Anda di halaman 1dari 23

AKUNTANSI SYARIAH DAN

PERKEMBANGAN TRANSAKSINYA DI
INDONESIA
ABSTRAK: Menurut literatur Islam akuntansi didefinisikan
suatu aktifitas yang teratur berkaitan dengan pencatatan
transaksi-transaksi, tindakan-tindakan, keputusan-keputusan
yang sesuai dengan syariat, dan jumlah-jumlahnya, didalam
catatan-catatan yang representatif, serta berkaitan dengan
pengukuran hasil-hasil keuangan yang berimplikasi pada
transaksi-transaksi,
tindakan-tindakan
dan
keputusankeputusan tersebut membantu pengambilan keputusan yang
tepat. (Zaid, 2004:57). Prinsip-prinsip akuntansi yaitu
sekumpulan petunjuk-petunjuk pelaksanaan yang bersifat
umum, yang wajib diambil dan dipergunakan sebagai petunjuk
dalam mengetahui dasar-dasar umum bagi akuntansi.
Pertumbuhan usaha perbankan syariah di Indonesia terbilang
cepat dan menjanjikan, dalam arti bahwa bisnis ini sangat jelas
memiliki prospek yang cerah.
Kata kunci: pengertian akuntansi, prinsip-prinsip akuntansi
syariah, kaidah akuntansi syariah, perkembangan transaksi
akuntansi di Indonesia.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Benarkah ilmu akuntansi ada dalam Islam? Partanyaan ini
begitu menggelitik, karena agama sebagaimana dipahami
banyak kalangan, hanyalah kumpulan norma yang lebih
menekankan pada persoalan moralitas. Dan karenanya prinsipprinsip kehidupan praktis yang mengatur tata kehidupan
modern dalam bertransaksi yang diatur dalam akuntansi, tidak
masuk dalam cakupan agama.
Anggapan terhadap akuntansi Islam (akuntansi yang
berdasarkan syariah Islam) wajar saja dipertanyakan orang.
Sama halnya pada masa lalu orang meragukan dan
mempetanyakan seperti apakah ekonomi islam Jika kita
mengkaji lebih jauh dan mendalam terhadap sumber dari
ajaran Islam Al-Quran maka akan menemukan ayat-ayat
maupun hadits-hadits yang membuktikan bahwa Islam juga
membahas ilmu akuntansi.
Agama diturunkan untuk menjawab persoalan manusia,
baik dalam tataran makro maupun mikro. Ajaran agama
memang harus dilaksanakan dalam segala aspek kehidupan.
Dalam pelaksanaannya, ajaran agama sebagai pesan-pesan
langit perlu penerjemahan dan penafsiran. Inilah masalah
pokoknya : membumikan ajaran langit. Di dunia, agama
harus dicari relevansinya sehingga dapat mewarnai tata
kehidupan budaya, politik, dan sosial-ekonomi umat. Dengan
demikian, agama tidak melulu berada dalam tataran normatif
saja. Karena Islam adalah agama amal. Sehingga penafsirannya
pun harus beranjak dari normatif menuju teoritis keilmuan yang
faktual. Eksistensi akuntansi dalam Islam dapat kita lihat dari
berbagai bukti sejarah maupun dari Al- Quran. Dalam Surat AlBaqarah ayat 282, dibahas masalah muamalah. Termasuk di
dalamnya kegiatan jual-beli, utang-piutang dan sewa-menyewa.
Dari situ dapat kita simpulkan bahwa dalam Islam telah
ada perintah untuk melakukan sistem pencatatan yang tekanan
utamanya adalah untuk tujuan kebenaran, kepastian,
keterbukaan, dan keadilan antara kedua pihak yang memiliki
hubungan muamalah. Dalam bahasa akuntansi lebih dikenal

dengan accountability. Wacana Akuntansi Syariah Akuntansi


konvensional yang sekarang berkembang adalah sebuah
disiplin dan praktik yang dibentuk dan membentuk
lingkungannya. Oleh karena itu, jika akuntansi dilahirkan dalam
lingkungan kapitalis, maka informasi yang disampaikannya pun
mengandung nilai-nilai kapitalis kemudian keputusan dan
tindakan ekonomi yang diambil pengguna informasi tersebut
juga mengandung nilai-nilai kapitalis.
Singkatnya, informasi akuntansi yang kapitalistik akan
membentuk jaringan kuasa yang kapitalistik juga. Jaringan
inilah yang akhirnya mengikat manusia dalam samsara
kapitalisme dan nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat
Islam dan barat terdapat perbedaan yang sangat besar. Dalam
masyarakat Islam terdapat sistem nilai yang melandasi setiap
aktivitas masyarakat, baik pribadi maupun komunal. Hal ini
tidak ditemukan dalam kehidupan masyarakat barat.
Perbedaan dalam budaya dan sistem nilai ini menghasilkan
bentuk masyarakat, praktik, serta pola hubungan yang berbeda
pula. Tujuan akuntansi syariah adalah terciptanya peradaban
bisnis dengan wawasan humanis, emansipatoris, transendental,
dan teologis. Dengan akuntansi syariah, realitas sosial yang
dibangun mengandung nilai tauhid dan ketundukan kepada
ketentuan Allah SWT.
1.2. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang penulisan ilmiah ini, penulis
mengidentifiksikan masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya sosialisasi dan pengetahuan masyarakat
tentang Akuntansi Syariah.
2. Masih banyak masyarakat yang menganggap Akuntansi
Syariah tidak berbeda dengan Akuntansi Konvensional.
3. Masih adanya kalangan yang menganggap akuntansi
syariah kurang tepat jika diterapkan di indonesia karena
prinsip akuntansi indonesia lebih cenderung ke akuntansi
konvensional yang berkiblat ke amerika.
1.3. Batasan Dan Rumusan Masalah
1.3.1.
Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis
memfokuskan permasalahan dilihat dari pengertian serta

