Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
Liken simplek kronik dikenal juga dengan neurodermatitis sirkumskripta,
atau Liken Vidal. Liken simplek kronik adalah peradangan kulit kronis, disertai
rasa gatal, sirkumskrip, yang khas ditandai dengan kulit yang tebal dan
likenifikasi (garis kulit tampak lebih menonjol). Likenifikasi pada kasus ini terjadi
akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang, karena berbagai rangsangan
pruritogenik. Keluhan dan gejala dapat muncul dalam waktu hitungan minggu
hingga bertahun-tahun. Liken simplek kronik merupakan penyakit yang sering
ditemui pada masyarakat umum terutama pada usia dewasa, dan puncak
insidennya antara 30-50 tahun. 1`
Keluhan utama yang dirasakan pasien dapat berupa gatal yang bersifat
paroksismal, dan dirasakan pasien terutama jika tidak beraktivitas. Lesi yang
timbul dapat muncul hanya pada satu tempat, tetapi dapat juga dijumpai pada
beberapa tempat.1,2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Neurodermatitis (Liken Simpleks Kronis) 1
2.1.1 Definisi
Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, ditandai dengan kulit tebal dan
garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu,
akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang karena berbagai rangsangan
pruritogenik.
2.1.2 Anamnesis
Pada hasil anamnesis penderita mengeluh gatal sekali, terutama malam
hari dapat mengganggu tidur. Rasa gatal memang tidak terus menerus, biasanya
pada waktu tidak sibuk, bila muncul sulit ditahan untuk tidak digaruk. Penderita
merasa enak bila digaruk: setelah luka baru hilang rasa gatalnya untuk sementara.
Tidak biasa terjadi pada anak. Tetapi pada usia dewasa ke atas, puncak
insiden pada usia antara 30-50 tahun. Wanita lebih sering dari pada pria.
2.1.3. Pemeriksaan Fisik
Lesi biasanya tunggal, pada awalnya berupa plak eritema, sedikit
edematosa, lambat laun edema dan eritema menghilang, bagian tengah berskuama
dan menebal, likenifikasi dan ekskoriasi, sekitarnya hiperpigmentasi.
Lesi dapat timbul dimana saja, tetapi yang biasa ditemukan ialah di scalp,
tengkuk, samping leher, lengan bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perianal,
paha bagian medial, lutut, tungkai bawah lateral, pergelangan kaki bagian depan
dan punggung kaki.
Variasi klinis LSK dapat berupa prurigo nodularis, akibat garukan atau
korekan tangan penderita yang berulang-ulang pada suatu tempat lesi. Lesi berupa
nodus berbentuk kubah, permukaan mengalami erosi tertutup krusta dan skuama.
Lambat laun menjadi keras dan menjadi lebih gelap. Lesi biasanya multiple,
histopatologi
neurodermatitis
sirkumskripta
berupa
2.9. Penatalaksanaan
2.2 Psoriasis1
2.2.1 Definisi
Psoriasis ialah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan
residif, ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan
skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan, disertai fenomena tetesan lilin,
auzpitz dan kobner.
2.2.2 Anamnesis
Dari hasil anamnesis, sebagian penderita mengeluh gatal ringan.
Didapatkan insiden pada pria lebih banyak dari wanita. Psoriasis terdapat pada
semua usia tapi umumnya pada orang dewasa. Factor genetic ikut berperan.
Berbagai factor pencetus pada psoriasis: stress psikis, infeksi fokal,
trauma, endokrin , gangguan metabolic, obat, alcohol dan merokok. Stress psikis
merupakan factor pencetus utama.infeksi local berhubungan dengan salah satu
bentuk psoriasis gutata. Umumnya infeksi disebabkan oleh streptococcus.
2.2.3 Pemeriksaan Fisik
Tempat predileksi pada scalp, perbatasan daerah tersebut dengan muka,
ekstremitas bagian ekstensor terutama siku, lutut dan daerah lumbosakral.
