Anda di halaman 1dari 29

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kunjungan perusahaan dengan judul
Laporan Kunjungan Lapangan Gizi Kerja dan Sanitasi Perusahaan Mega
Andalan Kalasan
Kunjungan yang kami lakukan ini merupakan salah satu rangkaian dalam
acara pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja Provinsi DI Yogyakarta. Kunjungan
ini sekaligus sebagai evaluasi peserta setelah diberikan pelatihan pada hari-hari
sebelumnnya sehingga dapat dijadikan tolak ukur menjadi dokter perusahaan atau
instansi yang profesional.
Kami ucapkan terima kasih banyak kepada para pengajar dan pembimbing
dari Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja Provinsi DI Yogyakarta dan jajaran
direksi, manajemen dan pekerja perusahaan Mega Andalan Kalasan serta rekan-rekan
sejawat pelatihan Hiperkes yang telah membantu menyelesaikan laporan ini.
Sebelum dan sesudahnya kami meminta maaf atas kekurangan dari laporan
ini. Jika ada kritik dan saran dapat disampaikan demi kesempurnaan laporan ini.
Terima kasih.
Yogyakarta, 20 Juni 2014

Tim Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
Usaha kesehatan lingkungan perusahaan adalah suatu usaha untuk
memperbaiki dan mengoptimalkan lingkungan hidup perusahaan agar menjadi media
yang baik untuk mewujudkan kesehatan yang optimal bagi manusia yang beraktivitas
dalam perusahaan tersebut.
Pada era industrialisasi saat ini pelaksanaan Hiperkes dan Keselamatan Kerja
merupakan hal yang wajib dilaksanakan bagi setiap perusahaan. Hal ini dikarenakan
human investment atau peningkatan sumber daya manusia. Dalam hal ini pekerja
meryupakan faktor utama penentu kualitas dan produktivitas perusahaan agar dapat
bersaing baik regional maupun internasional.
Penyelenggaraan

Hiperkes

dan

keselamatan

Kerja

bertujuan

untuk

menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari risiko bahaya akibat kerja. Salah satu
bidang penting dalam hiperkes adalah sanitasi dan gizi kerja.
Salah satu aspek sanitasi lingkungan kerja adalah ketatarumahtanggaan yang
diartikan lebih dari menjaga fasilitas pabrik tetap bersih dan bebas dari limbah atau
sampah, tetapi juga berarti teratur segala galanya. Jadi ketatarumahtanggaan
termasuk juga mengatur perkakas alat alat kerja, penyimpanan fasilitas dan bahan.
Adapun unsur-unsur pokok sanitasi industri yang perlu diperhatikan adalah :
1. Unsur Hygiene
2. Unsur Estetika
3. Unsur Ekonomi
Sedangkan aspek lingkungan industri dibagi menjadi 4 golongan, meliputi
fisik, kimia, biologi, dan ergonomi. Sehingga pelaksanaan sanitasi yang baik harus
meliputi aspek-aspek diatas demi terwujudnya produktivitas yang optimal.

Peranan gizi kerja juga sangat penting dalam mewujudkan produktivitas kerja
yang optimal.Darwin Karyadi (1984) dalam penelitiannya dimana dengan
penambahan gizi akan terjadi peningkatan produktivitas kerja. Pada dasarnya zat gizi
yang dibutuhkan oleh seseorang sangat ditentukan dengan aktivitas yang dilakukan
sehari-hari. Selain pemenuhan kebutuhan energi, juga dibutuhkan keseimbangan
dalam pemberian zat gizi tersebut untuk mendapatkan kondisi kesehatan dan kinerja
yang baik. Waktu pemberian makan pun berpengaruh dalam produktivitas kerja.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gizi Kerja


Gizi merupakan proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan,
metabolism, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan
energy.
Tubuh manusia memperoleh zat gizi dalam bentuk makanan baik yang berasal
dari tumbuhan maupun dari hewan. Kebutuhan tubuh akan zat gizi tidak dapat
dipenuhi hanya dengan satu atau dua macam bahan makanan saja, karena pada
umumnya tidak ada satu bahan makanan yang mengandung bahan makanan secara
lengkap. Gizi mempunyai nilai yang sangat penting bagi tubuh, yaitu, 1) untuk
memelihara proses tubuh dalam pertumbuahn dan perkembangan, dan 2) memperoleh
energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari.
Kebutuhan Gizi Tenaga Kerja
Gizi kerja adalah nutrisi atau kalori yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaannya. Tenaga kerja memerlukan
makanan yang bergizi untuk pemeliharaan tubuh, untuk perbaikan termasuk
pekerjaan. Gizi kerja ditujukan untuk kesehatan dan daya kerja tenaga kerja setinggitingginya. Bahan-bahan maanan pada umumnya mengandung karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, mineral, dan air. Sesuai dengan fungsinya zat-zat gizi dapat
digolongkan menjadi tiga, yaitu, zat tenaga yang terdiri dari karbohidrat, lemak,
protein. Zat pembangun yang terdiri dari protein, mineral, air. Zat pengatur yang