prinsip Akuntansi baik syariah maupun konvensional, prinsip


syariah, serta sejarah dan perkembangan transaksi akuntansi
syariah di Indonesia.
1.3.2.
Perumusan Masalah
1. Mengetahui apa itu akuntansi syariah?
2. Menjelaskan perbedaan akuntansi syariah dan akuntansi
konvensional?
3. Menjelaskan
bagaimana
perkembangan
transaksi
akuntansi syariah di Indonesia
1.3.3
Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan ini adalah untuk:
1. Mengerti dan memahami apa itu akuntansi syariah.
2. Mengerti dan mengetahui perbedaan akuntansi syariah
dan akuntansi konvensional.
3. Mengetahui
bagaimana
perkembangan
transaksi
akuntansi syariah di dunia khususnya di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku
ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan
agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana
dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam. Bekerja
merupakan
suatu
kewajiban
karena
Allah
swt
memerintahkannya, sebagaimana firman-Nya dalam surat At
Taubah ayat 105 : Dan katakanlah, bekerjalah kamu, karena
Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman akan
melihat pekerjaan itu Karena kerja membawa pada keampunan, sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad saw :
Barang siapa diwaktu sorenya kelelahan karena kerja
tangannya, maka di waktu sore itu ia mendapat ampunan.
(HR.Thabrani dan Baihaqi) Dari paparan di atas, dapat
dinyatakan bahwa kaidah Akuntansi dalam konsep Syariah
Islam dapat didefinisikan sebagai kumpulan dasar-dasar hukum
yang baku dan permanen, yang disimpulkan dari sumbersumber Syariah Islam dan dipergunakan sebagai aturan oleh
seorang Akuntan dalam pekerjaannya, baik dalam pembukuan,
analisis, pengukuran, pemaparan, maupun penjelasan, dan
menjadi pijakan dalam menjelaskan suatu kejadian atau
peristiwa.
Akuntansi dalam Islam dapat kita lihat dari berbagai bukti
sejarah maupun dari Al-Quran. Dalam Surat Al-Baqarah ayat
282, dimana maksud dari surat ini adalah membahas masalah
muamalah. Termasuk di dalamnya kegiatan jual-beli, utangpiutang dan sewa-menyewa. Dari situ dapat kita simpulkan
bahwa dalam Islam telah ada perintah untuk melakukan sistem
pencatatan yang tekanan utamanya adalah untuk tujuan
kebenaran, kepastian, keterbukaan, dan keadilan antara kedua

pihak yang memiliki hubungan muamalah, dalam bahasa


akuntansi lebih dikenal dengan accountability. Akutansi secara
konvensional dipahami sebagai satu set prosedur rasional yang
digunakan untuk menyediakan informasi yang berguna dalam
pengambilan keputusan dan pengendalian. Akutansi dalam
pemahaman ini berfungsi sebagai benda mati yang paten
seperti teknologi yang konkret, tangible, dan value-free.2
Mereka berargumentasi bahwa akutansi harus memiliki standar
paten yang berlaku secara umum di semua organisasi, tidak
bisa dipengaruhi oleh kondisi lokal yang bisa menyebabkan
keberagaman model akutansi dan harus bebas nilai (valuefree). Karena akutansi yang tidak bebas nilai/sarat nilai (nonvalue-free) bisa menyulitkan dalam memahami informasi yang
disampaikan. Oleh karena itu, pendukung akutansi model ini
memilih untuk melakukan harmonisasi dalam praktek akutansi.
Dan dapat di simpulakn bahwa perbedaan antara akuntansi
syariah dengan akuntansi konvensional menurut pengertian
dari masing-masing akuntasi tersebut adalah : Akuntansi
konvensional dijadikan dasar dan ruh oleh akutansi ala Amerika
(modern atau konvensional sehingga tidak mengherankan
corak kapitalis muncul dalam praktik riilnya karena semuanya
mengarah pada batasan memberikan informasi semata tanpa
adanya spirit tanggung jawab (ataupun jika ada, ia hanya
bersifat horisontal bukan horisontal dan vertikal). Sedang kan
Akutansi shariah yang berbasiskan ruh ilahi adanya akuntansi
tersebut di simpulkan dari sumber-sumber islam dan di situ
adanya tanggung jawab dan Akuntansi Islam ada konsep
Akuntansi yang harus dipatuhi, yaitu hukum Syariah yang
berasal dari Tuhan yang bukan ciptaan manusia dan Akuntansi
Islam sesuai dengan kecenderungan manusia yaitu hanief yang
menuntut agar perusahaan juga memiliki etika dan tanggung
jawab sosial, bahkan ada pertanggungjawaban di akhirat,
dimana
setiap
orang
akan
mempertanggungjawabkan
tindakannya di hadapan Allah SWT.
A. Pengertian Akuntansi Syariah
Menurut surat Al-Baqarah ayat 282, Allah memerintahkan
untuk melakukan penulisan secara benar atas segala transaksi
yang pernah terjadi selama melakukan muamalah. Dan
menurut sejarah Pengertian akutansi adalah disebutkan muncul
di Italia pada abad ke-13 yang lahir dari tangan seorang

