengendalian yang ditentukan harus ditabulasi,
diringkas dan di evaluasi.Pertimbangan professional diperlukan dalam
mengevaluasi hasil secara kuantitatif dan kualitatif.Pada saat mengevaluasi
hasil secara kuantitatif, auditor harus membandingkan bukti dengan tingkat
penyimpangan yang dapat ditoleransi pada saat perencanaan sampel
nonstatistik.
Jika pengujian atas pengendalian yang terprogram gagal (misalnya, program
tersebut tidak menolak pengujian transaksi yang melebihi batas), maka
pengendalian terprogram tersebut akan menjadi tidak efektif untuk atribut
tertentu (dalam contoh ini, pengendalian melebihi peenilaian), auditor
kemudian perlu mempertimbangkan apakah ada pengendalian lain yang

berkaitan dengan atribut yang sama, atau apakah risiko pengendalian harus
dinilai pada tingkat maksimum.
C. MERANCANG ATRIBUT SAMPEL STATISTIK UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN
Langkah-langkah dalam rencana sampling statistic untuk pengujian pengendalian
adalah sebagai berikut :
a. Menentukan tujuan audit
b. Menentukan populasi dan unit yang sampling
c. Menspesifikasi atribut-atribut yang dikehendaki
d. Menentukan ukuran sampel
e. Menentukan metode pemilihan sampel
f. Melaksanakan rencana sampling
g. Mengevaluasi hasil sampel.
1) Menentukan Tujuan Audit
Tujuan menyeluruh dari pengujian pengendalian adalah untuk mengevaluasi
efektivitas rancangan dan operasi pengendalian intern. Satu atau lebih rencana
sampling atribut dapat dirancang untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian yang
benrkaitan dengan kelompok transaksi tertentu
2) Menentukan Populasi dan Unit Sampling
Dalam atribut sampel statistic untuk pengujian pengendalian, populasi (population)
merupakan

kelompok

transaksi

yang

diuji.Auditor

harus

menentukanbahwa

penyajian secara fisik atas populasi tersebut adalah sesuai tujuan rencananya.
3) Menspesifikasi Atribut-Atribut yang Dikehendaki
Atribut (attribute) harus ditunjukan untuk setiap pengendalian yang diperlukan untuk
mengurangi risiko pengendalian atas sebuah asersi. Jika pengendalian tersebut
masryarakat departemen kredit untuk menyetujui kredit sebelum pengiriman,
atributnya dapat disajikan sebagai : persetujuan kredit oleh personel departemen
kredit yang di otorisasi.
4) Menentukan Ukuran Sampel.
Dalam menentukan ukuran sampel untuk setiap atribut atau pengendalian yang diuji,
auditor harus menspesifikasi pengurutan nilai setiap factor-faktor berikut : (1) Risiko
atas perkiraan risiko pengendalian yang terlalu rendah; (2) Tingkat penyimpangan
yang dapat ditoleransi; (3) Tingkat penyimpangan populasi yang di harapkan
Disamping itu, pada saat sampling dari populasi kecil (kurang dari 5.000 unit), ukuran
sampel tersebut harus diperkiran sebagaimana akan dijelaskan lebih lanjut dalam
bagian akhir.
a. Risiko atas Penilaian Risiko Pengendalian Yang Terlalu Rendah
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, dua jenis risiko sampling yang
berkaitan dengan pengujian pengendalian :
1. Risiko atas penilaian risiko pengendalian yang terrlalu tinggi, yang
berhubungan dengan efisiensi audit
2. Risiko atas penilaian resiko pengendalian yang terlalu rendah, yang
berhubungan dengan efektivitas audit.

