PENDAHULUAN
Goiter atau struma atau gondok adalah suatu keadaan pembesaran kelenjar
tiroid apapun sebabnya. Pembesaran dapat bersifat difus, yang berarti bahwa seluruh
kelenjar tiroid membesar, atau nodusa yang berarti terdapat nodul dalam kelenjar
tiroid. Pembesaran nodusa dapat dibagi lagi menjadi uninodusa bila hanya terdapat
satu nodul dan multi nodus bila terdapat dua atau lebih nodul dalam satu atau kedua
lobus.1
Pembesaran kelenjar tiroid ini ada yang menyebabkan perubahan fungsi pada
tubuh dan ada juga yang tidak mempengaruhi fungsi. Struma merupakan suatu
penyakit yang sering dijumpai sehari-hari, dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik
yang teliti, struma dengan atau tanpa kelainan fungsi metabolisme dapat didiagnosis
secara tepat.
Survey epidemiologi untuk struma endemik sering ditemukan di daerah
pegunungan seperti pegunungan Alpen, Himalaya, Bukit Barisan dan daerah
pegunungan lainnya. Untuk struma toksika prevalensinya 10 kali lebih sering pada
wanita dibanding pria. Pada wanita ditemukan 20-27 kasus dari 1.000 wanita,
sedangkan pria 1-5 dari 1.000 pria. Biasanya penderita struma nodusa tidak
mempumyai keluhan karena tidak mengalami hipo- atau hipertiroidisme. Nodul dapat
tunggal tapi kebanyakan berkembang/berubah menjadi multinoduler tanpa perubahan
fungsi. Sebagian besar penderita dapat hidup dengan struma tanpa keluhan.
BAB II
ANATOMI FISIOLOGI KELENJAR TYROID
Untuk mengetahui penyakit dan kelainan tiroid, perlu diingat kembali tentang
anatomi tiroid. Anatomi dan fisiologis normal harus diketahui dan diingat kembali
sebelum terjadi perubahan anatomi dan fisiologi yang dapat berlanjut menjadi suatu
penyakit atau kelainan.
2.1 Anatomi Tiroid
Glandula tyroidea terdiri atas lobus dexter dan lobus sinister yang
dihubungkan oleh isthmus yang sempit . Glandula ini merupakan organ vaskuler yang
dibungkus oleh selubung yang berasal dari lamina pretrachealis fascia profunda.
Selubung ini melekatkan glandula pada laring dan trakea. ini merupakan sisa jaringan
embrional tiroid yang masih tertinggal.
Kelenjar tiroid mempunyai berat sekitar 25 30 gram dan terletak antara
tiroidea dan cincin trakea keenam. Seluruh jaringan tiroid dibungkus oleh suatu
lapisan yang disebut true capsule.
Saraf yang melewati tiroid adalah Nervus Rekurens. Saraf ini terletak di dorsal tiroid
sebelum masuk ke laring.
2.2 Fisiologi Tiroid
Sebagai reaksi terhadap terbentuknya tyroid-stimulating hormone oleh pars
anterior pituitary, hormone thyroxin dan triiodotironin dilepaskan dari
koloid
BAB III
PEMBAHASAN
Definisi
Struma nodusa adalah adalah penyakit jinak umum dari kelenjar tiroid .
Terjadi pembesaran kelenjar tiroid dimana terdapat 1 atau lebih nodul pada salah satu
atau kedua lobus dari kelenjar tiroid. Mendiagnosanya sulit karena pasien sebagian
besar asimtomatik pada tahap awal penyakit . Ketika nodul mulai membesar dan
menimbulkan gejala kompresi yang signifikan harus ditangani sesegera mungkin.