Pendeta Italia bernama Luca Pacioli yang menulis buku


Summa de Arithmatica Geometria et Propotionalita dengan
memuat satu bab mengenai Double Entry Accounting
System.
Dari sisi ilmu pengetahuan, Akuntansi adalah ilmu
informasi yang mencoba mengkonversi bukti dan data menjadi
informasi dengan cara melakukan pengukuran atas berbagai
transaksi dan akibatnya yang dikelompokkan dalam account,
perkiraan
atau
pos
keuangan seperti aktiva, utang, modal, hasil, biaya, dan laba
(Dapat dilihat dalam Al-Quran surat A-Baqarah :282).
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan,
hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang
penulis diantara kamu menuliskannya dengan benar. Dan
janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah
telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan
hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang
akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada
hutangnya.
Akuntansi Syariah adalah Secara etimologi, kata
akuntansi berasal dari bahasa inggris, accounting, dalam
bahasa Arabnya disebut Muhasabah yang berasal dari kata
hasaba, hasiba, muhasabah atau wazan yang lain adalah
hasaba,
hasban,
hisabah,
artinya
menimbang,
memperhitungkan
mengkalkulasikan,
mendata,
atau
menghisab, yakni menghitung dengan seksama atau teliti yang
harus
dicatat
dalam
pembukuan
tertentu.
Kata hisab banyak ditemukan dalam Al-quran dengan
pengertian yang hampir sama, yaitu berujung pada jumlah atau
angka, seperti Firman Allah SWT.
QS Al-Isra (17) : 12
. bilangan tahun-tahun dan perhitungan.
QS Al-Thalaq (65) : 8
. maka kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang
keras
QS Al-Insyiqah (84) : 8
. maka dia akan diperiksa dengan pemerikasaan yang
mjudah.

Kata hisab dalam ayat-ayat tersebut menunjukkan pada


bilangan atau perhitungan yang ketat, teliti, akurat, dan
accountable. Oleh karena itu, akuntasi adalah mengetahui
sesuatu dalam keadaan cukup, tidak kurang dan tidak pula
lebih.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa Akuntansi Syariah adalah suatu kegiatan identifikasi,
klarifikasi, dan pelaporan melalui dalam mengambil keputusan
ekonomi berdasarkan prinsip akad-akad syariah, yaitu tidak
mengandung zhulum (Kezaliman), riba, maysir (judi), gharar
(penipuan), barang yang haram dan membahayakan.
B. Prinsip-prinsip Akuntansi Syariah
a. Pertanggungjawaban (Accountability)
Prinsip pertanggungjawaban (accountability), merupakan
konsep yang tidak asing lagi dikalangan masyarakat muslim.
Pertanggungjawaban selalu berkaitan dengan konsep amanah.
Bagi kaum muslim, persoalan amanah merupakan hasil
transaksi manusia dengan Sang Khalik mulai dari alam
kandungan. Manusia dibebani oleh Allah SWT. untuk
menjalankan fungsi kekhalifahan di muka bumi. Inti
kekhalifahan adalah menjalankan atau menunaikan amanah.
Banyak ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang proses
pertanggungjawaban manusia sebagai pelaku amanah Allah
dimuka bumi. Implikasi dalam bisnis dan akuntansi adalah
bahwa individu yang terlibat dalam praktik bisnis harus selalu
melakukan pertanggungjawaban apa yang telah diamanatkan
dan diperbuat kepada pihak-pihak yang terkait.
b. Prinsip Keadilan
Menurut penafsiran Al-Quan surat Al-Baqarah; 282
terkandung prinsip keadilan yang merupakan nilai penting
dalam etika kehidupan sosial dan bisnis, dan nilai inheren yang
melekat dalam fitrah manusia. Hal ini berarti bahwa manusia
itu pada dasarnya memiliki kapasitas dan energi untuk berbuat
adil dalam setiap aspek kehidupannya. Pada konteks akuntansi,
menegaskan kata adil dalam ayat 282 surat Al-Baqarah,
dilakukan oleh perusahan harus dicatat dengan benar.
Misalnya, bila nilai transaksi adalah sebesar Rp. 265 juta, maka

