Anda di halaman 1dari 10

TUGAS RANGKUMAN

MANAJEMEN PORTOFOLIO DAN ANALISIS


INVESTASI

KELAS A
NAMA KELOMPOK :
Yosephine Agnes

(3203013121)

Yessika Agustya P

(3203013132)

Christine Agustin

(3203013149)

Chelena Destiviany P

(3203013167)

Puput Reny

(3203013196)

Edbert Christianto

(3203013209)

Maria Marta

(3203013211)

Putri Mayangsari

(3203013226)

Fakultas Bisnis Jurusan Akuntansi


Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2016

RETURN HARAPAN DAN RISIKO PORTOFOLIO


Problem utama yang dihadapi setiap investor adalah menentukan
sekuritas beresiko mana yang harus dibeli. Karena satu portfolio merupakan
kumpulan sekuriatas, masalah ini bagi investor sama dengan memilih portfolio
yang optimal dari suatu portfolio yang ada.
Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas, maka dilakukan upaya meminimalisasi
kerugian dengan portfolio investasi. Investor yang dilakukan biasanya bukan pada
satu instrumen pasar modal, tetapidikombinasi dengan instrumen pasar modal
lain. Atau dapat dikatakan, portfolio adalah sekumpulan investasiatau gabungan
dari 2 atau lebih surat berharga. Tujuan utama dari kombinasi ini adalah rencana
investasi yang paling aman dengan keuntungan yang maksimal dan resiko yang
minimal
Tujuan Investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa
melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan
salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan
imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang
dilakukannya.
Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu
yield dan capital gain/loss. Yield merupakan return yang mencerminkan aliran kas
yang diperoleh secara periodic dari suatu investasi. Jika kita berinvestasi pada
sebuah obligasi misalnya, maka besarnya yield ditunjukkan dari bunga obligasi.
Demikian pula halnya jika kita membeli saham, yield ditunjukkan oleh besarnya
dividen yang kita peroleh. Sedangkan capital gain (loss) merupakan kenaikan
(penurunan) harga suatu surat berharga, yang bisa memberikan keuntungan
(kerugian) bagi investor.
Dari kedua sumber return diatas, maka kita bisa menghitung return total. Perlu
diketahui bahwa yield hanya akan berupa angka nol (0) dan postif (+), sedangkan
capital gain (loss) bisa berupa angka minus (-), nol (0) dan positif (+) secara
matematis return total suatu investasi bisa dituliskan :
Return total = yield + capital gain (loss)

Risiko adalah kemungkinan adanya sesuatu yang tidak menguntungkan akan


terjadi di masa mendatang. Risiko juga merupakan kemungkinan perbedaan antara
return yang diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan
perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut
Risiko bisnis dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain
1.

Variabilitas permintaan terhadap produk perusahaan. Semakin stabil

penjualan produk perusahaan, dengan asumsi hal-hal lain tetap (ceteris paribus),
semakin kecil risiko bisnis.
2.

Variabilitas harga jual. Semakin mudah harga jual berubah, semakin besar

juga risiko bisnis yang dihadapi.


3.

Variabilitas biaya input. Semakin tidak menentu biaya input, semakin besar

risiko bisnis yang dihadapi.


4.

Kemampuan menyesuaikan harga jual bila ada perubahan biaya input.

Semakin besar kemampuan perusahaan menyesuaikan harga jual dengan


perubahan biaya, semakin kecil risiko bisnis.
5.

Tingkat penggunaan biaya tetap (leverage operasi). Semakin tinggi tingkat

penggunaan biaya tetap, semakin besar risiko bisinis.


6.

Risiko keuangan terjadi karena adanya penggunaan hutang dalam struktur

keuangan perusahaan, yang mengakibatkan perusahaan harus menanggung beban


tetap secara periodik berupa beban bunga. Hal ini akan mengurangi kepastian
besarnya imbalan bagi pemegang saham, karena perusahaan harus membayar
bunga sebelum memutuskan pembagian laba bagi pemegang saham. Dengan
demikian, risiko keuangan menyebabkan variabilitas laba bersih (net income)
lebih besar.
7.

