Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap konstruksi yang dibuat selalu diperhitungkan sesuai dengan
fungsinya. Banyak macam konstruksi, ada konstruksi kering da nada pula yang
basah. Seperti halnya ada bangunan rumah atau gedung-gedung yang
merupakan konstruksi kering karena tidaak selalu berhubungan langsung
dengan air. Sedangkan konstruksi basah seperti gorong-gorong, waduk, tangki
air dan lain-lain yang selalu berhubungan dengan air. Penggunaan konstruksi
basah ini sangatlah banyak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkup
bangunan sipil maupun gedung.
Setiap rumah memiliki tangki air untuk menyimpan air, baik air yang
bersih maupun limbah rumah tangga yang kotor. Tangki air memiliki berbagai
macam jenis, bentuk dan peletakan yang disesuaikan dengan fungsinya. Untuk
air bersih biasanya digunakan tandon air, sedangkan untuk penyimpanan
limbah ataupun air kotor digunakan septicktank. Bentuk lain dari tangki air
adalah kolam renang yang juga selalu berinteraksi langsung dengan air.
Perhitungan yang digunakan untuk membuat kolam renang sama dengan
pembuatan tangki air. Tangki ir juga berguna dalam bangunan sipil seperti
dalam pembuatan waduk air, tangki minyak pada pom bensin, tandon-tandon
untuk pengairan pada taman dan lain sebagainya.
Konstruksi yang berhubungan langsung dengan air sangatlah rumit dan
rentan terhadap kebocoran karena air dapat mengalir malalui lubang sesempit
apapun. Perhitungan tulangan juga harus dilakukan dengan tepat karena
bangunan akan menerima tekanan yang besar dari air dan faktor-faktor
berdasarkan dengan fungsinya.
Oeh karena itu, penulis akan mengkaji mengenai perhitungan tulangan
dan pengetahuan tentang water tank atau tangki air harus diperdalam dan
dibahas agar saat menangani proyek pada saat di dunia kerja sudah ada
referensi dari pembelajaran saat kuliah. Sehingga pada saat dilapangan sudah
dapat menafsirkan masalah apa yang akan terjadi saat menangani proyek yang
berhubungan langsung dengan air khususnya proyek pembuatan watertank atau
tangki air.
1.2. Rumusan Masalah
1

Sesuai latar belakang tersebut di atas dapat dibuatkan rumusan masalah:


Bagaimana cara menghitung tulangan pada watertank?
Apa saja yang mempengaruhi perhitungan tulangan pada watertank?

1)
2)

1.3. Tujuan
1)
Mengetahui cara menghitung tulangan pada watertank.
2)
Mengetahui hal-hal yang mempengaruhi perhitungan tulangan.
1.4. Manfaat
1)
Bagi Penulis
Sebagai upaya untuk meningkatkan ilmu pengetahuan di bidang
struktur beton bertulang dan menerapkan ilmu yang diperoleh di
2)

bangku kuliah pada Politeknik Negeri Malang.


Bagi Politeknik Negeri Malang Jurusan Teknik Sipil
Sebagai bahan pustaka untuk memperluas wawasan dan
memperdalam pengetahuan mahasiswa Jurusan Teknik Sipil yang
menelaah perhitungan struktur beton bertulang.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Water Tank atau Tangki Air
Water tank adalah wadah untuk menyimpan cairan. Tangki air biasanya
digunakan untuk menyediakan penyimpanan air untuk air minum, irigasi
pertanian, pencegah kebakaran, pertanian pertanian, baik untuk tanaman dan
2

ternak, manufaktur kimia, persiapan makanan serta banyak aplikasi lainnya.


(https://en.wikipedia.org/wiki/Water_tank)
2.1.1. Macam-macam Water Tank
1) Tank Resting on Ground
Tanki air yang dindingnya menahan tekan dan dasar tangki dikenai
berat air dan tekanan tanah. Tangki ini juga mungkin diberi penutup
dibagian atasnya.
Contoh: waduk air bersih dan tangki endapan.

Gambar 1.1 Waduk Air Besih

Gambar 1.2 Tangki Endapan


2) Underground Tank
3

Dinding dari tangki ini menerima tekanan dari dalam dan menerima
tekanan tanah dari luar. Dasar tangki dikenai berat air dan tekanan
tanah. Tangki ini juga biasanya diberi penutup bagian atasnya.
Contoh: Purifiction tank dan septictank.

Gambar 1.3 Purification Tank

Gambar 1.4 Septictank


3) Elevated Tank
Tangki air ini dindingnya menerima tekanan air, dasar dari tangki
menahan beban air dan beban tangki sendiri.
Tower tangki yang menyangga tangki air ini harus kuat menahan
beban dari air dan beban tangki, selain itu juga dapat menerima

beban angin yang juga membembebani konstruksi dari tower air


tersebut.
Contoh:

Gambar 1.5 Elevated Tank atau Tandon Air

2.2. Siar
Sambungan siar adalah perakitan yang dirancang untuk menyerap panas
pada sambungan secara aman dan kontraksi berbagai bahan bangunan, untuk
menyerap getaran, untuk menahan bagian-bagian tertentu bersama-sama, atau
untuk memungkinkan gerakan karena pergerakan tanah atau gempa bumi.
Sambungan ini umumnya ditemukan di antara bagian-bagian dari trotoar,
jembatan, rel kereta api, sistem perpipaan, kapal, tangki air dan struktur lainnya.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Sambungan_siar)
1) Siar Cor
Siar cor digunaan untuk menjamin kontinuitas tulangan dengan peekatan
antara beton baru dengan yang lama. (Perencanaan Beton Bertulang; 272)
2) Siar Gerak
Siar yang digunakan untuk mengurangi kemungkinan pemusatan tegangan
susut akibat perubahan suhu yang tidak dikehendaki. (Perencanaan Beton
Bertulang; 273)
Siar gerak dibagi menjadi 2 tipe yaitu:
a) Siar Susut Parsial
5

Gambar 1.6 Siar Susut Parsial


b) Siar Susut Sempurna

Gambar 1.7 Siar Susut Sempurna

Gambar 1.8 Sliding Joint


Gambar 1.9 Construction Joint

2.3. Masalah Masalah Perencanaan dan Pelaksanaan


Untuk menjamin suatu konstruksi kedap air, beton harus mempunyai
tulangan yang cukup pada bagian-bgian dimana mungkin terjadi tarikan.
Dengan alas an ini, maka penting untuk dapat memeperkirakan bentuk lendutan
6

konstruksi atau bagian-bagiannya yang seara terpisah. Di dalam perhitungan


rencana, harus ditinjau tegangan-tegangan tarik akibat setiap gaya tarik
langsung, seperti halnya tegangan lentur.
Pada sudut-sudut dan pada sambungan-sambungan bagian konstruksi,
harus disediakan kontinuitas tulangan untuk mencegah retak. Tulangan ini harus
diperpanjang dengan baik di luar tempat yang diperlukan untuk menahan
tegangan tarik, terutama pada bidang yan berhubungan langsung dengan cairan
yang ditahan.
Retak tidak hanya terjadi karena lentur dan susut, tetapi juga dari
penurunan muka tanah dan gempa pada beberapa daerah. Maka harus diberikan
perhatian teliti terhadap aspek-aspek geologi pada lokasi yang diusulkan, dan
terutama terhadap kemungkinan penurunan. Kadang kita perlu menyediakan
siar-siar gerak untuk mengatasi hal tersebut.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Metode Perencanaan
Perencanaan konstruksi-konstruksi penahan air dapat dikerjakan baik
dengan perencanaan keadaan batas, maupun perencanaan keadaan plastis.
3.2. Perencanaan Elastik
Metode ini berdasarkan pada beban-beban kerja dan tegangan-tegangan
yang diizinkan di dalam beton dan baja yang dipertimbangkan akan terjadi
didalam daerah elastik.
Perhitungan-perhitungan dikerjakan dengan berdasarkan pada dua kriteria yaitu
Kekuatan dan Pertahanan terhadap retak.
Perhitungan kekuatan menganggap suatu tampang retak. Tegangantegangan baja yang rendah ditentukan dengan maksud untuk membatasi lebar
retak-retak dan karenanya mengurangi kesempatan terjadinya kebocoran dan
berkaratnya tulangan.
Faktor-faktor menentukan yang tidak dapat dihindarkan di dalam analisis
semacam ini adalah tegangan tarik izin di dalam beton, dengan tegangan7

tegangan baja dan beton yang dihubungkan oleh kesesuaian regangan melintasi
tampang.
Perhitungan-perhitungan untuk ketahanan retak harus dikerjakan untuk
1) Permukaan yang bersentuhan dengan cairan untuk tampang-tampang yang
lebih tebal dari 225 mm.
2) Kedua permukaan untuk tampang-tampang dengan tebal 225 mm atau
kurang.
Tampang-tampang yang lebih tebal dari 225 mm direncanakan untuk kekuatan
hanya pada permukaan-permukaan yang jauh dari cairan.
Oleh karena itu, perencanaan berdasarkan metode elastik, terdiri dari
merencanakan kekuatan, memeriksa ketahanan terhadap retak dan
memperbesar ukuran bagian konstruksi atau luas tulangan, kalau perlu.

Metode elastik perhitungan kekuatan, tegangan izin beton


Tegangan izin beton (N/mm2)
Mutu
Beton

30
25

Tekan

Lekat

Langsung

Akibat
Lentur

Geser

8,37
6,95

11,0
9,15

0,87
0,77

Rata-rata

Lokal

1,0
0,9

1,49
1,36

Tegangan lekat penjangkaran rata-rata:


a) x 1,4 untuk batang-batang yang diprofilkan.
b) x 0,7 untuk batang-batang horizontal dalam tarikan langsung.
3.3. Syarat Penulangan Water Tank
1) Tulangan harus diletakkan secara normal di dekat permukaan beton akan
tetapi penutup beton tidak boleh kurang dari 40mm.
2) Untuk keadaan keliling A dan B luas baja minimum pada masing-masing
dari kedua arah yang tegak lurus, biasanya diambil sebesar rkrit atau 2/3 rkrit
menurut sususan sambungan:
a. Pada bagian konstruksi sampai setebal 200mm, luas tulangan harus
dalam satu lapis.
b. Pada bagian konstruksi yang lebih tebal dari 200mm, tulangan harus
dibagi sama rata sehingga terdapat satu lapis pada masing-masing
permukaan.
c. Pada bagian konstruksi yang lebih tebal dari 500mm, h harus diambil
sebesar 500mm.
8

d. Syarat ke-3 dapat dikurangi untuk plat-plat di dalam tanah.

Tabel 1.1 Tabel Metode Keadaan batas pembatasan-pembatasan untuk Beton


Bertulang

3.4. Contoh Soal


Tampang melintang dari tangki yang harus direncanakan diperlihatkan dalam
gambar. Pelat lantai dari tangki mempunyai bentang di antara balok-balok
penumpu pada B dan C. dipakai suatu beton mutu 30 dan batang-batang baja
untuk polos (1 m3 air mempunyai berat 9,81 KN/m3). Kekuatan tarik beton
berumur 3 hari fct = 1,3 N/mm2.
Untuk dinding h = 200 mm dan d = 150 mm.
Untuk pelat h = 300 mm dan d = 250 mm.
a) Dinding
Berhubungan air adalah pada sisi tarik, maka kekuatan maupun retak, keduaduanya, harus diencanakan untuk
Tekanan air pada dasar dinding = 9,81 x 2,0 = 19,62 KN/m2.
Untuk bentang-efektif konsol dan ditinjau panjang dinding 1 m.

3.5. Pertanyaan dan Jawaban Presentasi


1. Apakah dalam pembuatan tangki air harus memiliki kriteria tertentu? Dan
bagaimanakah cara perawatan tangki air jika terjadi kerusakan atau
kebocoran?
Jawaban:
2. Apa perbedaan antara siar cor dan siar gerak?
Jawaban:
3. Apa nama papan yang digunakan untuk membuat tangki air precast dan
bahan apa yang digunakan untuk grouting?
Jawaban:

10

Anda mungkin juga menyukai