Akibat

adanya

konsekuensi

serius

potensi

yang

berkaitan

dengan

ketidakefisiensi audit dank arena pengujian pengendalian merupakan sumber


utama

bukti

mengenai

penyimpangan,

auditor

menginginkan

untuk

mempertahankan risiko atas penilaian risiko pengendalian yang terlalu rendah


pada level yang rendah.
b. Tingkat Penyimpangan yang Dapat Ditoleransi
Tingkat Penyimpangan yang Dapat Ditoleransi (tolerable deviation rate) adalah
tingkat maksimum penyimpangan pengendalian yang mana auditor tetap
menerima dan masih menggunakan risiko pengendalian yang direncanakan.
Dalam

memutuskan

tingkat

yang

dapapt

di

toleransi,

auditor

harus

mempertimbangkan hubungan setiap penyimpangan dengan


1. Catatan akuntansi yang sedang di uji
2. Beberapa pengendalian intern yang berkaitan
3. Tujuan evaluasi auditor
c. Tingkat Penyimpangan Populasi yang Diharapkan
Auudiitor menggunakan satu atau lebih dari hal-hal berikut untuk mengestimaasi
tingkat penyimpangan populasi yang diharapkan (expected population deviation
rate) untuk setiap pengendalian :
1. Tingkat penyimpangan sampel tahun lalu, yang disesuaikan berdasarkan
pertimbangan auditor dengan perubahan tahun berjalan dalam efektivitas
pengendalian.
2. Estimasi berdasarkan penilaian awal tahun berjalan atas pengendalian
tesebut
3. Tingkat yang ditemukan dalam sampel pendahuluan atas 50 item yang
diperkirakan.
4. Ukuran Populasi
ukuran populasi (Population size) mempunyai sedikit pengaruh atau tidak
berpengaruh terhadap ukuran sampel. Pedoman sampling audit
D. MEMBUAT ATRIBUT SAMPEL SECARA STATISTIK DAN MENGEVALUASI HASILHASILNYA
1. Melaksanakan Rencana sampling
Metelah rencana sampling dirancang, item-item sampel di pilih dan diuji untuk
menentukan sifat dan penyimpanan dari pengendalian.Penyimpanan meliputi
kesalahan dokumen, tidak ada inisial yang menunjukkan kinerja pengendalian,
ketidaksesuaian dalam dokumen dan cacatan yang berkaitan, tidak adany aharga
dengan pengerjaan kembali (reperformance) oleh auditor.
Jika unit sampling adalah dokumen, maka audtor dapat memilih jumlah yang lebih
besar dari yang di butuhkan.Jumlah ekstra tersebut digunakan sebagai pengganti
apabila ada dokumen yang dibatalkan atau item yang dipilih yang tidak dapat
digunakan dalam sampel yang dibutuhkan.Item yang tidak dapat diterapkan tersebut
terjadi pada aat pengendalian atau atribut tidak ada dalam item yang dipilih. Sebagai

contoh, jika atribut yang di uji adalah adanya penerimaan laporan untuk mendukung
voucher, maka voucher untuk pembayaran tagihan bulanan atas jasa fasilitas umum
tidak akan dapat diterapkan, karena laporan penerimaan tidak dibuat untuk jasa.
Dengan demikian, voucher akan di gantikan oleh jumlah ekstera dalam membuat
rencana sampel.
2. Mengevaluasi Hasil-Hasil Sampel
Penyimpanan yang ditemukan dalam sampel harus ditabulasi, diringka, dan
dievaluasi.Pertimbangan prefesional diperklukan dalam mengevaluasi faktor-faktor
utama pada kesimpulan menyeluruh.
a. Menentukan Tingkat Penyimpanan Sampel
Tingkat Penyimpanan Sampel (sample deviation rate) untuk setiap pengendalian
yang diuji dihitung dengan membagi jumlah penyimpanan yang ditemukan
dengan ukuran sampel yang diuji.Tingkat tersebut merupakan estimasi terbaik
auditor atas tingkat penyimpanan aktual dalam populasi.
b. Menentukan Batas Penyimpangan Atas
Batas penyimpanan atas (upper deviation limit)

menunjukkan

tingkat

penyimpanan atas dalam populasi berdasarkan jumlah penyimpangan yang


ditemukan dalam sampel. Batas atas tersebut dinyatakan dalam dalam bentuk
persentase, dan terkadang dianggab sebagai batas ketepatan atsa yang dapat
dicapai (achieved upper precision limit) atau tingkat penyimpangan populasi
maksimum (maximum population deviation rate).
Jika ukuran sampel yang digunakan tidak tmapak dalam tabel evaluasi tersebut,
auditor dapat : (a) menggunakan ukuran sampel terbesar dalam tabel, selama
tidak melebihi ukuran sampel yang digunakan, (b) melakukan interpolasi, (c)
memperolehnya dari tabel yang lebih lengkap, atau, (d) menggunakan program
komputer yang akan menghasilkan batas atas untuk beberapa ukuran sampel.
Batas penyimpangan atas yang ditentukan dari tabel secara implisit termasuk
cadangan risiko sampling.Dengan demikian, bats penyimpangan atas dapat
digunakan untuk menentukan apakah sampel mendukung risiko pengendalian
yang direncanakan.