terdiri dari vitamin, mineral, protein, air. Berikut ini adalah kegunaan zat-zat gizi
yang dibutuhkan oleh tubuh untuk metabolism.
Karboohidrat , protein , lemak , vitamin , minaral dan air.
Sesuai dengan fungsinya zt-zat gizi dapat digolongkan menjadi tiga , yaitu ; zat
tenaga yang terdiri dari karbohidrat , lemak , protein . Zat pembnagun yang terdiri
dari protein , mineral , air. Zat pengatur yang terdiri dari vitamin , mineral , protein ,
air. Berikut ini adalah kegunaan dari zat zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
metabolisme.
Karbohidrat
Fungsi utama karbohidrat adalah untuk menyediakan energi bagi tubuh.
Seseorang yang memakan karbohidrat dalam jumlah yang berlebihan akan menjadi
gemuk. Apabila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan
untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat
pembangun.
Protein
Protein merupakan suata zat makanan yang sangat penting bagi tubuh, karena zat
ini selain berfungsi sebgai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat
pembangun dan pengatur. Protein selain akan digunakan bagi pembangunan struktur
tubuh , juga akan disimpan untuk digunakan , dalam keadaan darurat , sehingga
pertumbuhan atau kehidupan daterjamin dapat terus terjamin dengan wajar, akan
tetapi dalam keadaan tidak diterimanya makaanan yang tidak bergizi secara terus
menerus, dengan sendirinya akan terjadi gejala-gejala kekurangan protein ,
diantaranya adalah pertumbuhan terhambat , daya tahan tubuh menurun , rentan
terhadap penyakit , dan daya kerja merosot.

Lemak
Seperti halnya karbohidrat dan protein lemak merupakan sumber energi bagi
tubuh. Fungsi utama dari lemak adalah untuk memberi tenaga pada tubuh. Disamping
fungsinya sebagai sumber tenaga , lemak juga merupakan bahan pelarut dari beberapa
vitamin yaitu vitamin A , D ,E K
Vitamin
Vitamin merupakan zat organic yang dibutuhkan oleh ,tubuh dalam jumlah yang
sangat sedikit namun penting untuk mempertahankan kebutuhan tubuh ,menurut
sifatnya . Vitamin digolongkan menjadi dua yaitu Vitamin digolongkan menjadi dua
yaitu Vitamin yang larut dalam lemak (Vitamin A.B.C dan K ) dan Vitamin yang larut
dalam air (B dan C ) walaupun Vitamin hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit
namun akan berpengaruh besar terhadap tubuh apabila kita kekuranggan Vitamin
faktor-faktor yang menyebabkan kekurangan vitamin adalah
a. Kurang memakan bahan makanan yang mengandung Vitamin.
b. Tubuh kekurangan zat-zat tertentu sehingga penyerapan Vitamin dalam tubuh
terganggu
c. akibat penyakit saluran pencernaan misalnya disentri atau typus mengganggu
penyerapan Vitamin itu
d. adanya zat-zat tertentu dalam bahan makanan atau dalam obat yang akan
mengganggu penyerapan Vitamin itu
e. dalam tubuh terjadi interaksi dari beberapa Vitamin kekurangan salah satu
Vitamin akan menyebabkan terganggunya fungsi lain
Mineral
Mineral adalah bagian dari tubuh yang memegang peranan penting dalam
pemeliharaan fungsi tubuh baik pada tingkat sel ,jaringan,organ maupun fungsi tubuh
secara keseluruhan.

Air
Pada proses metabolism tubuh sangat memerlukan sekali akan air, kehilangan
10% dari cairan tubuh ,akan sangat membahayakan kematian biasanya terjadi,
biasanya bila kehilangan cairan tubuh 20% dari berat badan sedangkan pada orang
dewasa lebuh kurang 65% air berfungsi sebagai zat pembangun dan zat
pengatur,kebutuhan zat gizi bagi tubuh. Yang paling utama adalah karbohidrat yang
akan di ubah menjadi kalor ,karna tenaga kerja lebih banyak. Menggunakan energy
untuk kerja otot tenaga kerja dewasa. Tidak lagi memerlukan protein untuk
pertumbuhan ,tetapi diperlukan untuk memenuhi fungsi tubuh di samping
Sebagai sumber energi. Tenaga kerja hanya akan menunjukkan produktivitasnya
apabila kepadanya diberikan tenaga yang berasal dari makanan, makin besar tenaga
yang diberikan makin besar pula kemungkinan produktivitas kerjanya.
Status Gizi
Status gizi diartikan sebagai keadaan kesehatan seseorang atau sekelompok orang
yang ditentukan dengan salah satu atau kombinasi dari ukuran-ukuran gizi tertentu.
Status gizi adalah hasil akhir dari keseimbangan antara makanan yang masuk ke
dalam tubuh (nutrient input) dengan kebutuhan tubuh (nutrient output) akan zat gizi
tersebut.
Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat
gizi esensial, status gizi lebih terjadi karena tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam
jumlah berlebihan, sehingga menimbulkan efek toksik yang membahayakan.
Produktivitas Kerja
Produktivitas kerja adalah efisiensi proses menghasilkan dari sumber daya yang
digunakan. Produktivitas seringkali juga diidentifikasikan dengan efisiensi dalam arti
suatu rasio antara keluaran (output) dan masukan (input). Jadi produktivitas disini
adalah perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dari setiap
jumlah sumber daya yang dipergunakan selama proses berlangsung.

Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja


1. Jenis kelamin
Ukuran dan daya tubuh wanita berbeda dengan pria. Pria lebih sanggup
menyelesaikan pekerjaan berat yang biasanya tidak sedikitpun dapat dikerjakan
wanita, kegiatan wanita pada umumnya lebih banyak membutuhkan ketrampilan
tangan dan kurang memerlukan tenaga. Beberapa data menunjukkan bahwa tenaga
kerja wanita lebih diperlukan pada suatu industri yang memerlukan ketrampilan dan
ketelitian daripada tenaga kerja pria.
2. Umur
Kebanyakan kinerja fisik mencapai puncak dalam umur pertengahan 20 dan
kemudian menurun dengan bertambahnya umur dan akan berkurang sebanyak 20%
pada usia 60th. Berkurangnya kebutuhan tenaga tersebut dikarenakan telah
menurunnya kekuatan fisik.
3. Status kesehatan
Seorang tenaga kerja yang sakit biasanya kehilangan produktivitasnya secara nyata,
bahkan tingkat produktivitasnya menjadi nihil sekali. Keadaan sakit yang menahun
menjadi sebab rendahnya produktivitas untuk relative waktu yang panjang. Keadaan
diantara sehat dan sakit juga menjadi sebab turunnya produktivitas yang sering dapat
dilihat secara nyata bahkan besar.
4. Gangguan biologis tenaga kerja wanita
Tenaga kerja wanita mempunyai berbagai gangguan yang berhubungan dengan fungsi
kelaminnya yang berpengaruh terhadap produktivitas kerjaannya antara lain: siklus
haid yang tidak teratur, kehamilan, masa nifas, menopause.
5. Masa kerja
Adalah kurun waktu atau lamanya tenaga kerja itu bekerja di suatu tempat. Masa
kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif maupun negative. Akan memberikan
pengaruh positif pada kinerja bila dengan semakin lamanya personal semakin
berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya.

6. Pendidikan
Pendidikan dan pelatihan membentuk dan menambah pengetahuan dan ketrampilan
tenaga kerja untuk melakukan pekerjaan dengan aman, selamat, dan dalam waktu
yang tepat. Pendidikan akan mempengaruhi seseorang dalam cara berpikir dan
bertindak dalam menghadapi pekerjaan.
2.2 Sanitasi
Jenis dan macam fasilitas yang dievaluasi dalam sanitasi suatu perusahaan
sangatlah beragam namun secara garis besar dapat dibagi menjadi : toilet, fasilitas
untuk BAK (urinal), wastafel (tempat cuci tangan), kamar mandi, ruang ganti, ruang
istirahat, dan tempat cuci peralatan.
Secara mendasar, ketentuan umum yang harus dipenuhi adalah fasilitas sanitasi
harus dapat dijangkau dan tidak jauh dari area pekerja (acceesible), letak toilet tidak
boleh dari satu lantai diatas atau dibawah dari area kerja reguler, jumlah fasilitas
harus sesuai dengan jumlah pekerja, luas area harus memenuhi minimal kriteria,
fasilitas sanitasi khusus harus tersedia untuk pekerja dengan kondisi tertentu
(example: hamil), fasilitas sanitasi untuk pria dan wanita harus terpisah dan
dibedakan, terdapat petugas yang bertugas untuk membersihkan dan menjaga kondisi
fasilitas yang ada.
1. Ruang ganti perempuan
Jika terdapat lima atau lebih pegawai wanita maka harus disediakan minimal satu
ruang istirahat khusus wanita dan ruang istirahat harus nyaman, dan ditempatkan
pada area yang mudah dijangkau setiap saat. Di dalam ruang istirahat sebaiknya
dipisahkan antara toilet dan ruang ganti
Jika terdapat lima sampai sepuluh pekerja wanita pada saat yang sama, makan
luas lantai istirahat tidak kurang dari square feet. Setiap penambahan satu orang
sampai 100 orang atau lebih, minimal luas lantai ditambahkan 1,5 square feet per

orang. Sebaiknya luas lantai retiring room berdasarkan jumlah maksimum pekerja
wanita.
Jika didalam ruangan terdapat bangku atau ruang tidur, maka luas lantai ruangan
dikurangi 30 square feet untuk setiap bangku atau tempat tidur.Dan jika loker pakaian
dan tempat gantungan pakaian diruang terpisah, maka luas ruangan istirahat dikurangi
setengahnya (50%).Jika tempat cuci tangan terdapat di dalam ruang istirahat, maka
luas lantai ditambah 5 square feet untuk setiap fasilitas.Dinding partisi ruang istirahat
harus padat dan kokoh dan tingginya minimal 7 feet.
Kondisi ruang istirahat dan terawat

sehingga memberikan jaminan privacy.

Ruang istirahat harus mempunyai suhu yang baik dan tidak boleh kurang dari 68
fahrenheit dan mempunyai penerangan yang cukup sehingga pembagian dalam
ruangan dapat terlihat dengan baik. Jika tidak terdapat cahaya matahari, gunakan
lampu sebagai penerangan saat menggunakan ruangan.
Pintu masuk ruangan istirahat untuk wanita, harus diberitanda.Laki-laki tidak
diijinkan

masuk

dan

atau

menggunakan

selama

masih

terdapat

pekerja

wanita.Fasilitas untuk ganti pakaian seperti loker atau rak dengan hanger di dalam
ruang istirahat atau diruang lain yang memadai. Jika terdapat 5-100 pekerja wanita,
harus terdapat satu bangku, balai-balai, atau tempat tidur.Jika jumlah pekerja antara
100-250 harus terdapat 2 unit dan ditambah 1 unit untuk setiap 250 pekerja wanita.
2. Ruang ganti laki-laki
Tempat atau ruang dimana pekerja pria bias berganti pakaian seharusnya
disediakan. Ruang tempat ganti pakaian sebaiknya berdekatan dengan area kerja,
khususnya pada tempat kerja yang memungkinkan untuk pekerja menjadi kotor, lelah
dan sebagainya.Tersedia lemari atau loker untuk menyimpan pakaian.Minimal
tersedia gantungan baju (hanger) dan tempat gantungan untuk menjaga agar pakaian
pekerja tertata dengan baik dan tidak kotor.

