Anda di halaman 1dari 16

PENGERTIAN, PROSES, dan UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI

BISIS

MAKALAH
disusun untuk memenuhi satu tugas Komunikasi Bisnis dari
Dita Amanah, MBA

Oleh:
Agung Maulana
Hamdani

7143210013

Metha Sabrina

7143210023

M.Ichsan

7143210025

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas izin Tuhan Yang Maha Esa, makalah dengan judul
Pengertian, Proses, dan Unsur-Unsur Komunikasi Bisnis telah diselesaikan tepat
waktu.
Kami menyadari banyak kekurangn dalam makalah ini karenanya dengan
kerendahan hati kami mengharapkan saran, masukan, bahkan kritik membangun dari
Ibu dosen Komunikasi Bisnis dan rekan-rekan mahasiswa yang membaca makalah ini
yang akan sangat berharga untuk penulisan makalah berikutnya.
Semoga sumbangan sederhana ini dapat memperkaya wawasan ilmu
pengetahuan khususnya di kursus tentang pengertian,proses, dan unsur-unsur
komunikasi bisnis.
Atas perhatian dan bimbingan Ibu dosen Komunikasi Bisnis, Dita Amanah,
MBA kami sampaikan terima kasih.

Medan,7 Februari 2016

Kelompok I

Kata Pengantar............................................................................i
Daftar Isi......................................................................................ii
Bab 1 Pendahuluan......................................................................1
1.1. Latar Belakang.....................................................................1
1.3. Tujuan...................................................................................2
Bab 2 Pembahasan......................................................................3
2.1. Pengertian Bahasa Indonesia Baku......................................3
2.2. Fungsi Bahasa Indonesia Baku.............................................4
2.3. Konteks Pemakaian Bahasa Indonesia Baku.........................5
2.4. Pengertian Karya Ilmiah.......................................................5
2.5. Pentingnya Penggunaan Bahasa Indonesia Baku dalam Karya
Ilmiah...........................................................................................8
Bab 3 Penutup.............................................................................9
Kesimpulan..................................................................................9
Daftar Pustaka

10

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam

kehidupan

sehari-hari,

setiap

orang

tidak

dapat

dilepaskan dari dunia komunikasi, mulai dari bangun tidur hingga


akan tidur kembali. Sebelum berangkat kerja atau kuliah, berbagai
kegiatan komunikasi kita lakukan, seperti mendengarkan radio atau
musik dalam berbagai format, menonton acara televisi favorit,
membaca koran, tabloid, atau majalah, atau bercengkrama dengan
anggota keluarga dan tetangga kos-kosan.
Kegiatan

komunikasi

yang

dilakukan

dapat

menggunakan

berbagai media komunikasi yang ada, baik media komunikasi


nonelektronik/konvensional maupun media komunikasi elektronik.
Media komunikasi nonelektronik antara lain adalah penggunaan
bahasa lisan, bahasa isyarat/bahasa tubuh, dan aneka media
komunikasi

yang

menggunakan

kertas

(aneka

macam

surat

menyurat, surat kabar, majalah, dan tabloid). Sedangkan media


komunikasi elektronik antara lain adalah media audio-visual (televisi),
interkom, internet (bermacam-macam sosial media seperti email,
facebook,

twitter,

instagram,

path,

bbm,

line,

periscope,etc.)

teleconference, video call, dll.


Dalam dunia bisnis yang berskala kecil, menengah, maupun
besar orang-orang yang berkecimpung di dalamnya (para praktisi
bisnis) tidak terlepas dari kegiatan komunikasi. Oleh karena itu, bagi

mereka komunikasi merupakan faktor yang sangat penting demi


pencapaian tujuan suatu organisasi. Begitu juga sangat penting bagi
kita (para calon manajer papan atas/top manager) untuk menguasai
bagaimana cara berkomunikasi yang baik. Karena ketika kita nanti
memasuki dunia kerja mau tidak mau kita harus bisa berkomunikasi
yang baik dengan rekan-rekan sejawat dalam ligkungan kerja. Oleh
karena itu dalam makalah ini membahas mengenai komunikasi bisnis
dengan tujuan agar kita sedikit banyaknya

dapat memahami

bagaiman cara berkomunikasi yang baik.