Jika batas penyimpangan atas kurang dari atau sama

dengan tingkat penyimpangan yang dapat ditoleransi dalam merancang sampel,


hasilnya mendukung risiko pengendalian yang direncanakan; jika sebaliknya,
hasilnya tidak mendukug risiko pengendalian yang direncanakan.
c. Menentukan Cadangan untuk Risiko Sampling
Ingat bahwa risiko sampling berkaian dengan kemungkinan bahwa sampel yang
diperoleh secara layak tidak selalu mencerminkan populasinya. Sebaimana yang
ditunjukkan diatas, evaluasi dapat dilakukan tanpa menghitung cadangan untuk
risiko samping secara eksplisit. Akan tetapi, pengetahuan bagaimana cadangan
ditentukan dapat membantu proses evaluasi. Cadangan risiko sampling

(allaowance for sampling risk) yang ditambahkan pada tingkat penyimpagan


sampel merupakan batas penyimpangan atas yang akan melebihi
d. Mempertimbangkan Aspek Penyimpangan Kualitatif
Setiap penyimpangan yang terjadi pada pengendalian harus dianalisis untuk
menentukan hakikat penyimpangan dan sebab-sebabnya.
e. Menarik Kesimpulan Secara Menyeluruh
Auditor menggunkan hasil-hasil dari sampel tersebut, pengetahuan tentang
lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi, dan pertimbangan professional
untuk membuat penilaian akhir atas risiko pengendalian untuk pengandalian yang
dicerminkan oleh atribut-atribut yang tercakup dalam rencana sampling. Penilaian
tersebut kemudian digunakan untuk menilai risiko pengendalian atas asersi
laporan keuangan relevan yang dipengaruhi oleh kelompok transaksi yang diuji.
E. PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN LAINNYA
1. Sampling Penemuan
Sampling penemuan adalah bentuk dari sampling atribut yang dirancang untuk
menemukan sedikitnya satu pengecualian jika tingkat penyimpangan dalam populasi
sama atau diatas tingkat yang ditentukan. Sampling penemuan bermanfaat ketika
auditor :
a. Sedang menguji sebuah populasi besar yang terdiri dari item-item berisi proporsi
risiko pengendalian yang sangat tinggi
b. Curiga bahwa telah terjadi ketidaksesuaian dengan ketentuan
c. Mencari bukti tambahan dalam sebuah kasus untuk menentukan apakah
ketidaksesuaian dengan ketentuan merupakan kejadian yang terisolasi atau
bagian dari pola yang berulang-ulang
Membuat sampel mencakup penggunaan kembali item-item yang dipilih untuk
sampel tersebut dan melakukan pengujian pengendalian berdasarkan sampelsampel tersebut. Pengevaluasian hasil-hasilnya mencakup penentuan mengenai
ada tidaknya sampel yang mendukung risiko pengendalian yang direncanakn
berdasarkan frekuensi penyimpanan dari pengendalian yang diobservasi dalam
sampel tersebut.

Daftar Pustaka:
Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. 2003. Modern Auditing.
Jakarta: Erlangga.
Rahayu, Ayu. ____. Sampling Audit Dalam Pengujian Pengendalian Konsep-Konsep Dasar
Sampling

Audit

Sifat

Dan

Tujuan

Sampling

Audit.

(Online)

(https://www.academia.edu/9067614/Sampling_Audit_Dalam_Pengujian_Pengendalia
n_Konsep-Konsep_Dasar_Sampling_Audit_Sifat_Dan_Tujuan_Sampling_Audit.
diakses Pada tanggal 11 November 2014)

Anda mungkin juga menyukai