Kelainan kulit terdiri atas bercak eritem yang meninggi dengan skuama
diatasnya. Eritem sirkumskrip dan merata, tetapi pada stadium penyembuhan
sering eritema ditengah menghilang dan hanya terdapat di pinggir. Skuama
berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika, serta transparan. Besar
kelainan bervariasi: lentikular, nummular atau plakat, dapat berkonfluensi. Jika
sebelumnya disebet psoriasis gutata, biasanya pada anak-anak dan dewasa muda
dan terjadi setelah infeksi akut oleh streptococcus.
dasar vaselin,
fungsinya
sebagai
emolien
dengan
akibat
2.3
Dermatitis Numularis1
2.3.1 Definisi
Dermatitis numularis adalah dermatitis berupa lesi berbentuk mata uang
(coin) atau agak lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa papulovesikel,
biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing)
2.3.2 Anamnesis
Dermatitis numularis pada orang dewasa terjadi lebih sering pada pria
dari pada wanita. Usia puncak awitan pada kedua jenis kelamin antara 55 dan
65tahun, pada wanita usia puncak terjadi juga pada usia 15 sampai 25 tahun.
Dermatitis numularis tidak biasa ditemukan pada anak, bila ada timbulnya jarang
pada usia sebelum satu tahun, umumnya kejadian meningkat seiring dengan
meningkatnya usia.
Penyebabnya tidak diketahui, Namun beberapa penulis menemukan
insidens penyakit ini tinggi pada penderita atopi. Plak numular sering ditemukan
pada penderita ekzem atopi. Banyak faktor predisposisi, baik predisposisi primer
maupun sebagai predisposisi sekunder telah diketahui sebagai agen etiologi.
Staphylococci dan mikrokokus diketahui sebagai penyebab langsung melalui
mekanism hipersensitivitas. Namun demikian, perannya secara patogenesis belum
juga diketahui. . Dalam beberapa kasus, adanya tekanan emosional, trauma lokal
dan kontak dengan bahan kimia dapat mempengaruhi timbulnya dermatitis
numular, tetapi bukan merupakan penyebab utama. Lingkungan dengan
kelembaban rendah dapat pula memicu kekambuhan. Kulit penderita dermatitis
numular cenderung kering akibat hidrasi stratum korneum rendah.Jumlah SP
(substansi P), VIP (vasoactive intestinal polypeptide), dan CGRP (calcitonin
genrelated peptide) meningkat didalam serabut dermal. Dermatitis pada dewasa
tidak berhubungan dengan atopi. Pada anak, lesi numularis terjadi pada dermatitis
atopic.
pada kasus yang berat dan refrakter, dalam jangka pendek. Pruritus dapat diobati
dengan antihistamin golongan H1, misalnya hidroksisin HCl.
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas Pasien
Nama
: Tn. H
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 44 tahun
Pendidikan
: SMA
Suku/Bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Menikah
Pekerjaan
: Pedagang
Alamat
Palembang.
Tanggal pemeriksaan : 13 Juli 2016
3.2 Anamnesa
Diperoleh secara autoanamnesis di poliklinik IKKK RSUD Palembang BARI
pada tanggal 13 Juli 2016, pukul 11.40 WIB.
Keluhan Utama :
Timbul bercak kemerahan dan kulit menebal di punggung kaki kiri sejak 1
bulan yang lalu.
Keluhan Tambahan
Gatal
Riwayat Perjalanan Penyakit :
Sejak kurang lebih 4 bulan yang lalu pasien mengeluh timbul bintil
kemerahan di punggung kaki kiri sebesar biji jagung.keluhan disertai gatal. Gatal
semakin hebat dan pasien sering menggaruk bintil tersebut. Kemudian bintil
tersebut berisi cairan yang disekitarnya terdapat bercak kemerahan. Karena sering
digaruk bintil-bintil tersebut pecah dan kulit kulit disekitar menjadi lecet.
Kemudian bekas garukan menjadi kehitaman dan masih tetap gatal.
