Hubungan Antara Kadar Feritin dengan Fungsi Ginjal Pada Pasien
Thalasemia Beta Mayor di RSD dr. Soebandi Jember; Kurnia Elka Vidyarni, 132010101079; 2016; Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Thalasemia adalah suatu kelainan darah herediter yang diturunkan secara autosomal resesif. Thalasemia terjadi karena penurunan sintesis atau kemampuan produksi salah satu atau lebih rantai globin ( dan ) yang membentuk molekul hemoglobin manusia. Thalasemia masih menjadi permasalahn kesehatan di dunia dan termasuk Indonesia. Thalasemia beta mayor adalah satu bentuk thalasemia yang membutuhkan pengobatan suportif yaitu transfusi darah selama hidupnya untuk memperbaiki kondisi anemia dan memperbaiki tumbuh kembang. Akan tetapi, transfusi darah yang terus menerus mengakibatkan penumpukan zat besi pada organ viseral. Feritin merupakan protein penyimpan besi yang utama dan kadarnya akan meningkat saat tubuh kelebihan cadangan besi. Akibat dari cadangan besi yang berlebih, besi akan ditimbun diberbagai organ dan salah satu organ yang mengalami kerusakan jaringan adalah ginjal. Melalui parameter kadar kreatinin serum dan kadar BUN (Blood Urea Nitrogen) bisa didapatkan gambaran kerusakan fungsi ginjal pasien thalasemia beta mayor. Kedua pemeriksaan ini mudah dilakukan, dan tidak membutuhkan biaya tinggi. Oleh karena itu, penulis menyusun proposal penelitian berjudul Hubungan Antara Kadar Feritin dengan Fungsi Ginjal pada Pasien Thalasemia Beta Mayor di RSD dr. Soebandi Jember pada Bulan Oktober-November 2016. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara kadar feritin dengan kadar kreatinin serum dan BUN pasien thalasemia beta mayor di RSD dr. Soebandi Jember serta mengetahui cut off point kadar feritin yang menyebabkan gangguan fungsi ginjal pada pasien thalasemia beta mayor di RSD dr. Soebandi Jember. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional (potong lintang). Penelitian
dilaksanakan di SMF Ilmu Kesehatan Anak (IKA) dan Laboratorium Patologi
Klinik RSD dr. Soebandi Jember pada Oktober-November 2016. Sampel penelitian berjumlah 15 orang dengan kriteria inklusi sampel: (1) Pasien anak berumur 1-18 tahun yang telah memeriksakan diri dan terdiagnosis thalasemia beta mayor dengan catatan rekam medis atau buku rapor lengkap (2) Pasien yang telah diperiksakan kadar feritin, kadar kreatinin serum, dan kadar BUN dalam satu waktu di Laboratorium Patologi Klinik RSD dr. Soebandi Jember (3) Pasien telah melalukan transfusi berulang, dan (4) Orang tua bersedia menandatangani lembar informed consent dan kriteria eksklusi sampel: (1) Pasien anak berumur 1-18 tahun yang telah memeriksakan diri dan terdiagnosis thalassemia beta mayor di SMF IKA RSD dr. Soebandi Jember dengan catatan rekam medis atau buku rapor tidak lengkap (2) Orang tua tidak memberikan kesediaan untuk mengikuti penelitian (3) Pasien yang dicurigai terinfeksi penyakit penyakit lain yang ditandai peningkatan suhu 38 C (4), dan (5) Pasien memiliki kelainan ginjal bawaan. Peneliti menggunakan data sekunder yang didapatkan dari rekam medik atau buku rapor pasien dan data hasil penelitian disajikan dalam bentuk grafik. Analisis data menggunakan uji Pearson dengan nilai signifikansi p<0,05
dan untuk
mengetahui interpretasi data menggunakan Uji Regresi Linier. Software yang
digunakan dalam pengolahan data adalah IBM SPSS Statistics versi 21.