akuntan (perusahaan) harus mencatat dengan jumlah yang


sama dan sesuai dengan nominal transaksi. Secara sederhana
dapat berarti bahwa setiap transaksi yang dengan kata lain
tidak ada window dressing dalam praktik akuntansi
perusahaan.
c. Prinsip Kebenaran
Prinsip ini sebenarnya tidak dapat dilepaskan dengan
prinsip
keadilan.
Sebagai contoh, dalam akuntansi kita selalu dihadapkan pada
masalah pengakuan, pengukuran laporan. Aktivitas ini akan
dapat dilakukan dengan baik apabila dilandaskan pada nilai
kebenaran. Kebenaran ini akan dapat menciptakan nilai
keadilan dalam mengakui, mengukur, dan melaporkan tansaksitransaksi dalam ekonomi. Maka, pengembangan akuntansi
Islam, nilai-nilai kebenaran, kejujuran dan keadilan harus
diaktualisasikan dalam praktik akuntansi. Secara garis besar,
bagaimana nilai-nilai kebenaran membentuk akuntansi syariah
dapat diterangkan.
Dari penjelasan di atas bahwa kata keadilan dalam kontek
aplikasi akuntansi mengandung dua makna:
1. Keadilan mengandung makna yang berkaitan dengan moral,
yaitu kejujuran, yang menempatkan faktor yang sangat
dominan. Tanpa kejujuran, informasi yang dihasilkan oleh
seorang akuntan akan berakibat fatal pada pemakai dan
pengguna laporan keuangan. Sehingga pengambilan
keputusanpun salah dan secara tidak langsung berdampak
pada masyarakat banyak.
2. Kata keadilan bersifat fundamental. Dimana kata adil disini
merupakan sebagai pendorong untuk melakukan upayaupaya dokontruksi terhadap keadaan akuntansi modern
menuju pada akuntansi yang lebih baik dan termoderinisasi
sesuai dengan nilai-nilai Islam yang ada.
Menurut pandangan beberapa kalangan yang lain akuntansi
Islam (syariah) mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut
adalah:

1. Prinsip Legitimasi Muamalat yaitu sasaran-sasaran,


transaksi-transaksi,
tindakan-tindakan
dan
keputusankeputusan itu sah dan benar menurut syariat.
2. Prinsip Entitas Spiritual adalah adanya pemisahan
kegiatan investasi dari pribadi yang melakukan pendanaan
terhadap kegiatan investasi dalam aktivitas perusahaan.
3. Prinsip Kontinuitas yaitu prinsip yang keberadaanya dapat
memberikan pandangan bahwa perusahaan itu akan terus
menjalankan kegiatannya sampai waktu yang tidak diketahui,
dan dilikuidasinya merupakan masalah pengecualian, kecuali
jika terdapat indikasi yang mengarah kepada kebalikannya.
Dari prinsip ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
a)
Umur perusahaan tidak tergantung pada umur pemiliknya.
b)
Mendorong manusia agar salalu beramal dan bekerja
keras, padahal ia mengetahui
bahwa dia akan tiada
suatu saat nanti.
C. Persamaan dan Perbedaan Akuntansi Syariah dan
Akuntansi Konvensional
Akuntansi syariah dan akuntansi konvensional merupakan
sifat akuntansi yang diakui oleh masyarakat ekonomi secara
umum. Keduanya merupakan hal yang tidak terpisahkan dari
masalah ekonomi dan informasi keuangan suatu perusahaan
atau sejenisnya. Untuk membedakan prinsip-prinsip dan
kaidah-kaidah dalam akuntansi syariah dan akuntansi
konvensional, dapat diuraikan sebagai berikut;
1. Persamaan prinsip akuntan syariah dan akuntansi
konvensional
1.
Prinsip pemisahan jaminan keuangan dengan prinsip
unit ekonomi;
2.
Prinsip penahunan (hauliyah) dengan prinsip periode
waktu atau tahun pembukuan keuangan;
4. Prinsip
pembukuan
langsung
dengan
pencatatan
bertanggal;
5. Prinsip kesaksian dalam pembukuan dengan prinsip
penentuan barang;
6. Prinsip perbandingan (muqabalah) dengan prinsip
perbandingan income dengan cost (biaya);