1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini dapat dirumuskan masalah sbb :
1. Apa itu pengertian, proses dan unsur-unsur komunikasi bisnis.
1.3 Tujuan
1. Penyusunan makalah ini memiliki tujuan untuk :Untuk
memahami mengenai komunikasi bisnis, proses, serta unsurunsur di dalamnya.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi
Sebelum membahas dasar bentuk komunikasi, terlebih dahulu
kita perlu memahami

apa yang dimaksud dengan komunikasi dan

komunikasi bisnis. Menurut Himstreet dan Baty dalam Business


Commnunications: Principles and Methods, komunikasi

adalah

suatu proses pertukaran informasi antarindividu melalui suatu sistem


yang biasa (lazim), baik dengan simbol simbol, sinyal-sinyal, maupun

peilaku atau tindakan. Selain itu menurut Boove, komunikasi adalah


suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan.
Sementara itu dilansir dari Komunikasi Bisnis, Djoko Purwanto
berpendapat bahwa pengertian komunikasi pada umumnya paling
tidak melibatkan dua orang atau lebih, dan proses pemindahan
pesannya

dapat

dilakukan

dengan

menggunakan

cara

cara

berkomunikasi yang biasa dilakukan olehs seseorang melalui lisan,


tulisan, maupun sinyal sinyal nonverbal.
Di

dalam

dunia

praktis,

kita

juga

mengenal

komunikasi

antarpribadi (interpersonal communication) dan komunikasi lintas


budaya

(intercultural/cross-cultural

communications),

selain

komunikasi bisnis

(business communications). Komunikasi bisnis,

komunikasi

pribadi

antar

maupun

komunikasi

lintas

budaya

merupakan bentuk komunikasi yang masing-masing memiliki karakter


yang berbeda dari lainnya.
Komunikasi antar pribadi merupakan bentuk komunikasi
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan menggunakan
bahasa yang mudah dipahami kedua belah pihak dan cenderung lebih
fleksibel (luwes) dan informal.
Komunikasi lintas budaya merupakan bentuk komunikasi
yang dilakukan dua orang atau lebih, yang masing-masing memiliki
budaya yang berbeda karena perbedaan geografis tempat tinggal.
Komunikasi dapat terjadi pada tingkat antar daerah, antar wilayah,
maupun antar negara.
Komunikasi bisnis secara sederhana adalah komunikasi yang
digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam

bentuk komunikasi, baik komunikasi verbal maupun komunikasi


nonverbal untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam dunia bisnis, seorang komunikator yang baik di samping
harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik (tentu saja),
juga harus mampu menggunakan berbagai macam alat atau media
komunikasi yang ada untuk menyampaikan

pesan-pesan bisnis

kepada pihak lain secara efektif dan efisien, sehingga tujuan tujuan
penyampaian bisnis dapat tercapai.
Para

komunikator

seharusnya

memahami

dengan

baik

bagaimana menyusun kata-kata yang mampu membentuk suatu arti


atau makna, bagaimana mengubah

suatu situasi menjadi lebih

menarik dan menyenangkan, bagaimana mengajak peserta/audiences


untuk berperan aktif dalam diskusi, bagaimana menyelipkan humor
(lelucon)

yang

mampu

menghidupkan

suasana,

bagaimana

menyiapkan atau mengatur ruangan yang mampu menghidupkan


diskusi serta, serta bagaimana memilih media komunikasi secara
tepat (melaui media tertulis [written] atau lisan [oral]). Di samping
itu, seharusnya juga dapat menggunakan gerakan-gerakan isyarat
ataupun

