Toksin C Tetani PDF
Toksin C Tetani PDF
DISUSUN OLEH:
NAMA MAHASISWA
NIM
PROGRAM STUDI
KONSENTRASI
:
:
:
:
2015
Halaman
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat dan
hidayahNya sehingga kami dapat menuntaskan tugas ini dengan baik
Tugas berupa makalah dengan judul JALUR PEMBENTUKAN
TOKSIN CLOSTRIDIUM TETANI ini dibuat sebagai syarat dalam mengikuti
mata kuliah Mikrobiologi Klinik pada Program Pascasarjana Universitas
Hasanuddin Makassar Tahun Akademik 2015/2016.
Selaku penyusun kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan dan kekhilafan, olehnya kritik dan saran yang
bersifat membangun senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang seluas-luasnya
Penyusun
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
Tetanus merupakan penyakit yang akut dan seringkali fatal, penyakit ini
disebabkan oleh eksotoksin yuang dihasilkan oleh Clostridium tetani. Kata
tetanus berasal dari bahasa Yunani tetanos, yang diambil dari kata teinein yang
berarti teregang. Tetanus dikarakteristikan dengan kekakuan umum dan kejang
kompulsif pada otot-otot rangka. Kekakuan otot biasanya dimulai pada rahang
( lockjaw ) dan leher dan kemudian menjadi umum. Penyakit ini merupakan
penyakit yang serius namun dapat dicegah kejadiannya pada manusia.
Tetanus terjadi secara luas di seluruh dunia namun paling sering pada
daerah dengan populasi padat, pada iklim hangat dan lembab. Organisme
penyebab ditemukan secara primer pada tanah dan saluran cerna hewan dan
manusia. Transmisi secara primer terjadi melalui luka yang terkontaminasi. Luka
dapat berukuran besar atau kecil. Pada tahun-tahun terakhir ini, tatanus sering
terjadi melalui luka- luka yang kecil. Tetanus juga dapat menyertai setelah luka
operasi elektif, luka bakar, luka tusuk yang dalam, luka robek, otitis media, infeksi
gigi, gigitan binatang, aborsi dan kehamilan.
Secara internasional pada tahun 1992 terhitung sekitar 578.000 bayi
mengalami kematian karena tetanus neonatorum. Pada tahun 2000, dengan data
dari WHO menghitung insidensi secara global kejadian tetanus di dunia secara
kasar berkisar antara 0,5 1 juta kasus dan tetanus neonatorum terhitung sekitar
50% dari kematian akibat tetanus di negara negara berkembang. Perkiraan
insidensi tetanus secara global adalah 18 per 100.000 populasi per tahun. Di
negara berkembang, tetanus lebih sering mengenai laki laki dibanding
perempuan dengan perbandingan 3 : 1 atau 4 :1
Tetanus memiliki angka kematian sampai 50%. Kematian biasanya terjadi
pada penderita yang sangat muda, sangat tua dan pemakai obat suntik. Jika
gejalanya memburuk dengan segera atau jika pengobatan tertunda, maka
prognosisnya buruk.
Halaman
BAB II
PEMBAHASAN
II.1
spasme
berlanjut,
maka
otot
punggung
terlibat
dalam
Halaman
Tetanus neonatorum
Tetanus neonatorum terjadi pada anak-anak yang dilahirkan dari
ibu yang tidak diimunisasi secara adekuat, terutama setelah perawatan
bekas potongan tali pusat yang tidak steril. Resiko infeksi tergantung pada
panjang tali pusat, kebersihan lingkungan, dan kebersihan saat mengikat
dan memotong umbilikus. Onset biasanya dalam 2 minggu pertama
kehidupan. Rigiditas, kesulitan menelan ASI, iritabilitas dan spasme
merupakan gambaran khas tetanus neonatorum. Di antara neonatus yang
terinfeksi, 90% meninggal dan retardasi mental terjadi pada yang bertahan
hidup. (Sudoyo,2009)
3.
4.
Halaman
Manifestasi Klinis
Trismus ringan sampai sedang; spastisitas generalisata;
tanpa gangguan pernafasan; tanpa spasme; sedikit atau
tanpa disfagia
II : Sedang
III : Berat
IV : Sangat berat
II.2
CLOSTRIDIUM TETANI
Clostridium tetani tidak menghasilkan lipase maupun lesitinase, tidak
memecah protein dan tidak memfermentasi sakarosa dan glukosa juga tidak
menghasilkan gas H2S. Menghasilkan gelatinase, dan indol positif. Spora dari
Clostridium tetani resisten terhadap panas dan juga biasanya terhadap
antiseptis. Sporanya juga dapat bertahan pada autoclave pada suhu 249.8F
(121C) selama 1015 menit. Juga resisten terhadap phenol dan agen kimia
yang lainnya.