7. Prinsip kontinuitas (istimrariah) dengan kesinambungan


perusahaan;
8. Prinsip keterangan (idhah) dengan penjelasan atau
pemberitahuan.
2. Sedangkan perbedaannya, menurut Husein Syahatah,
dalam buku Pokok-Pokok Pikiran Akuntansi Islam,
antara lain terdapat pada hal-hal sebagai berikut:
a. Para ahli akuntansi modern berbeda pendapat dalam cara
menentukan nilai atau harga untuk melindungi modal pokok,
dan juga hingga saat ini apa yang dimaksud dengan modal
pokok (kapital) belum ditentukan. Sedangkan konsep Islam
menerapkan konsep penilaian berdasarkan nilai tukar yang
berlaku, dengan tujuan melindungi modal pokok dari segi
kemampuan produksi di masa yang akan datang dalam
ruang lingkup perusahaan yang kontinuitas;
b. Modal dalam konsep Akuntansi Konvensional terbagi
menjadi dua bagian, yaitu modal tetap (aktiva tetap) dan
modal yang beredar (aktiva lancar), sedangkan di dalam
konsep Islam barang-barang pokok dibagi menjadi harta
berupa uang (cash) dan harta berupa barang (stock),
selanjutnya barang dibagi menjadi barang milik dan barang
dagang;
c. Dalam konsep Islam, mata uang seperti emas, perak, dan
barang lain yang sama kedudukannya, bukanlah tujuan dari
segalanya, melainkan hanya sebagai perantara untuk
pengukuran dan penentuan nilai atau harga, atau sebagi
sumber harga atau nilai;
d. Konsep konvensional mempraktekan teori pencadangan dan
ketelitian dari menanggung semua kerugian dalam
perhitungan, serta mengenyampingkan laba yang bersifat
mungkin, sedangkan konsep Islam sangat memperhatikan
hal itu dengan cara penentuan nilai atau harga dengan
berdasarkan nilai tukar yang berlaku serta membentuk
cadangan untuk kemungkinan bahaya dan resiko;
e. Konsep konvensional menerapkan prinsip laba universal,
mencakup laba dagang, modal pokok, transaksi, dan juga
uang dari sumber yang haram, sedangkan dalam konsep
Islam dibedakan antara laba dari aktivitas pokok dan laba
yang berasal dari kapital (modal pokok) dengan yang
berasal dari transaksi, juga wajib menjelaskan pendapatan

dari sumber yang haram jika ada, dan berusaha


menghindari serta menyalurkan pada tempat-tempat yang
telah ditentukan oleh para ulama fiqih. Laba dari sumber
yang haram tidak boleh dibagi untuk mitra usaha atau
dicampurkan pada pokok modal;
f. Konsep konvensional menerapkan prinsip bahwa laba itu
hanya ada ketika adanya jual-beli, sedangkan konsep Islam
memakai kaidah bahwa laba itu akan ada ketika adanya
perkembangan dan pertambahan pada nilai barang, baik
yang telah terjual maupun yang belum. Akan tetapi, jual beli
adalah suatu keharusan untuk menyatakan laba, dan laba
tidak boleh dibagi sebelum nyata laba itu diperoleh.
a. Akuntansi Syariah
1. Keaadaan entitas didasarkan pada bagi hasil.
2. Kelangsungan usaha tergantung pada persetujuan kontrak
antara kelompok yang terlibat dalam aktivitas bagi hasil.
3. Setiap tahun dikenai zakat, kecuali untuk pertanian yang
dihitung setiap panen.
4. Menunjukkan pemenuhan hak dan kewajiban kepada Allah
SWT, masyarakat dan individu.
5. Berhubungan erat dngan konsep ketaqwaan, yaitu
pengeluaran materi maupun non-materi untuk memenuhi
kewajiban.
6. Berhubungan dengan pengukuran dan pemenuhan tugas
atau kewajiban kepada Allah AWT, masyarakat dan
individu.
7. Pemilihan teknik akuntansi dengan memperhatikan
dampak baik buruknya pada masyarakat.
b. Akuntansi Konvensional
1. Keadaan entitas dipisahkan antara bisnis dan pemilik.
2. Kelangsungan bisnis secara terus menerus, yaitu
didasarkan pada realisasi aset.
3. Periode akuntansi tidak dapat menunggu sampai akhir
kehidupan perusahaan dengan mengukur keberhasilan
aktivitas perusahaan.
4. Bertujuan untuk pengambilan keputusan.
5. Reabilitas pengurang digunakan dengan dasar pembuatan
keputusan
6. Dihubungkan dengan kepentingan relatif mengenai
informasi pembuatan keputusan.

7. Pemilihan teknik akuntansi yang sedikit berpengaruh pada


pemilik.
D. Perkembangan Transaksi Syariah
Akuntansi syariah pertama kali di terapkan Perbankan
Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan embelembel Islam, karena adanya kekhawatiran rezim yang berkuasa
saat itu akan melihatnya sebagai gerakan fundamentalis.
Perintisnya adalah Ahmad El Najjar. Sistem pertama yang
dikembangkan adalah mengambil bentuk sebuah bank
simpanan yang berbasis profit sharing (pembagian laba / bagi
hasil) pada tahun 1963. Kemudian pada tahun 70-an, telah
berdiri setidaknya 9 bank yang tidak memungut usaha-usaha
perdagangan dan industri secara langsung dalam bentuk
partnership dan membagi keuntungan yang didapat dengan
para penabung.
Baru kemudian berdiri Islamic Development Bank pada tahun
1974 disponsori oleh negara-negara yang tergabung dalam
Organisasi Konferensi Islam, yang menyediakan jasa finansial
berbasis fee dan profit sharing untuk negara-negara
anggotanya dan secara eksplisit menyatakan diri berdasar
pada syariah Islam.
Kemudian setelah itu, secara berturut-turut berdirilah sejumlah
bank berbasis Islam antara lain berdiri Dubai Islamic Bank
(1975), Faisal Islamic Bank of Sudan (1977), Faisal Islamic Bank
of Egypt (1977) serta Bahrain Islamic Bank (1979) Phillipine
Amanah Bank (1973) berdasarkan dekrit presiden, dan Muslim
Pilgrims Savings Corporation (1983).
Akuntansi pertama kali dikenal di Indonesia sekitar tahun
1960an, sementara akuntansi konvensional yang kita pahami
dari berbagai literature menyebutkan bahwa akuntansi pertama
kali berkembang di Italia dan dikembangkan oleh Lucas Pacioli
(1494). Pemahaman ini sudah mendarah daging pada
masyarakat akuntan kita. Olehnya itu, ketika banyak ahli yang
mengemukakan pendapat bahwa akuntansi sebenarnya telah
berkembang jauh sebelumnya dan di mulai di Arab, akan sulit
diterima oleh masyarakat akuntan.
Perkembangan akuntansi syariah beberapa tahun terakhir
sangat meningkat ini di tandai dengan seringnya kita
menemukan seminar, workshop, diskusi dan berbagai pelatihan
yang membahas berbagai kegiatan ekonomi dan akuntansi