bahasa

tubuh

untuk

memperkuat

penyampaian-

penyampaian bisnis .
2.2 Bentuk Dasar Komunikasi
Pada dasarnya, ada dua bentuk dasar komunikasi yang lazim
digunakan dalam dunia bisnis, yaitu komunikasi verbal dan nonverbal.
Masing-masing dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut.
Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi
yang lazim digunakan dalam dunia bisnis untuk menyampaikan

pesan-pesan bisnis kepada pihak lain baik secara tertulis (written)


maupun lisan (oral). Bentuk komunikasi verbal ini memiliki struktur
yang teratur dan terorganisasi dengan baik, sehinggga tujuan
penyampaian pesan-pesan bisnis dapat tercapai dengan baik.
Dalam dunia bisnis dapat dijumpai berbagai macam contoh
komunikasi verbal, misalnya:
a. Membuat dan mengirim surat pengantar barang kesuatu
perusahaan.
b. Membuat dan mengirim surat teguran atau peringatan kepada
nasabah yang menunggak pembayarannya.
c. Membuat dan mengirim surat penawaran kepada pihak lain.
d. Membuat dan mengirim surat konfirmasi barang kepada
pelanggan.
e. Membuat dan mengirim surat penerimaaan kerja.
f. Berdiskusi dalam suatu kerja tim (teamwork).
g. Mengadakan pengarahan (briefing) untuk staf karyawan dalam
suatu perusahaan.
h. Melakukan negosiasi dengan pelaku bisnis lain.
i. Mengadakan pelatihan manajemen kepada para manajemen
operasional/lini bawah.
j. Melakukan wawancara kerja dengan para pelamar kerja disuatu
perusahaan.

Komunikasi Nonverbal
Bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi
bisnis adalah komunikasi nonverbal (nonverbal communication).
Menurut teori antropologi sebelum manusia menggunakan kata-kata,
mereka telah menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahasa tubuh

(body language) sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain.


Berikut ini adalah beberapa contoh perilaku yang menunjukkan
komunikasi nonverbal.
a. Menggertakkan gigi untuk menunjukkan kemarahan.
b. Mengerutkan dahi untuk menunjukkan sedang berpikir keras.
c. Gambar pria atau wanita yang dipasang di pintu masuk toilet
untuk menunjukkan kamar sesuai dengan jenis kelaminnya.
d. Membuang muka untuk menunjukkan sikap tidak senang atau
antipati.
e. Tangan mengepal untuk menunjukkan rasa percaya diri.
f. Menganggukkan kepala untuk menunjukkan tanda setuju atau
OK.
g. Simbol dilarang merokok yang terpasang di ruang tamu untuk
menunjukkan bahwa tamu dilarang merokok.
h. Telapak tangan yang terbuka untuk menunjukkan kejujuran.
i. Berpangku tangan untuk menunjukkan seseorang sedang
melamun.
j. Asbak di atas meja tamu untuk menunjukkan bahwa tamu
diperbolehkan merokok.
Pendek kata, dalam komunikasi nonverbal orang dapat mengambil
suatu kesimpulan tentang berbagai macam perasaan orang, baik rasa
senang, benci, rindu, maupun berbagai macam perasaan lainnya. Lagi
pula secara mendasar komunikasi nonverbal cukup berbeda dengan
komuniasi verbal.
Pada umumnya, bentuk komunikasi nonverbal memiliki sifat
yang kurang terstruktur, sehingga membuat komunikasi nonverbal
sulit untuk dipelajari. Sebagai contoh, seseorang akan mengalami
kesulitan bila menyuruh orang lain dengan menggunakan bahasa
nonverbal-untuk mengambil buku kerja di suatu
dalamnya terdapat

buku

yang

warna

tempat yang di

maupun

judulnya

10

bermacam-macam. Di samping itu, proses belajar yang dialami


seseorang untuk dapat melakukan perilaku nonverbal juga sulit
dijelaskan. Tidak seorang pun pernah mengajari bagaimana bayi
menangis, tersenyum, atau tertawa. Dan tidak seorang pun pernah
beajar mengerutkan dahi, manakala jalan pikirannya buntu atau
terganggu. Begitu halnya dengan teriakan histeris, manakala jalan
seseorang sedang mengalami frustasi atau stres berat karena tidak
mampu menyelesaikan pekerjaan berat tepat waktu.