Jika manajemen perusahaan dapat memanfaatkan dana yang berasal dari

hutang untuk memperoleh laba operasi yang lebih besar dari beban bunga, maka
penggunaan hutang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dan akan
meningkatkan return bagi pemegang saham. Sebaliknya, jika manajemen tidak
dapat memanfaatkan dana secara baik, perusahaan mengalami kerugian.
8.

Pengukuran manfaat penggunaan hutang atau leverage keuangan dapat

dilakukan dengan memperbandingkan tingkat pengembalian aktiva atau

rentabilitas ekonomi (basic earning power) dengan tingkat bunga hutang. Jika
rentabilitas ekonomis lebih besar dari biaya hutang, maka leverage itu
menguntungkan; dan tingkat pengembalian atas modal sendiri (rentabilitas modal
sendiri atau ROE) juga akan meningkat.
Return merupakan tingkat keuntungan investasi yang terdiri dari : Return
Realisasi (Realized Return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi
penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan.
Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan
risiko dimasa mendatang. Return Ekspektasi (Expected Return) merupakan
return yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Return ini penting
dibandingkan dengan return historis karena return ekspektasi merupakan return
yang diharapkan dari investasi yang dilakukan.
Seperti
investor

juga

dijelaskan

di

atas,

di

samping memperhitungkan

return,

perlumempertimbangkan tingkat risiko suatu investasi sebagai

dasar pembuatan keputusan investasi.Risiko merupakan kemungkinan perbedaan


antara return actual yang diterima dengan returnyang

diharapkan.

Semakin

besar kemungkinan perbedaannya, berarti semakin besar risikoinvestasi


tersebut. Ada beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko
suatu investasi.Sumber-sumber tersebut antara lain : risiko suku bunga, risiko
pasar, risiko inflasi, risiko bisini, risiko finansial, risiko likuiditas, risiko nilai
tukar mata uang, risiko nrgara.
Risiko suku bunga. Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas
return suatu investasi. Perubahansuku bunga akan mempengaruhi harga saham
secara terbalik, ceteris peribus. Artinya, jika sukubunga meningkat, maka harga
saham akan turun, ceteris peribus. Demikian pila sebaliknya, jikasuku bunga
turun, harga saham naik. Mengapa demikian ? secara sederhana, jika suku
bungamisalnya naik, maka return investasi yang terkait dengan suku bunga
(misalnya deposito) jugaakan naik. Kondisi seperti

ini bisa menarik minat

investor yang sebelumnya berinvestasi disaham untuk memindahkan dananya dari


saham ke dalam deposito. Sebagian besar investormelakukan tindakan yang sama
maka banyak investor yang menjual saham, untuk berinvestasidalam bentuk
deposito.

Berdasarkan hukum permintaan-penawaran, jika banyak pihak


menjualsaham, ceteris peribus, maka harga saham akan turun. Demikian pula
halnya untuk sekuritasobligasi, jika suku bunga yang berlaku meningkat
maka harga obligasi akan turun, dansebaliknya. Logikanya adalah bahwa
jika suku bunga meningkat, maka tingkat return yangdiisyaratkan investor atas
suatu obligasi juga akan meningkat. Dalam kondisi seperti ini, hargapasar obligasi
akan

