Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Peternakan di Indonesia sejak zaman kemerdekaan sampai saat ini sudah semakin
berkembang dan telah mencapai kemajuan yang cukup pesat. Sebenarnya, perkembangan
kearah komersial sudah ditata sejak puluhan tahun yang lalu, bahkan pada saat ini peternakan
di Indonesia sudah banyak yang berskala industri. Perkembangan ini tentu saja harus
diimbangi dengan pengelolaan yang profesional dan disertai dengan tata laksana yang baik.
Tanpa pengelolaan dan tata laksana yang baik, produksi ternak yang akan dihasilkan tidak
akan sesuai dengan harapan, bahkan peternak bisa mengalami kerugian yang cukup besar
(AAK, 1991).
Usaha ternak merupakan suatu proses mengkombinasikan faktor faktor produksi
berupa lahan, ternak, tenaga kerja, dan juga modal untuk menghasilkan produk peternakan.
Keberhasilan usaha ternak sapi bergantung pada tiga unsur yaitu bibit, pakan, dan
manajemen atau pengelolaan. Manajemen mencakup pengelolaan perkawinan, pemberian
pakan, perkandangan, dan kesehatan ternak. Manajemen juga mencakup penanganan hasil
ternak, pemasaran, dan pengaturan tenaga kerja (Santoso, 2001).
Usaha ternak juga merupakan suatu kegiatan peternakan dimana peternak dan
keluarganya melakukan pemeliharaan ternak yang bertujuan memperoleh hasil dan
pendapatan, sedangkan sistem usaha ternak sapi potong adalah suatu sistem usaha yang
terdiri dari komponen komponen yang saling berkaitan terhadap usaha pemeliharaan sapi
potong. Peternak memilih mengusahakan ternak sapi dengan beberapa tujuan. Bagi peternak,
ternak sapi berfungsi sebagai sumber pendapatan, protein hewani, dan tenaga kerja serta
penghasil pupuk. Fungsi lain adalah sebagai penghasil bibit dan tabungan. Besarnya

Universitas Sumatera Utara

kontribusi ternak sapi terhadap pendapatan bergantung pada jenis sapi yang dipelihara, cara
pemeliharaan, dan alokasi sumber daya yang tersedia di masing masing wilayah.
Namun,

pemeliharaan

ternak

secara

ekstensif

(tradisional)

menyebabkan

produktivitasnya rendah sehingga pendapatan juga menjadi rendah. Sapi merupakan hewan
yang potensial dan secara genetik mempunyai kemampuan adaptasi tinggi terhadap
lingkungan tropis. Produktivitas ternak dapat ditingkatkan dengan memperbaiki efesiensi
produksi, antara lain meningkatkan kelahiran pedet, memperpendek jarak beranak,
memperpanjang masa produksi, serta mengoptimalkan pengelolaan perkawinan guna
menyediakan bakalan (Santoso, 1997).
Usaha ternak sapi potong merupakan usaha yang saat ini banyak dipilih rakyat
untuk dibudidayakan. Kemudahan dalam melakukan budidaya serta kemampuan ternak
untuk mengkonsumsi limbah pertanian menjadi pilihan utama. Sebagian besar skala
kepemilikan sapi potong di tingkat rakyat masih kecil yaitu antara 5 sampai 10 ekor. Hal ini
dikarenakan usaha ternak yang dijalankan oleh rakyat umumnya hanya dijadikan sampingan
yang sewaktu waktu dapat digunakan jika petani peternak memerlukan uang dalam jumlah
tertentu ( Y.B. Sugeng, 1992)
Pada sistem pemeliharaan yang kurang baik umumnya peternak memberikan pakan
yang tidak menentu, peternak umumnya tidak mengerti nilai padang penggembalaan dan
peternak biasanya tidak mengusahakan lahan yang cukup untuk memungkinkan peternak
menanam tanaman khusus sebagai pakan ternak, sapi sapi dibiarkan merumput mencari
makan pada semak semak. Mereka mungkin diberi berbagai konsentrat sisa pabrik seperti
dedak padi, tetapi pada banyak negara, makanan seperti itu diberikan untuk makanan ayam.
Padahal sistem pemeliharaan yang baik akan memberikan hasil produksi yang jauh lebih baik
pula (Bambang, 1990).