2.3 Proses Komunikasi


Menurut Boove dan Thill dalam buku Business Communication
Today, 6e, proses komunikasi terdiri atas enam tahap, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan.


Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan.
Pengirim menyampaikan pesan.
Penerima menerima pesan.
Penerima menafsirkan pesan.
Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik
kepada pengirim.

Tahap Pertama: Pengirim Mempunyai Suatu Ide/Gagasan


Sebelum proses penyampaian pesan dapat dilakukan, pengirim
pesan

harus

menyiapkan

ide

atau

gagasan

apa

yang

ingin

disampaikan kepada pihak lain atau audiens. Ide dapat diperoleh dari
berbagai sumber yang terbentang luas dihadapan kita. Dunia ini
penuh dengan berbagai macam informasi yang baik yang dapat
dilihat, didengar, dibauu, dikecap, maupun diraba. Ide-ide yang ada
dalam benak kita disaring dan disusun kedalam suatu memori yang

11

aada dalam jaringan otak, yang merupakan gambaran persepsi kita


terhadap kenyataan. Setiap orang akan memiliki peta mental yang
berbeda karena kita memandang dunia dan menyerap berbagai
pengalaman dengan suatu cara yang unik dan bersifat individual.
Tahap Kedua: Pengirim Mengubah Ide Menjadi Suatu Pesan
Dalam suatu proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima
atau dimengerti dengan sempurna. Agar ide dapat diterima dan
dimengerti secara sempurna, pengirim pesan harus memperhatikan
beberapa hal, yaitu subjek (apa yang ingin disampaikan), maksud
(tujuan), audiens, gaya personal, dan latar belakang budaya. Sebagai
contoh

sederhana,

pada

umumnya

orang

Timur

cenderung

menyampaikan pesan dengan menggunakan bahasa tak langsung


dan bahasa penghalus. Untuk menyatakan sikap menolak, seseorang
terlebih dahulu harus menggunakan kalimat-kalimat pembuka yang
bersifat netral, baru kemudian menyatakan sikap penolakan.
Tahap Ketiga: Pengirim Menyampaikan Pesan
Setelah mengubah ide-ide ke dalam suatu pesan, tahap
berikutnya adalah memindahkan atau menyampaikan pesan melalui
berbagai saluran yang ada kepada si penerima pesan. Saluran
komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan terkadang
relatif pendek, tetapi ada juga yang cukup panjang. Panjang
pendeknya saluran komunikasi yang digunakan akan berpengaruh
terhadap efektivitas penyampaian pesan. Bila menyampaikan pesanpesan yang panjang dan kompleks secara lisan, pesan-pesan tersebut
bisa jadi terdistorsi atau bahkan bertentangan dengan pesan aslinya.
Di samping itu, dalam penyampaian suatu pesan, berbagai media
komunikasimedia tulisan maupun lisandapat digunakan. Oleh

12

karena itu, perlu diperhatikan jenis atau sifat pesan yang akan
disampaikan.
Tahap Keempat: Penerima Menerima Pesan
Komunikasi antara seseorang dengn orang lain akan terjadi, bila
pengirim

(komunikator)

mengirim

suatu

pesan

dan

penerima

(komunikan) menerima pesan tersebut. Jika seseorang mengirim


sepucuk surat, komunikasi baru bisa terjalin bila penerima surat telah
membaca dan memahami isinya.
Jika seseorang menyampaikan pidato di hadapan umum, para
pendengar sebagai audiens harus dapat mendengar apa yang
dikatakan dan memahami pesan-pesan yang disampaikan.
Tahap Kelima: Penerima Menafsirkan Pesan
Setelah penerima menerima pesan, tahap berikutnya adalah
bagaimana

ia

dapat

menafsirkan

pesan.Suatu

pesan

yang

disampaikan pengirim harus mudah dimengerti dan tersimpan di


dalam benak pikiran si penerima pesan. Selanjutnya, suatu pesan
baru dapat ditafsirkan secara benar bila penerima pesan telah
memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim
pesan.
Tahap Keenam: Penerima Memberi Tanggapan dan Umpan
Balik ke Pengirim
Umpan balik (feedback) adalah penghubung akhir dalam suatu
mata rantai komunikasi. Umpan balik tersebut merupakan tanggapan
penerima

pesan

yang

efektivitas suatu pesan.