Klasifikasi Struma
Berdasarkan Fisiologisnya1
Berdasakan fisiologisnya struma dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
a. Eutiroidisme
Eutiroidisme adalah suatu keadaan hipertrofi pada kelenjar tiroid yang disebabkan
stimulasi kelenjar tiroid yang berada di bawah normal sedangkan kelenjar hipofisis
menghasilkan TSH dalam jumlah yang meningkat. Goiter atau struma semacm ini
biasanya tidak menimbulkan gejala kecuali pembesaran pada leher yang jika terjadi
secara berlebihan dapat mengakibatkan kompresi trakea.1
b. Hipotiroidisme
Hipotiroidisme adalah kelainan structural atau fungsional kelenjar tiroid sehingga
sintesis hormon tiroid menjadi berkurang. Kegagalan dari kelenjar untuk
mempertahankan kadar plasma yang cukup dari hormone. Beberapa pasien
hipotiroidisme mempunyai kelenjar yang mengalami atrofi atau tidak mempunyai
pembesaran ini disebut struma nodusa. Struma nodusa tanpa disertai tanda-tanda
hipertiroidisme dan hipotiroidisme disebut struma nodusa non toksik. Biasanya tiroid
sudah mulai membesar pada usia muda dan berkembang menjadi multinodular pada
saat dewasa. Kebanyakan penderita tidak mengalami keluhan karena tidak ada
hipotiroidisme atau hipertiroidisme, penderita datang berobat karena keluhan
kosmetik atau ketakutan akan keganasan. Namun sebagian pasien mengeluh adanya
gejala mekanis yaitu penekanan pda esofagus (disfagia) atau trakea (sesak napas),
biasanya tidak disertai rasa nyeri kecuali bila timbul perdarahan didalam nodul.1
Etiologi
Adanya gangguan fungsional dalam pembentukan hormon tyroid merupakan
faktor penyebab pembesaran kelenjar tyroid antara lain2 :
1. Defisiensi iodium
Pada umumnya, penderita penyakit struma sering terdapat di daerah yang
kondisi air minum dan tanahnya kurang mengandung iodium, misalnya daerah
pegunungan.
2. Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa hormon tyroid.
3. Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia (seperti substansi dalam kol,
lobak, kacang kedelai).
4. Penghambatan sintesa hormon oleh obat-obatan (misalnya : thiocarbamide,
sulfonylurea dan litium).
5. Pengaruh genetik
Patogenesis
10
nutrisi serta cairan dan elektrolit. penekanan pada pitasuara akan menyebabkan suara
menjadi serak atau parau.4
Bila pembesaran keluar, maka akan memberi bentuk leher yang besar dapat
simetris atau tidak, jarang disertai kesulitan bernapas dan disfagia. tentu dampaknya
lebih ke arah estetika atau kecantikan. perubahan bentuk leher dapat mempengaruhi
rasa aman dan konsep diri klien.4
Gejala Klinik
Struma nodosa dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal1 :
-
Berdasarkan jumlah nodul: bila jumlah nodul hanya satu disebut struma nodosa
atau ketakutan akan keganasan. Sebagian kecil pasien, khususnya yang dengan
struma nodosa besar, mengeluh adanya gejala mekanis, yaitu penekanan pada
esophagus (disfagia) atau trakea (sesak napas). Gejala penekanan ini data juga oleh
tiroiditis kronis karena konsistensinya yang keras. Biasanya tidak disertai rasa nyeri
kecuali bila timbul perdarahan di dalam nodul.1,3
Struma nodosa memiliki beberapa stadium , yaitu 3:
a. Derajat 0
b. Derajat I
11
c. Derajat II
12
yodium radioaktif yang ditangkap oleh tiroid. Dari hasil sidik tiroid dibedakan 3
bentuk :
-
Kista
Adenoma
Karsinoma
Tiroiditis
Biopsi aspirasi jarum halus (Fine Needle Aspiration/FNA)3
Mempergunakan jarum suntik no. 22-27. Pada kista dapat juga dihisap cairan
secukupnya, sehingga dapat mengecilkan nodul. Dilakukan khusus pada
keadaan yang mencurigakan suatu keganasan. Biopsi aspirasi jarum halus tidak
nyeri, hampir tidak menyababkan bahaya penyebaran sel-sel ganas. Kerugian
pemeriksaan ini dapat memberika hasil negatif palsu karena lokasi biopsi
kurang tepat, teknik biopsi kurang benar, pembuatan preparat yang kurang baik
atau positif palsu karena salah interpretasi oleh ahli sitologi.
13
Termografi3
4.
5.
Pada pemeriksaan ini yang diukur adalah peninggian tiroglobulin (Tg) serum.
Kadar Tg serum normal antara 1,5-3,0 ng/ml, pada kelainan jinak rataa-rata 323
ng/ml, dan pada keganasan rata-rata 424 ng/ml.2
Penatalaksanaan
Konsevatif
Struma yang eutiroid jinak tidak membutuhkan terapi. Efektifitas terapi dengan
hormon tiroid pada struma jinak masih dipertanyakan. Struma yang besar dan dengan
komplikasi membutuhkan terapi medis dan operasi. Struma yang ganas juga
membutuhkan terapi medis dan operasi.3.4
-
ukuran dari tiroid yang eutiroid jinak bisa dikecilkan dengan terapi supresi
levothyroxine. Pasien diawasi untuk menjaga kadar TSH di serum tetap
rendah tetapi tetap bisa terdeteksi untuk menghindari hipertiroid, aritmia
14
ukurannya
Penggantian hormon tiroid sering diperlukan setelah terapi operasi dan
radiasi. Penggunaan iodium radioaktif pada struma nontoksik masih
dipertanyakan2
Penderita resisten
Leukopeni, urtikaria, demam, anemia (penekanan sumsum tlg)
Tidak dipakai pada struma retrosternal karena menyebabkan vaskularisasi
bertambah Kelenjar membesar menimbulkan penekanan.