turun

karena

investor

yang

meiliki

obligasi

tersebut

dalam

kenyataannyahanya memperoleh tingkat kupon yang tetap (kupon adalah income


tetap bagi investor obligasi),padahl tingkat return yang diisyaratkan atas obligasi
tersebut meningkat, seiring peningkatansuku bunga yang berlaku.
Risiko pasar. Fliktuasi pasar secara keseluruhan yang mempengaruhi
variabilitas return suatu investasidisebut sebagai risiko pasar. Fluktuasi pasar
biasanya ditunjukkan oleh berubahnya indeks pasarsaham secara keseluruhan.
Perubahan pasar dipengaruhi oleh banyak factor seperti munculnyaresesi
ekonomi, kerusuhan, ataupun perubahan politik.
Risiko Inflasi. Inflasi meningkat akan mengurangi kekuatan daya belii
rupiah yang telah diinvestasikan.Oleh karenanya, risiko inflasi juga disebut
sebagai risiko daya beli. Jika inflasi mengalamipeningkatan, investor biasanya
menuntut tambahan premium inflasi untuk mengkompensasipenurunan daya beli
yang dialaminya.
Risiko bisnis. Risiko dalam menjalankan bisnis dalam suatu jenis industry
disebut sebagai risiko bisnis.Misalnya perusahaan pakaian jadi yang bergerak paa
industry tekstil, akan sangat dipengaruhiole karakteristik industry tekstil, akan
sangat dipengaruhi oleh karakteristik industry tekstil itu sendiri.
Risiko financial. Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan
untuk

menggunakan

utang

dalampembiayaan modalnya. Semakin besar

proporsi utang yang digunakan perusahaan, semakin besarrisiko financial yang


dihadapi perusahaan.
Risiko likuiditas. Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang
diterbitkan perusahaan bisadiperdagangkan di pasar sekunder. Semakin cepat
suatu sekuritas diperdagangkan, semakinlikuid sekuritas tersebut, demikian

sebaliknya. Semakn tidak likuid suatu sekuritas semakin besarpula risiko


likuiditas yang dihadapi perusahaan.
Risiko nilai tukar mata uang. Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi niai
tukar mata uang domestic (Negara perusahaantersebut dengan nilai mata uang
Negara ainnya. Risiko ini juga dikenal sebagai risiko mata uang(currency risk)
atau risiko nilai tukar (exchange rate risk).
Risiko Negara. Risiko ini juga disebut sebgai risiko politik, karena
sangat berkaitan dengan kondisiperpolitikan suatu Negara. Bagi perusahaan yang
beroperasi di luar negeri, stabilitas politik daekonomi Negara bersangkutan sangat
penting diperhatikan untuk menghindari risiko Negarayang terlalu tinggi.
Untuk mengestimasi return sekuritas sebagai asset tunggal (stand-alone
risk), investor arusmemperhitungkan setiap kemungkinan terwujudnya tingkat
return

tertentu, atau yang

lebihdikenal dengan probabilitas kejadian. Secara

matematis, return yang diharapkan dapat ditulis sebagai berikut:

Dalam hal ini:E(R) = Return yang diharapkan dari suatu sekuritasRi = Return ke-i
yang mungkin terjadipri = probabilitas kejadian return ke-in = banyaknya return
yang mungkin terjadi
CONTOH: MENGHITUNG RETURN YANG DIHARAPKAN Sekuritas
ABC memiliki skenario kondisi ekonomi seperti dalam tabel di bawah ini:
Distribusi probabilitas sekuritas ABC
Kondisi Ekonomi

Probabilitas

Return

Ekonomi kuat

0,30

0,20

Ekonomi sedang

0,40

0,15

Resesi

0,30

0,10

Perhitungan return harapan dari sekuritas ABC tersebut bisa dihitung dengan
rumus :

E(R) = [(0,30) (0,20)] + [(0,40) (0,15)] + [(0,30) (0,10)]


