Anda di halaman 1dari 4

KRISIS EROPA DAN YUNANI (2011)

Defisit yang lebar ditutupi dengan hutang. Sementara itu rasio hutang terhadap PDB sangat tinggi
bahkan lebih dari 100%. Ditambah dengan penggunaan hutang yang tidak efisien dan tak terarah.
Tekanan fiscal tersebut berdampak melemahnya ketahanan ekonomi beberapa negara Eropa serta
berkurangnya kesempatan kerja.

Besar kemungkinan terjadinya perambatan krisis keuangan Eropa. Krisis keuangan Eropa
dikhawatirkan dapat melebar tidak hanya di kawasan Eropa bahkan global. Proses perambatan
krisis keuangan Eropa diperkirakan bersumber dari sistem perbankan yang saling terkait dan
kompleks didalam kawasan Eropa maupun dengan luar kawasan Eropa seperti Amerika dan
Jepang. Dengan demikian, pada saat satu Negara pada lapisan pertama (Yunani, Irlandia, Portugal)
mengalami default, maka akan mempengaruhi perbankan negara lain terutama Perancis.
Krisis keuangan yang dialami Yunani maupun beberapa negara dilapisan pertama
memiliki
kemungkinan akan semakin dalam dan dapat menjalar menjadi krisis
keuangan seluruh Eropa maupun Global. Hal tersebut terlihat dari kemungkinan gagal
bayar (default) negara-negara Eropa terutama lapisan pertama yang besar serta
keterkaitan antar sektor perbankannya yang erat dan kompleks.
Kedalaman krisis pada jangka waktu pendek (seketika) diperkirakan mendorong aliran
modal keluar besar-besaran terkait dengan ketidakpercayaan pada sistem finansial
dunia. Dampak aliran modal keluar inilah yang perlu diwaspadai karena dapat
menurunkan confidence terhadap perekonomian Indonesia. Apabila Indonesia mampu
meredam gejolak jangka pendek (seketika) maka confidence perekonomian jangka
menengah panjang dapat terjaga.
krisis global diperkirakan akan memberi dampak yang besar pada sektor riil terutama
perdagangan terkait perlambatan perekonomian dunia terutama pada negara-negara
maju. Krisis global tidak berpengaruh besar terhadap jalur perdagangan langsung
(direct trade) antara Indonesia dengan Eropa maupun dengan Amerika Serikat. Namun
jalur perdagangan tidak langsung (indirect trade) Indonesia dengan Eropa dan Amerika
akan terpengaruh melalui China. China yang merupakan importer terbesar barang
Indonesia diperkirakan akan mengurangi impornya disebabkan permintaan negaranegara maju menurun terhadap barang China.
Beberapa kebijakan pemerintah yang dapat dilakukan antara lain:
1. menjaga market confidence, menjaga stabilitas moneter, nilai tukar, dan
keberlanjutan fiskal sehingga menjadi daya tarik bagi investor
2. mendorong sektor eksternal, meningkatkan diversifikasi pasar ekspor,
meningkatkan daya saing produk di pasar global dan domestik, menguatkan pasar

dalam negeri, meningkatkan nilai tambah produk ekspor, serta meningkatkan


pengawasan barang impor illegal dan konsumsi.
3. meningkatkan penajaman APBN, perlu dilakukan penajaman dan peningkatan
penyerapan anggaran sehingga dapat memberi dampak optimum terhadap
perekonomian. Selain itu, daya beli masyarakat perlu dijaga dengan penguatan
kebijakan Program Pro-Rakyat dan menjaga momentum pertumbuhan kelas
menengah.
Dampak Krisis Eropa Bagi Indonesia
Indeks Bursa Saham menurun
Kepemilikan asing menurun
Tingkat kepercayaan sempat menurun.
Nilai tukar melemah.
Inflasi masih terkendali ditengah
gejolak harga komoditas internasional
Penurunan harga harga komoditas di pasaran dunia ini terutama untuk bahan-bahan
baku
peningkatan harga pada komoditi investasi yaitu emas terkait sifat investasi yang
lebih aman.
Kondisi perbankan masih kondusif (CAR 17% modal/DPK minimal 8%, NPL 2,7%,
pertumbuhan kredit positif)
Perdagangan luar negeri terus pulih
Daya tarik investasi masih terjaga
Kecukupan cadangan devisa memadai.
Kondisi Neraca Pembayaran Indonesia masih terjaga (Cenderung turun, muia terkena
dampak)
Kesinambungan fiskal masih dapat dijaga (Ratio utang dr 57% 2004 jadi 25% 2011).
Dampak Jangka Pendek, Aliran modal keluar akan mendorong pelemahan pada nilai
tukar Rupiah. Cadagan devisa 111 Milyar blm memadai menstabilkan ekonomi.
Dampak Jangka Panjang
Pelemahan permintaan dari Negara Amerika Serikat dan Uni Eropa akan berpotensi
menurunkan ekspor Indonesia ke kedua negara tersebut.
Persaingan sejumlah Negara memperebutkan pasar Asia diperkirakan akan semakin
ketat menyusul penurunan permintaan dari Amerika Serikat dan Eropa.