Universitas Sumatera Utara

Usaha peternakan sapi potong didominasi oleh peternakan rakyat yang berskala
kecil. Peternakan bukanlah suatu hal yang jarang dilaksanakan. Hanya saja skala
pengelolaanya masih merupakan usaha sampingan yang tidak diimbangi dengan permodalan
dan pengelolaan yang memadai. Hampir semua rumah tangga (terutama di pedesaan) yang
mengusahakan ternak sebagai bagian kegiatan sehari hari (Siregar, 1996).
Pengembangan sapi potong sebagai salah satu ternak potong yang masih banyak
mengalami hambatan karena pemeliharaannya. Pemeliharaan sapi potong yang masih
tradisional jelas kurang menguntungkan karena tidak diharapkan berproduksi secara
maksimal, hal ini disebabkan karena tidak adanya pengaawasan yang baik tentang makanan,
pemberian pakannya hanya sekedarnya, tanpa mempehitungkan kebutuhan standar gizi,
bahkan seing dijumpai sapi potong dilepas begitu saja untuk mencari makanan sendiri, tata
laksana pemeliharaannya juga tidak terprogram dengan baik dan kandangnya hanya dibuat
sekedar untuk tempat berlindung dari teriknya matahari diwaktu siang dan udara yang dingin
diwaktu malam (Santoso, 2008).
Peternak sapi potong merupakan orang yang mengusahakan ternak sapi dimulai dari
pemeliharaan bibit hingga sapi tersebut dewasa dan siap untuk dijual pada konsumen. Usaha
ternak sapi potong secara langsung berpengaruh terhadap pendapatan keluarga, karena
pendapatan yang diperoleh dari usaha ternak sapi potong dapat memberikan kontribusi yang
cukup baik terhadap pendapatan keluarga, dimana kontribusi pendapatan keluarga adalah
seberapa besar kontribusi atau sumbangan pendapatan bersih usaha ternak sapi potong
terhadap pendapatan keluarga sedangkan pendapatan bersih adalah selisih antara total
penerimaan dengan total biaya usaha ternak sapi tersebut (Anonimous, 2010)
Jumlah populasi sapi potong di Sumatera Utara yang tertinggi adalah di kabupaten
Langkat yaitu sebanyak 88.838 ekor dari jumlah populasi sapi potong di Sumatera Utara,

Universitas Sumatera Utara

dimana kabupaten Deli Serdang berada di urutan ke 7 sebagai salah satu daerah yang
memiliki populasi sapi potong sebanyak 23.188 ekor dapat dilihat pada lampiran 1
(terlampir). Salah satu kecamatan di Kabupaten Deli Serdang provinsi Sumatera Utara yang
mempunyai populasi ternak sapi potong yang cukup tinggi setelah Kecamatan Hamparan
Perak adalah kecamatan Percut Sei Tuan yaitu sebesar 3280 ekor (lampiran 2) dan desa Cinta
rakyat memiliki jumlah ternak sapi potong yang terbesar yakni 385 ekor dari jumlah populasi
ternak sapi potong yang ada di kecamatan Percut Sei Tuan. Sebagaimana dapat dilihat pada
lampiran 3 (terlampir).
Penelitian ini dilakukan di daerah Kabupaten Deli Serdang, tepatnya di Desa Cinta
Rakyat, Kecamatan Percut sei Tuan karena dari hasil kegiatan pra survei dapat dilihat bahwa
potensi daerah tersebut masih cukup baik sebagai produsen sapi potong, tetapi dari lampiran
1 jumlah populasi di Kabupaten Deli Serdang mengalami penurunan setiap tahunnya.
Keadaan tersebut yang menjadi fokus penelitian yaitu bagaimana sistem usaha ternak sapi
potong yang telah dilaksanakan di daerah tersebut sehingga berpengaruh terhadap jumlah
populasi sapi potong yang dihasilkan.
Pada kabupaten Deli serdang, khususnya di desa Cinta rakyat kecamatan Percut sei
tuan, usaha ternak sapi potong yang dilakukan oleh masyarakat peternak di daerah tersebut
sebagian besar merupakan sebagai mata pencaharian sampingan peternak, dimana usaha
utamanya adalah bertani, usaha dagang, berkebun dan berbagai usaha lainnya, padahal
dengan menerapkan sistem usaha ternak yang baik dapat memberikan hasil produksi yang
baik pula.
Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa usaha ternak sapi potong juga dapat
memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pendapatan keluarga dalam memenuhi
kebutuhan ekonomi serta kesejahteraan keluarga, tetapi dengan masih dilakukannya sistem

Universitas Sumatera Utara

usaha ternak sapi potong secara tradisional, maka hal tersebut dapat mempengaruhi
produktivitas ternak sapi potong tersebut.
Oleh karena itu, selain untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan sistem usaha
ternak sapi potong yang telah dilaksanakan oleh peternak, kontribusi usaha tersebut terhadap
pendapatan keluarga peternak juga menjadi fokus perhatian dari penelitian ini.

Identifikasi Masalah
Masalah masalah dalam penelitian adalah bagaimana pelaksanaan sistem
pemeliharaan ternak sapi potong, berapa besar pendapatan usaha ternak sapi potong, berapa
besar kontribusi usaha ternak sapi potong terhadap pendapatan keluarga, apa kendala yang
dihadapi dalam menjalankan usaha ternak sapi potong, dan solusi yang dapat dilakukan
dalam penyelesaian kendala yang ada dalam menjalankan usaha ternak sapi potong di daerah
penelitian.

Tujuan Penelitian
Mengetahui pelaksanaan sistem pemeliharaan ternak sapi potong, besar pendapatan
usaha ternak sapi potong, besar kontribusi usaha ternak sapi potong terhadap pendapatan
keluarga, kendala yang ada dalam menjalankan usaha ternak sapi potong dan solusi yang
dilakukan dalam penyelesaian kendala kendala tersebut di daerah penelitian.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi yang menjadi
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara, Medan, dan diharapkan dapat pula berguna untuk pihak pihak
yang berkepentingan dalam usaha ternak sapi potong

Universitas Sumatera Utara

Hipotesis Penelitian
Usaha ternak sapi potong memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap total
pendapatan keluarga

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai