Anda di halaman 1dari 5

TEKNOLOGI BAHAN ALAM LOKAL

Anggraeni Budi Kusriarti


I02101013

PRODI ARSITEKTUR
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
A. Jenis Kayu

http://www.kidnesia.com

http://dishut.jabarprov.go.i
d

Kayu ulin atau biasa disebut sebagai kayu besi merupakan kayu terkuat dari habitat
asalnya yaitu pulau Kalimantan. Kayu ulin juga tersebar di hutan Kalimantan, Jambi,
Sumatera Selatan, Bangka, dan Belitung. Tinggi pohon dapat mencapat 35 m dengan
panjang batang bebas cabang 5 - 20 m, diameter 60 - 80 m, dan bahkan dapat mencapai 50
cm. Kayu ulin umumnya tumbuh pada ketinggian 5 - 400 m di atas permukaan laut dengan
medan datar sampai miring, tumbuh terpencar atau mengelompok dalam hutan campuran.
Ciri utama kayu ulin adalah batangnya yang lurus dengan banir (bagian bawah
batang yang menonjol keluar yang merupakan akar yang memperkuat batang dan tumbuh
di atas tanah) yang tumbuh tidak secara melingkar. Kulit pohonnya licin, berwarna kuning
atau kelabu muda. Kayu ulin yang sudah dipotong jika lama terendam air akan menghitam.
tekstur kayunya kasar, sangat keras sehingga sulit digergaji, dan baunya aromatik.
Pohon yang tidak memiliki banyak cabang ini memperbanyak diri dengan buah dan
biji. Kayu ulin dapat tumbuh dengan baik di tanah yang mudah meresap air, biasanya pada
tanah berpasir. Meskipun menyukai udara lembab, kayu ulin dapat pula tumbuh di daerah
kering. Hingga berumur 3 tahun, kayu ulin tidak membutuhkan banyak cahaya. Setelah itu,
sedikit demi sedikit membutuhkan cahaya hingga penuh.
Keistimewaan kayu ulin selain kuat dan awet (termasuk dalam kelas kuat I dan kelas
awet I) adalah tahan terhadapat serangan rayap dan serangga penggerek. Kayu ulin juga
tahan terhadap perrubahan suhu, kelembaban, dan pengaruh air laut. Karenanya jenis kayu
ini banyak digunkan untuk konstruksi jembatan, dermaga, bngunan yang terendam air,
bantalan rel kereta api, perkapalan, dan lain-lain. Kayu ulin juga digunakan sebagai bahan
sirap (atap) karena mudah dibelah. namun, sebagai bahan baku perabotan rumah tanga
jarang dijumpai karena sifat kayunya yang sangat keras dan berat. Kayu ulin dapat digergaji
dan diserut dengan hasil baik, tetapi sangat cepat menumpulkan alat-alat karena kayunya
sangat keras. Kayu ulin dapat dibor dan dibubut dengan baik, namun sukar direkat dengan
perekat sintetik dan harus dibor dahulu sebelum di sekrup atau dipaku, karena cenderung
untuk pecah dalam arah radial.
B. Proses Pemasangan
Atap sirap adalah atap yang berbahan kayu besi atau disebut juga kayu ulin. Kayu ini
sangat kuat dan awet sampai puluhan tahun, bahkan sampai ratusan tahun. Kesan alami
bangunan dapat ditampilkan dengan menggunakan bahan atap sirap ini. Di Indonesia kayu
ini banyak ditemukan di Kalimantan. Atap sirapbanyak dipasang untuk gazebo, villa, rumah
tinggal, resort, hotel, restoran, dan gedung instansi pemerintah maupun swasta.

Dalam pemasangan atap sirap ini, perlu teknik khusus untuk menggunakan atap
berbahan kayu tersebut. Kayu besi atau kayu ulin dipotong - potong tipis (sekitar 4-5 mm).
Kemudian kayu tersebut (atap sirap) dipasang dengan cara seperti memasang genteng
tanah, yaitu dipasang bagian bawahnya terlebih dahulu, kemudian ditumpuk dengan yang
diatasnya. Itu adalah teknik pemasangan atap sirap dengan cara pemasangan yang
sederhana. Berikut ini tentang beberapa detil Teknik Pemasangan Atap Sirap.
a) Untuk menjaga agar tidak renggang, sebelum dipasang, bilah - bilah kayu besi (Kayu
Ulin) bahan atap sirap dipotong agar rapih dan benar - benar presisi.
b) Khusus untuk atap sirap expose, bilah kayu besinya (Kayu Ulin) harus benar - benar
rapih dan rapat. Ini dikarenakan pada bangunan yang tidak menggunakan plafon,
sirap pada bagian lapisan paling bawah biasanya terlihat.
c) Seperti yang telah disebutkan, bilah - bilah kayu sirap dipasang seperti memasang
genteng. Agar atap sirap tersebut tidak merosot, bilah - bilah atap sirap ini perlu
dipaku. Adapun paku yang dipakai untuk memasang atap sirap ini ada 2 jenis, yaitu
paku kuningan dan paku biasa. Karena jumlah bilah atap sirap ini mencapai ribuan,
gunakanlah pistol paku untuk memasang paku pada atap sirap tersebut. Pistol paku
bekerja menembakan paku dengan tenaga angin dari kompresor, sehingga
pekerjaan memasang atap sirap ini jadi lebih cepat. Sebisa mungkin proses
pemasangan atap sirap ini juga dikerjakan secara bersamaan oleh sejumlah tukang.
d) Atap sirap biasanya dipasang antara 3 hingga 4 lapis secara berurutan, dari lapisan
atap sirap yang paling bawah, atap sirap yang dipasang yaitu ; layer 1, tripleks,
alumunium foil, sirap layer 2, sirap layer 3, dan sirap layer 4.

http://1.bp.blogspot.c
om
C. Rekayasa Kayu

http://web.utk.edu

http://im8.tokobagus
.biz

http://www.en.brettsperrhol

http://www.apawood.
org

Salah satu produk baru rekayasa kayu adalah produk cross laminated timber (CLT).
Menurut Perkins dan McCloskey (2010), CLT dibentuk dengan 3 sampai 7 lapisan kayu atau
papan yang disusun satu sama lain secara bersilangan dan direkatkan bersama dengan
tekanan hidrolik pada seluruh bagian permukaan atau dapat dipaku. Setiap lapisan terdiri
dari papan dengan berbagai ketebalan laminasi.
Modifikasi produk dalam proses pembuatan CLT adalah dengan melakukan
kombinasi ketebalan dan orientasi sudut lamina menggunakan sistem sambungan paku.
Seperti diketahui kayu mempunyai sifat anisotropik yaitu sifat kayu yang menunjukkan
perbedaan sifat-sifat pada bidang orientasinya atau kemampuan kayu dalam menerima
beban yang bekerja padanya tidak sama tergantung dari arah seratnya. Penataan lapisan
lamina yang bersilang pada panel CLT diharapkan dapat memberikan nilai kekuatan,
kekakuan, dan kestabilan struktur yang lebih baik sehingga jenis-jenis kayu hutan rakyat
dapat digunakan sebagai bahan struktural.
Hasil penelitian Mardiyanto (2012) mengenai pembuatan panel CLT kayu manii
menggunakan perekat Isosianat (CLT-Isosianat) menunjukkan panel CLT yang dibuat
mempunyai stabilitas dimensi yang baik serta kekakuan dan kekuatan lentur yang relatif
tinggi. MOE panel CLT-Isosianat sebesar 43802 kg/cm2 dan MOR panel tersebut mencapai
311 kg/cm2. Oleh karena itu menarik jika dilakukan penelitian selanjutnya mengenai
pembuatan

panel

CLT menggunakan

paku

(CLT-Paku)

supaya

kemudian

dapat

membandingkan karakteristik sifat fisis dan mekanis antara panel CLT-Isosianat dengan
CLT-Paku pada beberapa kombinasi ketebalan dan orientasi sudut lamina tengah.

Sumber :
file:///E:/kuliah/semester%202/TBA/paper/kayu%20ulin/Teknik%20Pemasangan%20Atap
%20Sirap%20-%20UD%20Sirap%20Mandiri%20%20%20Toko%20Atap%20Sirap%20Dan
%20Jasa%20Pemasangan%20Atap%20Sirap%20Kayu%20Ulin%20Terbaik.htm
http://www.pertani-kalimantan.com/artikel/flora-kayu-ulin-kayu-besi.html

Anda mungkin juga menyukai