Draft Pergub Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan
Draft Pergub Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan
NOMOR :
TAHUN 2011
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN
PROVINSI JAWA BARAT
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR JAWA BARAT,
Menimbang
Mengingat
Memperhatik
an
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 1
Maksud ditetapkannya Peraturan Gubernur ini adalah agar terwujud suatu
mekanisme kerja yang mengatur secara effektif dan efisien alur pasien
sesuai kebutuhan dan kewenangan medis melalui jalur rujukan, sehingga
dapat mengoptimalkan sumber daya yang terbatas
Pasal 2
Tujuan ditetapkannya Peraturan Gubernur ini sebagai panduan dalam
pelaksanaan sistem rujukan pelayanan kesehatan, baik bagi petugas
kesehatan maupun bagi masyarakat.
BAB III
JENJANG RUJUKAN MEDIS/SPESIMEN
Pasal 3
b.
Posyandu.
(2). Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama sebagai
Pelaksana Pelayanan Kesehatan tingkat 1 (PPK 1)
a. Praktik Bidan
b. Praktik Perawat
c. Klinik Bersalin
d. Klinik
e. Praktik Dokter Umum
f. Praktik Dokter Gigi
g. Puskesmas dan jaringannya (Puskesmas
Pembantu,
BAB IV
memudahkan
pelayanan
keterjangkauan
kesehatan
yang
masyarakat
bermutu
pada
Daerah
dan
b.
Fasilitas
pelayanan
kesehatan
yang
dibina,
seperti
bersalin,
Laboratorium
klinik/kesehatan
dan
RS
d.
adalah
Rumah
Sakit
Daerah
Karawang
Kota
Kabupaten
Cirebon,
Majalengka
Kabupaten
dan
Indramayu,
Kabupaten
Kuningan
Kota
Tasikmalaya
sebagai
Rumah
Sakit
Cakupan
Kabupaten
Rujukan
Sumedang,
Kota
(enam)
Bandung,
meliputi
Kabupaten
Cakupan
Rujukan
wilayah
Kabupaten/Kota
Pelayananan
Pemerintah
Laboratorium
Rujukan
atau
dengan
Tertingginya
Swasta
Klinik
Kabupaten/Kota
Fasilitas
Rumah
minimal
Utama
meliputi
Kelas
Sakit
dan
Pemerintah/Swasta
atau
Laboratorium
Swasta
Klinik
Bupati/Walikota
yang
Madia
minimal
Kelas
ditetapkan
paling
banyak
dengan
meliputi
dan
SK
5
Daerah
menetapkan
Rumah
Sakit Rujukan
Daerah
dan
Kabupaten/Kota
mengembangkan
pertama
pasien
adalah
pada
Fasilitas
Pelayanan
pelayanan
kesehatan
yang
tidak
memenuhi
BAB VI
SYARAT RUJUKAN
Pasal 6
(1) Rujukan
harus
dibuat
oleh
orang
yang
mempunyai
unit
yang
mempunyai
tanggungjawab
dalam
Pencatatan
dan
dokumen
hasil
pemeriksaan
penunjang
d. Adanya pengertian timbal balik antara pengirim dan
penerima rujukan.
e. Adanya pengertian petugas tentang sistem rujukan.
f. Rujukan dapat bersifat horizontal dan vertikal, dengan
prinsip mengirim ke arah fasilitas pelayanan kesehatan
yang lebih mampu dan lengkap.
(4) Untuk menjamin
kesehatan
pendamping
dapat dilakukan
apabila :
a. dari hasil pemeriksaan medis, sudah terindikasi bahwa
keadaan pasien tidak dapat diatasi;
b. pasien memerlukan pelayanan medis spesialis dan atau
subspesialis yang tidak tersedia di fasilitas pelayanan
semula;
c. pasien memerlukan pelayanan penunjang medis yang lebih
lengkap yang tidak tersedia di fasilitas pelayanan semula;
d. pasien atau keluarganya menyadari bahwa rujukan
dilaksanakan karena alasan medis;
e. rujukan dilaksanakan ke fasilitas pelayanan kesehatan
terdekat yang diketahui mempunyai tenaga dan sarana
yang
dibutuhkan
menurut
kebutuhan
medis
atau
yang
setara
atau
sesuai
dengan
jaringan
pelayanannya;
h. khusus untuk pasien Jamkesda dan pemegang Assuransi
Kesehatan
lainnya,
harus
ada
kejelasan
tentang
dan
menentukan
tujuan
rujukan
dilarang
atas
dasar
memberi
penjelasan
kepada
pasien
atau
keluarganya
kesiapan
perjalanan;
pasien harus didampingi oleh tenaga kesehatan yang
h.