KRISIS YUNANI DAN TURBULENSI EKONOMI INDONESIA (2015)

krisis ekonomi yang dialami Yunani. Krisis terjadi akibat kegagalan membayar utang (default)
sebesar 1,5 miliar euro atau sekitar Rp22 triliun pada International Monetary Fund (IMF)
yang jatuh tempo 30 Juni 2015. Krisis Yunani semakin diperparah dengan hutang terhadap
PDB yang semakin besar, yaitu sebesar 177 persen.
Disaat yg sama Juga terjadi Turrbulensi Ekonomi Indonesia. Situasi ini ditandai dengan
semakin lemahnya rupiah dibandingkan dengan dolar AS, melambatnya pertumbuhan
ekonomi, Indonesia, serta utang luar negeri triwulan pertama tahun 2015 yang telah mencapai
298,1 Miliar dolar AS.
Kondisi perekonomian Yunani saat ini banyak dipengaruhi oleh ketidak hati-hatian pemerintah
dalam mengelola keuangan. Tingginya utang luar negeri, deflasi, dan nilai tukar uang yang
bergerak fluktuatif tetapi dengan kecenderungan menurun, mengakibatkan turunnya
kepercayaan pasar. Hal tersebut semakin memberatkan Yunani untuk kembali menjadi negara
yang diperhitungkan di kancah percaturan ekonomi di kawasan Eropa.
pergerakan IHSG yang negative disebabkan oleh adanya sentimen terhadap kebangkrutan
yunani yang menolak bantuan menjadi faktor utama aksi jual investor. Indonesia memang tidak
memiliki hubungan ekonomi langsung yang besar terhadap Yunani. Meskipun begitu, jika krisis
tersebut tidak menunjukkan arah perkembangan positif, krisis Yunani dapat memicu krisis di
negara-negara di kawasan Eropa lainnya, sehingga sentiment pengaruhnya terhadap keuangan
global dapat saja terjadi.
Kondisi perekonomian Indonesia diyakini lebih baik dan jauh berbeda. Namun demikian,
pemerintah harus belajar dari kondisi krisis yang dihadapi Yunani saat ini. Sebagai contoh,
pemerintah harus berani mengambil kebijakan untuk dapat merevisi tingkat pertumbuhan
ekonomi ke angka yang lebih realistis dalam rangka menjaga kepercayaan pasar Selain itu, DPR
RI dan pemerintah pun harus bersinergi untuk dapat lebih menghasilkan kebijakan yang dapat
meningkatkan kinerja perekonomian nasional. Sebaliknya, dalam mengawal momentum ini,
DPR RI bisa segera mengesahkan RUU Jaring Pengaman Sistem Keuangan sebagai dasar
hukum mitigasi krisis. Dengan demikian, upaya menjaga momentum ketahanan ekonomi
nasional akan semakin kuat.
SOLUSI KRISIS YUNANI 2015
1. Brantas korupsi.
2. Perangi penggelapan pajak.
3. Reformasi sitem dana peniun.
4. Difersifikasi ekonomi. Mengandalkan wisata.
5. Dongkrak ekspor.
6. Menarik investor asing. Tingginya kkn menjadi susah.
7. Perangi brain drain. Kabrunya warga terbaik yunani ke luar negeri.

HARGA MINYAK DUNIA


Turun. Exes demand. Produksi yang banyak di amerika dan iran. Amerika saat ini
menjadi terbesar dalam produksi minyak mentah mencapai 9 juta barel/hari.
Sedangkan negara2 opec hanya mencapai 35 juta barel/hari. Ditemukan teknik
produksimutakhir yang baru dengan pengambilan minyak diantara mineral dan
bebatuan. Sehingga terjadi exes supply. Opec dan negara2 minyak seperti rusia
ingin membatasi produksi supaya harga minya stabil dg syarat Negara utama
penghasil minyak menyetujuinya. Namun iran menolak hal tersebut. Iran malah
ingin mendongkrak produksi lebih banyak. Hal ini juga menyebabkan negara2
opec tidak bsa ikut membatasi produksi. Sehingga harga minyak mengalami
penurunan.
Pertemuan akan dilanjutkan tgl 17 april di doha Qatar.
Harga jual minyak rendah. Devisa Negara menjadi kurang. Buat Negara industry.

Anda mungkin juga menyukai