TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Thalassemia
Thalassemia adalah penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan
genetik, dimana terjadi ketidak seimbangan ekspresi gen yang bertanggung jawab
terhadap sintesis salah satu dari keempat rantai asam amino penyusun hemoglobin
(Rahmawati, 2006).
Penyakit thalassemia dibedakan menjadi dua macam menurut tingkat
keparahannya yaitu thalassemia mayor dan thalassemia minor. Penderita
Thalassemia mayor hidupnya akan tergantung pada transfusi darah, karena umur
sel darah merahnya tidak panjang. Sel darah merah pada orang normal umurnya
120 hari, namun pada penderita Thalassemia sel darah merahnya hanya berumur
satu sampai dua bulan (Hoffbrand et al., 2005). Penderita Thalassemia mayor
dapat bertahan dengan transfusi darah yang teratur untuk mempertahankan kadar
Hb diatas 11 g/dl (Hoffbrand et al., 2005). Banyak kasus Thalassemia meninggal
karena transfusi, seperti kelebihan zat besi dan penyakit yang didapat dari donor
(hepatitis B, hepatitis C, dan HIV (Hoffbrand et al., 2005).
10
Tingkat Keracunan
Super toksik (Super toxic)
Amat sangat toksik (Extremely toxic)
Sangat toksik (Very toxic)
Toksik (Moderately toxic)
Toksik ringan (Slightly toxic)
Praktis non toksik (Practically non toxic)
11
12
Bangsa
Suku
Marga
Fabales
Caesalpiniaceae
Caesalpinia
Jenis
2.5.2 Deskripsi
Secang (Caesalpinia sappan, L.) merupakan tumbuhan perdu yang
memanjat atau pohon kecil, memiliki duri yang banyak dengan tinggi
mencapai 5 10 m. Akarnya berserabut dan berwarna gelap. Batang dan
percabangannya berduri, berwarna coklat keunguan, sedangkan ranting dan
tunasnya berbulu kecoklatan. Mempunyai daun mejemuk menyirip yang
panjangnya mencapai 50 cm, setiap sirip mempunyai 10-20 pasang anak daun,
dengan panjangnya 10-25 mm, anak daun tidak bertangkai dan lonjong.
Bunganya berwarna kuning dan berbuah polong yang merekah setelah
matang. (Holinesti, 2009).
2.5.3 Kandungan Secang
Zat-zat kimia yang terkandung dalam kayu secang diantaranya yaitu
homoisoflavonoid, tannin, asam galat, resin, resorsin, pewarna merah
sappanin, protosappanin A dan B, sappankhalkon, sappanon A, sappanon B
dan minyak atsiri. Sedangkan bagian daun dari tanaman ini mengandung
minyak atsiri 0,16-0,20% dan tannin 19% dan 44% pada buah polongan
(Wetwitayaklung et al., 2005).
Pada tanaman secang, kandungan flavonoid yang paling tinggi adalah
brazilin, yaitu golongan senyawa yang memberi warna merah pada kayu
secang. Brazilin(C16H14O5) merupakan kristal berwarna kuning, akan tetapi
jika teroksidasi akan menghasilkan senyawa brazilein yang berwarna merah
13
kecoklatan dan dapat larut dalam air. Brazilin memiliki warna kuning sulfur
jika dalam bentuk murni, dapat dikristalkan, larut air, jernih mendekati tidak
berwarna dan berasa manis. Asam tidak berpengaruh terhadap larutan brazilin,
tetapi alkali dapat membuatnya bertambah merah. Eter dan alkohol
menimbulkan warna kuning pucat terhadap larutan brazilin. Brazilin akan
cepat membentuk warna merah jika terkena sinar matahari. Terjadinya warna
merah ini disebabkan oleh terbentuknya brazilein (C16H12O5) (Holinesti, 2009).
Pigmen brazilein memiliki warna merah tajam dan cerah pada pH
netral (pH 6 7) dan bergeser kearah merah keunguan dengan semakin
meningkatnya pH. Pada pH rendah (pH 2 5) brazilein memiliki warna
kuning (Adawiyah dan Indriati, 2003).
Safitri (2002) telah mengisolasi lima senyawa aktif antioksidan dari
batang kayu secang, yaitu :
-
7,11b-dihidrobenz[b]indeno[1,2-d]piran-3,6a,9,10,(6H)-tetrol(brazilin);
7,11b-dihidrobenz[b]indeno[1,2-d]piran-3,6a,10,11(6H)-tetrol(isobra-zilin);
1',4'-dihidrospiro[benzofuran-3(2H),3'-[3H-2]benzopiran]-1',6',6',7'-tetrol;
3-[[4,5dihidroksi-2(hidroksimetil)fenil]metil]-2-3-dihidro-3,6-benzofurandiol;
campuran stereoisomer (7R,7S)-7,8-dihidro-3,7,10,11-tetrahidroksi-6H-dibenz
[b,d]oksosin-7-metanol (7R-, 7S-protosapanin B).
Karakterisasi sifat antioksidan senyawa-senyawa tersebut dilakukan
secara in vitro menggunakan beberapa metode, yaitu berdasarkan kemampuan
menghambat aktivitas xantin oksidase, meredam radikal anion superoksida,
meredam radikal bebas hidroksil, dan indikasi sebagai kelator ion besi.
Mekanisme reaksi radikal 5 senyawa aktif`antioksidan dalam ekstrak kayu
secang adalah reaksi substitusi yang diawali dari pelepasan radikal hidrogen
dari gugus OH yang akan bereaksi dengan radikal lipid (LOO*, L*)
14
membentuk produk stabil. Inti aromatik yang tersubstitusi radikal lipid akan
tetap berada dalam sistem aromatiknya untuk memertahankan kestabilan
strukturnya, sebagai contoh mekanisme senyawa donasi 1 elektron (Safitri,
2002).
15
sukrosa yang dilelehkan), atau dengan cara kempa tablet atau Compressed Tablet
Lozenges (berbahan dasar gula). Tablet hisap tuang disebut juga pastiles,
sedangkan tablet hisap kempa disebut troches. Pastiles tidak hancur namun
terkikis atau melarut didalam rongga mulut, serta memiliki tekstur permukaan
yang halus dan rasa yang enak, dalam pembuatan tablet jenis ini diperlukan suhu
yang tinggi sehingga kemungkinkan terdapat bahan aktif yang terdegradasi.
Troches umumnya terdiri dari bahan aktif yang dicampur dengan bahan pengisi,
bahan pengikat, lubrikan, tanpa disintegran membentuk campuran serbuk. Bahanbahan yang digunakan sebagai pembentk tablet hisap kempa ini dapat
dimodifikasi sesuai jenis tablet yang diinginkan (Allen, 1998).
16