10
Sekitar kurang lebih 3 bulan yang lalu pasien berobat ke salah satu klinik
dokter di plaju dan diberikan obat salep dan pil, namun pasien lupa nama obat
tersebut. Pasien mengaku keluhannya berkurang, tetapi pasien tidak control ulang
sehingga keluhannya muncul lagi.
Sekitar kurang lebih 2,5 bulan yang lalu bercak kemerahan dan bintil
kemerahan semakin meluas di punggung kaki kiri. Pasien mengaku semakin
sering menggaruk tempat gatal tersebut. Kulit bekas garukan tampak tebal, kasar
dan bersisik. Pasien mengatakan gatal timbul setiap saat, ketika beraktivitas
maupun istirahat.pasien juga mengatakan tidurnya terganggu akibat gatal tersebut.
Sebelum timbul keluhan, pasien mengaku tidak mengalami trauma karena
gesekan atau luka bakar oleh bahan kimia maupun gigitan serangga.
Karena gejala dan penyakitnya tidak sembuh, kemudian pasien datang ke
RSUD Palembang BARI.
Riwayat Pengobatan :
Pasien mengatakan bahwa pernah berobat dengan keluhan yang sama,
tetapi sembuh sebentar dan setelah itu berulang kembali.
Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap makanan, obat,
maupun bahan-bahan alergen lainnya.
Riwayat penyakit terdahulu :
Riwayat menderita penyakit dengan keluhan yang sama disangkal.
Riwayat penyakit dalam keluarga :
Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita penyakit serupa dan
tidak ada riwayat alergi pada keluarga
11
Riwayat Higiene:
Pakaian dan peralatan mandi dikatakan hanya dipergunakan oleh pasien
sendiri, pasien mengaku mandi 2 kali sehari, pagi dan sore dengan menggunakan
air PAM.
3.3 Pemeriksaan Fisik
Status generalis
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Suhu
: 36,5 C
Pernapasan
: 20 x/menit
KEPALA
: Normocephali
Wajah
: Simetris
Mata
Hidung
Mulut
Telinga
Leher
THORAKS
Inspeksi
12
Palpasi
: Tidak dilakukan
Perkusi
: Tidak dilakukan
Auskultasi
ABDOMEN
Inspeksi
: Datar
Palpasi
: Tidak dilakukan
Perkusi
: Tidak dilakukan
Auskultasi
EKSTREMITAS
Ekstremitas superior :
Kelainan gerak (-), atrofi otot (-), oedem (-)
Kuku
Sendi
Kulit
Ekstremitas inferior :
Kelainan gerak (-), atrofi otot (-), oedem (-);
Kuku
Sendi
Kulit
13
Status Dermatologis :
Lokasi
Efloresensi
Foto pasien
14
3.6 Resume
Sejak kurang lebih 4 bulan yang lalu pasien mengeluh timbul bintil
kemerahan di punggung kaki kiri sebesar biji jagung.keluhan disertai gatal. Gatal
semakin hebat dan pasien sering menggaruk bintil tersebut. Kemudian bintil
tersebut berisi cairan yang disekitarnya terdapat bercak kemerahan. Karena sering
digaruk bintil-bintil tersebut pecah dan kulit kulit disekitar menjadi lecet.
Kemudian bekas garukan menjadi kehitaman dan masih tetap gatal.
Sekitar kurang lebih 3 bulan yang lalu pasien berobat ke salah satu klinik
dokter di plaju dan diberikan obat salep dan pil, namun pasien lupa nama obat
tersebut. Pasien mengaku keluhannya berkurang, tetapi pasien tidak control ulang
sehingga keluhannya muncul lagi.
Sekitar kurang lebih 2,5 bulan yang lalu bercak kemerahan dan bintil
kemerahan semakin meluas di punggung kaki kiri. Pasien mengaku semakin
sering menggaruk tempat gatal tersebut. Kulit bekas garukan tampak tebal, kasar
dan bersisik. Pasien mengatakan gatal timbul setiap saat, ketika beraktivitas
maupun istirahat.pasien juga mengatakan tidurnya terganggu akibat gatal tersebut.