Clostridium tetani merupakan organisme obligat anaerob, batang gram
positif, bergerak, ukurannya kurang lebih 0,4 x 6 m. Mikroorganisme ini
menghasilkan spora pada salah satu ujungnya sehingga membentuk gambaran
tongkat penabuh drum atau raket tenis. Spora Clostridium tetani sangat tahan
terhadap desinfektan kimia, pemanasan dan pengeringan. Kuman ini terdapat
dimana-mana, dalam tanah, debu jalan dan pada kotoran hewan terutama kuda.
Halaman
Halaman
Halaman
II.3
TOKSIN TETANUS
Kuman ini juga menghasilkan 2 macam eksotoksin yaitu
Tetanolisin
Tetanolysin adalah cytolysin yang meningkatkan permeabilitas membran
sel melalui lisis sel, menurunkan potensial reduksi dan meningkatkan
pertumbuhan organisme anaerob. Tetanolisin ini diketahui dapat merusak
membran sel lebih dari satu mekanisme. Tetanolisin juga diketahui dapat
menghidrolisis sel darah merah
Tetanospasmin
Tetanospasmin (toksin spasmogenik) ini merupakan neurotoksin potensial
yang menyebabkan penyakit. Tetanospasmin merupakan suatu toksin
yang poten yang dikenal berdasarkan beratnya. Toksin ini disintesis
sebagai suatu rantai tunggal asam amino polipeptida 151-kD 1315 yang
dikodekan pada plsmid 75 kb. Tetanospasmin ini mempengaruhi
pembentukan dan pengeluaran neurotransmiter glisin dan GABA pada
terminal inhibisi daerah presinaps sehingga pelepasan neurotransmiter
inhibisi dihambat dan menyebabkan relaksasi otot terhambat. Batas dosis
terkecil tetanospasmin yang dapat menyebabkan kematian pada manusia
adalah 2,5 nanogram per kilogram berat badan atau 175 nanogram untuk
manusia dengan berat badan 75 kg.
Tetanospasmin adalah penyebab tetanus dan kadang-kadang
disebut sebagai tetanus neurotoxin (TeNT), karena bekerja pada sistem
saraf pusat. Tetanospasmin membuat jalan ke sistem saraf pusat melalui
aliran aksonal retrograde dimulai dengan neuron motorik - ditemukan di
Halaman
Halaman
10
Gambar 4. Fragmen Rantai Hc Tetanospasmin 1. Jelly-roll (ujuang amino) 2. -Trefoil (ujung carboxyl)
Halaman
11
transport
-
- Aksi
-
pembelahan synaptobrevin
Tiga langkah pertama menguraikan perjalanan tetanus dari sistem
saraf perifer ke SSP dan memiliki efek akhir yang ditimbulkan. Tiga
langkah terakhir mendokumentasikan perubahan yang diperlukan untuk
mekanisme akhir neurotoxin tersebut.
Halaman
12
Halaman
13
II.5
letupan
istirahat
dari
neuron
motor
alfa
meningkat,
toksin
botulinum,
juga
mungkin
menghambat
pelepasan
Halaman
14
Halaman
15
2.
3.
Tempat kerja utama toksin adalah pada sinaps inhibisi dari susunan saraf
pusat, yaitu dengan jalan mencegah pelepasan neurotransmitter inhibisi
seperti glisin, Gamma Amino Butyric Acid (GABA), dopamin dan
noradrenalin. GABA adalah neuroinhibitor yang paling utama pada susunan
saraf pusat, yang berfungsi mencegah pelepasan impuls saraf yang eksesif.
Toksin tetanus tidak mencegah sintesis atau penyimpanan glisin maupun
GABA,
namun
secara
spesifik
menghambat
pelepasan
kedua
Halaman
16
Halaman
17
bentuk
vegetative
dari
spora
melepaskan
toksin
Halaman
18
BAB III
KESIMPULAN
penyebab
tetanus
yaitu
tetanolisin
dan
tetanospasmin.
dan
rantai
Hc
yang
potensial
sebagai
neurotoxin
menyebabkan
Halaman
19
DAFTAR PUSTAKA
Halaman
20