= 0,15

Jadi, return harapan dari sekuritas ABC adalah 0,15 atau 15%
Di samping cara perhitungan di atas, perhitungan return harapan juga bisa
dilakukan dengan dua cara lainnya yang dikenal sebagai perhitungan :
1. Rata-rata aritmatik (arithmetic mean). Arithmetic mean lebih baik dipakai untuk
menghitung nilai rata-rata aliran return yang tidak bersifat kumulatif
2. Rata-rata geometric (geometric mean). Geometric mean sebaiknya dipakai untuk
menghitung tingkat perubahan aliran return pada periode yang bersifat serial dan
kumulatif (misalnya 5 atau 10 tahun berturut turut).
Kedua metode tersebut dapat digunakan untuk menghitung suatu rangkaian aliran
return dalam suatu periode tertentu, misalnya return suatu aset selama 5 atau 10
tahun.
Dalam manajemen portofolio dikenal adanya konsep pengurangan risiko
sebagai akibat penambahan sekuritas ke dalam portofolio. Konsep ini merupakan
konsep yang sangat penting dalam pemahaman risiko portofolio. Konsep ini
menyatakan bahwa jika kita menambah secara terus-menerus jenis sekuritas ke
dalam portofolio kita, maka manfaat pengurangan risiko yang kita peroleh akan
semakin besar sampai mencapai titil tertentu di mana manfaat pengurangan
tersebut mulai berkurang.
Konsep ini sejalan dengan law of large number dalam statistik, yang
menyatakan bahwa semakin besar ukuran sampel, semakin besar kemungkinan
rata-rata sampel mendekati nilai yang diharapkan dari populasi. Konsep
penurunan risiko portofolio didasari asumsi bahwa return-return sekuritas bersifat
independen. Dengan asumsi bawha return sekuritas yang ada dalam portofolio
tidak saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya, risiko portofolio bisa
diestimasi dengan nilai deviasi standar populasi dibagi dengan akar dari n (jumlah
sekuritas dalam portofolio).
Portofolio adalah istilah keuangan yang menunjukkan koleksi investasi yang
dimiliki oleh perusahaan investasi, hedge fund, lembaga keuangan atau individu.
Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan atau sekumpulan aset, baik
berupa aset riil maupun aset financial yang dimiliki oleh investor.
Untuk menurunkan risiko portofolio perlu melakukan diversifikasi.
Diversifikasi portofolio diartikan sebagai pembentuka portofolio sedemikian rupa

sehingga dapat mengurangi risiko portofolio tanpa pengorbanan pengembalian


yang dihasilkan. Ini merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh investor. Beberapa
investor melakukan diversifikasi portofolio dengan jalan memasukkan berbagai
aktiva dari seluruh kelompok aktiva yang ada, seperti saham, obligasi, dan real
estat.
Para investor yang menghususkan diri dalam satu kelompok aktiva misanya
saham, juga menganggap perlu dilakukan diversifikasi portofolio. Yang dimaksud
dengan diversifikasi portofolio dalam hal ini adalah seluruh dana yang ada
seharusnya tidak diinvestasikan ke dalam bentuk saham satu perusahaan saja, tapi
portofolio harus terdiri dari saham banyak perusahaan.
Diversifikasi naif atau diversifikasi random. Strategi diversifikasi naif
dicapai pada saat investor melakukan investasi pada sejumlah saham yang
berbeda atau kelompok aktiva yang berbeda dan berharap bahwa varians dari
pengembalian diharapkan atas portofolio dapat diperkecil.
Sebagai contoh, aturan penginvestasian saham terkenal menyatakan bahwa
portofolio seharusnya didiversifikasi pada berbagai industri yang berbeda.
Diversifikasi naif berhubungan erat dengan praktik yang oleh Francis dan
Alexander (1986) disebut dengan penataan interior keuangan. Menurut
pendekatan ini, konsultan investasi berusaha merancang suatu portofolio yang
sesuai dengan kepribadian keuangan investor. Menurut Francis dan Alexander,
asumsi pada penataan interior keuangan adalah bahwa jenis investor tertentu
memiliki persyaratan investasi tertentu pula yang dapat dipenuhi dengan jalan
merancang portofolio yang sesuai.
Diversifikasi Markowitz. Untuk memperoleh manfaat pengurangan risiko
yang lebih optimal dari diversifikasi, tentunya kita tidak bisa mengabaikan begitu
saja informasi-informasi penting tentang karakteristik aset-aset yang akan
dimasukkan dalam portofolio, seperti yang dilakukan dalam diversifikasi random.
Dengan memperhitungkan karakteristik aset seperti tingkat return harapan serta
klasifikasi industri suatu aset, kita akan menjadi lebih selektif dalam memilih asetaset yang mampu memberikan manfaat diversifikasi yang paling optimal.
Janganlah menaruh semua telur ke daam satu keranjang, sebab jika keranjang
itu jatuh , maka semua telur yang ada dalam keranjang tersebut akan pecah.