Islam, mulai dari perbankan, asuransi, pegadaian, sampai pada


bidang pendidikan semua berlabel syariah.
Namun dokumen tertulis yang menyiratkan dan
mencermikan proses perjuangan perkembangan akuntansi
syariah masih sangat terbatas jumlahnya. Demikian pula
dengan sejarah perkembangan akuntansi syariah di Indonesia.
Kekurang tertarikan banyak orang terkait masalah ini, baik
sebagai bagian dari kehidupan penelitian maupun sebagai
sebuah ilmu pengetahuan menjadikan sejarah akuntansi
syariah
masih
sangat
minim
di
temukan.
Bank syariah sebagai landasan awal perkembangan akuntansi
syariah.
Perkembangan akuntansi syariah di Indonesia tidak dapat
dilepaskan dari proses pendirian Bank Syariah. Pendirian Bank
Muamalat Indonesia (BMI) merupakan landasan awal
diterapkannya ajaran Islam menjadi pedoman bermuamalah.
Pendirian ini dimulai dengan serangkaian proses perjuangan
sekelompok masyarakat dan para pemikir Islam dalam upaya
mengajak masyarakat Indonesia bermuamalah yang sesuai
dengan ajaran agama. Kelompok ini diprakarsai oleh beberapa
orang tokoh Islam, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia
(ICMI), serta Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang pada waktu
itu, sekitar tahun 1990-1991.
Setelah didirikannya bank syariah, terdapat keganjilan
ketika bank membuat laporan keuangan. Dimana pada waktu
itu proses akuntansi belumlah mengacu pada akuntansi yang
dilandasi syariah Islam. Maka selanjutnya munculah kebutuhan
akan
akuntansi
syariah
Islam.
Dan
dalam
proses
kemunculannya tersebut juga mengalami proses panjang.
Berdirinya
bank
syariah
tentunya
membutuhkan
seperangkat aturan yang tidak terpisahkan, antara lain, yaitu
peraturan perbankan, kebutuhan pengawasan, auditing,
kebutuhan pemahaman terhadap produk-produk syariah dan
Iain-Iain. Dengan demikian banyak peneliti yang meyakini
bahwa kemunculan kebutuhan, pengembangan teori dan
praktik akuntansi syariah adalah karena berdirinya bank
syariah. Pendirian bank syariah adalah merupakan salah satu
bentuk implementasi ekonomi Islam.
Tabel 1.1.Daftar jumlah kantor bank syariah di indonesia:
Kantor
Bank umum