Sebelum timbul keluhan, pasien mengaku tidak mengalami trauma karena
gesekan atau luka bakar oleh bahan kimia maupun gigitan serangga.
Karena gejala dan penyakitnya tidak sembuh, kemudian pasien datang ke
RSUD Palembang BARI.
Efloresensi pada regio dorsum pedis sinistra: tampak plak hiperpigmentasi
multiple sebagian diskret sebagian konfluens . ukuran terkecil 0,5 cm x0,5 cm dan
ukuran terbesar 3,5 cm x 4 cm dilapisi skuama tipis berwarna putih dan
mengalami likenifikasi.
3.8 Diagnosis Kerja
Neurodermatitis (Liken Simpleks Kronis)
15
3.7 Penatalaksanaan
Pengobatan umum
-
Mengurangi
menggaruk
daerah
gatal
tersebut
karena
akan
menimbulkan perlukaan
-
Makan obat secara teratur dan pengolesan obat topikal sesuai anjuran.
Khusus:
Topikal:
Desoximetasone 0,25% ointment 15 gr dioleskan pada lesi 3x sehari
Sistemik
Cetirizine HCl tab 10 mg 1x sehari
3.8. PROGNOSIS
Quo ad vitam
Quo ad functionam
Quo ad sanationam
: bonam
: bonam
: bonam
BAB IV
16
PEMBAHASAN
Liken Simpleks kronik adalah peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip,
dank has ditandai dengan likenifikasi. Likenifikasi merupakan pola yang
terbentuk dari respon kutaneus akibat garukan dan gosokan yang berulang dalam
waktu yang cukup lama. Likenifikasi timbul secara klinis tampak berupa
penebalan kulit, dengan peningkatan garis permukaan kulit pada daerah yang
terkena sehingga tampak seperti kulit batang kayu. 1
Sejak kurang lebih 4 bulan yang lalu pasien mengeluh timbul bintil kemerahan di
punggung kaki kiri sebesar biji jagung.keluhan disertai gatal. Gatal semakin hebat
dan pasien sering menggaruk bintil tersebut. Kemudian bintil tersebut berisi
cairan yang disekitarnya terdapat bercak kemerahan. Karena sering digaruk bintilbintil tersebut pecah dan kulit kulit disekitar menjadi lecet. Kemudian bekas
garukan menjadi kehitaman dan masih tetap gatal.
Sekitar kurang lebih 3 bulan yang lalu pasien berobat ke salah satu klinik
dokter di plaju dan diberikan obat salep dan pil, namun pasien lupa nama obat
tersebut. Pasien mengaku keluhannya berkurang, tetapi pasien tidak control ulang
sehingga keluhannya muncul lagi.
Sekitar kurang lebih 2,5 bulan yang lalu bercak kemerahan dan bintil
kemerahan semakin meluas di punggung kaki kiri. Pasien mengaku semakin
sering menggaruk tempat gatal tersebut. Kulit bekas garukan tampak tebal, kasar
dan bersisik. Pasien mengatakan gatal timbul setiap saat, ketika beraktivitas
maupun istirahat.pasien juga mengatakan tidurnya terganggu akibat gatal tersebut.
Sebelum timbul keluhan, pasien mengaku tidak mengalami trauma karena
gesekan atau luka bakar oleh bahan kimia maupun gigitan serangga.
Karena gejala dan penyakitnya tidak sembuh, kemudian pasien datang ke
RSUD Palembang BARI.
Efloresensi pada regio dorsum pedis sinistra: tampak plak hiperpigmentasi
multiple sebagian diskret sebagian konfluens . ukuran terkecil 0,5 cm x0,5 cm dan
ukuran terbesar 3,5 cm x 4 cm dilapisi skuama tipis berwarna putih dan
mengalami likenifikasi.
17
BAB V
KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
19
1. Sularsito, Sri Adi dan Suria Djuanda. 2011. Dermatitis. Dalam: Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ke-6. Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia.
2. Siregar RS. Neurodermatitis Sirkumskripta. Dalam: Atlas Berwarna
Saripati Penyakit. Jakarta, EGC.2006
20