Janganlah menginvestasikan semua dana yang kita miliki hanya pada satu aset
saja , karena jika aset tersebut gagal, maka semua dana yang telah kita
investasikan

akan

lenyap.

Strategi

diversifikasi

Markowitz

terutama

berhubungan dengan tingkat kovarians antara pengembalian aktiva dalam


portofolio. Kontribusi utama dari jenis diversifikasi ini adalah formulasi risiko
aktiva dalam hal portofolio aktiva, bukan risiko aktiva secara sendiri-sendiri.
Diversifikasi Markowitz berusaha menggabungkan aktiva-aktiva dalam portofolio
dengan pengembalian yang memiliki korelasi positif kurang dari sempurna,
dengan tujuan mengurangi risiko portofolio (varians) tanpa mengurangi
pengembalian Diversifikasi Markowitz berbeda dari diversifikasi naif dan lebih
efektif karena diversifikasi ini berusaha mempertahankan pengembalian yang ada,
dan mengurangi risiko melalui analisis kovarians antara pengembalian
aktiva.Diversifikasi Markowitz dan pentingnya korelasi aktiva dapat diilustrasikan
melalui contoh portofolio dua aktiva. Pertama, akan ditunjukkan hubungan umum
antara risiko yang diharapkan dari portofolio dua aktiva dan korelasi
pengembalian dari aktiva dalam portofolio. Selanjtnya akan dilihat pengaruh
penggabungan aktiva dengan korelasi yang berbeda terhadap risiko portofolio.
Return harapan dari portofolio bisa diestimasi denganmenghitung rata-rata
tertimbang dari return harapan masing-masing asset individual yang ada dalam
portofolio. Rumus untuk menghitung return harapan dari portofolio adalah
sebagai berikut:
E(Rp) = _(i=1)^nWi E(Ri)
Dalam hal ini:
E(Rp) = return harapan dari portofolio
Wi

= bobot portofolio sekuritas ke-i

Wi = jumlah total bobot portofolio = 1,0


E(Ri) = return harapan dari sekuritas ke-i
n

= jumlah sekuritas-sekuritas yang ada dalam portofolio


Dengan menggunakan kovarians seperti yang telah dibahas kita bisa

menghitung besarnya risiko portofolio. Ada tiga hal yang perlu ditentukan, yaitu:

Varians setiap sekuritas


Kovarians antar satu sekuritas dengan sekuritas lainnya
Bobot portofolio untuk masing-masing sekuritas
Kasus dua sekuritas kita bisa menghitung standar deviasi return kedua sekuritas
tersebut. Secara matematis rumus yang dipakai adalah sebagai berikut:
_p= [ W_A^2 _A^2+W_B^2 _B^2++2(W_A )(W_B )(_AB)_A
_B]^(12)
Dalam hal ini:
_p = deviasi standar portofolio
W_A= bobot portofolio pada asset A
_AB = koefisien korelasi asset A dan B
Kasus n-sekuritas ukuran yang dipakai adalah varians return dari n-sekuritas
yang ada dalam portofolio. Secara matematis rumus yang digunakan adalah:
^2_p =_(i=1)^nW_i^2 _i^2+_(i=1)^n_(j=1)^nW_i W_j _ij

dalam hal ini:


^2_p= varians return portofolio
^2_i = varians return sekuritas
_ij = kovarians antara return sekuritas i dan j
W_i = bobot atau porsi dana yang diinvestasikan pada sekuritas i
_(i=1)^n_(j=1)^n= tanda penjumlahan ganda, berarti angka n2 akan
ditambahkan secara bersamaan

Anda mungkin juga menyukai