20
03
2

20
04
3

20
05
3

20
06
3

20
07
3

20
08
5

20
09
6

20
10
11

20
11
11

2012(Ja
n)
11

syariah
Unit usaha
syariah
BPRS
Jumlah
Kantor

15

19

20

26

27

25

23

24

24

84
33
7

88
44
3

92
55
0

105
63
6

111
10
24

131
10
24

138
12
33

146
17
63

155
21
01

155
2202

Dengan demikian, berdasarkan data dokumen, dapat


diinterpretasikan bahwa keberadaan sejarah pemikiran tentang
akuntansi syariah adalah setelah adanya standar akuntansi
perbankan syariah, setelah terbentuknya pemahaman yang
lebih konkrit tentang apa dan bagaimana akuntansi syariah,
dan terbentuknya lembaga-lembaga yang berkonsentrasi pada
akuntansi syariah. jadi secara historis, sejak tahun 2002
barulah muncul ide pemikiran dan keberadaan akuntansi
syariah, baik secara pengetahuan umum maupun secara
teknis. Sebagai catatan, IAI baru membentuk Komite Akuntansi
Syariah di Indonesia.
Pada tahun 2007, terdapat setidaknya 3 institusi bank
syariah di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank
Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah. Sementara bank
umum yang telah memiliki unit usaha syariah adalah 19 bank
diantaranya merupakan bank besar seperti Bank Negara
Indonesia (Persero) dan Bank Rakyat Indonesia (Persero).
Sistem syariah juga telah digunakan oleh Bank Perkreditan
Rakyat, saat ini telah berkembang 104 BPR Syariah. Hanya
saja, aset perbankan syariah periode Maret 2006 baru tercatat
1,40 persen dari total aset perbankan
Sedangkan untuk pertumbuhan asetnya, sistem
perbankan Islam telah mengalami pertumbuhan yang cukup
pesat sebesar 74% per tahun selama kurun waktu 1998 sampai
2002 (nominal dari Rp. 479 milyar pada tahun 1998 menjadi
2.718 milyar pada tahun 2001). Dana pihak ketiga telah
meningkat dari Rp. 392 Milyar menjadi 1.806 milyar. (Bank
Indonesia, Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di
Indonesia, 2002: 5). Volume usaha mengalami pertumbuhan
rata-rata pertahun sebesar 64,98 % pada periode 2001-2003,
bahkan pada tahun 2004 pertumbuhannya mencapai 80,56 %.
Dari sisi ekspansi untuk pembiayaan meningkat sebesar 101,08
% dengan pertumbuhan dana yang dihimpun dari pihak ketiga
sebesar 85,33%.(
Berdasarkan perhitungan Bank Indonesia sampai akhir
November 2004 rasio antara pembiayaan dan penghimpunan

dana (financing to deposit ratio/FDR) mencapai 104,81 % dan


ini merupakan angka tertinggi bila dibandingkan dengan semua
perbankan syariah di negara-negara lain. Angka LDR (Loan
Deposit Ratio) mencapai tingkat yang lebih tinggi dibanding
perbankan konvensional Indonesia yang mencapai rata-rata
sebesar 48 %.
Sektor syariah yang sedang berkembang adalah transaksi
investasi syariah dan sektor keuangan non-bank Transaksi ini
terus mengalami peningkatan, diantaranya:
1. Obligasi Syariah(Sukuk)
Obligasi syariah berbeda dengan obligasi konvensional.
Semenjak ada konvergensi pendapat bahwa bunga adalah riba,
maka instrumen-instrumen yang punya komponen bunga
(interest-bearing instruments) ini keluar dari daftar investasi
halal. Karena itu, dimunculkan alternatif yang dinamakan
obligasi syariah. Sebenarnya obligasi yang tidak dibenarkan itu
adalah obligasi yang bersifat utang dengan kewajiban
membayar bunga (sistem riba).
Di dalam Islam, istilah obligasi lebih dikenal dengan istilah
sukuk. Merujuk kepada Fatwa Dewan Syariah Nasional No:
32/DSN-MUI/IX/2002, Obligasi Syariah adalah suatu surat
berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang
dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi Syariah yang
mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada
pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasil/margin/fee, serta
membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
Untuk menerbitkan obligasi syariah, beberapa persyaratan
harus dipenuhi, yakni aktivitas utama (core business) yang
halal, dan tidak bertentangan dengan substansi fatwa DSN.
2. Pasar Modal Syariah
Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan pasar
modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang
Pedoman Pelaksanan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.
Selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar modal terus
bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk
pada awal September 2002. Instrumen ini merupakan Obligasi
Syariah pertama dan akad yang digunakan adalah akad
mudharabah.

Sejarah Pasar Modal Syariah juga dapat ditelusuri dari


perkembangan institusional yang terlibat dalam pengaturan
Pasar Modal Syariah tersebut. Perkembangan tersebut dimulai
dari MoU antara Bapepam dan DSN-MUI pada tanggal 14 Maret
2003. MoU menunjukkan adanya kesepahaman antara
Bapepam dan DSN-MUI untuk mengembangkan pasar modal
berbasis syariah di Indonesia.
Dari sisi kelembagaan Bapepam-LK, perkembangan Pasar
Modal
Syariah
ditandai
dengan
pembentukan
Tim
Pengembangan Pasar Modal Syariah pada tahun 2003.
Selanjutnya, pada tahun 2004 pengembangan Pasar Modal
Syariah masuk dalam struktur organisasi Bapepam dan LK, dan
dilaksanakan oleh unit setingkat eselon IV yang secara khusus
mempunyai tugas dan fungsi mengembangkan pasar modal
syariah. Sejalan dengan perkembangan industri yang ada, pada
tahun 2006 unit eselon IV yang ada sebelumnya ditingkatkan
menjadi unit setingkat eselon III.
Pada
tanggal
23
Nopember
2006,
Bapepam-LK
menerbitkan paket Peraturan Bapepam dan LK terkait Pasar
Modal Syariah. Paket peraturan tersebut yaitu Peraturan
Bapepam dan LK Nomor IX.A13 tentang Penerbitan Efek
Syariah dan Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang digunakan
dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal. Selanjutnya,
pada tanggal 31 Agustus 2007 Bapepam-LK menerbitkan
Peraturan Bapepam dan LK Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan
Penerbitan Daftar Efek Syariah dan diikuti dengan peluncuran
Daftar Efek Syariah pertama kali oleh Bapepam dan LK pada
tanggal 12 September 2007.
Perkembangan Pasar Modal Syariah mencapai tonggak
sejarah baru dengan disahkannya UU Nomor 19 tahun 2008
tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada tanggal 7
Mei 2008. Undang-undang ini diperlukan sebagai landasan
hukum untuk penerbitan surat berharga syariah negara atau
sukuk negara. Pada tanggal 26 Agustus 2008 untuk pertama
kalinya Pemerintah Indonesia menerbitkan SBSN seri IFR0001
dan IFR0002.
Pada tanggal 30 Juni 2009, Bapepam-LK telah melakukan
penyempurnaan terhadap Peraturan Bapepam-LK Nomor
IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan II.K.1 tentang
Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.

