Sriwijaya
Sriwijaya
menguasai Selat Malaka pada zaman lampau. Catatan sejarah tentang kerajaan Sriwi
jaya ini pertama kali ditemukan oleh Prof. George Ceodes, penemuan ini menjadi a
wal penyelidikan lebih lanjut tentang kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya ada
lah salah satu kerajaan yang pernah besar dan jaya di Indonesia. Kerajaan ini di
sebut juga Negara nasional pertama karena pada masa jayanya, daerah kekuasaannya
sangat luas yang meliputi Indonesia bagian barat, Siam bagian selatan, Semenanj
ung Malaya, sebagian Filipina, dan Brunei Darussalam di Pulau Kalimantan.
Sejarah Kerajaan Sriwijaya Terlengkap
Kerajaan Sriwijaya diperkirakan berdiri pada abad ke-7 M dan menganut agama Budd
ha di Sumatera Selatan. Bukti-bukti tentang kerajaan Sriwijaya yang berkembang s
ampai sekitar abad ke-14 ini, berasal dari beberapa prasasti yang ditemukan di w
ilayah tersebut. Bahkan ada yang ditemukan di Bangka, Ligor (Malaysia), dan Nala
nda (India Selatan). Walaupun letak secara pasti pusat kerajaan sulit dibuktikan
, tetapi kebesaran dan pengaruh kerajaan Sriwijaya sangat nyata. Hal ini dibukti
kan dari berita-berita orang Arab, India, dan Cina yang kala itu menjalin hubung
an dengan kerajaan Sriwijaya.
Bukti-Bukti Sejarah Kerajaan Sriwijaya
Nama Sriwijaya sudah terkenal dalam perdagangan internasional. Hal tersebut dapa
t dibuktikan dengan adanya berbagai sumber yang menerangkan mengenai keberadaan
Kerajaan Sriwijaya, seperti di bawah ini.
Dari berita Arab diketahui bahwa pedagang Arab melakukan kegiatan perdagangan di
Kerajaan Sriwijaya, bahkan disekitar Sriwijaya ditemukan peninggalan bekas perk
ampungan orang Arab.
Dari berita India diketahui bahwa Keraaan Sriwijaya pernah menjalin hubungan den
gan Kerajaan India, seperti Nalanda dan Colamandala bahkan Kerajaan Nalanda mend
irikan prasasti yang menerangkan tentang Sriwijaya.
Dari berita Cina diketahui bahwa para pedagang Cina sering singgah di Kerajaan S
riwijaya sebelum melanjutkan perjalanan ke India dan Arab. Berita Cina juga meny
ebutkan pada abad ke-7 di Sumatra telah ada beberapa kerajaan, antara lain Keraj
aan Tulang Bawang di Sumatra Selatan, Melayu di Jambi, dan Sriwijaya. Keberadaan
Kerajaan Sriwijaya ini dapat diperoleh informasinya, misalnya, dari cerita pend
eta Buddha dari Tiongkok, I-tsing. Pada tahun 671, Ia berangkat dan Kanton ke In
dia, kemudian singgah terlebih dahulu di Sriwijaya selama enam bulan untuk belaj
ar tata bahasa Sanskerta. Pada tahun 685, dia kembali ke Sriwijaya dan menetap s
elama empat tahun untuk menerjemahkan berbagai kitab suci Buddha dan bahasa Sans
kerta ke bahasa Tionghoa. Karena dalam kenyataannya, dia tidak dapat menyelesaik
an sendiri pekerjaan itu, maka pada tahun 689, dia pergi ke Kanton untuk mencari
pembantu dan segera kembali lagi ke Sriwijaya. Selanjutnya, baru pada tahun 695
, I-tsing pulang ke Tiongkok.
Raja-raja Kerajaan Sriwijaya
Raja-raja yang berhasil diketahui pernah memerintah Kerajaan Sriwijaya adalah se
bagai berikut:
Raja Daputra Hyang: Berita mengenai raja ini diketahui melalui prasasti Kedukan
Bukit (683 M). Pada masa pemerintahannya, Raja Dapunta Hyang telah berhasil memp
erluas wilayah kekuasaannya sampai ke wilayah Jambi. Sejak awal pemerintahannya,
Raja Dapunta Hyang telah bercita-cita agar Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan
bercorak maritim.
Raja Dharmasetu: Pada masa pemerintahan Raja Dharmasetu, Kerajaan Sriwijaya berk
embang sampai ke Semenanjung Malaya. Bahkan, disana Kerajaan Sriwijaya membangun
sebuah pangkalan di daerah Ligor. Selain itu, Kerajaan Sriwijaya juga mampu men
jalin hubungan dengan China dan India. Setiap kapal yang berlayar dari India dan
China selalu singgah di Bandar-bandar Sriwijaya.
Raja Balaputradewa: Berita tentang raja Balaputradewa diketahui dari keterangan
Prasasi Nalanda. Balaputradewa memerintah sekitar abad ke-9, pada masa pemerinta
hannya, kerajaan Sriwijaya berkembang pesat menjadi kerajaan yang besar dan menj
adi pusat agama Buddha di Asia Tenggara. Ia menjalin hubungan baik dengan keraja
an-kerajaan di India seperti Nalanda dan Cola. Balaputradewa adalah keturunan da
ri dinas Syailendra, yakni putra dari Raja Samaratungga dengan Dewi Tara dari Sr
iwijaya.