Pasal 8
Kewajiban sarana pelayanan kesehatan yang menerima rujukan :
a. menerima surat rujukan dan membuat tanda terima pasien;
b. mencatat kasus rujukan dan membuat laporan penerimaan
rujukan
c. membuat diagnosis dan melaksanakan tindakan medis yang
diperlukan, serta melaksanakan perawatan;
d. melaksanakan catatan medik sesuai dengan ketentuan;
e. memberikan informasi medis kepada sarana pelayanan
pengirim rujukan;
f. membuat surat rujukan ke sarana pelayanan kesehatan yang
lebih tinggi, apabila kondisi pasien tidak dapat diatasi, dan
mengirim tembusannya kepada sarana pelayanan kesehatan
pengirim pertama;
g. membuat rujukan
menindaklanjuti
balik
ke
PPK
perawatan
atau
selanjutnya
PPK
yang
untuk
tidak
(1)Daerah
dan
Daerah
Kabupaten/Kota
bertanggungjawab
sistem
rujukan pelayanan
kesehatan di Provinsi Jawa Barat.
(3) Direktur RSHS/FK UNPAD adalah koordinator pelayanan
sistem rujukan Provinsi Jawa Barat.
(4)Kepala
Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota
penanggung
jawab
sistem
rujukan
adalah
pelayanan
Dinas.
BAB IX
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Pasal 10
(1)Daerah dan Kabupaten/Kota harus menjamin ketepatan
rujukan dengan mengembangkan sistem informasi rujukan
yang bersifat dinamis dan online serta tersedia di semua
fasilitas
pelayanan
kesehatan,
yang
memuat
informasi
tentang :
a. Jenis dan kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan
b. Jenis dan kemampuan tenaga medis yang tersedia
pada saat tersebut
c. Keberadaan tempat tidur yang kosong di semua Kelas
(2)Fasilitas pelayanan kesehatan di Daerah wajib mengakses
sistem informasi rujukan untuk mengetahui kondisi fasilitas
pelayanan kesehatan yang akan dirujuk
(3)Daerah
dan
Kabupaten/Kota
berkewajiban
untuk
Pendidikan
Tenaga
Kesehatan
pemerintah
dan
peserta
didiknya
dan
menyebarluaskan
pada
Pasal 11
menentukan tariff regional
kesehatan
yang
disesuaikan
dengan
biaya
kondisi
pelayanan
ekonomi
Sadikin
berkewajiban
untuk
mengupayakan
dokter
di
Puskesmas
dan
mengoptimalkan
Rumah
Sakit
pendayagunaan
di
dokter
Derah
dengan
internsip
yang
di Derah harus
Kabupaten/Kota
menjadi
jejaring
(1)
Dinas
Kesehatan
pelayanan
kesehatan
bersumber
masyarakat,
sistem
rujukan
kepada
fasilitas
pelayanan
RSD
Kabupaten/Kota
sebagai
koordinator
pembinaan
teknis
medis
melaksanakan
pelayanan
kesehatan
bersumber
masyarakat
di
wilayah kerjanya.
(5)
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
BAB XIII
MONITORING DAN EVALUASI
Dinas
sistem
melaksanakan
rujukan
pelayanan
Pasal 14
monitoring terhadap
pelayanan
kesehatan
kesehatan,
tingkat
pertama,
penyelenggaraan
mulai
dari
fasilitas
fasilitas
pelayanan
BAB XIV
PENUTUP
Pasal 16
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
Ditetapkan di Bandung
pada tanggal
GUBERNUR PROVINSI JAWA BARAT
H. AHMAD HERYAWAN
Diundangkan di Bandung
pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
LEX LAKSAMANA
BERITA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 NOMOR.. SERI