3. Pembuangan
Semua lubang penampungan dibangun dan dipeelihara agar selalu dalam kondisi
baik, tidak retak/pecah, atau terbuka.Tiap lunbang harus dilengkapi dengan pintu atau
lubang khusus.Terdapat ventilasi udara yang ditutup dengan kasa untuk mencegah
masuknya lalat.Kondisi lubang udara pembuangan harus selalu terjaga sanitasinya
dan pada saat melakukan pengerukan dan pembuangan Lumpur, sebaiknya perhatikan
prosedur penanganannya.
4. Fasilitas Cuci dan Mandi
Jumlah fasilitas untuk mencuci (tangan) yang disediakan dapat dilihat pada
table berikut :
Jumlah Pekerja
1-15
16-30
31-50

Jumlah Tempat Cuci Tangan


1
2
3

Setiap penambahan 25 orang pekerja atau kelipatannya tempat cuci tangan


ditambah 1 unit.Tempat cuci tangan terusan yang berbentuk lingkaran dan terdapat air
mancur dianggap 1 unit jika panjang lingkarannya minimal 20 inchi. Tempat cuci
tangan dilengkapi dengan sabun atau bahan lain yang berguna untuk membersihkan
kotoran yang menempel pada tangan. Penerangan diruang atau area tempat
dipasangnya washing facilities harus memadai.Tersedianya kertas tisu, handuk
(individual), kain lap di area wastafel.Jangan menggunakan handuk secara bersamasama.Sebaiknya tersedia pengering (air dryers).
Di semua industri (kecuali pada industri yang mempunyai kamar mandi yang
luas), jika pekerja terpajan oleh panas, kelembaban, atau debu, harus disediakan
minimal 1 kamar mandi untuk setiap 50 orang pekerja yang dilengkapi dengan keran
air dingin dan air panas. Untuk setiap penambahan 50 orang

Pekerja, ditambahkan satu kamar mandi.Kamar mandi dilengkapi dengan sabun,


spon, atau peralatan yang memudahkan pekerja untuk membersihkan badan.
5. Toilet, WC dan Urinals
Harus tersedia toilet yang bisa digunakan oleh pekerja.Toilet untuk pria dan
wanita harus terpisah.Terdapat tanda yang jelas.Pekerja dilarang keras menggunakan
toilet yang bukan untuk jenis kelamin yang bersangkutan.
Letak toilet tidak lebih dari satu lantai di atas atau di bawah dari area kerja
regular, kecuali ruang kerja tersedia lift atau elevator yang memudahkan pekerja
untuk menuju toilet. Toilet tidak boleh kontak langsung dengan ruang lain seperti
dapur, atau ruang penyimpanan makanan yang tidak dibungkus, kecuali ada pintu
pembatas. Pintu pembatas harus mempunyai system tertutup secara otomatis.Toilet
priadanwanitaharus dipisahkan dengan konstruksi yang permanen (soundproof,
material tidak transparan).Perlu dicantumkan jangan dibuka.Dinding dan plafon
yang digunakan sebaiknya dari bahan yang mudah dibersihkan.Pintu toilet sebaiknya
tertutup rapat dan dilengkapi dengan alat yang membuat pintu bisa tertutup sendiri.
Toilet harus fan, dan terdapat ventilasi untuk masuknya cahaya. Di dalam toilet
terdapat poster atau himbauan kepada pengguna agar menjaga kebersihan dan tidak
melakukan tindakan yang dapat merusak fasilitas toilet.Tersedia kertas tisu atau toilet
paper. Dinding, partisi dan bagian lain dari toilet harus bersih dan beba sdari kotoran
dan coret coretan.Sebaiknya toilet pria dibersihkan oleh petugas pria dan toilet
wanita oleh petugas wanita, kecuali pada waktu di luar jam kerja.Ruang khusus
wanita di dalam toilet wanita harus mempunyai penutup.
Jumlah WC yang tersedia untuk setiap jenis kelamin harus berdasarkan jumlah
maksimal pekerja untuk setiap jenis kelamin.Jika terdapat urinals, maka jumlah WC
harus dikurangi sejumlah urinals yang tersedia, danjumlah WC tidak boleh kurang
dari 2/3 dari jumlah yang dipersyaratkan.Harus terdapat keran atau alat pengatur
supply air dan pipa penyalur WC sebaiknya dilengkapi dengan saluran

