TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Zat psikoaktif sering disebut juga sebagai NAPZA (Narkotika, Psikotropika,
dan Zat Adiktif lainnya) yaitu zat yang bekerja pada otak, sehingga menimbulkan
perubahan perilaku, perasaan, dan pikiran. Pada satu sisi zat psikoaktif merupakan
obat atau bahan yang bermanfaat di bidang pengobatan, pelayanan kesehatan, dan
pengembangan ilmu pengetahuan. Namun, di sisi lain dapat menimbulkan
ketergantungan apabila dipergunakan tanpa adanya pengendalian. Apabila zat-zat
psikoaktif atau NAPZA tersebut masuk ke dalam tubuh manusia, maka akan
mempengaruhi tubuh terutama otak atau susunan saraf pusat yang dapat menyebabkan
gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosial, karena terjadi kebiasaan,
ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi) terhadap zat tersebut.
Penyalahgunaan zat psikoaktif adalah penggunaan salah satu atau beberapa jenis zat
psikoaktif secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan
gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial.1,2,3,4
B. Epidemiologi
Berdasarkan perkiraan jumlah pengguna per provinsi, didapatkan semua
provinsi di Pulau Jawa secara absolut memiliki jumlah penyalahguna yang terbanyak
dibandingkan provinsi-provinsi di luar Jawa, kecuali Sumatera Utara. Hal ini
disebabkan jumlah populasi penduduk yang lebih besar dibandingkan kota-kota di
luar Jawa. Namun, apabila distandarisasi dengan angka prevalensi, tidak demikian.
Angka prevalensi dihitung dengan membagi jumlah penyalahguna (absolut) dengan
angka jumlah penduduk per tiap provinsi. Dalam grafik terlihat, provinsi DKI Jakarta
(4,73%) memiliki angka prevalensi yang paling tinggi dibandingkan provinsi lainnya,
diikuti oleh Kalimantan Timur (3,07%) dan Kepulauan Riau (2,94%). Sebagai catatan,
provinsi Kalimantan Timur telah dipecah menjadi 2 bagian, yaitu Kalimantan Timur
dan Kalimantan Utara. Secara angka absolut propinsi yang terendah adalah Irian Jaya
Barat, sedangkan angka prevalensi terendah adalah Papua (1,23%). Hal yang patut
dicermati di provinsi Papua adalah jumlah penyalahguna dan angka prevalensinya
semakin meningkat tajam sebab tingkat peredaran narkoba jenis ganja yang masuk
dari perbatasan Papua Nugini semakin marak.Apalagi harganya jauh lebih murah
dibandingkan jenis shabu.1,10
Gambar 1. Estimasi angka absolut dan angka prevalensi penyalahguna narkoba per
provinsi tahun 201410
lainnya, yaitu mereka yang sudah menikah (40%), cerai (10%), dan sisanya belum
menikah.1,10
Gambar 2. Karakteristik penyalahguna menurut kategori kelompok penyalahguna
narkoba10
ilmu
pengetahuan
serta
mempunyai
potensi
tinggi
2. Psikotropika
Menurut Undang-undang RI No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika, yang
dimaksud dengan psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.7
Psikotropika dibedakan dalam golongan-golongan sebagai berikut:7
Psikotropika Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk
kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta
mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
potensi
sedang
mengakibatkan
sindroma
ketergantungan
diazepam,
bromazepam,
Fenobarbital,
klonazepam,
klordiazepoxide, nitrazepam, seperti pil BK, pil Koplo, Rohip, Dum, MG).
Psikotropika yang sering disalahgunakan antara lain :
- Psikostimulansia : amfetamin, ekstasi, shabu
- Sedatif & Hipnotika (obat penenang, obat tidur): MG, BK, DUM, Pil koplo
dan lain-lain
- Halusinogenika : Iysergic acid dyethylamide (LSD), mushroom.
3. Zat Adiktif Lain
Yang dimaksud disini adalah bahan atau zat yang berpengaruh psikoaktif diluar
yang disebut Narkotika dan Psikotropika, meliputi :7
Minuman berakohol
Mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan
syaraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari
dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan sebagai campuran dengan
sosial
yang
pesat
merupakan
individu
yang
rentan
untuk
dengan tegas
Kemampuan komunikasi rendah
Melarikan diri sesuatu (kebosanan,kegagalan,
kekecewaan,ketidak
a.
b.
c.
d.
rasa gembira, tampil lincah, enerjik, dan mengusir rasa sedih dan malas.
Alasan keluarga
Komunikasi yang buruk antar ayah,ibu, dan anak sering kali menciptakan
konflik yang tidak berkesudahan. Penyebab konflik beragam konflik dalam
keluarga solusi yang baik adalah komunikasi yang baik, penuh pengertian
saling menghargai dan menyayangi serta ingin saling menghargai satu sama
lainnya. Konflik dalam keluarga dapat mendorong anggota keluarga merasa
frustrasi, sehingga terjebak memilih zat psikoaktif sebagai solusi. Biasanya
yang paling rentan terhadap stres adalah anak, kemudian suami, istri sebagai
e.
benteng akhir.
Alasan orang lain
Banyak pengguna zat psikoaktif yang awal dimulai kerena pengaruh dari orang
lain. Bentuk pengaruh orang lain itu dapat bervariasi mulai dari bujuk rayu,
tipu daya, dan sampai paksaan.
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik
disekitar
rumah,
sekolah,
teman
sebaya
maupun
masyarakat.