15
Hormonal terapi dengan ekstrak tiroid diberikan selain untuk suplemen juga
sebagai supresif untuk mencegah terjadinya kekambuhan pada pasca bedah
karsinoma tiroid diferensiasi baik (TSH dependence). Terapai supresif ini juga
ditujukan terhadap metastase jauh yang tidak resektabel dan terapi adjuvan pada
karsinoma tiroid diferensiasi baik yang inoperabel.4
Preparat : Thyrax tablet
Dosis : 3x75 Ug/hari p.o
Radioterapi
Menggunakan I131, biasanya diberikan pada pasien yang telah diterapi dengan
obat anti-tiroid dan telah menjadi eutiroid. Indikasi radioterapi adalah pasien pada
awal penyakit atau pasien dengan resiko tinggi untuk operasi dan untuk pasien
dengan hipotiroid rekuren. Radioterapi merupakan kontraindikasi bagi wanita hamil
dan anak-anak.
Radioterapi diberikan pada keganasan tiroid yang3:
1. Inoperabel
2. Kontraindikasi operasi
3. Ada residu tumor setelah operasi
4. Metastase yang non resektabel
Operatif
Pembedahan struma dapat dibagi menjadi bedah diagnostik dan terapeutik.
Bedah diagnostik berupa biopsi insisi atau biopsi eksisi. Bedah terapeutik bersifat
ablatif berupa lobektomi, istmolobektomi, dan tiroidektomi subtotal atau total.
16
Tindakan bedah total dilakukan dengan atau tanpa diseksi leher radikal. Untuk struma
nontoksik dan nonmaligna digunakan enukleasi nodulus yaitu eksisi lokal, lobektomi,
atau tiroidektomi subtotal. Pembedahan total dilakukan untuk karsinoma terbatas, dan
pembedahan radikal dilakukan bila ada kemungkinan penyebaran ke kelenjar limfe
regional. Hemitiroidektomi lobektomi dapat dilakukan pada kelainan unilateral.4
Indikasi Operasi:
1.
-
17
3.
Bila darah di botol Redon > 300 ml per 1 jam, perlu dilakukan re-open.
Jika perdarahan arterial, drain Redon kurang cepat menampung perdarahan dan darah
mengumpul pada leher membentuk hematoma dan menekan trakea sehingga
penderita sesak napas.
18
karena
manipulasi
dapat
menambah
terjadinya
hipoparatiroidism transien.
19
Bila timbul gejala klinis seperti parestesi, kram, kejang, perlu diberi terapi
dengan pemberian pelan intravena kalsium glukonat 10 % sebanyak 10
ml, disertai kalsium per-oral. Terjadinya hipoparatiroidism permanen bila
kel. paratiroid terambil sebanyak 2 buah atau lebih, atau terjadi kerusakan
vaskularisasinya. Untuk mencegah hal ini dianjurkan untuk melakukan
autotransplantasi
kel.
paratiroid
pada
m.
sternokleidomastoideus.
20
ditingkatkan sampai pemeriksaan TSH menunjukkan < 0.01. Dosis ini diberikan
seumur hidup.
Jadwal follow-up :
Tahun ke 1
: tiap 3 bulan
Tahun ke 2
: tiap 4 bulan
Tahun ke 3-4
: tiap 6 bulan
Tahun ke 5
: setiap tahun
Hal yang perlu dievaluasi:
Keadaan klinis dan faal tiroid (T3,T4,TSH) setiap kali pasien control
Untuk pasca tiroidektomi total karena karsinoma tiroid, perlu:
Dicari metastase di kelenjar getah bening leher atau metastasis jauh.
Diperiksa hormon tiroglobulin setiap kontrol bila hormon tiroglobulin >
10 ng/l, periksa
Sidikan I131 seluruh tubuh untuk mencari kekambuhan atau metastasis.
DAFTAR PUSTAKA
diambil
dari
(http://creativecommons.org/licenses/by-nc-
nd/3.0/)
21
Encyclopedia.
10
Mei
2015.
Giter.
Diambil
darihttp://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001178.htm
10. Medical
Encyclopedia
Juni
2016.
Struma.
Diambil
dari
struma : http://www.bedahugm.net/Bedah-Tumor/Struma.html
11. Sharma, K Pramod, MD. 7 Juni 2016. Complication of Thyroid Surgery. Diambil
darihttp://emedicine.medscape.com/article/852184-overview
22