Buangan dan penyaringan pasir atau kotoran dan dilengkapi dengna tangki
penampungan air untuk melakukan penyiraman untuk setiap unit dilengkapi dengan
keran untuk penyiraman . Ukuran pipa untuk penyiraman mempunyai diameter yang
tidak boleh kurang dari 1 inc. Pintu dilengkapi dengan kunci. Tinggi pintu minimaln
60 inc dari lantai dan jika pintu tidak menyentuh tanah maka jarak maksimal adalah
pintyu dari lantai 12 inc.
Jika juml;ah pekerja pria kurang dari 30 orang , maka sebaiknya tersedia satu
urinal . Jika jumlah pekerja pria 30 80 harus trdapat dua urinal, dan setiap
penambahan 80 orang atau kelipatannya ditambah satu unit urinal.
Ukuran urinal minimal 2 feet dan terbuat dari marmer dan mempunyai tinggi dari
lantai tidak kurang dari 15 inc diukur dari ujung bawah urinal. Urinal sebaiknya
diletakkan didalam ruang toilet dan untuk setiap urinal dibatasi oleh partisi. Urinal
harus terhubung saluran pembuangannya dengan saluran limbah cair yang lain.
Dilengkapi dengan keran untuk menyiram ukuranm diameter pipa atau flushing /
menyiram tidak urang dari inc. Jumlah minimal suplay air untuk macam urinal
terdapat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.4 Jumlah minimal iar untuk urinal .
URINALS
Pedestal
Siphon jet
Individual Stall
Flush Rim (Perfoot of length)

GALONS
3
2
2
1

6. Air minum
Tersedia supply air minum yang memenuhi syarat kesehatan. Jangan
menggunakan gelas untuk minum bersama-sama. Harus tersedia gelas atau cup
untuk setiap pekerja. Sebaiknya menggunakan pekerja lain. Kondisi keran harus
dijaga kondisi sanitasinya.
Jika disediakan kertas tisuue dan drinking cups, sebaiknya juga disediakan
kotak atau tempat penampungan sampah bekas tissue atau cup yang sudah dipakai.

2.3 Kesehatan Kerja


Kesehatan kerja merupakan bagian dari Ilmu Kesehatan Masyarakat yang
mempelajari secara mendalam permasalahan kesehatan yang berkaitan dengan
pekerjaan. Tujuannya adalah pemeliharaan dan promosi kesehatan pekerja serta
kapasitas kerja, perbaikan lingkungan kerja dan pekerjaan serta pengembangan
organisasi kesehatan kerja dan budaya kerja dalam suatu arah yang mendukung
keselamatan dan kesehatan kerja serta meningkatkan suasana sosial yang positif.
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan mesin
pencetak, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, tempat kerja dan
lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Kecelakaan kerja adalah
kejadian yang tidak diinginkan yang dapat menimbulkan penderitaan sik bagi yang
tertimpa atau terluka pada saat kita melakukan pekerjaan.
Keselamatan kerja juga diatur dalam undang-undang no.1 tahun 1970 tentang
keselamatan kerja, khususnya mengenai kewajiban untuk memeriksakan kesehatan
tenaga kerja dan pengaturan P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja).
Upaya kesehatan kerja adalah penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja,
dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secra sehat tanpa
membahayakan dirinya maupun masyarakat sekelilingnya. Upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kesehatan kerja yaitu terdiri dari :
a. Pelayanan promotif (edukasi) berupa kegiatan yang diberikan kepada tenaga
kerja yang sehat dengan tujuan meningkatkan gairah kerja, mempertinggi
efisiensi dan biaya produktivitas kerja.
b. Preventif (pencegahan) diberikan sebagai perlindungan tenaga kerja sebelum
adanya proses gangguan akibat kerja. Kegiatannya antara lain pemeriksaan
kesehatan awal, berkala, khusus dan purna tugas. Imunisasi, pembinaan
kebersihan lingkungan kerja, dan higiene perorangan serta pelayanan secara
teknis seperti penerapan ergonomi, subtitusi, ventilasi serta isolasi, pemakaian
APD dan penilaian lingkungan kerja.
c. Kuratif diberikan kepada perorangan tenaga kerja yang sudah memperlihatkan
gangguan kesehatan dengan mengobati penyakitnya.

d. Rehabilitatif diberikan kepada tenaga kerja yang karena penyakit parah atau
kecelakaan parah yang telah mengakibatkan cacat.
2.4 Ergonomi
Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon yang artinya kerja
dan nomos yang berarti peraturan atau hukum. Jadi secarah harah, ergonomi
diartikan sebagai aturan tentang kerja. Hasil lokakarya tentang penyusunan normanorma ergonomi ditempat kerja, merumuskan pengertian ergonomi sebagai berikut
yaitu ilmu serta penerapannya yang berusaha menyerasikan pekerjaan dan
lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktivitas
dan esiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal
mungkin.
Tujuan dari ergonomi itu sendiri adalah bagaimana mengatur kerja agar tenaga
kerja melakukan pekerjaannya dengan rasa aman, selamat, esien, efektif dan
produktif disamping rasa nyaman serta terhindar dari bahaya di tempat kerja.
Aspek-Aspek Dalam Ergonomi
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam ergonomi adalah :
1. Faktor manusia
Peraturan dalam suatu sistem kerja menuntut faktor manusia sebagai
pelaku atau pengguna sebagai hak sentralnya. Pada bidang rancang bangun,
dikenal istilah Human Center Design (HCD) atau perancang berpusat pada
manusia. Perancangan dengan prinsip HCD berdasarkan pada karakterkarakter manusia yang akan berinteraksi dengan produknya sebagai titik
sentral, maka dalam keterbatasan manusia haruslah menjadi patokan dalam
penataan masa periodik yang ergonomis. Ada beberapa faktor yang berlaku
sebagai faktor pembatas yang tidak boleh dilampaui agar dapat bekerja
dengan aman, nyaman dan sehat yaitu :
i.
Faktor dari dalam

Dalam faktor ini adalah yang berasal dari dalam manusia seperti umur, jenis
ii.

kelamin, bentuk serta ukuran tubuh dan lainnya.