Faktor
keluarga,terutama faktor orang tua yang ikut menjadi penyebab seorang anak atau
remaja menjadi penyalahguna zat psikoaktif antara lain adalah :
a. Lingkungan Keluarga
- Komunikasi orang tua-anak kurang baik atau efektif
- Hubungan dalam keluarga kurang harmonis atau disfungsi dalam keluarga
- Orang tua bercerai,berselingkuh atau kawin lagi
- Orang tua terlalu sibuk atau tidak acuh
- Orang tua otoriter atau serba melarang
- Orang tua yang serba membolehkan (permisif)
- Kurangnya orang yang dapat dijadikan model atau teladan
- Orang tua kurang peduli dan tidak tahu dengan masalah zat psikoaktif
- Tata tertib atau disiplin keluarga yang selalu berubah (kurang konsisten)
- Kurangnya kehidupan beragama atau menjalankan ibadah dalam keluarga
- Orang tua atau anggota keluarga yang menjadi penyalahguna zat psikoaktif
b. Lingkungan Sekolah
- Sekolah yang kurang disiplin
- Sekolah yang terletak dekat tempat hiburan dan penjual zat psikoaktif
- Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk
mengembangkan diri secara kreatif dan positif Adanya murid pengguna zat
psikoaktif
c. Lingkungan Teman Sebaya
- Berteman dengan penyalahguna
- Tekanan atau ancaman teman kelompok atau pengedar
d. Lingkungan masyarakat/sosial
- Lemahnya penegakan hukum
- Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung
sosiobudaya.4
1. Faktor kepribadian
Faktor kepribadian seseorang cenderung mempengaruhi apakah ia akan tergantung
pada suatu obat atau tidak. Orang yang merasa tidak mantap serta mempunyai sifat
tergantung dan pasif lebih cenderung menjadi ketergantungan pada obat.1
a. Kondisi kejiwaan
Orang-orang yang cukup mudah tergoda dengan penyalahgunaan zat psikoaktif
adalah para remaja yang jiwa labil, pada masa ini mereka sedang mengalami
perubahan biologis, psikologis maupun sosial.
b. Perasaan
Perasaan rendah diri di dalam pergaulan bermasyarakat, seperti di lingkungan
sekolah, tempat kerja, lingkungan sosial dan sebagainya sehingga tidak dapat
mengatasi perasaan itu, remaja berusaha untuk menutupi kekurangannya agar
dapat
menunjukan
eksistensi
dirinya
melakukannya
dengan
cara
mengggunakan zat psikoaktif dorongan dari luar adalah adanya ajakan, rayuan,
tekanan dan paksaan terhadap seseorang untuk memakai zat psikoaktif.
Kesibukan kedua orang tua maupun keluarga dengan kegiatannya masingmasing, atau dampak perpecahan rumah tangga akibat broken home serta
kurangnya kasih sayang merupakan celah kesempatan para remaja mencari
pelarian dengan cara menyalahgunakan narkotika, psikotropika maupun minuman
keras atau atau obat berbahaya, oleh karna itu kondisi dalam masyarakat juga
mempengaruhi perilaku remaja.13
c. Pengaruh teman
Teman memiliki pengaruh terbesar pada perokok muda. Inisisasi merokok
memiliki teman baik perokok, akan lebih beresiko sembilan kali untuk menjadi
seorang perokok. Teman yang merokok juga dapat memprediksi berlanjutnya
kebiasaan merokok pada remaja yang baru memulai merokok. Penyalahgunaan
kanabis pada populasi didalam sekolah dihubungkan dengan rendahnya
performa dalam menangkap pelajaran dan sekolah dropout. Anak remaja ini
biasanya membentuk kelompok panutan mereka sendiri.13
Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan
individu, dapat juga oleh individu dengan kelompok pergaulan mempunyai
pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorangindividu. Pergaulan
yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang
positif maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa
kerjasama antar individu atau kelompok guna melakukan halhal yang positif.
Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah
yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari jati dirinya. 13
d. Role model
Bintang film dan TV, model fashion dan bintang pop membuat merokok
menjadi terlihat lebih menarik dan anak remaja akan merokok untuk meniru gaya
mereka. Peran mereka meninggalkan dampak yang luar biasa dalam pikiran anak
remaja.13
e. Iklan dan promosi
Iklan merupakan senjata yang efektif dalam mempengaruhi inisiasi para
remaja untuk merokok. Adanya pelarangan iklan diketahui sangat efektif dalam
mengurangi prevalensi merokok pada remaja.13
f. Faktor sosio-ekonomi
Tingginya angka kejadian penyalahgunaan zat psikoaktif didapatkan pada
kelompok dengan pendapatan lebih rendah. Orang yang
berasal dari
sosioekonomi rendah lebih sering akan menjadi perokok daripada yang berasal
dari kelas menengah. Perbedaan bentuk merokok ini mencerminkan perbedaan
kepercayaan
tentang
penggunaan
tembakau
pada
masing-masing
status
karena orangtuanya atau saudaranya yang lebih tua adalah pengguna, akan lebih
mungkin menggunakan obat daripada orang yang orangtuanya atau siapapapun
dalam keluarganya tidak ada sebagai pengguna.13
Kemudahan mendapatkan zat psikoaktif penyebab lain banyaknya orang yang
mengkonsumsi zat psikoaktif adalah karena banyaknya remaja yang mengggunakan
zat psikoaktif, selain itu, ungkapan rasa kasih sayang orangtua terhadap putraputrinya termasuk yang di berikan orang tua terhadap anak-ankanya seperti
memberikan fasilitas dan uang yang berlebih bisa jadi pemicu penyalah-gunakan
uang saku untuk membeli rokok untuk memuaskan segala mencoba ingin tahu
dirinya. Biasanya para remaja mengawalinya dengan merasakan merokok dan
minuman keras, baru kemudian mencoba-coba narkotika dan obat terlarang. 13
h. Pengetahuan, sikap dan kepercayaan
Pengetahuan tentang efek kesehatan yang buruk akibat penggunaan zat