memungkinkan

pengirim

untuk

menilai

13

Setelah menerima pesan, komunikan akan memberi tanggapan


dengan cara tertentu dan memberi sinyal terhadap pengirim pesan.
Sinyal yang diberikan oleh penerima pesan beraneka macam, dapat
berupa suatu senyuman, tertawa, sikap murung, cemberut, memberi
komentar sekilas (singkat), anggukan sebagai pembenaran, atau
pesan secara tertulis.
Gambar berikut akan menjelaskan secara sederhana suatu
proses komunikasi:

tahap 1
pengirim
mempunyai
gagasan
Tahap 6
Penerima
memberi
feedback

Tahap 5
Penerima
menafsirka
n pesan

Salur
an
dan
media
Tahap 4
Penerima
menerima
pesan

Tahap 2
Pengirim
mengubah
ide menjadi
pesan

Tahap 3
Pengirim
mengirimka
n pesan

2.4 Unsur-unsur Komunikasi Bisnis


Dilansir dari wikipedia.co.id
terdapat enam unsur pokok, yaitu:

bahwa dalam komunikasi bisnis

14

1. Memiliki tujuan, artinya komunikasi bisnis harus memiliki tujuan


yang telah ditetapkan sebelumnya sejalan dengan tujuan
organisasi.
2. Pertukaran, dalam hal ini paling tidak melibatkan dua orang
atau lebih yakni komunikator dan komunikan.
3. Gagasan, opini, informasi, instruksi merupakan isi dari pesan
yang bentuknya beragam tergantung tujuan, situasi dan
kondisinya.
4. Menggunakan

saluran

personal

atau

interpersonal

yang

mungkin bersifat tatap muka, menggunakan media tertentu


atau melalui media yang menjangkau jutaan orang

secara

bersamaan.
5. Menggunakan simbol atau sinyal yang merupakan alat atau
metode yang dapat dimengerti atau dipahami oleh penerima
untuk menyampaikan pesan.
6. Pencapaian tujuan organisasi: salah satu karakteristik yang
membedakan organisasi atau lembaga formal dari informasi
adalah adanya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
manajemen.

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam berkomunikasi, terutama dalam komunikasi bisnis. Kita
harus benar-benar memperhatikan pesan-pesan apa yang akan
disampaikan dan diterima. Sehingga terjalinlah suatu komunikasi
yang efektiv dan efisien. Dengan demikian tujuan organisasi bisnis
dapat tercapai. Sebaliknya apabila terjadi miss communication maka
tujuan organisasi tidak akan tercapai bahkan bisa menyebabkan
konflik. Karena di dunia kita ini, entah di daratan bumi sebelah mana,
banyak konflik besar yang terjadi disebabkan karena masalah kecil
yang bernama miss coomunication. Oleh karena itu mari kita
berbenah diri, mengevaluasi diri, apakah cara berkomunikasi kita
sudah baik dan benar.

Daftar Pustaka
Boove, Cortland L; Thill, John V. 2000. Business Communication Today.
New Jersey: Prentice Hall
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_bisnis,

diakses

pada

Komunikasi

Bisnis.

tanggal 07-02-2016
Mahcfoedz,

Mahmud.

2006.

Dasar-dasar

Yogyakarta: UPP AMP YKPN


Purwanto, Djoko. 2011. Komunikaasi Bisnis.Jakarta: Erlangga
Sutojo, Siswanto. 2009. Komunikasi Bisnis yang Efektif. Jakarta:
Damar Mulia Pustaka

10

Anda mungkin juga menyukai