Faktor dari luar
Yang tergolong dalam faktor ini adalah penyakit, gizi, lingkungan kerja,

social ekonomi, adat istiadat dan lain sebagainya.


2. Antropometri
Antropometri berasal dari kata antropos dan metricos. Antropos
berarti manusia dan metricos berarti ukuran. Antropometri merupakan suatu
pengukuran yang sistematis terhadap tubuh manusia terutama seluk beluk,
ukuran, dan bentuk tubuh manusia. Antropometri digunakan untuk merancang
atau menciptakan sarana kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh pengguna
sarana tersebut.
Ukuran-ukuran tubuh manusia sangat bervariasi, bergantung pada
umur, jenis kelamin, ras, pekerjaan, dan periode dari masa ke masa.
Pengukuran dimensi-dimensi tubuh dari manusia merupakan bagian
terpenting dari antropometri, karena akan menjadi data dasar untuk
menentukan disain berbagai peralatan, mesin, proses, dan tempat kerja.
Ukuran tubuh yang penting untuk menerapkan ergonomi, yaitu
a. Pada sikap berdiri : tinggi badan berdiri, tinggi mata, tinggi bahu,
tinggi siku, tinggi pinggul, tinggi pangkal jari tangan, tinggi ujungujung jari.
b. Pada sikap duduk : tinggi duduk, tinggi posisi mata, tinggi bahu,
tinggi siku, tebal paha, jarak bokong- lutut, jarak bokong- lekuk
lutut, tinggi lutut, lebar bahu, lebar pinggul.
3. Sikap tubuh dalam bekerja
Sehubungan tenaga kerja dalam sikap dan interaksinya terhadap sarana
kerja akan menentukan efektivitas dan produktivitas kerja selain Standar
Operating Procedure (SOP) yang terdapat dalam setiap jenis pekerjaan.
Sikap tubuh yang tidak alamiah dalam bekerja seperti sikap
menjangkau barang yang melebihi jangkauan tangannya harus dihindarkan.
Apabila hal tersebut tidak memungkinkan maka harus diupayakan beban
statiknya diperkecil.

Sikap tubuh dalam bekerja yang dikatakan adalah yang memberikan


rasa aman, nyaman, sehat dan selamat dalam bekerja yang dapat dilakukan
antara lain dengan cara :
Menghindarkan cara yang tidak alamiah dalarn bekerja
Di usahakan beban statis rnenjadi sekecil-kecilnya
Perlu dibuat dan ditentukan ukuran baku tentang peralatan kerja yang

sesuai dcngan ukuran antropometri tenaga kerja penggunanya


Agar diupayakan bekerja dengan sikap duduk dan berdiri secara
bergantian

4. Manusia Mesin
Penggunaan teknologi dalam pelaksanaan produksi akan menimbulkan suatu
hubungan timbal balik antar manusia sebagai pelaku dan mesin sebagai saran
kerjanya. Dalam proses produksi hubungan ini menjadi sangat erat sehingga
merupakan suatu kesatuan. Secara ergonomis hubungan antara manusia
dengan mesin haruslah merupakan sesuatu hubungan yang selaras, serasi dan
sesuai. Faktor manusia dalam hubungan manusia-mesin dalam rangkaian
produksi adalah sebagai pengarah atau pengendali jalannya mesin.
5. Pengorganisasian kerja
Pengorganisasian kerja terutama menyangkut waktu kerja, waktu istirahat,
kerja lembur dan lainnya yang dapat menentukan tingkat kesehatan dan
esiensi tenaga kerja. Diperlukan pola pengatur waktu kerja dan waktu
istirahat terutama untuk kerja sik yang berat. Jam kerja selama 8 jam per hari
diusahakan sedapat mungkin tidak terlampaui. Apabila tidak dapat
dihindarkan perlu diusahakan grup kerja baru atau perbanyakan kerja shift.
6. Kelelahan kerja
Penyebab kelelahan akibat tidak ergonomisnya kondisi sarana dan prasarana
dan lingkungan kerja rnerupakan faktor dominan menurunnya produktivitas
kerja seseorang tenaga kerja. Suasana kerja yang tidak ditunjang kondisi
lingkungan yang sehat antara lain adalah sebagai penyebab timbulnya
kelelahan kerja. Banyak dijumpai kasus kecelakaaan kerja, sebagai akibat

pembebanan kerja yang berlebihan antara suasana kerja yang tidak stabil,
yang monoton dan kondisi kerja yang tidak menggairahkan.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

PROFIL PERUSAHAAN
Nama perusahaan

: Mega Andalan Kalasan

Jenis Perusahaan

: Hospital Equipment
Alamat Perusahaan

:Jl.