3. Dana Pensiun Syariah


Salah satu yang menjadi dasar asuransi syariah adalah
adanya perintah untuk saling tolong dalam hal kebaikan dan
ketakwaan (ref QS 5:2). Selain refensi tersebut terdapat ayatayat Al Quran yang ditafsirkan berkaitan dengan kegiatan
asuransi. Selain berdasarkan ayat Al Quran rujukan lainnya
adalah ditemuinya kebiasaan suku Arab sebelum masa
kenabian Muhammad SAW menerapkan azas tolong menolong
apabila salah satu anggota suku mengalami kemalangan.
Seluruh anggota suku akan membantu mengurangi beban dari
anggota yang sedang mengalami kemalangan tersebut. Pada
zaman Rasulullah SAW, Rasul tidak melaranga hal tersebut
sehingga para sahabat menganggap bahwa perbuatan tersebut
diperkenankan. Rasulullah SAW akan menghentikannya apabila
ada tradisi lama yang bertentangan dengan hukum Islam.
Pada awal abad kedua setelah masa kenabian, yaitu pada
masa perkembangan umat islam meluas dikalangan para
saudagar yang merantau untuk berniaga menjual atau membeli
barang diluar negeri, terdapat kebiasaan untuk mengumpulkan
sejumlah uang dengan tujuan saling menolong untuk
meringankan kerugian yang dialami oleh seorang saudagar bila
mengalami kemalangan atau perampokan. (ref hal 639, Islamic
Finance, M Ayub). Pada kondisi inipun tidak ada ulama
menyatakannya sebagai kegiatan yang diharamkan.
Perkembangan Asuransi syariah didasarkan kepada prinsip
ajaran Islam untuk saling menolonng, tidak berdasarkan
prinsip mengalihkan risiko dengan imbalan sejumlah uang atas
suatu kejadian di masa datang yang tidak pasti kapan akan
terjadinya. Uang imbalan akan hangus atau menjadi milik pihak
asuransi apabila sampai dengan waktu yang diperjanjikan tidak
terjadi risiko atau kondisi yang tidak diinginkan. Pada asuransi
Syariah pihak-pihak yang memerlukan asuransi diminta untuk
menyerahkan dana (premi) kepada perusahaan asuransi untuk
dikelola dan nantinya apabila tidak digunakan maka dana
tersebut menjadi tetap milik anggotanya atau dihibahkan
menjadi dana kebajikan (tabarru), apabila terjadi kemalangan
maka dana tersebut akan digunakan untuk meringankan beban
anggota yang mendapat kemalangan
4. Pendanaan Proyek Syariah

Konsep syariah ini intinya pembagian sama rata baik


keuntungan maupun kerugian dalam setiap program ataupun
proyek yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.

5. Real Estat Syariah


Hak untuk memiliki sebidang tanah dan memanfaatkan
apa saja yang ada didalamnya, Real estet yang dimaksud di
sini merupakan pemberian kredit kepada nasabah, Transaksi ini
banyak di gunakan masyarakat khususnya di indonesia karna
tidak mengunakan sistem bunga namun sisitem bagi hasil yang
diterapkan di perbankan syariah.

BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Akuntansi Syariah yaitu akuntansi yang berbasis syariah
islam sehingga dalam penerapan di perlukan pemahaman
mengenai syariah islam, sedangkan cara dan metode
pecatataan dalam pembukuan sama halnya dengan akuntansi
konvensional.
Pada saat sekarang ini transaksi akuntansi syariah sedang
mengalami peningkatan baik di Indonesia sendiri maupun di
tingkat internasional,hal ini di karenakan penerapan sistem
akuntansi syariah yang menggunakan system bagi hasil pada
setiap asset dan memberikan tanggung jawab baik secara
horizontal maupun vertikal.
4.2. Saran
Dilihat
dari
keuntungan-keuntungan
dan
manfaat
penggunaan metode akuntansi syariah seharusnya baik
Lembaga, perusahaan dan masyarakat menggunakannya.
Namun faktanya pada zaman ini masih banyak yang
menggunakan metode akuntansi konvensional karena tergiur
oleh bunga yang dijanjikan. Padahal bunga adalah riba dalam
hukum Islam.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/Keuangan/200

AKUNTANSI SYARIAH

OLEH

RANI DESTRIANA
B1 C2 13 007
JURUSAN AKUNTANSI (Reg. Sore)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS HALUOLEO

2015

Anda mungkin juga menyukai