Tanjung

Tirto

34,

Tirtomartani Kalasan Yogyakarta


Jumlah tenaga kerja

: 700 orang terdiri dari laki-laki

550 perempuan 150


Tanggal Kunjungan

: 20 Juni 2014

PT. Mega Andalan Kalasan (MAK) adalah perusahaan swasta di


Indonesia yang didirikan pada tahun 1988, dengan bantuan tim kreatif dan

pegawai yang berdedikasi. Perusahaan ini berfokus pada produk khusus yaitu
perlengkapan rumah sakit.
Produk MAK yang berbasis teknologi mekanik, berlokasi diatas lahan
+ 10 hektar yang berada di wilayah Kalasan, barat Jogjakarta dan memiliki
700 karyawan. Produk utama MAK adalah peralatan rumah sakit dengan
kapasitas produksi sebesar 20.000/STB (satuan setara bed).
Selain itu aktivitas lain yang dikembangkan oleh MAK adalah
memproduksi produk non hospital, mesin produksi dan membangun sentra
industri kecil yang disebut koridor MAK. Khusus untuk produksi mesin
produksi, saat ini hanya dipergunakan untuk kepentingan MAK dan industri
kecil disekitarnya,

3.1 Gizi Kerja


Materi
1. Pemberian Makanan

Keterangan
Tidak ada pemberian makanan tambahan bagi

Tambahan bagi tenaga Kerja

tenaga kerja yang bekerja di PT> MAK. Tenaga


kerja hanya disediakan minuman teh manis dan
air mineral setiap hari.
Setiap 1 minggu sekali diberikan pembagian
minuman susu setiap hari Jumat. Namun pada
unit kerja tertentu diberikan 3x seminggu setiap

2. Pemberian makan siang bagi

hari Senin, Rabu, dan Jumat.


Tenaga kerja diberikan satu kali kesempatan

tenaga kerja

untuk makan pada jam 12.00 12.45. Tidak

disediakan makanan untuk karyawan. Namun


diberikan uang makan sebesar Rp. 6.000,- per
hari dan beras 15 kg per bulan untuk masingmasing pekerja.
Perusahaan menyediakan ruangan untuk makan
namun pekerja diperbolehkan makan dan minum
3. Variasi Menu
4. Penyajian
5. Kelengkapan gizi
6. Kecukupan kalori
7. Jenis atau Beban Kerja

di ruang produksi.
Tidak ada.
Tidak ada.
Tidak ada.
Tidak ada.
Jenis / beban kerja bervariasi tergantung dari
bagian kerja masing-masing yaitu:
Bagian packaging: bervariasi (kerja ringan berat)
Bagian HE: bervariasi (kerja sedang berat)
Bagian poleshing : bervariasi (kerja sedang
berat)

8. Pengelola Makan

Bagian administrasi: kerja ringan


Perusahaan tidak menyediakan pengelola
makan. Perusahaan hanya memperkerjakan 2
orang pegawai untuk menyediakan minuman.
Perusahaan menyediakan air panas dan tempat
minum di dapur. Ada juga water dispenser di

9. Kantin Perusahaan
10. Dapur

setiap unit kerja.


Tidak ada.
Terdapat 1 dapur, terletak di ruang produksi.
Dapur hanya menyediakan teh, dan susu.

Perhitungan kalori berdasarkan jenis dan beban kerja

No.

1.

Jenis atau

Output Kalori

Input

Beban

Kalori

Kerja
Kerja berat Kebutuhan BM : (11,6 x 62) + 879 = 1598,2

Tidak

(laki-laki)

kalori

dapat

Kebutuhan energi total dengan aktivitas : 1,88.x

dinilai

1598,2 = 2876,76 kalori


Energi yang harus dihidangkan
2876,76 + 10% x 2876,76 = 3164,44
Kebutuhan untuk makan siang : 35% x 3164,44 =
1107,54 kalori
Kebutuhan makan selingan:
2.

Kerja

10%x 3164,44 = 316,4 kalori


Kebutuhan BM : (11,6 x 62) + 879 = 1598,2

Tidak

sedang

kalori

dapat

(laki-laki)

Kebutuhan energi total dengan aktivitas : 1,67.x

dinilai

1598,2 = 2668,99 kalori


Energi yang harus dihidangkan
2668,99 + 10% x 2668,99= 2935,89 kalori
Kebutuhan untuk makan siang : 35% x 2935,89 =
1027,56 kalori
Kebutuhan makan selingan:
10%x 2935,89 = 293,59 kalori

3.

Kerja Ringan

a. Kebutuhan BM : (11,6 x 62) + 879 = 1598,2

Tidak

(laki-laki)

kalori

dapat

Kerja Ringan

Kebutuhan energi total dengan aktivitas : 1,58

dinilai

(perempuan)

x 1598,2 = 2525,16 kalori


Energi yang harus dihidangkan
2525,16 + 10% x 2525,16 = 2777,68 kalori
Kebutuhan untuk makan siang : 35% x
2777,68 = 972,19 kalori
Kebutuhan makan selingan:
10%x 2777,68 = 277,77 kalori
b. Kebutuhan BM : (8,7 x 50) + 829 = 1264
kalori
Kebutuhan energi total dengan aktivitas :
1,45.x 1264 = 1832,8 kalori
Energi yang harus dihidangkan
1832, 8 + 10% x 1832,8 = 2016,08 kalori
Kebutuhan untuk makan siang : 35% x
2016,08 = 705,63 kalori
Kebutuhan makan selingan:
10% x 2016,08 = 201,61 kalori

Contoh menu makanan sehat bagi karyawan


Seorang karyawan laki-laki berusia 35 tahun dengan berat badan 62 kg bekerja di
pabrik dan bertugas menempa besi (kerja sedang). Bagaimanakah menu makanan
sehat bagi karyawan tersebut?
Jawab:
Kebutuhan BM : (11,6 x 62) + 879 = 1598,2 kalori

Kebutuhan energi total dengan aktivitas : 1,67.x 1598,2 = 2668,99 kalori


Energi yang harus dihidangkan
2668,99 + 10% x 2668,99= 2935,89 kalori
Kebutuhan untuk makan siang : 35% x 2935,89 = 1027,56 kalori 1028 kkal
Kebutuhan makan selingan:
10%x 2935,89 = 293,59 kalori 294 kkal
Penyusunan Menu Makanan Jatah Siang untuk Karyawan tersebut:
Nasi putih = 300 gram = 525 kkal
Sayur bayam = 2 gelas (200 gram) = 50 kkal
Telur ayam = 1 butir (55 gram) = 75 kkal
Ayam dengan kulit = 1 potong sedang (55 gram) = 150 kkal
Melon = 1 potong besar (190 gram) = 50 kkal
1 sdt minyak kelapa = 50 kkal
Susu sapi 1 gelas = 125 kkal
Total kalori = 1025 kkal 1028 kkal
Penyusunan Menu Makanan selingan untuk Karyawan tersebut:
Roti putih 3 potong = 70 gram = 175 kkal
Susu 1 gelas = 125 kkal
Total kalori = 300 kkal 294 kkal

Masalah yang ditemukan :


1. Perusahaan tidak menyediakan jatah makan bagi masing-masing karyawan,
hanya memberikan uang makan, sehingga perusahaan tidak dapat mengontrol
asupan kalori karyawannya.
2. Perusahaan memperbolehkan karyawan makan dan minum di ruang produksi.

3.2 Sanitasi
Kebersihan

Tempat sampah tersedia di beberapa lokasi,


dipisah menjadi tempat sampah logam dan
kertas, tetapi penggunaannya tidak maksimal.
Penampakan dinding pabrik secara
keseluruhan cukup bersih.
Lantai pabrik menggunakan keramik
dibersihkan dua kali sehari (pukul 07.00 dan
pukul 16.00) menggunakan desinfektan.

Kerapian /
Keindahan

Dinding tidak basah dan lembab


Lantai: bahan mudah dibersihkan dan
dibersihkan secara rutin
Alat dan bahan tersusun dengan rapi.
Tempat pembuangan sampah dikelompokkan
menjadi sampah logam, kertas dan plastic
Tersedia loker untuk pekerja

MCK

Site plan

Terpenuhi
Kakus: bahan kuat dan dalam ruangan tertutup
Letaknya jelas
Kakus dibersihkan oleh pegawai tertentu
Jumlah kurang
Tidak tersedia westafel untuk cuci tangan

Gedung kuat bahannya, tidak mudah terbakar,


tidak licin dan cukup luas.
Lantai, dinding, loteng dan atap berada dalam
keadaan terpelihara dan bersih
Dinding dan loteng dikapur setiap 5 tahun
sekali
Dinding yang dicat dibersihkan setiap 1 tahun
sekali
Lantai dibersihkan dalam waktu tertentu

Dinding tidak basah dan lembab


Lantai terbuat dari bahan yang keras, tahan air
dan bahan kimia

Penerangan

Terpenuhi
Jarak antar bangunan cukup jauh sehingga
cahaya dapat masuk
Ukuran jendela cukup lebar dan jumlahnya
cukup
Terdapat penerangan tambahan didalam
lingkungan

Penyediaan Air
Bersih

Terpenuhi
sumber air berasal dari air tanah.
Air bersih untuk kebutuhunan industri tidak
berbau, berwarna, berasa
Air bersih untuk kebutuhan makan dan minum
tidak berbau, berwarna, berasa karena air
bersih dari gallon isi ulang
Air bersih untuk kebutuhan kakus tidak berbau,
berwarna, berasa

Kebersihan
Kantin dan
peralatannya

IPAL

dibelakang gedung perusahaan.


air dalam IPAL tergenang, kotor, tidak tertutup.
air yang disimpan di IPAL akan melalui proses
pengolahan --> air layak dikembalikan ke
sungai.

Tidak ada kantin, hanya ruang makan.


kebersihan ruang makan cukup bersih.
tempat mencuci tangan = tempat wudhu.
Makanan tidak disediakan perusahaan
diberikan beras 15 kg/bulan dan lauk
6000/hari.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Tidak disediakannya pengelola makan, dan fasilitas kantin perusahaan.
2. Untuk kelengkapan gizi tidak dapat dilakukan perhitungan sehingga tidak
diketahui kecukupan kalori dan jenis/beban kerja dikarenakan minimnya
informasi yang diperoleh.
3. Kebersihan dapur yang kurang.
4. Secara umum sanitasi perusahaan ini baik, hanya saja terdapat kekurangan
jumlah MCK dan tidak disediakan sabun di setiap kamar MCK.

Saran
1. Diharapkan perusahaan menyediakan fasilitas kantin perusahaan.
2. Jatah makan diberikan dari perusahaan yang memenuhi 4 sehat 5 sempurna
3. Diadakan penyuluhan gizi.
4. Kebersihan dapur perlu ditingkatkan karena berfungsi sebagai tempat untuk
menyediakan makanan dan minuman bagi para pekerja.
5. Pengadaan tempat cuci tangan berupa wastafel dengan air yang mengalir di
semua unit.
6. Menambah jumlah MCK dan disediakan sabun.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai